Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

BAHASA INDONESIA

MEMBUAT RESENSI FILM

“PUNK IN LOVE”

Progdi : TeknikInformatika

Mata kuliah : Bahasa Indonesia

Nama : M IVAN KURNIAWAN (G.231.16.0021)


Judul Film : Punk In LOVE
Genre : Comedy
Produser : Raam Punjabi
Sutradara   : Ody.C.Harahap
PH             : M.V.P.Pictures Production
Tahun         : 2009
Durasi         : 1:38:22
Pemeran : Vino G. Bastian
Andhika Pratama
Yogi Finanda
Aulia Sarah
Catherine Wilson
Davina Veronica
Girindra Kara

Sinopsis

Almira (Aulia Sarah), Arok (Vino G. Bastian), Mojo (Yogi Finanda), dan Yoji
(Andhika Pratama) adalah 4 anak punk yang berasal dari Malang. Suatu hari, Arok berniat
bunuh diri dengan meloncat dari kantor Departemen Agama setelah mendapat kabar bahwa
pujaan hatinya Maia (Girindra Kara) hendak menikah dengan pemuda lain di Jakarta 5 hari
lagi. Untunglah aksi tersebut dapat dicegah oleh 3 sahabatnya, lalu Arok berinisiatif ke
Jakarta untuk menggagalkan pernikahan Maia dan menyatakan cinta kepadanya. Setelah
berpamitan dengan ibu Mojo (Hani) di kuburan, keempat anak punk tersebut ikut naik truk
merah menuju Yogyakarta, dan dari sana mereka berencana mencari tumpangan lain ke
Jakarta.

Malangnya, mereka terbawa truk yang salah. Alih-alih ke Yogya, mereka malah
terbawa ke Gunung Bromo. Malam hari terpaksa mereka lewatkan dengan tidur di emperan
warung. Paginya, mereka membantu pemilik warung bersih-bersih. Sebagai imbalannya,
mereka dijamu makan di sana. Menumpang jeep, mereka berempat menuju ke barat. Jeep
tersebut membawa mereka ke Makam Bung Karno di Blitar. Mojo yang mengagumi sosok
Bung Karno mendeklamasikan teks proklamasi di depan makam. Setelah itu, mereka menaiki
mobil rusak yang diderek ke Cepu. Di dalam mobil, mereka berdiskusi hebat mengenai
masalah anti-kemapanan.

Di tempat tujuan, mereka bertemu dengan seorang penjual sate Madura (Suro) dan
meminta buatkan 40 tusuk sate. Namun karena keempat anak punk tadi memberi tukang sate
itu dengan uang Rp6.000,-, tukang sate itu marah sambil menghunus celurit. Hampir saja
keempat anak punk itu dihabisi kalau Arok tidak meneriakkan kata-kata penyesalan untuk
Maia karena tak berhasil menyatakan cinta. Tukang sate itu mengampuni mereka atas dasar
kesamaan nasib. Dirinya gagal menikah dengan pujaan hatinya Tiwi karena orang tua Tiwi
berniat menjodohkan anaknya dengan seorang juragan garam. Tidak itu saja, mereka
dibolehkan membeli 20 tusuk sate tanpa lontong seharga Rp6.000,- asalkan mereka sendiri
yang membakar. Almira, Arok, Mojo, dan Yoji meneruskan perjalanan ke Semarang dengan
menumpang minibus. Di tengah perjalanan, Yoji merasa ingin buang air besar akibat sate
yang dimakan semalam. Akhirnya, Yoji buang air besar di jendela, tapi tinjanya malah
mengenai mobil di belakangnya, yang ternyata dikemudikan anggota TNI-AD (Rudy).
Sebagai hukuman, Arok, Mojo, dan Yoji dihukum push-updi depan sebuah kelenteng,
sementara Almira disuruh membersihkan tinja yang bercokol di kaca mobil.

Mereka meneruskan perjalanan ke Rembang. Di permukiman Tionghoa di pinggir


pantai, Mojo melihat poster bergambar Yoji yang sedang main basket. Mojo tertawa karena
merasa pose Yoji konyol, sehingga mengundang 3 sahabatnya mendekat. Setelah mengamati,
Almira dan Arok juga ikut tertawa. Tinggallah Yoji yang marah dan meninggalkan mereka ke
pinggir pantai. Almira menyusul dan mengatakan kalau Yoji terlihat menjijikkan di poster
itu. Akhirnya, Yoji ikut tertawa.

Setelah itu, mereka menumpang truk pengangkut tepung terigu ke Semarang. Di


Semarang, mereka turun di suatu tempat yang sedang dilanda banjir. Terpaksalah Arok,
Mojo, dan Yoji berjalan sambil menggotong Maia yang tentunya tidak mungkin
menanggalkan pakaian bawah. Akhirnya, mereka semua tercebur ke air karena Yoji merasa
ada yang lewat di kakinya. Malam harinya, mereka menumpang kereta api barang setelah
membantu membereskan sampah yang dibawa seorang pemulung tua (Saputra). Selama
perjalanan, Arok bermimpi disodomi oleh bapak-bapak (Hartawan) yang memisahkan dirinya
dengan Maia dan teman-temannya menertawakannya. Setiba di Stasiun Notog (Banyumas),
mereka menumpang mobil ambulans yang membawa mereka ke Cirebon. Perjalanan ini
diwarnai dengan sopir (Rombeng) yang terkantuk-kantuk, sehingga ugal-ugalan dalam
mengemudikan mobil. Keempat anak punk itu ketakutan. Mengikuti Mojo, mereka berdoa
kepada Tuhan agar selamat dalam perjalanan, padahal sebelumnya Almira, Arok, dan Yoji
mengingkari keberadaan Tuhan.

Setiba di Cirebon, mereka semua kelaparan. Yoji dan Almira mengamen di jalanan
dengan menyanyi dangdut dan berjoget. Arok dan Mojo awalnya tidak mau ikut karena malu
ketahuan bergaya dangdut oleh grup punk lain, tapi demi perut akhirnya mereka turut pula
meramaikan. Seusai makan nasi bungkus, Almira kelabakan karena datang bulan. Mereka
berempat segera datang ke sebuah warung membeli 2 pembalut, dan pemilik warung (Otig
Pakis) menyediakan 2 bungkus. Arok merobek salah satu bungkusan dan menunjukkan 2
lembar pembalut karena uangnya kurang. Pemilik warung marah dan menuntut mereka
membayar bungkusan yang dirobek. Lalu Almira terlibat bisik-bisik dengan Arok dan Mojo
dan merencanakan untuk melempar uang dan membawa lari bungkusan, sementara Yoji
berusaha membujuk pemilik warung. Tak dinyana, karena mendengar 3 anak punk itu
berbisik-bisik dalam bahasa Jawa dialek Arekan/Jawa Timuran, pemilik warung itu
mengizinkan 2 pembalut bungkus itu dibawa karena ternyata ia berasal dari Malang.

Pada malam harinya, Arok dkk. hendak meneruskan perjalanan ke Jakarta, tapi
ternyata Mojo tampak lemah. Setelah diperiksa, ternyata luka di kakinya – akibat terjatuh saat
menggotong Almira di Semarang – terinfeksi kuman tetanus. Mereka pun datang ke klinik
terdekat, namun ditolak masuk oleh resepsionis (Andhika Dharmapermana) dan satpam yang
beralasan klinik penuh. Sambil mengeluarkan sumpah serapah, Arok putus asa dan hendak
pulang ke Malang, karena percuma saja membawa serta Mojo yang sedang sekarat ke
Jakarta. Terbata-bata Mojo berkata untuk jangan pulang ke Malang, karena akan sia-sia saja
bila dirinya kelak mati bila sahabatnya gagal meraih keinginannya. Akhirnya, Arok dan Yoji
berinisiatif menculik dokter klinik (Aline Jusria) tersebut yang baru pulang kerja, dan
memintanya mengobati Mojo.

Mereka akhirnya tiba di Stasiun Jatinegara, Jakarta. Memasuki jalanan yang padat,
Arok menunjukkan cincin yang dicurinya dari toko cenderamata di Bromo untuk diserahkan
kepada Maia. Ketiga sahabatnya marah karena semestinya cincin itu bisa dijual untuk makan.
Mojo yang emosi menonjok muka Arok, dan tanpa sengaja menubruk seorang pejalan kaki.
Pejalan kaki itu menubruk seseorang yang duduk di warung, yang ternyata Leo (Dendy
Subangil), preman di wilayah itu. Leo menghajar si pejalan kaki, yang kemudian menunjuk
Arok sebagai orang yang menubruknya. Akhirnya Leo melepas pejalan kaki, dan gantian
menyerang Arok dan membuatnya terkapar. Polisi keburu datang, lalu Leo melarikan diri
bersama anak buahnya. Sebelum itu, ia sempat membawa cincin Arok yang terjatuh.

Jadilah keempat anak punk itu masuk penjara. Atas bujukan Maia, Yoji menghubungi
Tante Rossa (Catherine Wilson) yang dahulu membawanya menjadi model. Tante Rossa
mengeluarkan keempat anak punk itu dengan memberi jaminan, dengan syarat Yoji harus
ikut 3 kali sesi pemotretan. Yoji awalnya enggan, tapi akhirnya menyanggupi. Mereka segera
pergi ke tempat pengantin. Di tengah jalan, Arok melihat Leo sedang berada di warung
bersama anak buahnya. Arok meminta mobil berhenti, dan keluar lalu menantang Leo
berkelahi. Setelah itu, ia segera melarikan diri bersama dengan 3 sahabatnya dan Tante
Rossa. Leo dkk. mengejar, dan mencegat mereka berlima di sebuah perkampungan. Lalu
datang Ekay (Ade Habibie) dan anak buahnya. Ekay menyuruh agar Arok dan Leo
menyelesaikan masalahnya sendiri menggunakan tangan kosong. Pada awal pertarungan,
Arok babak belur, tapi setelah Maia datang dan memberi semangat, Arok terbakar
semangatnya dan bertubi-tubi menghajar Leo sampai babak belur. Akhirnya Arok
mendapatkan cincinnya dan memasangkannya ke jari Maia sambil menyatakan cinta. Maia
ternyata juga mencintai Arok. Mendadak, seorang pemuda bernama Andra (Dallas Pratama)
yang sedianya hendak menikah dengan Maia bertanya kepada calon isterinya itu, pilih Arok
atau dirinya. Maia memilih Arok, tapi itu malah membuat Andra bersyukur karena
sesungguhnya dirinya belum siap menikah. Itulah sebabnya, mengapa selama beberapa hari
sebelum hari pernikahannya, Andra ogah-ogahan mengurusi persiapan nikah dan tenggelam
dalam aktivitas grup musiknya. Bersamaan itu pula Yoji menyatakan cintanya pada Almira.

Film ditutup dengan Arok dan Maia yang sedang mengandung menyambut pelanggan
di depan Warung Maia Arok yang didirikannya, Yoji yang menjadi model, dan Mojo – yang
dahulunya penggali kubur – mewujudkan impiannya menjadi aktor.
Kelebihan
Kelebihan dari film Punk In LOVE sendiri yaitu mengajarkan kita tentang arti
pertemanan yang sebernarnya, yang mendukung salah satu temannya yang sedang mengejar
cinta nya. Dan dari sisi itu bisa mengurangi pemikiran negatif tentang anak PUNK yang ada
di jalanan yang selama ini di doktrin bahwa PUNK itu anarkis dan lain sebagainya pada film
ini anak PUNK juga sama hal nya orang lain mempunyai tujuan hidup.

Kekurangan
Kekurangan yang ada di film ini adalah pengucapan bahasa jawa nya yang masih
medok atau belum terbiasa dan banyak kata-kata kasar yang keluar walaupun itu adalah ciri
dari bahasa daerah tertentu maka kita harus teliti ketika menonton film ini jangan sampai
anak-anak meniru bahasa yang kasar untuk kehidupan sehari-harinya.

Komentar dan Saran


Secara keseluruhan saya memberi nilai 9 dari 10. Terlalu besar kah? Saya pikir tidak,
nilai ini sangat pantas mengingat bagaimana cerita ini diracik dan divisualisasikan.
Humornya, lalu dialog berbobotnya, alur dengan sisipan cerita yang pas, pencarian lokasi
yang tepat, wardrobenya, dan castingnya, hingga ide menggunakan bahasa Jowo. Sulit
mencari kekurangannya kecuali dari segi pengucapan bahasa Jawa yang masih agak kaku dari
Almira alias Aulia Sarah, namun acungan jempol bagi dua artis Jakarta, Vino dan Yogi yang
terlihat agak faseh pengucapannya, Andhika tidak masuk hitungan karena dia memang asli
arek ngalam.

Dan saran saya film ini di buat dengan episode berikutnya karena banyak kalangan
masyarakat yang suka akan film ini. Dari segi bahasa juga perlu di filter lagi untuk tidak
terlalu keras.

Anda mungkin juga menyukai