Disusun oleh :
Nim : 042062978
1. Berikan pendapat anda mengapa dalam UU No. 10 Tahun 2004, Ketetapan MPR tidak
dicantumkan sebagai salah satu sumber hukum?
2. Apa konsekuensi hukum dengan dicantumkannya kembali Ketetapan MPR sebagai salah
satu sumber hukum dalam UU No. 12 Tahun 2011?
Jawaban :
Menurut saya karena MPR tidak lagi sebagai lembaga Negara tertinggi dan tidak ada nya
lagi bentuk hukum yang namanya ketetapan MPR. Dan juga di masa ini presiden dipilih oleh
rakyat maka presiden bukan mandataris MPR, sehingga MPR tidak berwenang membuat
ketetapan yang bersifat mengatur.
TAP MPR yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf b Undang-udang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, bisa djabarkan
melalui penjelasan pasal tersebut yang mengatakan bahwa, “Yang dimaksud dengan
“Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan
Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7
Agustus 2003”. Dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003, telah diputuskan yang mana saja TAP
MPR(S) dari total 139 ketetapan sejak Tahun 1966 hingga 2002, yang masih berlaku dan
tidak berlaku lagi.
Referensi :
https://www.kompasiana.com/erlandajuliansyahputra/54f76cb6a3331118368b4891/kembalin
ya-tap-mpr-di-dalam-uu-no-12-tahun-2011?page=all