Anda di halaman 1dari 2

29-03-2021

ADAB BERTETANGGA

1. Pertama, mendahului menyampaikan salam. Orang-orang yang bertetangga


dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan mengucapkan salam. Tentu
saja pihak yang mendahului mengucapkan salam secara akhlak lebih baik dan
karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak.   
2. Kedua, tidak lama-lama berbicara. Hidup bertetangga tidak bisa lepas dari
berbicara satu sama lain. Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama.
Hal ini demi kebaikan seperti menghindari ghibah atau menggunjing pihak lain
yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya.   
3. Ketiga, tidak banyak bertanya. Mengajukan pertanyaan seperti, “Mau kemana?”
merupakan salah satu cara menyapa yang sudah umum. Jika pertanyaan tersebut
dijawab, ” Mau ke pasar”, maka tidak harus diajukan lagi pertanyaan yang lebih
detail seperti, “Mau beli apa?”, sebab hal ini bisa berarti terlalu ingin
mengetahui urusan orang lain. Cukuplah diikuti dengan ungkapan,  ”Silakan”
atau dalam bahasa Jawa, “Monggo, nderekaken.”   
4. Keempat, menjenguk yang sakit. Ketika tetangga ada yang sakit, ia berhak
dikunjungi. Artinya, tetangga yang tidak sakit berkewajiban mengunjunginya
tanpa memandang status sosial pihak yang sakit. Bertetangga pada dasarnya
adalah berteman sehingga kesetaraan di antara mereka harus dijaga dengan
baik.    
5. Kelima, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah. Seorang tetangga
juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama kematian
anggota keluarganya. Hal yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan takziah
adalah ikut berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan
kebaikan terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan.   
6. Keenam, ikut bergembira atas kegembiraannya. Tidak sebaiknya seseorang
merasa tidak senang atas keberhasilan tetangganya disebabkan iri. Hal yang
justru dianjurkan adalah saling mengucapkan selamat atas keberhasilan sesama
tangga. Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa dihindarkan
dan pertemanan sesama tetangga dapat terjaga.   
ADAB BERTETANGGA

7. Ketujuh, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya.


Anak-anak tetangga dan pembantunya merupakan kelompok orang-orang
lemah secara sosial sehingga harus dibesarkan hatinya. Salah satu caranya
adalah dengan menghindari cara bicara yang bisa membuat mereka merasa
takut.     
8. Kedelapan, memaafkan kesalahan ucap. Memberikan maaf kepada
tetangga yang terselip lidah sangat dianjurkan sebab bisa jadi suatu ketika
seseorang juga berbuat hal yang sama. Dengan kata lain saling memaafkan
di antara orang-orang yang bertetangga sangat dianjurkan.   
9. Kesembilan, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan. Menegur
tetangga yang berbuat salah adalah baik terutama jika kesalahan itu
menyangkut kepentingan orang banyak. Namun demikian teguran itu harus
dilakukan dengan cara yang baik sehingga diterima dengan baik. .    
10. Kesepuluh, menundukkan mata dari memandang istrinya. Memandang istri
orang lain, terutama tetangga, harus dengan pandangan yang minimalis,
yakni misalnya dengan menundukkan kepala. Hal ini untuk menghindari
fitnah, atau timbulnya godaan-godaan yang bersumber dari setan.   
11. Kesebelas, memberikan pertolongan ketika diperlukan. Jika terjadi apa-apa
pada seseorang seperti sakit, tertimpa musibah, dan sebagainya,
tetanggalah yang lebih dulu mengatahui. Oleh karena itu, menjadi penting
memberikan pertolongan segera atas kesulitan yang dialami tetangga.   
12. Kedua belas, tidak terus menerus memandang pembantu perempuannya.
Banyak hal negatif bermula dari pandangan mata. Maka penting untuk
meminimalisir pandangan terhadap pembantu perempuan. Posisinya yang
lemah rentan terhadap kekerasan oleh orang-orang di sekitarnya. 

Anda mungkin juga menyukai