Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ADMINISTRASI PROYEK

MAKALAH SISTEM KONTRAK DAN SISTEM PEMBAYARAN


KONTRAK PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN 9 – PIK 2
JAKARTA UTARA

Disusun oleh:

Alifiah Devi Rahmawati


1631310168
3 KBG 3

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

Alifiah Devi Rahmawati Page 1


SOAL :

Beri tanggapan tentang manfaat manajemen risiko dalam proyek dan apa dampak
yang timbul bila suatu perusahaan mengabaikan risiko yang akan timbul dilapangan. Dan
siapa saja yang kena dampaknya dan bagaimana penganannya. Resiko apa saja yang perlu
diperhatikan di proyek konstruksi.

JAWABAN:

Manfaat Manajemen Risiko dalam Proyek


1. Manfaat manajemen risiki (menurut Darmawi, 2005:13) dalam perusahaan sangat
jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang
akan dicapai manajemen risiko, antara lain sebagai berikut:
a. Survival
b. Kedamaian Pikiran
c. Memperkecil Biaya
d. Menstabilkan Pendapatan Perusahaan
e. Memperkecil atau Meniadakan Gangguan Operasi Perusahaan
f. Melanjutkan Pertumbuhan Perusahaan
g. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan
masyarakat.
2. Sumber Internet:

a. Untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu, dan jadwal proyek.

b. Mengurangi resiko yang terjadi

c. Memudahkan estimasi biaya

d. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan


dalam cara yang benar.

e. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan


ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.

Alifiah Devi Rahmawati Page 2


f. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.

g. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.

h. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

i. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

j. Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan


terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :

 Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

 Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.

 Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.

 Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya


perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi
perusahaan itu.

 Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena


kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi
maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

3. Sumber Narasumber

a. Membuat rencana yang tepat guna dengan menganalisa berbagai alternatif pilihan
yang lebih luas.
b. Mencapai tujuan dan target utarna perusahaan (key performance indicator) dengan
memfokuskan pada hasil.
c. Mengurangi ketergantungan kita pada Crisis Management.
d. Meningkatkan kepercayaan kita dalam pengarnbilan keputusan dengan
menggunakan pendekatan yang terstruktur.
e. Menarik dan mengikat para stakeholders/shareholders.
f. Melindungi kewenangan/kewajiban masing- masing individu.
g. Mendukung penggunaan surnbersumber daya yang lebih tepat guna, berhasil guna
serta sesuai.

Alifiah Devi Rahmawati Page 3


Dampak yang timbul bila suatu perusahaan mengabaikan risiko yang akan timbul
dilapangan

Dampak yang timbul siap – siap menerima resiko dari akibat mengabaikan dampak
– dampak tersebut. Seperti, ketidak percayaan dari masyarakat atas pelayanan yang
diberikan. Dalam kondisi terjelek dan sebagaimana yang pernah terjadi, dapat
menyebabkan hilangnya nama baik dari perusahaan itu sendiri.

Siapa saja yang kena dampak serta bagaimana cara penganannya

Semua TIM akan kena dampak-nya. Tidak hanya TIM lapangan yang akan terkena
dampaknya tetapi orang-orang yang bekerja pada proyek tersebut akan kena dampaknya.
Karena mereka semua bekerja dalam TIM suatu proyek.

 Sumber Internet
Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa,
kontraktor akan mulai memformulasikan strategi penanganan risiko yang tepat.
Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial / konsekuensi dari risiko itu
sendiri. Adapun tujuan dari strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial
risiko sebanyak mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko. Ada lima strategi
alternatif untuk menangani risiko, yaitu :

a. Menghindari Risiko
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini
merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan
menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan
mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga
akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin
didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila

Alifiah Devi Rahmawati Page 4


kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, amak kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.

b. Mencegah Risiko Dan Mengurangi Kerugian


Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi
kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan
2 cara, yaitu :
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar-benar


terjadi.

Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti – maling pada peralatan di


proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang
dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila
gedung tersebut mengalami kebakaran.

c. Meretensi Risiko

Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko ketika
perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah perkiraan secara
internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang
akan dialami oleh perusahaan. Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu
dibedakan antara 2 jenis retensi yang berbeda.
1. Retensi risiko yang terencana (planned) adalah asumsi yang secara sadar dan
sengaja dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi
risiko. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara,
tergantung pada filosofi, kebutuhan khusus, dan juga kapabilitas finansial dari
kontraktor itu sendiri.
2. Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika kontraktor
tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu risiko dan secara
tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.

d. Mentransfer Risiko

Alifiah Devi Rahmawati Page 5


Pada dasarnya, transfer risiko dapat dilakukan, melalui negosiasi, kapanpun
kontraktor menjalani perencanaan kontraktual dengan banyak pihak seperti
pemilik, subkontraktor ataupun supplier material dan peralatan. Transfer risiko
bukanlah asuransi. Biasanya, transfer risiko ini dilakukan melalui syarat atau pasal
– pasal dalam kontrak seperti : hold – harmless aggrement dan klausul jaminan atau
penyesuaian kontrak. Karakeristik esensial dari transfer risiko ini adalah dampak
dari suatu risiko, apabila risiko tersebut benar – benar terjadi, ditanggung bersama
atau ditanggung secara utuh oleh pihak lain selain kontraktor.
Contohnya : penyesuaian pada harga penawaran, dimana kompensasi ekstra akan
diberikan kepada kontraktor apabila terjadi perbedaan kondisi tanah pada suatu
proyek.

e. Asuransi
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk
sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi
transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang
muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai
kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan
pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi
(insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum
dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah
premi tiap periodenya.

Risiko yang perlu diperhatikan di proyek konstruksi

Risiko utama yang harus diperhatikan dalam proyek konstruksi adalah risiko
BIAYA, risiko MUTU, dan risiko WAKTU. Risiko – risiko penunjang lainnya adalah
seperti hal berikut:

a. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan atau penetapan waktu
konstruksi.

b. Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detailperencanaan atau ijin


dengan waktu yang tersedia.

Alifiah Devi Rahmawati Page 6


c. Kondisi tanah yang tak terduga.

d. Cuaca yang sangat buruk.

e. Pemogokan tenaga kerja.

f. Kenaikan harga yang tidak terdugauntuk tenaga kerja danbahan.

g. Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka.

h. Kerusakan yang terjadi pada strukturakibat cara kerja yang jelek.

i. Kejadian tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain–lain).

j. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan produksi
karena detail desain oleh tim desain.

k. Kegagalan dalam penyelesaian proyek dengan budget yangtelah ditetapkan.

Alifiah Devi Rahmawati Page 7


BAB I

Manajemen Risiko

1.1 Penjelasan Umum

Risiko adalah suatu situasi, kejadian yang mempengaruhi tercapai atau tidak tercapainya
suatu target, baik target finansial, maupun non finansial. Wideman mengatakan,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat merugikan
disebut dengan risiko (risk). Risiko terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Besarnya risiko diketahui dari level risiko.
Level risiko adalah tingkat tinggi rendahnya risiko diukur berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dan kemungkinan suatu penyimpangan tersebut terjadi.

1.2 Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko adalah suatu urutan pelaksanaan dalam memanajemen suatu
risiko. Proses manajemen risko tersebut diperlihatkan pada di bawah ini. Sebagaimana
yang diperlihatkan pada gambar tersebut, susunan atau urutan proses manajemen risiko
PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Konteks
2. Melakukan Identifikasi Risiko
3. Melakukan Analisis Risiko
4. Melakukan Evaluasi Risiko
5. Tanggapan Risiko

Alifiah Devi Rahmawati Page 8


Gambar 0.1 Proses Manajemen Risiko

1.2.1 Tujuan dari Proses Sistem Manajemen Risiko

1. Mengarahkan dan memberi panduan tentang manajemen risiko untuk diterapkan di


proyek sehingga dapat lebih rneningkatkan jaminan tercapainya Visi, Misi, Tujuan,
Strategi dan Sasaran Perusahaan.
2. Membangun dan rnemelihara manajemen resiko sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kerangka kerja tata kelola proyek untuk mencapai key performance
indicators perusahaan,
3. Membangun suatu budaya, dimana proses-proses dan struktur diarahkan untuk
mengelola manajemen yang tepat guna terhadap peluang yang potensial dan darnpak
yang merugikan. Risiko-risiko melekat pada semua aktifitas dan keputusan.
4. Mengantisipasi adanya lingkungan eksternal dan internal bisnis proyek yang
rnengalami perkernbangan yang ditandai dengan meningkatnya ketidakpastian.

Alifiah Devi Rahmawati Page 9


1.2.2 Menyusun Konteks
Sebelum melakukan proses manajemen risiko, para pimpinan unit kerja harus
memastikan lebih dulu bahwa tujuan, strategi, sasaran dan atau rencana hasil kegiatan
yang ingin dicapai melalui kegiatan telah memenuhi hal berikut:
1. Penyusunannya telah lengkap dan selaras dengan kebutuhan dan persyaratan
seluruh pemegang kepentingan (stakeholders) terkait.
2. Isinya telah spesifik, terukur, dapat diterima, terjangkau dan memiliki batas waktu
yang jelas.
3. Analisis stakeholders di susun meliputi eksternal dan internal baik itu individu, group
atau organisasi yang mempunyai pengaruh dalam mencapai tujuan
4. Stakeholder internal adalah keseluruhan pihak yang ikut terlibat dan dapat dikontrol
oleh risk owner sedangkan stakeholder eksternal keseluruhan pihak yang tidak dapat
di kontrol oleh risk owner

1.2.3 Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko harus diterapkan terhadap seluruh fungsi manajemen risiko. Terhadap
setiap kegiatan, tujuan, strategi, sasaran dan atau rencana hasil kegiatan tersebut harus
dilakukan:
1. Identifikasi Risiko untuk mengenali peristiwa yang dapat terjadi
2. Analisis besarnya akibat negatif yang ditimbullkannya bila peristiwa itu terjadi
3. Besarnya probabilitas terjadinya peristiwa itu.

Identifikasi risiko dapat mencakup risiko-risiko yang berasal dari sumber internal atau
dari dalam PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk sendiri, maupun sumber eksternal atau dari
luar PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sesuai dengan Matriks Faktor Risiko dan Konteks
Kegiatan. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber
informasi dan teknik, yang mencakup (bila sesuai):
1. Rekaman (record)
2. Praktek dan pengalaman pihak lain di perusahaan sejenis atau yang relevan
3. Studi literature
4. Wawancara dengan pakar terkait
5. Pembuatan modeling dll

Alifiah Devi Rahmawati Page 10


1.2.4 Kemungkinan resiko

Tabel 0.1 Matriks Kemungkinan Risiko

1 2 3 4
Sangat Kecil Kecil Besar Sangat Besar
Probabilitas Tidak Terjadi
Terjadi Sekali Terjadi Sekali
Resiko Sama Sekali / Terjadi Sekali
dalam Enam dalam Tiga
Belum Pernah Setahun
Bulan Bulan
Terjadi
DSU I ≤10% >10%-30% >30%-50% >50%

Tabel 0.2 Matriks Rating Akibat

1 2 3 4
Sangat
Ringan Berat Malapetaka
Akibat Resiko Berat
Masih Bisa Harus Ada Mitigasi
Eskalasi
Diterima Mitigasi Strategi
DSU I Laba Kotor ≤1% 1%-2% 2%-5% >5%

Tabel 0.3 Matriks Analisa Risiko

Akibat
Akibat Resiko Ringan Berat Sangat Berat Malapetaka
1 2 3 4
Sangat
4 4 T 8 T 12 E 16 E
Besar
Probabilitas

Besar 3 3 M 6 T 9 E 12 E
Kecil 2 2 R 4 M 6 T 8 E
Sangat
1 1 R 3 R 3 M 4 E
Kecil

Alifiah Devi Rahmawati Page 11


Keterangan:
Rendah
Moderate
Tinggi
Ekstrim

Alifiah Devi Rahmawati Page 12


1.2.5 Rencana Manajemen Risiko
Setelah dilakukan kajian berdasarkan sisi engineering, maka ada beberapa hal yang akan
menyebabkan terjadinya risiko. Risiko tersebut harus segera dimitigasi dengan
memanajemen/mengelola risiko tersebut. Manajemen risiko adalah suatu cara untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mengendalikan risiko yang dapat
terjadi dan mengancam keberlangsungan proyek. Manajemen risiko bertujuan untuk
mengurangi pengurangan, mencegah kegagalan, menaikkan keuntungan, menekan biaya,
dll. Rencana manajemen risiko berupa risk register, dan kertas kerja analisi akibat,
probabilitas masing-masing risiko. Berikut risk register dan kertas kerja analisis risiko.

Alifiah Devi Rahmawati Page 13


Tabel 0.4 Risk Register Analisis Risiko (Risiko 1&2)

Alifiah Devi Rahmawati Page 14

Anda mungkin juga menyukai