Anda di halaman 1dari 33

Jiwa-jiwa di Neraka dan Sorga

Penglihatan Mar Shadu Sundar Singh


Rasul Kaki Berdarah dari India
NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC

Gereja Nasrani Indonesia (GNI)

Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

Penglihatan-penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh

BAB II. PRAKATA

Visi-visi (Penglihatan) Mar Sadhu Sundar Singh

BAB III. Visi Penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh

Prakata Sundar Singh

BAB IV. VISI PENGLIHATAN +MAR SADHU SUNDAR SINGH

Kehidupan

Kematian

Manusia Tidak Pernah Bisa Dihancurkan

Apa Yang Terjadi Saat Kematian?

Alam Roh-roh

Anak-anak Terang

Anak-anak Kegelapan

Kematian Anak Kecil

Kematian Seorang Filsuf

Page 2- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Pertolongan Tak terlihat

Pertobatan

Perwujudan Mshikha

Pekerja dan Peragu

Hakim Orang - orang Berdosa

Orang Baik dan Pencuri

Dosa-dosa Tersembunyi

Kesempatan Disia-siakan

Orang Jahat Diijinkan Masuk Sorga

Roh Pembunuh

Jiwa Perampok

Keadaan Orang Benar dan Akhir Kemuliaan Mereka

Kematian Pria Saleh

Menghibur Saudara-saudari yang Dikasihi

Rumah - rumah Besar di Sorga

Rohaniawan Sombong dan Hamba Rendah Hati

Kehidupan Sorgawi

Tujuan dan Maksud Penciptaan

Nama – nama di Sorga

Memandang Alaha

Pohon Ara Tak Berbuah

Apakah Manusia Mahluk Bebas?

Manifestasi Kasih Alaha

Kesimpulan

Page 3- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

BAB I

PENDAHULUAN

Penglihatan-penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh

Buku kecil ini sungguh merupakan permata yang sangat bernilai. Pesannya sangat konsisten
dengan Kitab Henokh dan Kitab Suci Perjanjian Baru dan Pengajaran Nasrani. Pengalaman visi-
penglihatan melalui Orang Suci terkasih ini mengingatkan kita kepada perumpamaan Mshikha
tentang Lazarus dan Orang Kaya yang dicatat dalam Kitab Injil Mar Luqa.

Ada suatu kali seorang kaya yang berpakaian jubah linen indah dan mahal harganya, dan
melewati masa-masa hidupnya dalam kemewahan. Dan ada seorang pria miskin yang bernama
Lazarus; dan dia berbaring di depan pintu gerbang orang kaya itu, badannya dipenuhi dengan
borok. Dan dia mengisi perutnya dengan sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja makan orang
kaya itu: dan anjing-anjing datang dan menjilati borok orang itu. Dan begitulah waktu pun
berlalu, orang miskin itupun mati; dan malaikat-malaikat memboyong dia ke Pangkuan
Abraham. Orang kaya itu pun mati, dan dikuburkan. Dia berada dalam Neraka1 (Gehenna)
sedang tersiksa, dia mengarahkan matanya untuk melihat di kejauhan sana, dan dia melihat
Abraham dan Lazarus dalam pangkuannya. Lalu dia berseru memanggil dengan suara yang
keras, dan berkata: Abraham, bapaku, kasihanilah aku; dan utuslah Lazarus, agar dia
mencelupkan jarinya ke dalam air dan meneteskannya dan membasahi lidahku; sebab, lihatlah,
aku tersiksa dalam api ini.2 Dan Abraham berkata kepadanya: Anakku, ingatlah, bahwa kamu
sudah menerima segala hal yang baik semasa hidupmu, dan sebaliknya Lazarus mengalami hal
yang buruk; sekarang, lihatlah dia ada di sini untuk beristirahat dan kamu mendapatkan upah
penderitaan. Dengan semua hal ini, ada terdapat jurang besar yang ternganga antara kami dan

1 Gehenna adalah Neraka paling dalam tempat roh-roh jahat dan jiwa-jiwa yang sudah berkarakter sama
dengan roh – roh jahat, dijebloskan dalam jurang maut tak berdasar yang tidak bisa keluar dari
keadaan ini ke alam lainnya, baik itu reinkarnasi ke bumi ataupun ke Sheol (alam maut transit jiwa-
jiwa) dan alam jagat roh di Firdaus bagi jiwa-jiwa yang akan menyempurnakan dirinya semakin maju
ke atas melewati alam-alam lapisan shamayim hingga menjadi seperti “seperti malaikat-malaikat”
(Lukas 20:36) hingga mereka bercahaya seperti matahari (Mattai 13:43) dan menjadi roh-roh yang
melayani (Ibrani 1:14).

2 Di Neraka tidak ada api seperti api di bumi ini. Api hanya bisa menyala jika ada material yang dibakar.
Lalu jiwa-jiwa (roh-roh) itu dibakar dengan api? Bagaimana cara membakar roh dengan api? Ini hanya
bahasa simbolis dan begitu juga rasa sakit seperti ada ulat belatung dalam tulang yang menggerogoti.
Ini adalah bahasa alegoris alkitabiah. Apa api yang dimaksud? Contoh sederhana, jika orang kaya itu
dahulu rakus terhadap makanan, maka saat di Neraka keinginan makanan itu semakin meningkat
untuk dipuaskan tetapi ia tak punya tubuh jasmaniah seperti mulut dan makanan. Namun, makanan
dan segala kelezatannya semakin mendera jiwanya terus menerus sampai terobsesi semakin mendalam
dari detik ke detik ingin dipuaskan dan sayang tidak ada jalur pemuasaannya. Ini merupakan siksaan
bagi dirinya yang sangat menyakitkan, itu baru satu keinginan belum lagi yang lain..! inilah semacam
api yang membakar kesadaran jiwanya dalam Neraka. Neraka bukan seperti gambaran buku komik
murahan bagi anak-anak kecil.

Page 4- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

kamu;3 agar supaya mereka yang akan menyeberang dari sini kepadamu, tidak bisa datang;
tidak juga mereka bisa menyeberang dari sana ke tempat kami. Dia berkata kepadanya: Kalau
begitu aku memohon kepadamu, ya bapa Abraham, sudilah kiranya engkau mengutus Lazarus
ke rumah ayahku; sebab aku punya lima saudara laki-laki; 4 agar dia pergi dan memperingatkan

3 Roh – roh jahat dan jiwa-jiwa dalam Gehenna (Neraka Terdalam) tidak bisa menyeberang ke bumi, atau
kelapisan tingkap-tingkap langit lainnya (jagat-jagat alam roh lainnya, seperti jagat lapisan malaikat-
malaikat), mereka tak bisa keluar dari tempat itu kecuali kelak diakhir zaman saat pralaya total alam
ciptaan lama dibinasakan dan ditransformasi kedalam Dunia Baru (Yerusalem Baru) dan yang paling
terakhir Gehenna yang terakhir ditransformasi. Namun, roh-roh yang ada dalam lapisan Sheol (alam
transit jiwa-jiwa) ada tiga tujuan perjalanan jiwa: ke Gehenna, Firdaus, dan Bumi. Jika jiwa-jiwa
karakternya sama seperti roh-roh jahat, ia akan langsung menuju Gehenna, tetapi jiwa-jiwa yang masih
bisa menyempurnakan dirinya akan mengalami siklus reinkarnasi (Ibrani: Gilgul Neshamoth) ke bumi
tempat habitat manusia belajar dengan adanya Pohon pengetahuan yang baik dan jahat melalui Hati
Nuraninya (Kejadian 2:17; Roma 2:15-16, Galatia 5:7-8). Bumi adalah tempat sekolah kehidupan bagi
manusia, ia akan terus mengalami siklus menjelma kembali sampai mencapai tataran yang dikehendaki
Alaha dan semua jiwa-jiwa akan sampai kepada siklus mengakui Maryah Y’shua Mshikha bar Alaha
sebagai Maran dan Alaha (Filipi 2:11; Yokhanan 20:28) sebab Maryah Yeshua adalah Jalan Kebenaran
dan Hidup …(Yokhanan 14:6) sebagai anugerah bagi jiwa-jiwa yang sudah dipersiapkan Alaha dalam
rencana kekal-Nya, agar tidak satupun manusia binasa, sebab Alaha itu KASIH adanya (1 Yokhanan
4:16; Yehezkiel33:10-11, Didaskalia 6:3). Pada hakikatnya semua manusia harus melalui satu pintu
keselamatan dalam Yeshua, itulah yang Alaha sudah tetapkan sejak semula (Efesus 1:4). Alaha tidak
akan menghancurkan segala hasil karya ciptanya baik yang ada di bumi dan di lapisan-lapisan langit.
Jika Dia menghancurnkan hasil karya cipta-Nya maka Dia bukan Alaha Maha Sempurna dan sekaligus
bukan Alaha Maha Kuasa dan Maha Tahu. Tidak ada “pelenyapan” (nihilisasi) tapi yang ada adalah
TRANSFORMASI dalam wujud tetapi hakikat tetap sama. Tujuan Gilgul Neshamot ke bumi dalam
rangka proses penyempurnaan sehingga reinkarnasi itu diperlukan untuk menjalani Tabur Tuai
(Karma) hingga jiwa itu bersimpuh di kaki Yeshua: Mari w’Alahi! (Tuhanku dan Alahaku!). Keselamatan
hanya satu-satunya melalui Yeshua dan ini tak bisa dicapai dengan adanya aneka macam agama-gama
di bumi. Setiap jiwa yang mengalami reinkarnasi ke bumi akan diarahkan untuk percaya kepada Yeshua
seperti bunga matahari yang selalu menghadap matahari. Jadi orang Kristen – Nasrani yang percaya
Yeshua bukan terjadi secara kebetulan tetapi ada proses hidupnya masa lalu sebelum dia. Begitulah
semua jiwa-jiwa akan menjalani jalan akhir dalam Yeshua. Setelah kelak sesuai waktunya di mana
ciptaan fana ini usang oleh pemakaian maka akan ditransformasi total yang disebut Kiamat.
Kesempurnaan itu hanya bisa dicapai dengan Iman dan Perbuatan; Iman kepada Yeshua dan
menjalankan Perintah-perintah-Nya (mitzvoth; Yokhanan 14:15; dan Torah Mshikha, Galatia 6:2). Mar
Ya’aqub katakan Iman dan Perbuatan (Yak.2:23). Keselamatan bukan Takdir pasif, tetapi keselamatan
ditakdirkan dalam Yeshua secara aktif seperti dalam pernyataan Yeshua: “Jika engkau mengasihi-Ku
pastilah engkau melakukan Perintah-perintah-Ku.” Dalam rangka inilah terjadi siklus reinkarnasi itu.
Tidak ada keselamatan seperti membeli tiket pesawat terbang! Tidak ada keselamatan pasif sudah
dipilih dan tak dipilih seperti ajaran Kalvinisme.

4 Jiwa-jiwa yang sudah mati yang ada dalam Gehenna, Sheol, dan Firdaus serta pada lapisan-lapisan alam
langit lainnya masih punya “kesadaran jiwa”, tidak pernah lupa apa yang ada di bumi. Jasad tubuh
orang mati tidak merasakan apapun, tetapi kesadaran jiwanya tetap hidup selama-lamanya dan daya
ingatnya ribuan kali lipat daya ingatnya setelah jia dibebaskan dari cangkang tubuh jasmaniah. Tetapi
jika jiwa – jiwa mengalami reinkarnasi di bumi ia masih ingat siapa dirinya sebelumnya saat masih
“akal rasional” lahiriahnya masih murni dan belum ditimpa dengan pengalaman hidup. Biasanya anak-
anak usia 1-5 tahun, saat usia semakin bertambah kenangan-kenangan siapa jati dirinya sebelumnya
tertekan kedalam bawah alam tak sadarnya. Saat manusia dalam cangkang tubuh jasmaniah segla
kemampuan kecerdasan ‘spiritualnya’ sangat terbatas tetapi setelah cangkang tubuh dilepas kita akan

Page 5- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

mereka; agar mereka tidak datang ke tempat penderitaan ini. Abraham berkata kepada dia:
Mereka punya Musa dan Nabi-nabi, biarlah mereka mendengarkannya. Tetapi dia berkata
Abraham: Tidak, bapaku Abraham; apa bila ada satu orang datang kepada mereka bangkit dari
kematian,5 mereka akan bertobat. Abraham berkata kepadanya; jika mereka tidak mau
mendengarkan Musa dan Nabi-nabi, mereka tidak akan percaya, meskipun ada orang bangkit
dari mati.6 (Mar Luqa 16:19-31, Peshitta)

Dalam Kitab Henokh, Henokh dikawal oleh para malaikat melalui tingkat-tingkat Sorga yang
berbeda seperti yang telah diajarkan kepada dia tentang rahasia-rahasia alam roh. Kita
diberitahukan melalui tulisan-tulisan kuno bagaimana jiwa-jiwa mengalami siksaan yang
mengerikan dari waktu ke waktu selama masa jiwa mereka berada dalam Gehenna dan kadang-
kadang ada saat situasi waktu istirahat sejenak namun penyiksaan itu akan terus dilanjutkan
lagi. Naskah menarik lainnya yang paralel dengan hal ini terdapat dalam naskah Gulungan Laut
Mati (dari Gua Qumran) sebab banyak sekali naskah itu menjelaskan tentang Anak-anak Terang
(B’nai Or) dan Anak-anak Kegelapan. Di bawah ini juga ada istilah yang sama persis yang
dijabarkan dalam buku Sadhu Sundar Singh.

Uskup Mar Nicholas menyatakan, "Harus diketahui bahwa Sadhu Sundar Singh bukan umat
Nasrani semasa hidupnya di bumi ini. Setelah pertobatannya, dia masuk ke Seminari Anglikan,
tetapi berbalik menyangkal dalam tulisan-tulisannya, dia tak setuju dengan cara pendekatan
dan pengajaran mereka terhadap Mshikha. Sundar Singh punya hubungan dengan kaum
Nasrani sebelum beliau wafat. Surat Wasiat Terakhir Terbesar Sundar Singh adalah bahwa ada
orang-orang mereka yang bernama baik dalam Jemaat kita yang telah diberikan bimbingan dari
Dia yang Maha Tinggi bahwa Sundar Singh adalah layak mendapatkan penghargaan tinggi itu.
Bimbingan ini menjelaskan kepada kita bahwa Sundar Singh memahami apa yang dimaksud
berjalan setiap hari bersama Mshikha. Sundar Singh sungguh adalah Orang Kudus di mata kaum
Nasrani dan saya merekomendasi setiap orang membaca perkataan-perkataannya dan
merefleksikan semua itu. Mshikha telah memilih dan mempercayakan Kebenaran-kebenaran
untuk diungkapkan kepadanya dan biarlah mereka yang ada dalam Jemaat kita mengetahui hal
ini. Khususnya, volume - volume perkataan ini. "7

berpengetahuan luas sekali (1 Korintus 13:12). Perihal yang sangat menyedihkan dalam Kekeristenan
Reformasi Protestantisme radikal dengan mengajarkan ‘tidak ada hubungan orang mati dan yang
hidup’ adalah pengajaran yang tidak alkitabiah dan bertentangan dengan ajaran rasuli dan Yeshua
sendiri. Orang hidup di bumi tidak perduli dengan orang yang telah wafat, sebalikny yang wafat masih
ingat sanak saudaranya!

5 Yeshua mati di Kayu Salib demi dosa-dosa manusia, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga dan
pewartaan KABAR BAIK (Aramaik: Beshora) ini tidak menjadikan semua orang Yahudi percaya kepada-
Nya, demikian juga Bangsa-bangsa di muka bumi ini. Banyak orang yang menolak-Nya. Sekalipun Dia
bangkit dari kematian tapi tidak menjadikan seluruh umat manusia bertobat! Sebaliknya banyak dari
mereka menghina dan menolak-Nya. Namun, seberapa jiwa-jiwa yang sudah siap dan matang dalam
proses Gilgul Neshama menerima Kebenaran ini menjadi percaya, dan bahkan sekalipun harus
mempertaruhkan nyawa mereka, mereka tak bergeming dengan keyakinan pada-Nya.

6 Beshora Mar Yokhanan 11:25

7 Keagamaan yang legalistik yang hanya menekankan sisi Exoteric (tampilan luar) akan menolak visi-
penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh, tetapi keagamaan yang mendasarkan pada Tiga Pilar Iman:

Page 6- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Buku aslinya berbahasa Urdhu dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (sekarang, dalam
bahasa Indonesia). Edisi ini ada perubahan adaptasi kecil terhadap ungkapan-ungkapan dan
frasa-frasa kata yang umum digunakan diantara kaum Nasrani Contoh, kata “Devata” (dalam
bahasa Urdhu - Sanskirt), diganti dengan “Alaha” (Aramaik)].

BAB II

PRAKATA

Visi-visi (Penglihatan) Mar Sadhu Sundar Singh

Hidup Sadhu Sundar Singh sangat luar biasa yang hidup dalam roh dari Mshikha. Dia dilahirkan
ditengah-tengah agama dan budaya India yang sangat kental dalam keluarga Sikh. Selama awal
hidupnya, ibu Sundar membawa dia dari minggu demi minggu untuk duduk di dekat kaki
seorang Sadhu, orang suci petapa yang tinggal jauh di dalam hutan lebat.

Tetapi setelah ibu yang dikasihinya itu wafat saat dia berusia 14 tahun, Sundar si Anak Muda
itupun bertumbuh pesat secara jasmaniah, namun, kehilangan pegangan dan agresif.
Kebenciannya terhadap misionari-misionari lokal dan Orang-orang Kristen berpuncak pada
saat peristiwa pembakaran Alkitab oleh masyarakat yang mana dia turut merobek-robek
Alkitab itu halaman demi halaman dan melemparkannya ke dalam nyala api.

Namun, lama sebelum kejadian itu Sundar berniat ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Sundar
sudah masuk pada titik puncak putus asa: Dia memutuskan untuk menjatuhkan dirinya di
bawah kereta api Ludhiana Express jika Alaha tidak menyingkapkan kepadanya jalan kebenaran
yang damai, pastilah dia sudah tewas.

Pada jam tiga pagi dia bangun dari tempat tidurnya dan pergi keluar ke halaman rumah untuk
upacara ibadat mandi cahaya bulan yang biasanya dilakukan oleh kaum Hindu dan Sikh saleh

Tradisi Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Tradisi Wahyu Suci. Khususnya Pilar Ketiga: Tradisi Wahyu, yakni
Suara Kenabian yang disebut prinsip Exoteric (mistikisme) akan langsung menerima visi penglihatan
ini. Ini adalah pengalaman-pengalaman mistis yang dialami para nabi Yahudi, para Rasul, dan Para
Mistikus orang-orang suci Perjanjian Baru dalam Jemaat Mshikha sepanjang abad. Sebab Yeshua
datang tidak menghapuskan “Torah” dan “Nabi-nabi” (Mattai 5:17; Kisah 21:10; Efesus 4:11). Sejak
abad ke-4 M., fungsi kenabian telah dihapuskan oleh Gereja-gereja Kristen Rasuli (Greco-Roma)
dengan menggantikannya kepada suara – suara tafsir individual lewat bapa-bapa Gereja dan Konsili-
konsili Ekumenis gerejawi. Pada hal Alkitab itu diilhamkan oleh Ruakh ha-Kodesh tidak boleh
ditafsirkan oleh manusia sama sekali sebab ide-ide itu datangnya dari Roh Kudus maka harus Roh
Kudus sendiri yang memberikan makna dan arti suatu naskah dalam kitab suci bukan manusia (2
Petrus 1:20-21). Jika saya menulis dan memberikan inspirasi kepada si pak Budi, dan jika orang lain
membaca korespondensi saya itu, maka orang harus bertanya kepada saya sebagai sumber ide dalam
tulisan itu bukan menafsirkannya! Inilah fakta terjadi manusia melakukan intervensi kepada Suara
Ilahi seperti halnya Rabbi-rabbi Farisi yang ditegus oleh Maran Yeshua karena mereka hanya
mengikuti”ajaran – ajaran manusia” (Mattai 15:7-9). Tetap Gereja Nasrani Yahudi sejak awal sadar
sehingga jemaat ini memiliki Pilar Wahyu dalam prinsip imannya. Jika dalam kitab suci ada masalah
dicari jawabannya dalam Tradisi Suci, jika keduanya juga tidak ada informasi jelas maka ditunggu
jawaban dari Pilar Wahyu.

Page 7- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

sebelum ibadat penyembahan. Kemudian dia kembali ke kamarnya dan berlutut, menundukkan
kepalanya ke arah tanah dan memohon dengan sangat agar sang Devata (Alaha) menyatakan
diri-Nya sendiri. Namun, tidak ada apapun yang terjadi.

Dia tidak tahu apa yang diharapkan: suara, visi, atau kerasukan? Masih saja tidak ada yang
terjadi. Jam itu saatnya kereta api express akan melintas.

Dia mengangkat kepala dan membuka mata dan agak terkejut melihat ada berkas cahaya di
kamar. Itu terlalu cepat menjelang fajar, pikirnya. Dia membuka pintu dan memandangi sekitar
halaman rumah. Gelap, lalu berbalik kembali ke kamar, dia melihat terang di ruangan kamar itu
semakin terang bercahaya menyebar. Dalam keheranannya itu, dia tidak ada melihat sosok
wajah dari dewa-dewi tradisionalnya, tetapi justru Yeshua Mshikha!

Yeshua Mshikha ada di sana di ruangan kamar itu, bercahaya, beradiasi dengan sukacita yang
tak terkatakan, damai, kasih, menatap dia dengan penuh kasih sayang dan bertanya, "Mengapa
kamu menganiaya Aku? Aku telah mati untukmu."

Sejak dari sinilah kehidupan Sundar Singh melakukan napak tilas perjalanan bersama Mshikha
di sisinya. Tidak ingin menyangkali Marannya, peristiwa itu terjadi tidak lama sebelum keluarga
mengusir dia. Sundar memakai jubah kuning sebagai seorang sadhu dan mulai hidup
menyebarkan pesan sederhana tentang kasih dan damai serta kelahiran kembali melalui
Yeshua. Dia tidak membawa uang sama sekali atau harta milik lainnya, hanya Kitab Suci
Perjanjian Baru [Ibrani: Brith Chadasha].

Dia menyusuri seluruh India dan Tibet dan juga negeri-negeri yang lain dengan pesan bahwa
tafsir modern tentang Yeshua adalah isapan jempol belaka. Dia mengunjungi negara Barat dua
kali, melakukan perjalanan ke Inggris, Amerika Serikat dan Australia pada tahun 1920 dan
kemudian ke Eropa kembali tahun 1922.

Dengan sejumlah besar “napak tilas rohaniah dan “kiat” menghadapi dunia masa kini dengan
nilai khusus melihat kehidupan dan menelusuri masuk kedalam relung batiniah (insights) orang
yang sungguh memeluk hidup sederhana yang bersahaja (simplicity), kasih dan kebebasan yang
dipersembahkan melalui devosi kepada Mshikha.

"Hamba adalah orang yang tak layak mengikuti tapak jejak langkah-langkah kaki Tuhanku," dia
menandaskan, "tetapi seperti Dia, aku tak menginginkan punya rumah, tak berkeinginan
memiliki tumpukan harta duniawi. Seperti Dia aku akan menjadi milik jalanan, berbagi rasa
dengan kaumku yang menderita, makan bersama mereka yang memberi aku tumpangan dan
menceritakan kepada semua orang tentang kasih Alaha."

BAB III

Visi Penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh

Prakata Sundar Singh

Berikut ini saduran dari kata pendahuluan terbitan asli tahun 1926:

Page 8- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Dalam buku ini, aku telah mencoba menulis tentang beberapa visi-visi yang Alaha telah berikan
kepadaku. Telah aku pertimbangkan kecenderunganku sendiri untuk tidak akan
mempublikasikan kisah penglihatan-penglihatan ini selama masa hidupku; namun rekan-
rekanku, telah mendesak aku agar bersedia memikirkan ulang keputusanku, sebab ini semua
bisa menjadi pertolongan spiritual terhadap orang lain, sehingga janganlah publikasi
pengajaran ini ditunda. Dengan rasa hormat kepada rekan-rekanku ini, akhirnya sekarang buku
ini diterbitkan bagi publik.

Di Kotgarh, 14 tahun yang lalu, saat aku sedang berdoa, mataku terbuka melihat Penglihatan
Sorgawi. Sungguh amat jelas saya melihat semuanya sehingga aku berpikir aku pastilah sudah
mati dan jiwaku sedang melayang masuk kedalam kemuliaan sorga; tetapi sepanjang masa
tahun-tahun pada waktu tertentu visi-visi terus berlangsung memperkaya kehidupanku. Aku
tidak bisa menghadirkannya dengan keinginanku sendiri, tetapi, biasanya saat aku sedang
berdoa atau bermeditasi, terkadang sesering mungkin atau 10 X dalam satu bulan, mata
rohaniahku terbuka melihat kedalam tingkat-tingkat langit (Ibrani:shamayim), dan, selama satu
atau dua jam, aku berjalan dalam kemuliaan kehadiran sorgawi bersama Yeshua Mshikha dan
berbicara bersama dengan para malaikat dan roh-roh sorgawi. Jawaban mereka terhadap
pertanyaan-pertanyaanku telah dikumpulkan sebagai bahan pelajaran melimpah dalam buku-
bukuku yang telah diterbitkan, dan ekstasi yang tak terungkapkan dengan kata-kata terhadap
persekutuan spiritual membuat saya rindu saat indah itu ketika aku masuk ke dalam tempat
kebahagiaan yang permanen dan persekutuan orang-orang yang telah ditebus.

Sejumlah orang menganggap visi-penglihatan ini hanyalah sekedar “bentuk kebatinan”


(spiritualisme), namun aku harus tegaskan ada satu pokok yang sangat berbeda. Kebatinan
merupakan terkaan saja yang memproduksi pesan-pesan dan tanda-tanda dari roh-roh
kegelapan, biasanya roh-roh ini memberikan pesan dan lainnya tidak utuh atau putus-putus
dan tak bisa dipahami dengan jelas, sebenarnya sangat menipu, roh-roh itu berusaha
mengalihkan para pengikutnya menjauh dari kebenaran. Sebaliknya, dalam visi-visi ini, aku
melihat sangat jelas dan terang semuanya dengan rinci akan kemuliaan dunia rohaniah dan aku
telah diangkat kepada pengalaman persekutuan yang sangat nyata dengan Para Orang Kudus
(Ibrani: ha-qadoshim), di tengah-tengah keindahan dan sinar dunia yang tak bisa dibayangkan
seperti apa wujudnya itu, namun sekarang bisa dilihat dengan kasat mata manusia. Semua ini
berasal dari para malaikat ini dan juga aku menerima dari Orang-orang Kudus, tidak samar-
samar seperti kebiasaan roh-roh penyesat, tidak terpecah-pecah bagaikan sinyal suara yang
putus-putus dan bukan pesan-pesan yang sukar dipahami dari yang tak terlihat, TETAPI
semuanya JELAS dan penjelasan-penjelasan yang rasional terhadap banyak masalah yang telah
menyulitkanku.

”Persekutuan Orang-orang Kudus” ini adalah suatu fakta yang sangat riil dalam pengalaman
jema’ah Nasrani Katolik Ortodoks yang mana pengalaman itu memberikan suatu tempat
diantara artikel-artikel iman yang diperlukan, sebagaimana dinyatakan dalam Shahadat Rasuli.
Suatu kali, dalam suatu visi, aku menanyai Orang-orang Kudus untuk suatu bukti dari Kitab Suci
tentang persekutuan Orang-orang kudus ini dan diceritakan kepadaku bahwa teks yang
berkenaan dengan pertanyaanku itu terdapat pada Zakaria 3:7- 8, di mana dikatakan “mereka
yang ada berdiri di sebelah” bukanlah para malaikat, tetapi Orang-orang Kudus dalam
kemuliaan; dan janji Alaha, pada masa kondisi Yoshua menggenapi titah-Nya, yakni dia akan
diberikan “ tempat akses berjalan diantara mereka (orang-orang kudus) yang berdiri di

Page 9- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

sebelah,” dan mereka ini adalah roh-roh manusia “rekan-rekannya” yang telah menjadi
sempurna yang dengan mereka ini dia bisa bersekutu.(Baca, Ibrani 12:23-24)

Ada disebutkan berulang-ulang tentang Roh-roh, Orang-orang Kudus dan Para Malaikat dalam
buku ini. Perbedeaan antara roh-roh jahat dan yang saya jelaskan diantara mereka dengan rinci
sekali dalam buku saya, jiwa-jiwa yang setelah kematian fisik eksis berada dalam suatu tempat
yang disebut suatu Tempat Persinggahan Sementara (a state intermediate = Sheol) antara Sorga
dan Gehenna. Orang-orang Kudus adalah mereka yang telah melewati melalui bagian tempat ini
masuk ke dalam lapisan-lapisan langit – dunia rohaniah dan punya ibadah khusus yang
dipersembahkan oleh mereka. Para malaikat adalah mahluk-mahluk mulia yang pada mereka
ini semua jenis pelayanan ibadah mulia mempersembahkan dan diantara mereka ini ada
termasuk banyak orang-orang kudus dari alam - alam lain, dan juga dari dunia kita ini yang
tinggal bersama sebagai satu keluarga. Mereka saling melayani satu sama lain dalam kasih, dan
dalam kemuliaan Alaha yang gilang - gemilang, kebahagiaan abadi. Alam Roh-roh berarti
Persinggahan Sementara (intermediary state) ke dalam tempat di mana roh-roh masuk setelah
jiwa lepas dari cangkang ragawinya. Melalui Alam Rohaniah dimaksudkan semua keberadaan
mahluk-mahluk rohaniah itu akan mengalami perkembangan maju melalui tahapan-tahapan
yang ada diantara kegelapan lubang dalam yang tiada berdasar dan dalam terang tahta dari
sang Maran.

SUNDAR SINGH

Subathu, Juli 1926

BAB IV

VISI PENGLIHATAN MAR SADHU SUNDAR SINGH

Kehidupan

Hanya ada satu sumber Kehidupan – Dia sang Hidup yang Maha Kuasa dan Tak Terbatas, yang
empunya kuasa kreatif memberi hidup bagi semua keberadaan yang hidup. Semua mahluk
hidup dalam Dia dan dalam Dia mereka akan tinggal tetap selama-lamanya. Sekali lagi sang
Kehidupan ini menciptakan kehidupan lainnya yang tidak terhitung banyaknya, berbeda dalam
jenisnya dan dalam tahapan-tahapan mereka berkembang dan manusia adalah salah satu dari
ini semua, diciptakan dalam citra Alaha sendiri agar supaya manusia itu berbahagia selama-
lamanya dalam Kehadiran kudus-Nya.

Kematian

Hidup ini bisa berubah tetapi hidup itu tak bisa dihancurkan dan perubahan itu dari satu bentuk
keberadaan menjadi eksistensi lain disebut Kematian; ini tidak pernah dimaksudkan bahwa
kematian adalah akhir dari segalanya, atau bahkan kematian itu tambahan bagi kehidupan, atau
hidup itu meninggalkan tubuh. Kematian (lepasnya nafas hidup dalam tubuh) itu hanyalah
transfer kehidupan dari satu bentuk eksistensi berubah kepada bentuk eksistensi lainnya. Suatu
benda bisa menghilang dari penglihatan kita namun bukan berarti benda itu berhenti eksis.

Page 10- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Benda itu muncul kembali, tetapi dalam bentuk dan keberadaan lain. [Contoh, rumah terbakar
menjadi abu, bentuk rumah hilang menjadi bentuk berbeda, yakni bentuk debu. Hakikat benda
itu tak hilang hanya terjadi ‘proses perubahan ke bentuk lainnya.’]

Manusia Tidak Pernah Bisa Dihancurkan

Tidak ada dalam seluruh alam semesta ini pernah dihancurkan, tidak juga bisa dihancurkan,
sebab sang Pencipta tidak pernah menciptakan sesuatu untuk dihancurkan (destruction). Jika
Dia ingin menghancurkan apa yang diciptakan-Nya itu, Dia tidak akan pernah menciptakannya.
Dan apa bila tidak ada dalam alam ciptaan ini bisa dihancurkan, lalu bagaimana bisa manusia
bisa dihancurkan, karena manusia itu justru mahkota ciptaan dan citra (gambar) dari sang
Pencipta manusia itu sendiri? Bisakah Alaha sendiri menghancurkan gambar/citra-Nya sendiri,
atau bisakah mahluk ciptaan lain melakukan hal itu? Tidak pernah! Jika manusia tidak
dihancurkan pada saat kematian maka segera akan muncul pertanyaan, ke mana manusia akan
eksis setelah kematian, dan dalam keadaan yang bagaimana?

Saya akan mencoba memberikan penjelasan ringkas dari pengalaman - pengalaman visi
penglihatanku sendiri meskipun hal itu tidak mungkin bagi saya untuk menggambarkan segala
sesuatu yang saya pernah lihat dalam visi-visi dunia spiritual, sebab bahasa dan ilustrasi dari
dunia fana ini tidak cukup memungkinkan untuk mengekspresikan realitas-realitas alam
spiritual ini; dan berusaha keras mengurangi bahasa biasa tentang kemuliaan hal-hal yang saya
lihat yang bisa berakibat kesalah-pahaman. Oleh karena itu, saya harus menghilangkan semua
yang berkaitan dengan kejadian-kejadian rohaniah yang sangat sulit diungkapkan dengan kata-
kata, karena hal ini hanya bisa dijelaskan dengan bahasa spiritual (kerohanian), dan hanya
mengutip sedikit saja yang sederhana dan insiden-insiden yang bersifat instruktif yang terbukti
bermanfaat bagi semua orang. Dan karena atau lainnya setiap orang akan harus masuk ke dalam
dunia spiritual yang tak terlihat kasat mata, ini sangat bermanfaat, apa bila kita, memperluas
cakrawala pengetahuan dan menjadi akrab dengan hal itu.

Apa yang Terjadi Saat Kematian?

Suatu hari saat saya sedang berdoa sendirian, tiba-tiba saya menemukan diriku sendiri
dikelilingi oleh kumpulan meriah mahluk-mahluk roh, atau saya bisa katakan segera saat
mataku spiritualitasku terbuka saya menemukan diriku sendiri tertunduk di hadirat dari
kumpulan meriah para malaikat dan Orang-orang Kudus. Pertama kali, saya merasa agak
rendah diri, ketika saya melihat keadaan cahaya kemilau dan kemuliaan mereka dan
membandingkan diri mereka dengan diriku sendiri yang hina dan rendah ini. Namun, segera
aku disadarkan menjadi tenang oleh rasa simpati nyata dan kasih persahabatan yang begitu
erat. Saya sungguh merasakan pengalaman damai sejahtera (shalom) dari Kehadiran Alaha
dalam hidupku, tetapi persekutuan Orang-orang Kudus ini menambahkan suatu hal baru dan
sukacita yang menakjubkan bagiku. Saat kami berbincang bersama, saya menerima dari mereka
jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanku sehubungan dengan berbagai macam
kesukaran yang kualami yang sangat membingungkanku. Pertanyaan yang paling pertama aku
ajukan adalah mengenai apa yang terjadi waktu kematian orang yang menemui ajalnya dan
tentang keadaan jiwa setelah nyawa (jiwa) kehidupan lepas dari tubuh. Saya berkata, "Kami

Page 11- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

tahu apa yang terjadi pada kami antara masa kanak-kanak hingga masa tua, tetapi kami tidak
tahu apa yang terjadi pada saat gong kematian dibunyikan atau apa yang terjadi di seberang
pintu-pintu gerbang kematian. Informasi yang lengkap dan akurat tepat perihal itu hanya bisa
diketahui oleh mereka yang sedang menjalani kematian itu sendiri, setelah mereka masuk
kedalam dunia spiritual. Bisakah anda, memberikan kami sekedar informasi perihal ini?"

Untuk hal ini salah satu dari Orang-orang Kudus itu menjawab! "Kematian adalah seperti tidur.
Tidak ada rasa kesakitan saat lepas dari raga, terkecuali dalam beberapa kasus dari beberapa
tubuh yang mengidap penyakit dan kondisi-kondisi mental tertentu. Sebagai manusia yang
sudah lelah tubuhnya akhirnya tertidur lelap, tidur lelap ini datang pada manusia dengan
disebut kematian. Kematian datang tiba-tiba terhadap banyak orang dengan tidak disangka-
sangka, ini menyebabkan mereka mengalami kesulitan besar saat menyadari mereka sudah
lepas dari bendawi dunia ini, dan masuk kedalam alam roh-roh ini. Kebingungan dengan banyak
hal baru yang mereka lihat di sekeliling mereka, mereka berimajinasi dengan berpikir sedang
mengunjungi negeri atau kota dunia fisik ini, yang mereka belum lihat sebelumnya. Hal itu
hanya terjadi ketika mereka sudah diajari lebih banyak lagi, dan menyadari bahwa tubuh
rohaniah mereka berbeda dari tubuh fisik sebelumnya, mereka menjalani apa yang terjadi, yang
sebenarnya mereka sedang mengalami transfer dari dunia bendawi masuk ke alam roh-roh."

Orang - orang Kudus yang dihadirkan memberi jawaban lebih lanjut terhadap pertanyaanku,
"Biasanya," dia berkata,"pada waktu kematian tubuh melepaskan kekuatan daya perasaannya.
Proses kejadian ini tidak terasa sakit, tetapi orang ini diliputi oleh suatu rasa kantuk yang berat.
Terkadang dalam beberapa kasus mengalami kelemahan yang begitu luar biasa, atau setelah
kejadian itu, roh [nyawa] lepas saat raga masih tak sadar [pingsan]. Kemudian roh-roh mereka
yang hidup tanpa berpikir tentang kematian mereka kelak, atau tiada persiapan untuk kematian
mereka, masuk kedalam alam rohaniah, dengan demikian sedang ditransfer kedalam alam roh -
roh, sungguh sangat bingung, dan dalam keadaan teramat sangat murung akan nasib mereka,
maka, periode masa itu mereka harus tetap berada dalam tempat rendah dan dalam taraf lebih
gelap di suatu tempat keadaan menunggu (the intermediate state). Roh-roh lingkungan rendah
ini seringkali mengganggu orang-orang di dunia. Tetapi hanya satu hal saja yang mereka bisa
sakiti atau lukai adalah mereka yang serupa dalam pikiran terhadap diri mereka sendiri yang
dengan kehendak bebas mereka sendiri akan membuka hati mereka untuk menghibur diri
mereka. Roh-roh jahat ini mempersekutukan diri mereka sendiri dengan roh-roh jahat lainnya
yang akan luas menebarkan masalah di dunia yang tidak diinginkan sehingga Alaha
memerintahkan malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya di mana-mana untuk
memproteksi umat-Nya, dan ciptaan-Nya, agar supaya umat-Nya senantiasa selamat dalam
pemeliharaan-Nya."

"Roh-roh jahat itu bisa melukai, hanya mereka yang di dunia yang serupa dalam kodrat [tabiat]
mereka sendiri, dan kemudian mereka bisa melakukan hal itu hanya pada suatu batasan tertentu
saja. Sungguh, mereka bisa menyusahkan orang saleh dan beriman, tetapi tidak tanpa ijin Alaha.
Alaha terkadang mengijinkan si Setan (si Penguji) dan anak buahnya untuk mencobai dan
menganiaya umat-Nya, agar mereka bisa muncul lebih tabah dan lebih baik lagi, seperti ketika

Page 12- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Dia mengijinkan si Setan menganiaya Ayub8 hamba-Nya. Tetapi dari ujian yang semacam itu ada
didapatkan kebaikan ketimbang kegagalan atau kehilangan bagi orang percaya."

Orang-orang Kudus itu berdiri disamping untuk menjawab pertanyaanku, “Banyak orang yang
semasa hidupnya tidak menghasilkan buah yang baik di mata Alaha, ketika saat mati, tampak
menjadi tidak sadar; tetapi sesungguhnya yang terjadi ketika itu mereka melihat wajah roh-roh
jahat yang sangat menyeramkan dan mengerikan yang datang mendekati mereka, mereka
sontak kaget terdiam tiada kata-kata terucap dari mulut dan lumpuh total oleh rasa takut yang
luar biasa tak bisa dibayangkan dalam bahasa manusia biasa. Sebaliknya, orang percaya yang
mati seringkali sangat berbeda dengan tersebut di atas ini. Dia sangat gembira karena dia
melihat malaikat-malaikat dan roh-roh orang kudus datang menghampiri menyambutnya. Juga,
kemudian, dia orang yang mengasihinya yang telah meninggal terlebih dahulu, diijinkan
menjemput orang yang sedang meregang nyawa lepas dari cangkang ragawinya itu dan
membimbing jiwanya masuk ke alam rohaniah. Pada saat masuk ke dalam alam roh-roh dia
segera merasakan berada di rumah sendiri tidak hanya karena ada rekan-rekannya yang berada
di sekelilingnya, tetapi, ketika semasa masih hidup di dunia fisik dia sudah lama
mempersiapkan dirinya sendiri untuk tempat tinggal Rumah Baru ini melalui keyakinannya
pada Alaha dan persekutuan dengan-Nya."

Setelah itu Orang Kudus keempat berkata, "Membimbing jiwa-jiwa manusia dari dunia adalah
pekerjaan malaikat-malaikat. Biasanya Mshikha menampakkan diri-Nya sendiri dalam alam
rohaniah pada setiap orang dalam tingkat-tingkat kemuliaan dalam intensitas menurut keadaan
tiap perkembangan spiritual jiwa. Tetapi dalam beberapa kasus, Dia sendiri datang menjemput
orang yang meninggal itu, hamba-Nya dan dalam kasih mengeringkan air matanya, dan
menuntun dia masuk ke dalam Firdaus. Seperti layaknya anak baru lahir ke dalam dunia
memperoleh segala sesuatu yang diinginkan, begitulah si jiwa itu pada saat masuk alam
rohaniah mendapatkan semua yang disediakan."

Alam Roh-roh

Satu kali dalam percakapan, Orang-orang Kudus memberi saya informasi ini, "Setelah kematian
jiwa setiap manusia akan masuk ke dalam alam roh-roh, dan setiap jiwa menurut tingkat
pertumbuhan rohaniahnya, akan tinggal dengan roh-roh yang sama seperti dalam pikiran dan
dalam kodratnya sendiri, baik itu dalam kegelapan atau dalam terang kemuliaan. Kita dijamin
bahwa tidak ada satupun dalam tubuh fisik masuk ke dalam alam rohaniah, terkecuali Mshikha
dan beberapa Orang Kudus, yang tubuh-tubuhnya ditransformasi kedalam tubuh-tubuh
kemuliaan, namun kepada beberapa orang dianugerahkan, yakni, sementara masih tinggal di
dunia, mereka bisa melihat alam roh-roh dan sorga itu sendiri, seperti dalam Igeret 2 Korintim

8 Ini suatu hal yang ganjil sekali dalam kitab suci, dimana si Iblis datang bersama Anak-anak Alaha (para
Malaikat) menghadap Alaha. Jika si Iblis musuh Alaha kenapa tidak langsung ditangkap? Bagaimana
bisa si Iblis bisa berdialog dengan Alaha berbarengan dengan para Malaikat lain? Ini seperti rusa
memberikan kepalanya di mulut singa! Ada misteri apa ini? (Ayub 1:6-12); kejanggalan yang sama juga
terjadi saat si Iblis menggoda Yeshua sedang berpuasa (Mattai 4:5), dan si Iblis membawa Yeshua ke
suatu tempat!

Page 13- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

12:2, meskipun mereka sendiri tidak bisa menceritakan apakah mereka itu sedang masuk ke
Firdaus dalam tubuh atau dalam roh."

Setelah percakapan ini, Orang-orang Kudus ini menuntun saya berkeliling dan menunjukkan
padaku banyak hal dan tempat yang menakjubkan. Aku melihat bahwa dari semua penjuru
ribuan demi ribuan jiwa-jiwa terus menerus berdatangan ke dalam alam roh-roh, dan semuanya
didampingi oleh malaikat-malaikat. Jiwa-jiwa yang baik (saleh) ada bersama mereka hanya
malaikat-malaikat dan roh-roh baik yang membimbing mereka sejak dari tempat mereka
menghembuskan nafas kehidupan dunia terakhir di bumi ini. Roh-roh jahat tidak diijinkan
datang mendekat kepada mereka, tetapi berdiri jauh dan menonton saja. Saya juga melihat
bahwa tidak ada roh-roh baik dengan jiwa-jiwa yang sungguh jahat, tetapi mereka dikelilingi roh-
roh jahat, yang datang menjemput mereka dari tempat kematian mereka, sementara itu juga,
malaikat-malaikat berdiri di samping dan mencegah roh-roh jahat bertindak semena-mena
melampiaskan rasa dengki sifat-sifat jahat mereka pada jiwa yang jahat ini juga. Roh-roh jahat
ini hampir segera berusaha secepatnya menyeret jiwa-jiwa ini masuk ke dalam kegelapan, sebab
ketika dalam daging, mereka dengan konsisten mengijinkan roh-roh jahat mempengaruhi mereka
bagi kejahatan, dan dengan sukarela membiarkan diri mereka sendiri terjerumus untuk
melakukan semua jenis perbuatan jahat.

Sebab para malaikat tidak bisa ikut campur dengan kehendak bebas jiwa itu. Juga saya melihat
banyak jiwa-jiwa di sana yang terlambat masuk ke dalam alam roh-roh, yang didampingi oleh
baik itu roh-roh baik dan roh-roh jahat dan juga oleh malaikat-malaikat. Tetapi lama sebelum
itu, perbedaan radikal kehidupan mereka mulai memaksa jiwa itu sendiri, dan mereka
memisahkan diri mereka sendiri – yang baik dalam karakter bagi yang baik, dan yang jahat
kepada yang jahat.

Anak-anak Terang

Ketika jiwa-jiwa manusia tiba dalam alam roh-roh segera jiwa yang baik itu memisah dari jiwa
yang jahat. Dalam dunia semua bercampur bersama, tetapi tidaklah demikian di dunia spiritual.
Saya seringkali melihat saat roh-roh jiwa yang baik – Anak-anak Terang masuk ke dalam alam
roh-roh mereka pertama kali semuanya mandi udara yang tak bisa dijelaskan dengan bahasa
manusia – seperti air kristal samudera yang jernih tembus pandang, dan di sini mereka
mendapatkan intens semangat dan kesegaran. Dalam air ajaib ini mereka bergerak maju seolah-
olah berada dalam udara terbuka, tidak ada mereka tenggelam di wadah air itu, tidak juga air itu
membasahi tubuh mereka, tetapi, secara aneh membersihkan dan menyegarkan dan penuh
kemurnian, mereka masuk ke dalam dunia mulia dan cahaya terang, di mana mereka akan tetap
dalam Kehadiran Maran mereka yang terkasih, dan dalam persekutuan para malaikat dan
orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya.

Anak-anak Kegelapan

Betapa bedanya dari jiwa –jiwa ini mereka yang hidupnya jahat. Semua mereka ini berbeda
dengan Anak-anak Terang, mereka jiwa-jiwa jahat ini tersiksa oleh Terang Kemuliaan [Alaha]
yang menerpa mereka semua, mereka berjuang menyembunyikan diri mereka sendiri dalam

Page 14- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

tempat-tempat di mana kenajisan mereka dan sifat-sifat noda dosa tidak terlihat. Dari bagian
tempat terendah dan tergelap alam roh-roh hitam dan asap bau anyir jahat muncul, dan dalam
rangka usaha mereka menyembunyikan diri mereka sendiri dari terang, Anak-anak Kegelapan
ini terus meluncur turun ke bawah dasar jurang yang gelap yang dalam dan menerjunkan
dirinya sendiri tanpa pikir panjang ke tempat itu, dan dari tempat itu terdengar jeritan
melolong pilu rasa penyesalan mendalam dan kesedihan mendalam terdengar terus menerus
naik kepermukaan. Tetapi sorga sudah diatur sedemikian rupa sehingga asap kegelapan najis
itu tidak terlihat, roh-roh yang berada dalam sorga juga tidak mendengar ratapan kesedihan
yang melolong itu, kecuali suatu alasan ada diantara mereka yang diijinkan melihat kesedihan
orang jahat dari jiwa-jiwa mereka yang berada dalam kegelapan.

Kematian Anak Kecil

Seorang anak kecil mati akibat penyakit pneumonia [penyakit infeksi pernafasan], dan
serombongan malaikat datang menuntun jiwanya ke alam roh-roh. Saya ingin sekali ibunya
melihat pemandang menakjubkan yang terjadi di sana, kemudian, sebagai ganti ratapan, dia
akan menyanyikan lagu pujian syukur, karena para malaikat menjaga anak kecil itu denga
kepedulian dan kasih yang tidak ada ibu pernah bisa menunjukkannya. Saya mendengar satu
malaikat berkata kepada malaikat lainnya, “Lihatlah betapa sedihnya ibu anak ini dalam
perpisahan sementara ini! Dalam beberapa tahun kemudian dia akan gembira lagi bersama
dengan anaknya.” Kemudian malaikat-malaikat membawa jiwa anak itu ke tempat indah dan
dipenuh dengan cahaya gemilang terang bagian dari sorga, yang dikhususkan sebagai bagian
untuk anak-anak, di mana para malaikat menjagai mereka dan mengajar mereka dalam semua
hikmat sorgawi, hingga bertumbuh kembang bertahap anak-anak kecil ini menjadi seperti
malaikat-malaikat.

Setelah lewat beberapa waktu ibu anak kecil inipun wafat dan anaknya yang sekarang menjadi
seperti para malaikat datang dengan malaikat-malaikat lainnya menyambut jiwa ibunya. Ketika
dia berkata kepada ibunya, “Ibu, tidakkah ibunda mengenal aku? Aku adalah putramu Theodore,
“hati ibunya dibanjiri dengan sukacita dan saat mereka saling berpelukan air mata sukacita
jatuh seperti bunga-bunga. Pertemuan itu sangat menyentuh hati! Kemudian setelah mereka
berjalan bergandengan tangan bersama anaknya itu terus memberikan petunjuk dan
menjelaskan kepadanya hal-hal yang ada di sekeliling mereka, dan selama waktu yang
ditetapkan bagi ibunya tinggal dalam tempat kesementaraan (intermediate state), anaknya
tetap bersama dia, dan, pada saat masa periode perlunya instruksi dalam dunia itu sudah
lengkap dia membawa ibunya ke tempat keadaan yang lebih tinggi di mana dia sendiri tinggal.

Di sana, pada semua sisi, adalah menakjubkan dan sekelilingnya penuh sukacita, dan jiwa-jiwa
manusia yang tak terhitung jumlahnya ada di sana, mereka yang ketika masa hidup di bumi
menanggung berbagai macam penderitaan demi Mshikha dan diakhir hidupnya diangkat masuk
ke tempat kehormatan yang Mulia ini. Sekelilingnya tak ada bandingannya dan ada gunung-
gunung yang indah sekali, musim semi dan taman-taman indah menakjubkan dan dalam taman
itu dipenuhi dengan limpah ruah segala jenis buah-buahan manis dan bunga-bunga aneka
warna-warni yang indah.9 Segala hati bisa merasa nyaman di sana. Kemudian dia berkata

9 Sesungguhnya, Mar Sadhu Sundar Singh tidak mengatakan bahwa “alam mulia” itu ada gunug, sungai,
buah-buahan seperti yang ada di bumi. Ini hanya bahasa alegori (kiasan) yang bisa digambarkan dalam

Page 15- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

kepada ibunya, “di dunia, semua ini merupakan refleksi dunia nyata ini, mereka yang kita kasihi
meratapi kematian kita, tetapi, katakan kepadaku, apakah ini kematian, atau kehidupan nyata
yang semua hati rindukan?” Ibu itu berkata, “Anakku, ini adalah kehidupan yang sesungguhnya.
Jika seandainya aku tahu di dunia dulu semua kebenaran tentang sorga, aku tidak akan
meratapi kematianmu. Alangkah kasihan sekali mereka di dunia buta akan hal ini! Meskipun
faktanya Mshikha telah menjelaskan cukup jelas tentang alam tempat kemuliaan ini dan Injil
[Aramaik: “Beshora”, artinya “Kabar Baik”] lagi dan lagi menceritakan Kerajaan sang Bapa yang
abadi ini, namun, tidak hanya orang-orang yang tak perduli, tetapi banyak orang-orang percaya
yang telah diterangi juga masih tetap tidak menyadari kemuliaannya. Semoga Alaha
menganugerahkan bagi semua orang boleh masuk tinggal ke tempat sukacita ini!”

Kematian Seorang Filsuf

Jiwa seorang filsuf Jerman memasuki alam roh-roh dan melihat dari kejauhan kemuliaan yang
tak terkatakan betapa mulianya alam rohaniah ini, dan kebahagiaan yang tiada terukur dari
para penghuninya. Ia senang dengan apa yang disaksikannya itu, tetapi akal budinya yang bebal
[intelektualisme] menahan langkahnya menuju ke tempat itu, dan menikmati kebahagiaannya.
Akal pikirannya tidak mengakui bahwa itu adalah nyata, ia berbantahan dengan dirinya sendiri,
"Tidak ada keraguan sama sekali terhadap apa yang saya lihat semua ini, tetapi apa bukti
ilmiahnya bahwa tempat itu ada memiliki keberadaan obyektif, dan ini bukan khayalan saja
yang muncul dalam pikiranku? Dari awal hingga akhir dari semua pemandangan ini aku akan
menerapkan uji logika, filsafat dan ilmu pengetahuan, dan kemudian hanya dengan cara ini aku
akan bisa diyakinkan bahwa tempat ini memiliki realitas yang sesungguhnya obyektif pada
dirinya sendiri, dan ini bukan khayalan." Kemudian malaikat – malaikat menjawab dia, "Ini
adalah bukti dari ucapanmu bahwa akal pikiranmu telah membengkokkan seluruh kodratmu,
sebab masalah rohaniah, bukanlah masalah fisik [ragawi], mata diperlukan untuk melihat alam
rohaniah, maka pengertian rohaniah diperlukan untuk memahami realitasnya, dan bukan
latihan-latihan mentalitas dalam dasar-dasar logika dan filsafat. Ilmu pengetahuanmu [Sains]
berkaitan dengan fakta-fakta bendawi sudah ditinggalkan dibelakang tengkorak kepala dan otak
ragawimu di bumi [di kuburan yang sudah membusuk]. Di sini, hanya hikmat rohaniah
[kesadaran jiwa] yang ada yang digunakan yang muncul dari rasa takut dan kasih terhadap
Alaha." [“Takut akan Maran adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan rohaniah”-- Sefer Mislei 1:7]. Kemudian kata satu malaikat kepada malaikat
lainnya, "Alangkah bodohnya orang yang melupakan sabda Maran kita yang amat mulia,
'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak mau berubah*, dan menjadi seperti
anak-anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.' [Mattai 18:3]. Saya
menanyai satu dari malaikat-malaikat itu apa yang akan terjadi terhadap nasib akhir dari orang
ini, dan ia menjawab "Jika kehidupan orang ini semasa hidup [di bumi] semuanya buruk,
kemudian ia akan segera bergabung dengan roh-roh jahat dari alam kegelapan, tapi dia ini
bukan tanpa rasa moral, maka untuk waktu yang lama ia akan mengembara berkeliling-keliling
dengan kebutaannya dalam cahaya kegelapan bagian-bagian bawah dari tempat sementara

bahasa manusia, sesungguhnya keadaan ditempat itu tak tergambarkan oleh bahasa manusia. Tetapi
gambaran simbolis digunakan contoh-contoh di bumi. Sebab manusia tak bisa paham di bumi ini jika
tidak dibuat paralelisasi simbolis.

Page 16- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

[alam Neraka], dan terus - menerus menabrakkan kepala filsafatnya, sampai kebodohannya itu
kelelahan, dan ia bertobat. Kemudian ia akan siap menerima pengajaran dari malaikat-malaikat
yang ditunjuk untuk tujuan pelayanan itu, dan, saat diajar, ia akan mau masuk kedalam
kepenuhan terang Alaha di sorga." [Baca, Ibrani 1:14 dan Mattai 12:32].

Dalam satu pemahaman tentang seluruh ruang tak terbatas ini, dipenuhi dengan Kehadiran
Alaha, yang adalah Roh, yakni alam rohaniah. Pada pengertain lainnya, dunia juga adalah alam
rohaniah, sebab para penghuninya adalah roh-roh yang dijubahi dengan tubuh jasmaniah
manusia [bumi]. Tetapi masih ada alam roh-roh lainnya setelah mereka [manusia] melepaskan
tubuh jasmaniahnya pada saat kematian. Ini adalah tempat sementara [Firdaus – pangkuan
Abraham] - suatu bagian diantara kemuliaan dan terang sorga tingkat tertinggi, dan keredupan
dan kegelapan dari tingkat-tingkat paling terbawah Neraka [ “Gehenna”]. Dalam tempat ini ada
taraf-taraf keberadaan yang tidak terbilang banyaknya, dan jiwa dituntun kepada taraf untuk
kemajuannya dalam Dunia yang sesuai dengan keadaan jiwa itu sendiri. Ada, malaikat-malaikat
yang khusus ditunjuk untuk pelayanan ini, mengajari jiwa itu pada suatu waktu, bisa lama bisa
sebentar, sebelum jiwa itu melangkah untuk bergabung bersama dengan kumpulan roh-roh –
roh-roh baik dalam terang besar, atau sebaliknya dengan roh-roh jahat dalam kegelapan besar –
itu semua sesuai keserupaan dalam tabiat dan pikiran jiwa itu sendiri.

Pertolongan Tak Terlihat

Kerabat-kerabat kita dan mereka yang terkasih, dan juga pada waktu-waktu tertentu Orang-
orang Kudus seringkali datang menolong dan melindungi kita, tetapi para malaikat selalu
melakukannya. Namun mereka tidak pernah membiarkan diri mereka dapat dilihat oleh kita,
terkecuali pada beberapa saat pada waktu memang sangat diperlukan. Dengan cara yang kita
tidak mengenalinya mereka membimbing kita kepada pikiran-pikiran kudus, dan
mencenderungkan hati dan pikiran kita kepada Alaha dan kepada tingkah laku yang baik, dan
Roh Alaha, bersemayam dalam hati kita, membantu untuk menyempurnakan tugas kehidupan
rohaniah kita, yang mereka tidak mampu selesaikan.

Kebesaran dari seseorang itu tidak bergantung pada posisi jabatan dan pengetahuannya, tidak
juga oleh kemampuan dirinya sendiri orang bisa menjadi besar. Orang yang dipandang besar
jika ia bisa berguna bagi orang lain, dan hidupnya bermanfaat bagi orang lain bergantung
kepada pelayanannya terhadap orang lain. Akan tetapi, dalam sejauh ini orang bisa melayani
orang lain jika ada kasih dan dalam kasih, maka sejauh inilah yang disebut dia itu orang besar.
Sebagaimana Maran (Tuhan) berkata, "Barang siapa diantaramu ingin menjadi besar, biarlah ia
menjadi pelayan bagimu" (Mar Mattai 20:26). Sukacita dari semua mereka yang menghuni
sorga adalah orang-orang yang menjadi pelayan seperti yang disebutkan Maran bahwa mereka
melayani satu sama lain dalam kasih, dan kemudian, memenuhi tujuan dari hidup mereka,
mereka ini selamanya tetap berada dalam Kehadiran Alaha.

Pertobatan

Ketika orang bersungguh-sungguh hati ingin menghidupi kehidupan yang menyenangkan Alaha,
menyesuaikan sudut pandang, dan memperbaharui tata cara hidup mereka, mulai di duni ini.

Page 17- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Tidak hanya usaha Ruakh ha'Kodesh mengajar mereka langsung tetapi dalam relung ruang
tersembunyi hati mereka dibantu oleh persekutuan Orang - orang kudus yang tak terlihat oleh
mereka mengulurkan tangan membantu mereka untuk ke arah yang baik.

Tetapi, banyak orang percaya Kristen, dan juga non- Kristen para pencari kebenaran, mati saat
masih berpegang teguh dalam kesesatan dan sudut pandang kebenaran yang setengah benar,
sudut pandang mereka ini kemudian diluruskan pada alam dunia berikutnya, opini - opini
[keyakinan dan pendapat] mereka yang sudah terpatri dalam pikiran dan hati mereka tidaklah
hilang begitu saja setelah kematian, namun jika mereka mau selalu belajar, sebab tidak ada
satupun baik itu di dunia ini, ataupun di dunia berikutnya, Alaha atau hamba-hamba-Nya
memaksa orang [jiwa] untuk meyakini sesuatu yang bertentangan dengan kehendak bebasnya
(Free Will).

Perwujudan Mshikha

Saya melihat dalam penglihatan tentang roh dari seorang penyembah berhala yang sedang
menuju alam roh-roh segera mulai mencari-cari ilah sesembahannya. Kemudian Orang-orang
Kudus berkata kepada dia, "Tidak ada ilah yang menyelamatkan di sini kecuali Alaha Ehad
Sejati, yakni Mshikha, yang merupakan perwujudan dari Alaha", orang itu kaget terpana, tetapi
dia pencari yang tulus hati terhadap kebenaran, ia terus-terang mengakui bahwa dia telah sesat
jalan. Dia ingin sekali mencari tahu sudut pandang benar akan kebenaran, dan memohon jika ia
diperbolehkan melihat Mshikha. Singkatnya setelah ini Mshikha mewujudkan diri-Nya sendiri
[menampakkan] dalam suatu pancaran gemilang cahaya kepadanya, dan kepada jiwa-jiwa
lainnya juga yang baru saja tiba, sebab pada tahapan ini mereka tidak bisa bertahan melihat
kepenuhan hadirnya kemuliaan-Nya, sebab kemuliaan-Nya itu sangatlah terang yang bahkan
para malaikat saja kesulitan melihat-Nya, dan menutupi wajah mereka dengan sayap-sayap
mereka (Yesaya 6:9). Ketika Dia menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada seseorang Dia
mengambil wujud pada tahapan khusus sesuai tahap kemajuan rohaniah yang jiwa mampu
menerimanya, begitulah Dia menampakkan kegemilangan kemuliaan-Nya, atau dalam
kepenuhan terang kemuliaan-Nya, sehingga pemandangan terang yang memancar dari-Nya bisa
bertahan. Demikianlah, ketika roh-roh ini melihat Mshikha dalam kegemilangan ini yakni terang
yang mempesona mereka, mereka dipenuhi dengan sukacita dan damai, peristiwa ini diluar
kuasa kita untuk menggambarkannya. Bermandikan dalam cahaya terang yang memberi hidup
dari-Nya, dan dengan gelombang deburan ombak kasih-Nya yang terus-menerus mengalir
keluar dari-Nya, mengalir kepada mereka, semua kesesatan [kesalahan sudut pandang] disapu
bersih. Kemudian dengan sepenuh hati mereka, mereka ini mengakui Dia sebagai Kebenaran,
dan didapati diri mereka sembuh, dan sembah sujud di depan hadirat-Nya, mengucap syukur
dan memuji Dia. Dan Orang-orang kudus yang telah ditunjuk untuk mengajari juga bersukacita
terhadap mereka.

Pekerja dan Peragu

Suatu kali saya melihat dalam suatu penglihatan seorang pria pekerja [buruh] tiba di alam roh.
Dia sangat ketakutan, sebab dalam sepanjang hidupnya dia tidak ada berpikir apapun tentang
kehidupan setelah mati dia hanya memikirkan bagaimana bisa mencari nafkah agar bisa tetap

Page 18- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

bertahan hidup dalam kehidupannya yang sangat sulit. Terlalu sibuk bagi dia berpikir tentang,
atau masalah rohaniah. Pada waktu bersamaan ketika dia mati orang lain juga mati, orang yang
satu ini adalah seorang peragu, keras kepala dalam pendapat-pendapatnya (opinions).
Keduanya dimasukkan jauh di dasar bawah kegelapan selama waktu yang lama. Dengan
keadaan ini, mereka sangat tertekan dan ketakutan, mereka berteriak memohon pertolongan.
Orang-orang kudus dan para malaikat, dalam kasih dan simpati datang mengajar mereka agar
mereka mengerti bagaimana menjadi anggota-anggota dari Kerajaan Mulia dan Terang.Tetapi
meskipun ketakutan, seperti banyak roh-roh lain, mereka lebih suka tetap tinggal dalam
kegelapan mereka,sebab dosa membengkokkan seluruh karakter mereka dan sifat meragukan
segala sesuatu. Mereka bahkan memandang curiga terhadap malaikat-malaikat yang datang
menolong. Ketika saya mengamati saya ingin tahu apa akhir nasib mereka, tetapi, ketika saya
bertanya, jawaban hanya saya dapatkan dari salah satu dari para orang kudus itu, yang berkata,
"Semoga Alaha mengasihani mereka."

Kita bisa membentuk perkiraan kerusakan penyimpangan kodrat manusia dari perihal ini,
yakni, jika ada ajaran menyimpang yang jahat tentang suatu perkara yang sedang merebak,
meskipun itu sesat, orang yang alam pikirannya sudah diubah oleh dosa akan segera menerima
ajaran menyimpang itu sebagai kebenaran. Jika, sebaliknya, ada berita kebenaran yang baik dan
sempurna diterima, contoh orang yang menerima yang ini adalah orang saleh, mereka yang
sudah melakukan kebenaran ini atau pekerjaan itu dilakukan bagi kemuliaan Alaha dan untuk
kebaikan sesama, kemudian, tanpa ragu-ragu, si pendengar akan berkata, "itu semuanya adalah
sesat. Begini dan begitu pastilah dia ada motif tersembunyi yang dirancangnya sendiri semua
ini." Haruslah kita mempertanyakan kepada orang-orang semacam ini bagaimana ia bisa tahu
pada kasus pertama tadi yang sesat itu dianggap benar dan yang kedua ini adalah benar
dianggap sesat,dan apa bukti yang dia bisa berikan, ia pastilah tidak punya bukti sedikitpun
untuk membuktikannya.

Semua yang kita bisa pelajari dari semacam sikap pikiran itu, yakni, karena pikirannya telah
dinodai dengan hal yang jahat sehingga dia percaya terhadap ajaran menyimpang jahat sebab
mereka cocok dalam sifat jahatnya, dan dia berpikir ajaran-ajaran yang baik dipandang sebagai
kebohongan-kebohongan sebab mereka tidak cocok untuk hatinya yang jahat. Secara sifat, sikap
orang baik berlawanan terhadap mereka. Orang saleh kecenderungan alamiahnya meragukan
atau menolak berita jahat [ajaran menyimpang], dan mempercayai berita yang baik [ajaran
benar meskipun banyak ditolak oleh orang], sebab sikap ini cocok dengan tabiat kebaikannya.
Mereka yang berada dalam dunia ini yang melewatkan hidup mereka bertentangan dengan
kehendak Alaha tidak akan merasa tenang hatinya baik itu di dunia ini maupun di alam dunia
yang akan datang; dan pada saat masuk ke dalam alam roh-roh mereka akan merasa
kebingungan dan ketakutan. Tetapi mereka yang di dunia ini melakukan kehendak Maran akan
merasa damai saat memasuki alam berikutnya, dan akan diisi dengan sukacita yang tak
terkatakan, sebab ini adalah rumah kekal dan Kerajaan Bapa mereka.

Hakim Orang - orang Berdosa

Banyak orang punya ide bahwa jika mereka melakukan perbuatan dosa yang tersembunyi
kemudian tidak ada satu orangpun pernah tahu akan hal itu, namun itu tidak mungkin ada dosa
tetap tersembunyi tidak diketahui selama - lamanya. Pada suatu ketika atau lain waktu, dosa itu

Page 19- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

akan ketahuan juga, dan pendosa itu juga akan menerima hukuman yang pantas. Juga, kebaikan
dan kebenaran tidak pernah bisa disembunyikan. Pada jalan cerita akhir kebaikan dan
kebenaran pasti menang, meskipun, pada suatu waktu, kebenaran dan kebaikan itu tidak diakui.
Insiden-insiden berikutnya akan menyingkapkan keberadaan pendosa.

Orang Baik dan Pencuri

Pada suatu kali dalam penglihatan, salah satu dari Orang-orang Kudus mengisahkan cerita ini
kepadaku, "Pada suatu ketika saat larut malam seorang saleh harus pergi ke tempat jauh untuk
melakukan suatu pekerjaan yang mendesak harus diselesaikan. Saat dia melintas, ia melihat
seorang pencuri sedang beraksi dan ia segera mendatangi pencuri itu yang sedang membobol
sebuah toko. Orang baik ini berkata kepada si pencuri, 'kamu tidak punya hak mengambil harta
benda orang lain, dan membuat mereka menderita kerugian. Ini adalah perbuatan dosa besar.
‘Pencuri itu menjawab, 'Jika kamu mau hidupmu selamat dari tempat ini, menyingkirlah diam-
diam segera. Jika tidak kamu akan dapat masalah.' Orang baik dan saleh ini tetap bertahan
menasihati si pencuri, dan ketika pencuri itu tidak perduli, ia mulai berteriak dan
membangunkan para warga. Mereka dengan segera menangkap si pencuri, tetapi segera ketika
orang baik ini mulai mendakwa pencuri itu, maka si pencuri berbalik memfitnah dan menuduh
si orang baik ini. 'Oh - ya;' ia berkata, 'kamu pikir orang ini adalah orang yang sangat beragama,
ketahuilah saya menangkap basah dia sedang melakukan pencurian.' Karena tidak ada saksi
mata maka kedua orang ini ditangkap, dan dikurung dalam suatu ruangan, sementara itu
seorang komandan polisi dan beberapa anak buahnya bersembunyi untuk mendengarkan
percakapan orang yang ditangkap warga ini. Kemudian si pencuri mulai mentertawai teman
sekurungannya.

'Lihatlah, si pencuri itu berkata, 'tidakkah aku sudah mengatakan kepadamu sebelumnya
dengan baik-baik? Aku telah katakan kepadamu sejak awal agar kamu menyingkir atau akan
menjadi masalah besar bagimu. Sekarang mari kita lihat bagaimana agamamu
menyelamatkanmu.' Segera setelah polisi itu mendengar perkataan ini, dia membuka pintu dan
melepaskan si orang baik itu dengan rasa hormat dan penghargaan, sementara itu dia mendera
si pencuri itu dengan keras, dan menjebloskan dia ke dalam sel penjara. Begitulah, meskipun di
bumi ini, ada tingkat penghakiman antara orang-orang baik dan jahat, tetapi hukuman dan
balasan sepenuhnya akan dijatuhkan hanya pada dunia yang akan datang."

Dosa-dosa Tersembunyi

Berikut ini juga diperlihatkan kepadaku dalam suatu visi. Seorang pria di tempat tersembunyi di
kamarnya sendiri melakukan perbuatan dosa, dan ia berpikir bahwa dosanya ini tersembunyi.
Salah satu dari Orang-orang Kudus berkata, "Betapa begitu inginnya saya mata rohaniah orang
ini dibuka pada suatu waktu, maka dia tidak akan pernah lagi melakukan perbuatan dosa ini."
Sebab di kamar itu ada sejumlah malaikat dan Orang-orang Kudus, dan juga beberapa roh-roh
dari jiwa-jiwa yang dikasihinya datang untuk menolong dia. Semua mereka berduka melihat
perbuatannya yang memalukan ini dan salah satu dari mereka berkata, "Kita datang untuk
menolong dia, tetapi sekarang kita akan harus menjadi saksi mata melawan dia pada waktu
masa penghakimannya nanti. Dia tidak bisa melihat kita, tetapi kita semua bisa melihat dia

Page 20- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

memperturutkan hawa nafsu dalam dosa ini. Semoga saja orang ini bertobat, dan diselamatkan
dari penghakiman yang akan datang."

Kesempatan Disia-siakan

Suatu kali saya melihat dalam alam roh-roh sesosok roh yang dengan lolongan penyesalan
mendalam menghempaskan diri ke sana ke mari seperti orang gila. Sesosok malaikat berkata,
"Di dunia pria ini punya banyak peluang untuk bertobat dan berbalik kepada Alaha, tetapi
manakala hati nuraninya mulai mengusik dia orang ini biasanya menengelamkan dirinya dalam
minuman yang memabukkan. Dia menyia-nyiakan semua harta bendanya, menghancurkan
keluarganya, dan pada akhirnya dia bunuh diri, dan sekarang di alam roh-roh dia melolong dan
berbuat kegilaan seperti seekor anjing gila dan menggeliat-geliat dalam penyesalan yang
mendalam pada pikirannya atas hilangnya kesempatan-kesempatan bagi dirinya. Kami semua
ingin menolong dia, tetapi tabiatnya sendiri yang menyimpang itu mencegah dia dari
pertobatan, sebab dosa sudah mengeraskan hatinya, meskipun ingatan akan dosanya selalu
segar diingat olehnya. Di dunia, dia membuat dirinya sendiri mabuk minuman untuk melupakan
suara-suara hati nuraninya, tetapi di sini tidak ada kemungkinan kesempatan untuk menutupi
apapun. Sekarang jiwanya begitu telanjang bagi dirinya sendiri, dan semua penghuni dunia
rohaniah bisa melihat kehidupnnya yang berdosa itu. Bagi dirinya, dalam keadaan dosanya yang
mengeras itu, tidak ada kemungkinan lain tetapi dia harus menyembunyikan dirinya sendiri
bersama dengan roh-roh jahat lainnya, dan begitulah selanjutnya dia akan lari semakin menjauh
dari cahaya terang yang menyiksanya."

Orang Jahat Diijinkan Masuk Sorga

Suatu kali dalam kehadiranku seorang laki-laki yang hidupnya jahat mati dan masuk ke dalam
alam roh-roh. Saat malaikat dan Orang-orang Kudus ingin menolong dia, namun mendadak jiwa
ini mulai mengutuki dan mencaci-maki mereka, dan berkata, "Alaha sungguh tidak adil. Dia
menyediakan sorga untuk hamba-hamba yang kerjanya suka menyanjung-nyanjung saja seperti
kalian, dan mencampakkan jiwa-jiwa lainnya kedalam kegelapan. Meskipun begitu, kamu
menyebut Dia Kasih!" Para malaikat menjawab, "tentu saja Alaha adalah Kasih. Dia menciptakan
manusia agar mereka hidup abadi dalam persekutuan yang bahagia bersama Dia, tetapi justru
manusia itu sendiri oleh karena sifat keras kepala mereka, dan dengan penyalah-gunaan
kehendak bebas mereka telah memalingkan wajahnya dari Dia, dan menciptakan Neraka bagi diri
mereka sendiri. Alaha itu tidak pernah membuang siapapun ke dalam Neraka, tidak juga Dia akan
pernah melakukan hal itu, tetapi manusia itu sendiri melalui penceburan dirinya sendiri kedalam
dosa, dengan demikian, umat manusia menciptakan Neraka bagi dirinya sendiri. Alaha tidak
pernah menciptakan Neraka." 10

Sesaat kemudian, terdengar suara yang amat lembut dari salah satu malaikat-malaikat mulia
rangking tinggi dari atas berkata, "Alaha mengijinkan orang ini boleh dibawa ke dalam sorga."

10 Paulus berkata; TABUR TUAI (Galatia 5:7-8). Apa yang kita derita adalah akumulasi masa lalu kita
sendiri, oleh karena itu, jangan pernah katakana Alaha tidak adil! Dia adil sebab kita melalui kehendak
bebas kita sendiri menciptakan Neraka bagi diri kita sendir.

Page 21- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Dengan bersemangat orang ini [jiwa] melangkahkan kaki ditemani oleh dua malaikat, tetapi
ketika mereka mencapai pintu sorga, dan kemudian jiwa ini melihat terang dan kekudusan yang
menyelimuti tempat itu dan kemuliaan dan terberkatinya para penghuni yang berdiam di sana,
dia menjadi merasa gelisah tidak nyaman. Malaikat-malaikat itu berkata kepada dia, "Lihatlah
betapa indahnya alam ini! Majulah lebih dekat lagi, dan lihatlah Maran Yang Mulia duduk di
tahta-Nya." Dari pintu itu dia melihat, dan kemudian ketika terang Matahari Kebenaran
menerpanya sontak kenajisan dosa yang mengotori hidupnya membuat ia melangkah mundur
dengan perasaan menderita dan mual melihat dirinya sendiri, tidak tahan menyaksikan semua
itu dan akhirnya dia lari tunggang - langgang dengan cepat, bahkan dia tidak berhenti di alam
roh-roh sementara [Sheol] seperti sebongkah batu melewati tempat itu dan tanpa pikir panjang
menerjunkan dirinya sendiri ke dalam lubang tiada berdasar (Gehenna).

Kemudian terdengar suara manis dan lembut dari Maran berkata, "Lihatlah, anak-anak-Ku yang
kekasih, tidak ada satu orangpun dilarang datang ke mari, dan tidak ada satu orangpun
melarang orang ini, maupun ada orang yang meminta dia untuk meninggalkan tempat ini. Ini
disebabkan kenajisan hidupnya sendiri yang memaksa dia untuk lari dari tempat kudus ini,
sebab, 'jika manusia tidak dilahirkan baru, dia tidak bisa melihat Kerajaan Alaha' (Injil
Yokhanan 3:3).

Roh Pembunuh

Seorang pria, yang beberapa tahun sebelumnya telah membunuh seorang pewarta Injil, dia
dipatuk oleh ular berbisa di hutan, dan akhirnya mati. Ketika ia memasuki alam roh-roh, ia
melihat roh-roh baik dan jahat semua mengelilingi dia, dan disebabkan seluruh aspek jiwanya
memperlihatkan bahwa dia adalah anak kegelapan, roh-roh jahat segera merenggutnya, dan
menyeret dia ramai-ramai menuju terowongan lubang kegelapan. Satu dari Orang-orang Kudus
itu menegaskan, "Dia sudah membunuh seorang hamba pelayan Alaha dengan racun
kemarahannya, dan sekarang dia dibunuh oleh racun seekor ular. Si Ular Tua, si Iblis,
memperalat orang ini membunuh orang yang tulus hati berjiwa bersih. Demikianlah, dengan
memakai sarana ular lain, yang mana bertabiat sama seperti dia, dia telah membunuh si orang
jahat ini, sebab 'Iblis sejak semula adalah pembunuh'" (Yokhanan 8:44).

Jiwa Perampok

Seorang perampok tewas dan masuk kedalam alam roh-roh. Pertama sekali dia tidak
memperdulikan perubahan keadaan yang terjadi pada dirinya, atau roh-roh yang
menghampirinya, tetapi, sebagaimana tabiatnya dahulu, dia segera berusaha melepaskan
dirinya ke tempat yang aman untuk menyembunyikan dirinya. Tetapi dia terheran – heran di
alam roh – roh mereka semua mentertawakan dan mengejek dia kalau tindakannya itu adalah
sia - sia. Tabiatnya begitu jahat sehingga dia tidak tahu mana yang benar ataupun dia tidak bisa
memanfaatkan waktu untuk berbuat baik. Semasa hidupnya di dunia lahiriah, hawa nafsunya
begitu tidak terkendali, sebab pada kebanyakan kesempatan, dia, dalam kemarahannya
membunuh atau melukai siapapun yang dia pikir merendahkannya. Sekarang di alam roh – roh,
dia mulai beraksi dengan cara yang sama. Dia berbalik menghadapi roh roh yang datang untuk
mengajari dia, seolah-olah dia akan merobek-robek mereka berkeping-keping, seperti seekor

Page 22- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

anjing ganas yang akan siap menggigit meskipun itu di hadapan tuannya. Pada kasus ini
malaikat-malaikat berkata, "Apa bila roh – roh sejenis ini tidak dipenjara dalam kegelapan atau
dalam lubang yang tidak berdasar, maka mereka akan menimbulkan malapetaka besar
kemanapun mereka pergi. Hati nurani orang semacam ini sudah mati, meskipun itu setelah dia
berada di alam roh – roh, dia gagal untuk menghargai hati nuraninya, dengan melakukan
pembunuhan dan perampokan di dunia, dia telah menyia-nyiakan hidup dan kesadaran
rohaniahnya sendiri. Dia membunuhi dan membinasakan orang lain, tetapi realitasnya, justru
dia telah menghancurkan dirinya sendiri. Alaha sendiri yang mengenali orang yang semacam
ini, dan mereka yang seperti dia akan tinggal dalam siksaan berabad-abad."11

Setelah ini, malaikat-malaikat melakukan tugas kewajibannya menyeret jiwa jahat ini, dan
melemparkan dia kedalam penjara kegelapan yang mana dari tempat itu dia tidak bisa
melarikan diri lagi selama-lamanya. Keadaan dari jiwa – jiwa pelaku kejahatan di tempat itu
sangat mengerikan, dan sungguh tidak bisa terungkapkan betapa mengerikannya siksaan ini,
mereka yang menyaksikan jiwa – jiwa ini gemetar melihat keadaan yang memilukan ini.
Dikarenakan betapa terbatasnya kata – kata bahasa duniawi kita untuk bisa mengutarakan
semua keadaan itu, sehingga kita hanya bisa mengucapkan ini saja, bahwa kemanapun jiwa
orang berdosa itu berada, selalu dan dalam segala hal, tidak ada sesuatu yang lain kecuali hanya
merasakan rasa sakit luar biasa akibat siksaan yang tiada hentinya. Ada semacam api yang tidak
bercahaya membakar selama – lamanya dan menyiksa jiwa – jiwa ini, tetapi tidak ada satupun
yang musnah terbakar, tidak juga api itu bisa padam. Roh yang sedang menyaksikan apa yang
terjadi berkata, "Siapkah yang tahu bahwa barangkali saja di akhirnya ini tidak bisa menjadi
kobaran api yang membersihkan? "Dalam bagian alam roh – roh yang disebut Neraka, ada
banyak tingkatan dan bidang luas, dan jiwa itu khususnya di mana suatu roh tinggal dalam
penderitaan bergantung kepada kuantitas (banyaknya) dan karakter dosa – dosa yang
dimilikinya. Pada kenyataannya Alaha menciptakan mereka semua dalam gambarnya sendiri
(Bereshit 1:26, 27; Kol. 1:15), namun melalui hubungan mereka dengan dosa mereka telah
merusakkan gambar ini, dan telah membuat gambar itu jelek dan jahat. Sesungguhnya, mereka
memiliki wujud rohaniah yang baik, tetapi wujud rohaniah itu terus – menerus dikotori dan
menjadi buruk, dan apa bila mereka tidak dipulihkan melalui pertobatan yang benar dan
anugerah Alaha, (saat di bumi), maka dalam bentuk menakutan ini mereka pastilah tinggal tetap
dalam siksaan.

Keadaan Orang Benar dan Akhir Kemuliaan Mereka

Sorga, atau Kerajaan Alaha, mulai dalam kehidupan dari semua orang – orang percaya sejati di
bumi ini. Hati mereka selalu diisi dengan damai sejahtera (shalom) dan sukacita, tidak jadi
persoalan apa aniaya – aniaya dan kesukaran hidup yang mereka jalani mereka tetap bertahan;

11 Alaha tidak akan menyiksa jiwa-jiwa dalam Neraka selama-lamanya (kekal), tetapi seperti kayu bakar
yang terbakar dan menyala selama unsur material kayu itu ada, setelah jadi abu maka api itu padam.
Alaha bukan Alaha kejam dan tidak menyiksa satu jiwapun dalam Neraka, tetapi sebab akibat dari
perbuatan dosa itu sendiri menghukum si jiwa sampai pada titik tertentu. Jiwa tak bisa dilenyapkan
tetapi bertransformasi kedalam bentuk lain tetapi hakikatnya keberadaannya tetap sama.

Page 23- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

sebab Alaha yang adalah sumber dari semua damai sejahtera dan hidup, bersemayam dalam diri
mereka. Maut (kematian) bukanlah kematian bagi mereka, tetapi pintu gerbang yang mana
melalui pintu kematian itu mereka memasuki rumah kekal mereka selamanya dalam keabadian.
Atau bisa kita katakan bahwa meskipun mereka sudah dilahirkan kembali kedalam Kerajaan
kekal mereka, namun pada saat mereka meninggalkan tubuh lahiriah (cangkang) ini, peristiwa
ini bagi mereka bukan hari kematian mereka, tetapi hari kelahiran mereka kedalam alam
rohaniah, dan ini adalah waktu bagi mereka bersukacita besar yang sebagaimana peristiwa –
peristiwa berikutnya akan menyusul membuat segalanya menjadi jelas.

Kematian Pria Saleh

Sesosok malaikat bercerita kepadaku tentang bagaimana seorang percaya Yeshua sejati yang
dengan sepenuh hati melayani Marannya selama 30 tahun, tergeletak sedang mendekati ajal
kematian. Beberapa menit sebelum dia wafat Alaha membuka mata rohaniahnya, bahkan
sebelum meninggalkan tubuh fisiknya, dia melihat dunia rohaniah dan agar barangkali saja bisa
menceritakan apa yang dia telah lihat kepada mereka tentang dirinya. Dia telah melihat pintu
sorga dibuka untuknya, dan serombongan malaikat dan orang-orang kudus datang
menghampirinya, di pintu gerbang itu, sang Juruselamat merentangkan kedua belah tangan-Nya
menunggu untuk menerima dia. Ketika semua ini terjadi padanya, dia berteriak dengan
sukacita sehingga mereka yang sedang menungguinya di pinggir tempat tidur terkejut. "Betapa
bahagianya aku di tempat itu," dia berseru, "aku sudah lama sekali merindukannya bisa melihat
Maranku, dan datang menemui Dia. Wahai kawan-kawanku! Lihatlah wajah Maran seluruhnya
dipenuhi dengan kasih, dan lihatlah rombongan malaikat – malaikat yang datang menyambutku.
Betapa mulianya tempat ini! Kawan - kawan, aku sedang berangkat menuju ke rumahku yang
sesungguhnya, janganlah berdukacita atas kepergianku, tetapi bersukacitalah!" Salah satu dari
mereka yang hadir di pinggir tempat tidurnya berkata dengan perlahan, "pikirannya sedang
melanglangbuana." Kemudian, dia mendengar suara lirih pelan berkata, "Tidak, pikiranku tidak
melanglangbuana. Aku sadar sepenuhnya. Aku ingin kamu bisa melihat pemandangan yang luar
biasa indahnya ini. Aku minta maaf pemandangan itu tersembunyi dari matamu. Selamat
tinggal, kita akan bertemu kembali di alam berikutnya." Setelah ucapan pesan ini dia menutup
matanya, dan berkata, "Maran aku menyerahkan jiwaku ke dalam tangan-Mu" dan kemudian dia
menghembuskan nafas terakhirnya.

Menghibur Saudara-saudari yang Dikasihi

Segera setelah nyawanya meninggalkan tubuh fisiknya malaikat-malaikat datang membawa dia
dalam pangkuan mereka dan pergi menuju ke sorga, tetapi dia meminta para malaikat itu untuk
menunda beberapa menit. Dia melihat pada jasad tubuhnya yang tidak bernyawa itu dan teman
– temannya, lalu dia berkata kepada para malaikat itu, "aku tidak tahu kalau setelah
meninggalkan tubuh ini bisa melihat jasad tubuhnya sendiri dan teman-temannya. Aku ingin
teman-temanku bisa melihat aku, dan juga aku bisa melihat mereka, maka peristiwa ini tidak
akan diperhitungkan kepadaku sebagai kematian, ataupun mereka tidak perlu berdukacita
untukku sebagaimana mereka lakukan." Kemudian dia memeriksa tubuh rohaniahnya dan
mendapati wujud itu bercahaya indah dan gemilang, dan sungguh total berbeda dari tubuh
jasmaniahnya yang kotor. Pada kesempatan itu, dia mulai menahan istri dan anak – anaknya

Page 24- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

yang sedang menangis meratapi dan mencium jasad tubuhnya yang kaku dan dingin itu. Dia
merentangkan tangan rohaniahnya yang bersinar terang indah itu, dan mulai menjelaskan
kepada mereka, dan dengan penuh kasih sayang mendesak mereka agar tidak melakukan
perbuatan itu, tetapi mereka tidak bisa milhat dia, ataupun mendengar suaranya, dan, ketika dia
mencoba menarik anak-anaknya menyingkir dari jasad tubuhnya, tangan itu tampak seolah –
olah menembus lewat tubuh mereka semua, seolah – olah mereka itu adalah udara, akan tetapi
mereka sama sekali tidak merasakan apapun. Lalu salah satu dari malaikat – malaikat itu
berkata, "Kemarilah, biarlah kami membawamu ke rumah abadimu selamanya. Janganlah sedih
terhadap mereka. Maran (Tuhan) Dia sendiri, dan kami juga akan menghibur mereka.
Perpisahan ini untuk beberapa hari saja."

Kemudian bersama rombongan malaikat – malaikat dia berangkat ke sorga. Mereka bergerak
maju terus di jalan menuju ke sorga, sementara itu serombongan malaikat – malaikat lainnya
menyongsong menemui mereka dengan sambutan"Selamat datang." Banyak sahabat – sahabat
dan jiwa – jiwa yang dikasihi yang sudah wafat sebelumnya juga menemui dia, dan dengan
menyaksikan itu semua, sukacitanya semakin bertambah. Mendekati pintu gerbang sorga,
malaikat – malaikat dan orang – orang kudus berdiri menyambut dengan diam di sisi lainnya.
Dia masuk, dan di jalan pintu masuk Mshikha menemui dia. Segera, dia tersungkur di kaki-Nya
menyembah Dia, tetapi Maran mengangkat dia berdiri, memeluk dia, dan berkata, “Sungguh
bagus amal salehmu, engkau hamba yang baik dan setia, masuklah kedalam sukacita Tuhanmu."
Sukacita jiwa ini tak bisa digambarkan. Air mata tangis sukacitanya mulai mengalir, Maran
dengan kasih yang besar menyapu air matanya, dan kepada para malaikat itu Dia bersabda,
"Bawalah jiwa ini ke rumah besar yang sangat mulia itu yang sejak semula sudah dipersiapkan
untuknya." Sekarang roh - jiwa orang yang dari Alaha ini masih memegang ide bumiah, dia ingin
kembali menghadap Maran, namun karena ia pergi dengan para malaikat maka ini akan menjadi
tidak menghormati Dia. Jiwa saleh ini ragu – ragu untuk melakukan hal ini, tetapi, ketika
akhirnya dia membalikkan wajahnya ke arah tempat tinggal besar itu, dia kagum melihat ke
mana saja dia memandang dia melihat Maran ada di sana. Sebab Mshikha hadir di setiap tempat,
dan terlihat di mana – mana oleh Orang – orang Kudus dan para malaikat.

Lagi pula bagi Maran, Dia senang melihat di setiap sudut jiwa ini ada dikelilingi dengan sukacita,
dan mereka yang berada di tingkat rendah bertemu tanpa adanya rasa iri hati terhadap mereka
yang berada di tingkat lebih tinggi, dan sebaliknya mereka yang memiliki posisi lebih mulia
melihat diri mereka sendiri beruntung bisa melayani saudara-saudari mereka yang berada di
posisi – posisi lebih rendah sebab ini adalah Kerajaan Alaha dan yang bersumber dari kasih.

Di setiap bagian sorga, ada taman – taman yang begitu indah yang sepanjang waktu
menghasilkan setiap variasi buah yang manis dan enak dan semua jenis bunga – bunga indah
yang berbau harum yang tidak pernah layu. Di taman – taman itu mahluk-mahluk dari segala
jenis memberikan pujian kepada Alaha tiada henti - hentinya. Burung – burung indah yang
berbagai corak aneka macam warnanya membunyikan kidung – kidung nyanyian indah, dan
kidungan itu seperti indahnya kidungan para malaikat dan orang – orang kudus, saat
mendengarkan kidung nyanyian mereka serasa terangkat terawang – awang dalam keindahan
yang tak bisa dibahasakan dalam bahasa manusia dalam pengalaman itu.12

12 Juga ini adalah bahasa simbolis saja, bukan dalam artian seperti di bumi.

Page 25- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Ke mana saja mata memandang tidak ada yang lain kecuali pemandangan sukacita yang tak bisa
dibahasakan betapa indahnya akan hal itu.

Inilah sesungguhnya Firdaus yang Alaha persiapkan bagi orang yang mengasihiNya, di mana
tidak ada bayang – bayang kematian, tidak ada juga kesesatan, ataupun dosa, ataupun
penderitaan, tetapi yang ada hanya sukacita dan damai sejahtera (shalom).

Rumah - rumah Besar di Sorga

Kemudian saya melihat sesosok laki-laki dari Alaha memeriksa rumah yang diperuntukkan
baginya dari jarak jauh. Saat itu pria ini ditemani bersama dengan malaikat - malaikat, tiba di
pintu gerbang rumah yang dipersiapkan baginya, dia melihat tulisan di rumah itu ada huruf
berkilauan dengan kata ucapan "Selamat datang," dan dari huruf – huruf itu sendiri tertulis
ucapan"Selamat datang, Selamat datang," dalam bunyi gaung yang berulang – ulang. Saat dia
memasuki rumahnya, dia kaget sebab dia menemui Maran ada di hadapannya. Pada saat ini,
sukacitanya melebihi dari pada apa yang bisa kita gambarkan, dan dia berseru, "aku
meninggalkan kehadiran Maran dan datang ke mari atas perintah-Nya, tetapi aku mendapati
Maran sendiri justru ada di sini tinggal berdiam denganku." Dalam rumah besar ada segalanya
yang semua imajinasinya bisa terwujud, dan setiap orang siap melayani dia. Di sebelah rumah –
rumah itu, Orang – orang Kudus, seperti dia sendiri, tinggal dalam persekutuan yang bahagia.
Sebab rumah sorgawi ini adalah Kerajaan Alaha, yang dipersiapkan bagi Orang – orang Kudus
dari sejak dunia ini dijadikan (Mattai 25:34), dan ini adalah kemuliaan masa depan yang
menunggu setiap orang para pengikut Mshikha sejati.

Rohaniawan Sombong dan Hamba Rendah Hati

Seorang rohaniawan yang melihat dirinya sendiri sebagai seorang yang terpelajar dan taat
beragama sampai usia senjanya. Tidak perlu diragukan lagi dia memang orang baik. Ketika
malaikat – malaikat datang menjemput dia untuk dibawa ke tempat yang telah disediakan
untuknya oleh Maran dalam alam roh – roh, malaikat – malaikat memboyong dia masuk ke alam
penantian jiwa (the intermediate state) dan meninggalkan dia bersama dengan banyak roh - roh
yang baik lainnya di sana, mereka ini juga baru saja tiba, mereka adalah para malaikat yang
ditunjuk untuk bertugas mengajar jiwa – jiwa yang baik, lalu mereka kembali lagi kepada para
penjaga roh - roh yang baik lainnya. Di tempat alam penantian, ada tingkatan yang berlapis –
lapis hingga tingkat alam yang tertinggi dan tempat tingkat jiwa yang masuk dalam tingkatan itu
tergantung seberapa baiknya kehidupan nyata selama ada di bumi yang nantinya juga akan
diajar kembali di alam penantian ini.

Saat itu malaikat – malaikat yang memboyong rohaniawan ini dalam alam tingkatnya, datanglah
kembali para malaikat untuk menjemput jiwa lainnya, mereka membawa jiwa orang itu naik ke
tempat alam yang lebih tinggi dari pada tempat di mana rohaniawan itu berada, mereka menuju
ke alam lebih tinggi. Melihat hal ini si rohaniawan berteriak kesal dengan suara keras, "Apa hak
kalian meninggalkan aku di alam setengah jalan menuju alam negeri mulia itu, sementara Kalian
membawa jiwa lainnya naik menuju alam yang terdekat dengan alam negeri mulia itu? Pada hal
jiwa orang ini kurang kesuciannya, ataupun lainnya, apa kekuranganku dari pada jiwa orang ini,

Page 26- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

atau dibandingkan dengan kalian sendiri." Malaikat – malaikat menjawab, "Di sini tidak ada
pertanyaan besar dan kecil, atau lebih atau kurang, tetapi jiwa orang dimasukkan ke dalam
tingkatan apapun yang dia itu sesuai perbuatannya sepanjang masa hidup dan imannya di bumi.
Engkau belum cukup untuk tingkat yang lebih tinggi, maka engkau harus tetap tinggal
sementara waktu di sini, dan belajarlah beberapa hal melalui rekan kami para pelayan yang
ditunjuk untuk mengajar. Kemudian, bila Maran menitahkan kami, maka dengan senang hati
kami akan menjemput dan membawa engkau bersama kami ke alam yang lebih tinggi." Dia pun
berkata, "aku telah mengajar orang – orang sepanjang hidupku tentang jalan hidup menuju
sorga. Apa lagi yang harus aku pelajari tentang hal itu? Aku tahu semua hal itu."

Lalu malaikat – malaikat mengajar dengan berkata, "Mereka harus naik sekarang, kami tidak
bisa menahan mereka, tetapi kami akan menjawab pertanyaanmu. Sahabatku, jangan merasa
tersinggung jika kami berbicara terus terang, ini demi kebaikanmu sendiri. Engkau pikir kamu
sendirian di sini, tetapi sesungguhnya Maran juga ada di sini meskipun kamu tidak bisa melihat
Dia. Kesombongan yang kamu tunjukkan ketika kamu berkata, 'aku tahu semua hal itu'
menghalangi kamu melihat Dia, dan akibatnya kamu tidak bisa naik ke alam yang lebih tinggi
lagi. Kerendahan hati adalah obat untuk kesombonganmu. Latihlah kerendahan hati dan
keinginanmu itu akan terkabul." Setelah itu, salah satu dari malaikat – malaikat itu berkata
kepadanya, ketahuilah "orang yang baru saja dipromosikan lebih tinggi darimu, dia itu bukan
orang yang terpelajar ataupun orang terkenal. Kamu tidak memperhatikan dia dengan teliti. Dia
adalah salah satu dari anggota jemaatmu sendiri. Orang – orang agak kurang mengenal dia,
sebab dia ini orang rendahan pekerja biasa saja, dan sedikit waktu saja istirahat dari
pekerjaannya. Tetapi di tempat kerjanya, banyak mengenal dia sebagai seorang yang rajin dan
pekerja yang sangat jujur. Semua orang yang berhubungan dengan dia mengenali dia ini
karakternya seperti Mshikha. Pada masa perang, dia diminta wajib militer untuk membela
negara di Prancis. Pada suatu hari ketika dia sedang menolong teman yang terluka, dia ditembus
peluru dan terbunuh.

Meskipun kematiannya mendadak, dia sudah siap untuk hal itu, itulah sebabnya dia tidak harus
menunggu lama tinggal di alam tempat penantian selama seperti kamu harus lakukan.
Promisinya tidak didasarkan pilih kasih, bukan pula karena dia terkenal, tetapi karena
rohaniahnya yang saleh itu. Oleh karena kehidupan doa dan kerendahan hatinya, sementara dia
ada di dunia, telah mempersiapkan dirinya untuk lebih lanjut untuk dunia rohaniah. Sekarang
dia sedang bersukacita meraih tempat yang ditujunya, dan sedang bersyukur dan memuji
Maran yang dalam rahmat-Nya menyelamatkan dia, dan menganugerahkan dia hidup kekal."

Kehidupan Sorgawi

Di sorga, tidak ada satu orangpun bisa munafik karena semua orang bisa melihat tembus
pandang kehidupan orang lainnya sebagaimana mereka juga sebaliknya. Semua terang cahaya
yang terbabar mengalir keluar dari Mshikha dalam Kemuliaan yang gemilang berkilauan
membuat orang fasik menyesal dengan mendalam sekali dengan mencoba menyembunyikan
diri mereka sendiri, tetapi Kemuliaan itu mengisi orang saleh dengan kebahagiaan yang tidak
terungkapkan dengan bahasa manusia betapa indahnya berada dalam Terang Kerajaan sang
Bapa. Di sana, kebaikan mereka adalah bukti bagi semua, kebaikan itu akan terus bertambah –
tambah, sebab tidak ada yang menghambat pertumbuhan kebaikan mereka dan segala sesuatu

Page 27- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

yang bisa menopang mereka di sana adalah untuk menolong mereka. Tingkatan – tingkatan
kebaikan yang dicapai jiwa orang saleh dikenal melalui cahaya gemilang yang terpancar dari
seluruh penampilan mereka; sebab karakter dan kodrat itu menunjukkan diri mereka sendiri
dalam bentuk berbagai macam warna-warni kemilau kemuliaan agung. Di sorga, tidak ada
kecemburuan. Semua senang melihat pengangkatan rohaniah dan kemuliaan dari jiwa – jiwa
lainnya, dan tanpa motif mencari kepentingan diri sendiri, mencoba, sepanjang masa, sungguh-
sungguh untuk melayani satu sama lain. Semua karunia – karunia yang tak terbilang banyaknya
dan berkat – berkat sorga bagi kepentingan semua jiwa – jiwa bersama. Tidak ada satu
orangpun yang mementingkan diri sendiri pernah berpikir mencari keuntungan bagi diri
sendiri, dan segala sesuatu cukup bagi semuanya. Alaha adalah kasih dilihat dalam pribadi
Yeshua duduk di tahta di sorga maha tinggi. Dari Dia yang adalah "Matahari Kebenaran," dan
"Terang Dunia," kesembuhan dan pemberian cahaya hidup dan gelombang terang dan kasih
dilihat mengalir keluar melalui setiap Orang-orang Kudus dan malaikat dan mengalir kepada
apa saja yang mereka sentuh mengalami vitalisasi dan daya hidup. Tidak ada timur atau barat,
ataupun utara maupun selatan di sorga, tetapi bagi setiap jiwa individu atau malaikat, tahta
Mshikha tampak sebagai pusat dari segala sesuatu.

Ada juga didapati setiap jenis kemanisan dan kelezatan buah - buahan dan bunga dan banyak
jenis makanan rohaniah. Sementara itu mereka mencicipi nikmatnya makanan lezat dan nikmat
cita rasa yang sulit dibahasakan, tetapi setelah mereka menyantapnya, keluarlah aroma wangi
yang menebarkan wewangian harum di sekeliling udara itu, keluar dari pori – pori tubuh.

Singkatnya, keinginan dan hasrat semua para penghuni sorga dipenuhi dalam Alaha, sebab
dalam setiap kehidupan kehendak Alaha dibuat sempurna, maka dibawah semua kondisi –
kondisi ini, dan pada setia tahap tingkat sorga, ada untuk setiap jiwa pengalaman tidak berubah
dari sukacita besar dan rahmat.

Tujuan dan Maksud Penciptaan

Beberapa bulan lalu, ketika saya sedang berbaring di kamar sendirian menahankan rasa sakit
dari bisul di mataku. Rasa sakit tak tertahankan itu luar biasa sekali sehingga saya tidak bisa
melakukan pekerjaan lainnya, maka saya habiskan waktu dalam doa slootha dan mendaraskan
doa syafaat. Suatu hari saya saat sedang dalam keadaan rasa sakit itu dalalm beberapa menit,
saat itu dunia rohaniah terbuka kepadaku dan saya mendapati diriku dikelilingi sejumlah
malaikat – malaikat. Segera saya lupa semua rasa sakitku, sebab seluruh konsentrasiku tertuju
kepada mereka. Saya sebutkan di bawah ini beberapa pokok ulasan yang mana kita bicarakan
bersama.

Nama – nama di Sorga

Saya menanyai mereka, "Bisakah engkau ceritakan kepadaku dengan nama – nama apa kalian
dikenal?" Salah satu dari malaikat-malaikat itu menjawab, "Masing-masing kami diberi nama
baru yang mana tidak satupun yang mengetahui kecuali Maran dan mereka yang menerima
nama itu. Semua kami di sini melayani Maran pada negeri-negeri yang berbeda dan abad-abad
yang beda pula, dan tidak ada yang butuh untuk mengetahui apa nama – nama kami. Maupun

Page 28- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

perlunya kami harus menceritakan nama-nama kami sewaktu kami masih hidup di bumi.
Memang menarik untuk mengetahui mereka, tetapi apa manfaatnya itu? Dan kemudian kami
tidak ingin orang mengetahui nama – nama kami, agar mereka tidak menyanjung dan memuji
kami, sebagai ganti memuji Maran yang begitu mengasihi kita di mana Dia mengangkat kita dari
keberadaan kita yang jatuh dalam dosa dan membawa kita masuk ke dalam rumah kekal kita, di
mana kita akan mengidungkan kidung pujian selamanya dalam persekutuan kasih-Nya – dan
inilah tujuan di mana Dia menciptakan kita."

Memandang Alaha

Saya tanya lagi, "Apakah malaikat – malaikat dan orang – orang kudus yang tinggal di alam
tertinggi sorga, selalu memandang wajah Alaha? Dan, jika mereka melihat Dia, dalam bentuk
dan keadaan apakah Dia muncul?" Salah satu dari Orang – orang Kudus berkata, "Sebagaimana
lautan penuh air, begitulah seluruh alam semesta diisi dengan Alaha, dan setiap penghuni sorga
merasakan kehadiran-Nya pada setiap sisi. Saat orang menyelam di dalam air, di atas dan di
bawah dan sekeliling tidak ada yang lain kecuali air, begitulah dalam sorga ada rasa kehadiran
Alaha. Dan sama seperti dalam air lautan, ada mahluk – mahluk hidup yang tak terhitung
jumlahnya, begitu juga Keberadaan Alaha Tak Terbatas itu mahluk-mahluk-Nya ada.

Sebab Dia adalah tak terbatas, anak-anak-Nya yang adalah terbatas, bisa melihat Dia hanya
dalam wujud dari Mshikha. Sebagaimana Maran sendiri telah katakan, "Siapa saja yang melihat
Aku melihat sang Bapa" (Yokhanan 14:9). Dalam alam roh – roh ini, ada gerak maju rohaniah
yang menuntun kepada tingkatan yang ia bisa mengetahui dan merasakan Alaha; dan Mshikha
juga menyingkapkan wujud kemuliaan-Nya kepada setiap jiwa sesuai dengan pencerahan dan
kapasitas rohaniahnya. Apa bila Mshikha menampakkan diri dalam tataran terang kemuliaan
yang sama kepada para penghuni alam – alam bawah yang gelap dari alam rohaniah, seperti
halnya Dia menampakkan diri-Nya kepada mereka di alam – alam yang lebih tinggi, maka
mereka ini tidak sanggup menatap terang kemuliaan itu [sama seperti saat kita menatap sinar
matahari dengan mata telanjang, kita tidak bisa kuat!]. Begitulah Dia membabarkan manifestasi
kemuliaan-Nya untuk memperkembangkan pertumbuhan rohaniah jiwa – jiwa itu, dan sesuai
dengan kapasitas setiap jiwa individu."

Kemudian Orang Kudus lainnya menambahkan, "kehadiran Alaha sungguh bisa dirasakan dan
dinikmati tetapi pengalaman itu tidak bisa diungkapkan dalam tutur bahasa kata – kata. Karena
betapa manisnya pengalaman manis ini dirasakan, dan kebanyakan tidak bisa dideskripsikan
dengan frasa grafik, maka setiap orang yang berada di sorga itu mengalami kebahagiaan yang
bersumber dari kehadiran Alaha, dan setiap jiwa dalam alam rohaniah ini mengetahui bahwa
mengalami Alaha adalah nyata [bukan khayalan!], dan tidak perlu ada jiwa lain untuk mencoba
membantu dia dengan deskripsi verbal akan pengalaman itu."

Pohon Ara Tak Berbuah

Saya menanyai mereka kembali, "Bukankah segala sesuatu diciptakan untuk suatu tujuan,
namun kadang – kadang yang tercipta ini tidak menunjukkan tujuan yang seharusnya,
contohnya, tujuan pohon ara diciptakan untuk menghasilkan buah, tetapi, pada saat Maran

Page 29- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

mendapati pohon ini tidak menghasilkan buah, Dia menyuruh untuk menebang pohon itu,
karena pohon ara itu percuma hidup tidak menghasilkan buah sebagai tujuan diciptakan.
Bisakah engkau memberikan pencerahan kepadaku apakah pohon ara ini memenuhi tujuannya
diciptakan atau tidak?" Orang Kudus itu menjawab, "Niscaya tujuannya dipenuhi, dan dipenuhi
lebih penuh lagi. Tuhan Kehidupan memberi hidup kepada setiap mahluk untuk suatu tujuan
khusus tertentu, tetapi jika tujuan itu tidak dipenuhi, Dia punya kuasa mengambilnya kembali
hidup itu agar memenuhi tujuan yang lebih tinggi. Ada ribuan banyaknya hamba-hamba Alaha
yang mengorbankan hidup mereka untuk mengajar dan mengangkat harkat kehidupan orang
lain lebih tinggi. Dengan kehilangan nyawa mereka bagi orang – orang lain, mereka yang telah
menolong orang – orang lain, dan kemudian memenuhi tujuan Alaha yang lebih tinggi. Dan ini
memang semestinya demikian, dan merupakan ibadah yang sangat mulia, karena seorang
hamba lebih tinggi dari pada pohon – pohon ara dan mahluk – mahluk hidup yang tercipta
lainnya, memberi hidupnya kepada orang – orang lain, kemudian bagaimana hal itu tidak adil
jika hanya sebatang pohon memberikan hidupnya bagi pengajaran dan memperingatkan bangsa
yang sedang tersesat? Maka melalui pohon ara ini Mshikha mengajarkan pelajaran yang agung
kepada umat Israel, dan kepada semua orang di seluruh dunia, bahwa mereka yang hidupnya
tidak menghasilkan buah – buah iman dan pertobatan, dan mereka yang gagal memenuhi tujuan
yang Alaha ciptakan dalam diri mereka, semuanya akan ditebang dan dibinasakan."

Dan fakta – fakta sejarah banyak sekali menjelaskan kepada kita tentang penindasan, kehidupan
rohaniah kaum rabbi-rabbi Farisi yang mementingkan diri sendiri pada waktu itu disebabkan
kemandulan (tidak berbuah), dan menjadi pohon tumbang seperti pohon ara yang tertebang.
Dan dalam hal yang sama persis hidup mereka tidak menghasilkan buah – buah iman dan
pertobatan bagi orang – orang lain, meskipun tampak dari bagian luar mereka sepertinya penuh
buah, ini memperdayai orang – orang lain, dan mereka ini akan dikutuk dan dibinasakan [Injil
Mattai 23:27-28 Peshitta].

Jika ada orang yang merasa keberatan perihal ini ketika Maran mengutuk pohon ara ini dengan
mengatakan bahwa saat itu tidak pada musimnya berbuah dan seharusnya pada saat itu jangan
mencari buah ara, maka orang ini haruslah merenungkan kembali bahwa berbuat baik itu tidak
membutuhkan kapan musimnya berbuat kebaikan, sebab semua musim dan masa adalah sama
saja untuk mengerjakan perbuatan yang baik, dan ia haruslah menghasilkan buah dalam
kehidupannya dan itulah tujuan hidupnya ia diciptakan.

Injil berkata: Dan Yeshua berkata kepada kumpulan orang banyak itu: “Seorang mempunyai
pohon ara yang ditanam di kebun anggurnya: dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu,
tetapi ia tidak menemukan satupun. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah
tiga tahun aku datang mencari buah – buah pohon ara ini, tetapi aku tidak menemukannya.
Tebanglah pohon ini: Untuk apa pohon ini tumbuh di tanah? Pengurus kebun itu berkata: Tuanku,
biarlah pohon ini tumbuh tahun ini lagi, aku akan merawat pohon ini dan memberinya pupuk.
Dan jika pohon ini menghasilkan buah, [baguslah;] dan jika tidak, tuan tebanglah pohon ini: untuk
apa pohon ini hidup”? – Injil Luqas 13: 6-9 Peshitta.

Apakah Manusia Mahluk Bebas?

Page 30- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Saya bertanya lagi, "Tidakkah jauh lebih baik jika Alaha (Elohim) menciptakan manusia dan
semua yang tercipta itu sempurna adanya, dengan demikian umat manusia tidak berbuat dosa,
ataupun disebabkan dosa menimbulkan begitu banyak dukacita dan penderitaan di dunia; dan
lihatlah, pada yang tercipta ini tunduk kepada kesia-siaan, kita semua mengalami bagian segala
macam penderitaan?"

Sesosok malaikat yang datang dari tingkat – tingkat tertinggi sorga, dan menempati jabatan
tinggi di sana, menyahut, "Alaha tidak membuat manusia seperti mesin yang bekerja otomatis;
tidak juga Dia menetapkan nasibnya seperti bintang – bintang dan planet – planet yang tidak
bergerak keluar dari apa yang telah ditetapkan, tetapi Dia menjadikan manusia dalam rupa dan
gambar-Nya sendiri, mahluk bebas, memiliki pengertian, menentukan nasibnya sendiri, dan
memiliki kuasa untuk bertindak dengan kemauan sendiri, oleh sebab itu ia berkuasa terhadap
segala sesuatu yang tercipta lainnya. Apa bila manusia tidak diciptakan sebagai mahluk bebas
maka ia tidak bisa menikmati Kehadiran Alaha, tidak juga menikmati betapa bahagianya di
sorga, sebab ia hanyalah mesin saja yang bergerak tanpa sadar atau tak berperasaan, atau
seperti bintang – bintang yang bertaburan di langit tanpa mengetahui ia beredar di ruang
angkasa raya tiada bertepi. Tetapi manusia, adalah mahluk bebas yang sesuai dengan kodrat
alamiahnya tidak sama dengan jenis tak berjiwa yang sempurna ini – dan kesempurnaan jenis
semacam ini sesungguhnya adalah ketidaksempurnaan – sama halnya seperti manusia yang
hanyalah budak yang dengan sangat sempurna ia melakukan pekerjaan tertentu, terhadap
pekerjaan yang ia tak nikmati, sebab dirinya sendiri tidak punya pilihan. Bagi orang ini tidak
akan ada bedanya antara batu dan Alaha."

Manusia, dan bersama dengan dia semua yang tercipta tunduk kepada kesia-siaan, meskipun
demikian tidaklah kekal. Oleh karena ketidaktaatannya, manusia menjerumuskan dirinya
sendiri dan semua mahluk-mahluk lainnya kedalam semua penderitaaan dan rasa sakit bersalin
pada keadaan yang sia-sia ini. Pada kondisi dan keadaan pergumulan rohaniah itu sendiri bisa
menjadi arena medan pertempuran kekuatan rohanianya untuk bertumbuh dewasa seutuhnya
dan hanya dalam pergumulan inilah ia bisa belajar pelajaran yang perlu bagi kesempurnaannya.
Itulah sebabnya ketika orang pada akhirnya mencapai bagian kesempurnaan sorga, ia akan
bersyukur kepada Alaha untuk penderitaan dan pergumulan di dunia sehingga ia sepenuhnya
akan mengerti bahwa segala perkara itu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Alaha (Rom. 8:28).

Manifestasi Kasih Alaha

Kemudian Orang-orang Kudus lainnya berkata, "Semua penghuni sorga mengenal Alaha adalah
kasih, tetapi kasih ini tersembunyi dari sepanjang kekekalan bahwa kasih-Nya itu begitu
mengagumkan karena Ia telah menjadi Anak Manusia untuk menyelamatkan orang – orang
berdosa, dan untuk pemurnian mereka dengan mati di Kayu Salib. Dia menderita agar Ia bisa
menyelamatkan umat manusia dan semua yang tercipta yang tunduk kepada kesia-siaan.
Demikianlah Alaha, menjadi Anak Manusia telah memperlihatkan kemurahan hati-Nya kepada
anak-anak-Nya, tetapi hal lainnya akan kasih tak terbatas-Nya akan tetap tinggal tersembunyi
abadi. "Kini seluruh ciptaan, dengan harapan besar, menantikan manifestasi dari anak-anak
Alaha, saat mereka akan dipulihkan dan dimuliakan kembali. Namun, sekarang ini, mereka, dan
semua ciptaan, akan tetap mengeluh dan menderita hingga ciptaan baru ini tiba. Dan juga

Page 31- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

mereka yang dilahirkan kembali berkeluh kesah dalam diri mereka sendiri, menunggu untuk
penebusan tubuh; dan masa itu akan tiba ketika seluruh ciptaan, menjadi taat kepada Alaha
dalam segala perkara, akan dibebaskan dari korupsi dan dari kesia-siaan selama-lamanya. Maka
hal itu akan tetaplah tinggal bahagia kekal dalam Alaha, dan keinginan dipenuhi dalam dirinya
sendiri untuk tujuan yang mana ia diciptakan. Kemudian Alaha akan menjadi semua dalam
semua."

Kesimpulan

Malaikat-malaikat juga bercakap-cakap denganku tentang banyak perkara lainnya, tetapi hal itu
tidak mungkin untuk mencatatnya semua, sebab, bukan hanya di sana ada dalam dunia tak
terbahasakan, tak ada kiasan, yang mana saya bisa ungkapkan arti dari kebenaran-
kebenaran rohaniah mendalam, tetapi juga mereka juga tidak menghendaki saya untuk
mencoba mengusahakan hal itu, sebab tak satupun tanpa pengalaman rohaniah bisa
memahami semua penglihatan yang kualami, maka dalam kaitannya dengan hal itu, ada rasa
takut (Amsal 1:7), menggantikan keberadaan meminta bantuan, justru bantuan mereka ini akan
menjadikan banyak sebab kesalahpahaman dan kesesatan.

Oleh karena itu, saya hanya menuliskan beberapa perkara-perkara yang paling sederhana,
berharap dari penyingkapan-penyingkapan ini boleh menjadi tuntunan dan amaran, pengajaran
dan rasa ketenteraman. Juga, waktu pada saat itu tidaklah jauh ketika para pembacaku yang
akan masuk kedalam alam roh-roh, dan melihat perkara-perkara ini dengan mata mereka
sendiri. Tetapi sebelum kita meninggalkan dunia ini selamanya, pergi ke rumah abadi kita, kita
harus menyokong anugerah Alaha, dan Roh doa, melaksanakan dengan setia pekerjaan kita
yang ditetapkan. Demikianlah, akankah kita menggenapi tujuan hidup kita, dan masuk tanpa
bayang rasa kecewa, kedalam sukacita abadi dari Kerajaan Sorgawi Bapa kita.

Doa Mar Sadhu Sundar Singh

Ya Baginda, rahmat dan kasih karunia-Mu yang berlimpah itu telah mengisi relung hatiku
mengalir berkelimpahan dengan rasa bersyukur dan pujian. Namun hati dan lidah yang memuji-
Mu tidaklah cukup bagiku hingga aku membuktikannya dalam tindak perbuatanku yang
mengabdikan hidup melayani Engkau.

Syukur dan terpujilah Engkau telah menebusku, meskipun aku tidak pantas, Engkau hidupkan
aku dari kematian kepada hidup dan membuat aku bersukacita dalam persekutuan dan kasih-
Mu. Aku tidak tahu sebagaimana aku harus pada diriku sendiri atau rasa sakitku yang butuh
pengobatan, tetapi Engkau, ya Bapa, maha mengetahui sepenuhnya mahluk-mahluk-Mu dan
kebutuhan mereka. Tidak juga aku mengasihi diriku sendiri sebagaimana halnya Engkau
mengasihiku. Mengasihi diriku sendiri sepenuhnya adalah mengasihi dengan sepenuh hati dan
jiwa tiada batas yang memberi aku keberadaan, dan kasih yang semacam itulah Engkau. Oleh
karena Engkau telah memberikanku tetapi satu hati, yang hati itu tetaplah satu saja, yakni
kepadaMu, yang menciptakannya.

Ya Baginda Raja, duduk di depan kaki-Mu jauh lebih baik dari pada duduk di hadapan tahta raja-
raja bumi, sebab tahta-Mu bertahta abadi di Kerajaan kekal. Dan kini, di depan mezbah kaki suci

Page 32- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015


NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

ini aku mempersembahkan diriku sendiri sebagai korban bakaran. Melalui rahmat-Mu
terimalah aku, dan di manapun dan bagaimanapun Engkau menghendaki, pakailah aku untuk
melayani-Mu. Sebab Engkau adalah milikku, dan aku milik-Mu, yang mengambil seonggok debu
ini dan menjadikanku dalam gambar-Mu sendiri dan menganugerahkanku hak untuk menjadi
anak-Mu.

Segala hormat dan kemuliaan dan pujian dan rasa syukur hanya pantas dipersembahkan
kepadaMu selama – lamanya. Amin

 

UNTUK KALANGAN SENDIRI!!!


Untuk memperbanyak MATERI
PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan
untuk meminta izin tertulis:
admin@nasraniindonesia.org
0813.19190730
021.70403378
www.nasraniindonesia.org

Page 33- Copyright of GEREJA NASRANI INDONESIA 2015

Anda mungkin juga menyukai