Disusun oleh:
Beri tanggapan tentang manfaat manajemen risiko dalam proyek dan apa dampak
yang timbul bila suatu perusahaan mengabaikan risiko yang akan timbul dilapangan. Dan
siapa saja yang kena dampaknya dan bagaimana penganannya. Resiko apa saja yang perlu
diperhatikan di proyek konstruksi.
JAWABAN:
3. Sumber Narasumber
a. Membuat rencana yang tepat guna dengan menganalisa berbagai alternatif pilihan
yang lebih luas.
b. Mencapai tujuan dan target utarna perusahaan (key performance indicator) dengan
memfokuskan pada hasil.
c. Mengurangi ketergantungan kita pada Crisis Management.
d. Meningkatkan kepercayaan kita dalam pengarnbilan keputusan dengan
menggunakan pendekatan yang terstruktur.
e. Menarik dan mengikat para stakeholders/shareholders.
f. Melindungi kewenangan/kewajiban masing- masing individu.
g. Mendukung penggunaan surnbersumber daya yang lebih tepat guna, berhasil guna
serta sesuai.
Dampak yang timbul siap – siap menerima resiko dari akibat mengabaikan dampak
– dampak tersebut. Seperti, ketidak percayaan dari masyarakat atas pelayanan yang
diberikan. Dalam kondisi terjelek dan sebagaimana yang pernah terjadi, dapat
menyebabkan hilangnya nama baik dari perusahaan itu sendiri.
Semua TIM akan kena dampak-nya. Tidak hanya TIM lapangan yang akan terkena
dampaknya tetapi orang-orang yang bekerja pada proyek tersebut akan kena dampaknya.
Karena mereka semua bekerja dalam TIM suatu proyek.
Sumber Internet
Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa,
kontraktor akan mulai memformulasikan strategi penanganan risiko yang tepat.
Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial / konsekuensi dari risiko itu
sendiri. Adapun tujuan dari strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial
risiko sebanyak mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko. Ada lima strategi
alternatif untuk menangani risiko, yaitu :
a. Menghindari Risiko
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini
merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan
menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan
mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga
akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin
didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila
c. Meretensi Risiko
Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko ketika
perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah perkiraan secara
internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang
akan dialami oleh perusahaan. Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu
dibedakan antara 2 jenis retensi yang berbeda.
1. Retensi risiko yang terencana (planned) adalah asumsi yang secara sadar dan
sengaja dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi
risiko. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara,
tergantung pada filosofi, kebutuhan khusus, dan juga kapabilitas finansial dari
kontraktor itu sendiri.
2. Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika kontraktor
tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu risiko dan secara
tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
d. Mentransfer Risiko
e. Asuransi
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk
sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi
transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang
muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai
kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan
pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi
(insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum
dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah
premi tiap periodenya.
Risiko utama yang harus diperhatikan dalam proyek konstruksi adalah risiko
BIAYA, risiko MUTU, dan risiko WAKTU. Risiko – risiko penunjang lainnya adalah
seperti hal berikut:
a. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan atau penetapan waktu
konstruksi.
j. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan produksi
karena detail desain oleh tim desain.
Manajemen Risiko
Risiko adalah suatu situasi, kejadian yang mempengaruhi tercapai atau tidak tercapainya
suatu target, baik target finansial, maupun non finansial. Wideman mengatakan,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat merugikan
disebut dengan risiko (risk). Risiko terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Besarnya risiko diketahui dari level risiko.
Level risiko adalah tingkat tinggi rendahnya risiko diukur berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dan kemungkinan suatu penyimpangan tersebut terjadi.
Proses manajemen risiko adalah suatu urutan pelaksanaan dalam memanajemen suatu
risiko. Proses manajemen risko tersebut diperlihatkan pada di bawah ini. Sebagaimana
yang diperlihatkan pada gambar tersebut, susunan atau urutan proses manajemen risiko
PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Konteks
2. Melakukan Identifikasi Risiko
3. Melakukan Analisis Risiko
4. Melakukan Evaluasi Risiko
5. Tanggapan Risiko
Identifikasi risiko dapat mencakup risiko-risiko yang berasal dari sumber internal atau
dari dalam PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk sendiri, maupun sumber eksternal atau dari
luar PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sesuai dengan Matriks Faktor Risiko dan Konteks
Kegiatan. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber
informasi dan teknik, yang mencakup (bila sesuai):
1. Rekaman (record)
2. Praktek dan pengalaman pihak lain di perusahaan sejenis atau yang relevan
3. Studi literature
4. Wawancara dengan pakar terkait
5. Pembuatan modeling dll
1 2 3 4
Sangat Kecil Kecil Besar Sangat Besar
Probabilitas Tidak Terjadi
Terjadi Sekali Terjadi Sekali
Resiko Sama Sekali / Terjadi Sekali
dalam Enam dalam Tiga
Belum Pernah Setahun
Bulan Bulan
Terjadi
DSU I ≤10% >10%-30% >30%-50% >50%
1 2 3 4
Sangat
Ringan Berat Malapetaka
Akibat Resiko Berat
Masih Bisa Harus Ada Mitigasi
Eskalasi
Diterima Mitigasi Strategi
DSU I Laba Kotor ≤1% 1%-2% 2%-5% >5%
Akibat
Akibat Resiko Ringan Berat Sangat Berat Malapetaka
1 2 3 4
Sangat
4 4 T 8 T 12 E 16 E
Besar
Probabilitas
Besar 3 3 M 6 T 9 E 12 E
Kecil 2 2 R 4 M 6 T 8 E
Sangat
1 1 R 3 R 3 M 4 E
Kecil