Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 8 :
Kisyantina (E2B018062)
Tika Putri W (E2B018063)
Arum Wijayanti (E2B018064)
detikcom
Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus menghubungi
perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening Efek atas namanya.
Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan
sekuritas juga dapat melakukan transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka
sebagai bagian dariportofolio perusahaan. Proses perdagangan saham di Pasar Modal
melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek dilndonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJKsebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telahmem peroleh persetujuan
Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan system dan atau sarana Bursa dalam rangka
melakukan kegiatan perdagangan Efek diBursa sesuai dengan Peraturan Bursa.
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian Syarat Transaksi Efek
1. Single Investor Identification (SID)
Penerapan SID
a. Pembangunan Infrastruktur Utama Industri
b. Meningkatkan Pemisahan Aset Nasabah dan Kemampuan Monitoring
c. Pengendalian dan Pengawasan Risiko Pasar yang Lebih Luas
d. End to End STP
Single Investor Identification
Single Investor Identification yang diberlakukan sejak 2011 itu terdiri atas 15 digit yaitu:
1. Digit ke-l dan ke-2 menandakan tipe investor. Sebut saja kode ID untuk investor
perorangan, kode SC untuk perusahaan, MF (Mutual Fund), IS (bank), CP (korporasi),
PF (dana pensiun), dan OT untuk menandakan tipe investor lainnya.
2. Digit ke-3 menandakan status investor, D untuk domestik dan F adalah asing.
1. Transaksi Dipisahkan
2. Bursa dan KPEI mcngajukan permohonan persetujuan Transaksi Dipisahkan kepada OJK,
dalam hal terdapat indikasi paling kurang sebagai berikut:
pola Transaksi yang terindikasi melanggar Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal dan/atau pcraturan perundangundangan di bidang Pasar
Modal lainnya.
transaksi yang berisiko tinggi.
Transaksi yang membahayakan integritas pasar Transaksi dipisahkan dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi paling kurang sebagai berikut:
kondisi Anggota Kliring yang terkait dengan besaran nilai transaksi yang berpotensi
tidak dapat dapat diselesaikan dan teridentifikasi adanya pola transaksi yang tidak lazim
(unusual transaction) yang dilakukan oleh Anggota Kliring yang bersangkutan.
fluktuasi harga Efek yang tidak biasa.
pola, volume, dan tiekuensi transaksi Efek