Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Hukum Ampere.


Hukum Biot-Savart merupakan hukum yang umum yang digunakan
untuk menghitung kuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik.
Apapun bentuk konduktor yang dialiri arus, dan berapa pun arus yang
mengalir, maka kuat medan magnet di sekitar arus tersebut selalu
memenuhi hukum Biot-Savart. Namun, kita tidak selalu mudah
menentukan kuat medan magnet di sekitar arus dengan menggunakan
hukum Biot-Savart. Untuk bentuk kawat yang rumit, maka integral pada
hukum Biot-Savart tidak selalu dapat diselesaikan.1
Oleh karena itu, perlu dikaji metode alternatif untuk menentukan kuat
medan magnet di sekitar arus listrik. Salah satu metode yang cukup
sederhana yang akan dibahas di sini adalah hukum Ampere.
Hukum Ampere ditemukan tidak dengan sendirinya. Hukum ini dipicu
dari beberapa faktor antara lain Percobaan Oersted. Awalnya fenomena ini
ditemukan atas ketidaksengajaan. Saat Oersted sedang mengajar di depan
para muridnya dia tidak sengaja meletakkan kompas di dekat penghantar
yang dialiri arus listrik. Awalnya dia hanya diam dan mengamatinya,
setelah itu dia memulai percobaannya.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan melilitkan sebuah paku besi
dengan kawat tembaga. Setelah itu dialirkan arus listrik pada kawat
tersebut. Ternyata paku tersebut menjadi bersifat magnet. Magnet yang
dibuat dengan mengalirkan arus listrik melalui lilitan kawat disebut
sebagai magnet listrik atau elektromagnet. Elektromagnet bersifat
sementara atau tidak tetap, bila aliran listrik dimatikan, maka sifat
kemagnetannnya akan hilang.

1
DR.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M.Si. Diktat kuliah fisika dasar II tahap persiapan bersama ITB.
(Bandung : 2006). Hal 282

3
Dari hasil percobaannya, Oersted mengambil suatu kesimpulan bahwa
di sekitar arus listrik terdapat medan magnet yang dapat memengaruhi
keududukan magnet jarum. Dari hasil pengamatannya, Oersted
mendapatkan bahwa arah penyimpangan kutub utara magnet jarum sesuai
dengan arah ibu jari tangan kanan dan arah arus listrik pada kawat sesuai
dengan arah jari-jari lainnya. Arah medan magnet yang terdapat di sekitar
kawat berarus sesuai dengan kaidah tangan kanan seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Percobaan tangan kanan Oersted.

Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk
pada kumparan berarus listrik, dapat dilakukan dengan cara :

1. Perhatikan arah listrik yang mengalir pada kumparan.


2. Ujung kumparan yang pertama kali mendapat arus listrik dijadikan
sebagai pedoman untuk menentukan letak kutub-kutub magnet.
3. Kemudian, genggam ujung kumparan yang pertama kali teraliri arus
listrik dengan posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak kawan pada
inti besi.

Gambar 2. Posisi tangan kanan saat memegang kumparan.

4
4. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan telapak tangan
menghadap ke depan, kemudian genggam kumparan yang berinti besi.
5. Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan
arah sebaliknya menunjukkan kutub selatan.
6. Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di
belakang inti besi, maka hadapka telapak tangan ke belakang,
kemudian genggam kumparan kawat itu.
7. Dengan cara yang sama kita dapat juga menentukan letak kutub utara,
dan kutub selatan magnet.

Gambar 3. Perbedaan ketika lintasan diberi arus listrik dan tidak.

Pada tahun 1820 Oersted ahli fisika Denmark menemukan bahwa


jarum kompas beranjak bila ditaruh di dekat kawat (penghantar,
konduktor) yang berarus listrik. Ampere sadar betapa penting penemuan
Oersted itu. Ia segera mengadakan eksperimen. Dari eksperimennya, ia
menemukan bahwa kumparan bersifat sebagai magnet batang, bahwa besi
lunak dalam kumparan berubah jadi magnet dan kumparan yang berisi
batang besi lunak jadi megnaet yang kuat, bahwa dua penghantar yang
berdekatan yang berairan arus listrik saling mengeluarkan gaya.

5
Gambar 4. Foto Andre Marie Ampere.

Akhirnya, Ampere menemukan hukum matematika untuk menghitung


gaya tersebut. Hukum ini kemudian terkenal dengan nama hukum Ampere.
Yang menjadi dasar teori elektromagnet ciptaan Maxwell (1865). Ampere
merupakan ilmuwan pertama yang mengembangkan alat untuk mengamati
bahwa dua batang konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya
megalirkan listrik searah akan saling tarik menarik dan jika berlawanan
arah akan saling tolak menolak.

Bunyi Hukum Ampere itu sendiri yaitu “Integral garis induksi


magnetik B melalui lintasan tertutup sama dengan kali jumlah yang
terlingkupi oleh lintasan tersebut”.2

Misalkan disuatu ruang terdapat medan magnet ⃗ .Di dalam ruang


tersebut kita buat sebuah lintasan tertutup S yang sembarang seperti
gambar :

Gambar 5. Lintasan tertutup sembarang dalam ruang yang mengandung


medan magnet

2
novinandaresta.blogspot.com/Bunyi Hukum Listrik dan Magnet

6
Kita perhatikan elemen lintasan ⃗⃗⃗ . Anggap kuat medan magnet pada
lintasan tersebut adalah ⃗ . Integral perkalian ⃗ dan ⃗⃗⃗ dalam lintasan S
dapat memenuhi :

Dengan, ∑ adalah jumlah total arus yang di lingkupi S. Tanda


3
∮ menyatakan bahwa integral harus di kerjakan pada lintasan tertutup.

2.2. Aplikasi Hukum Ampere.


Untuk lebih memahami Hukum Ampere bisa kita lihat dari
aplikasinya sebagai berikut :
1. Kawat Lurus Panjang.

Gambar 6. Ilustrasi dan Grafik Hukum Ampere pada kawat lurus


panjang.

Adapun langkah standar yang harus dilakukan adalah:


a. Pilih lintasan tertutup sedemikian rupa sehingga ;
 Kuat medan magnet d berbagai titik lintasan konstan
 Vektor medan magnet dan vektor elemen lintasan selalu
membentuk sudut yang konstan untuk semua elemen lintasan.

3
DR.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M.Si. Diktat kuliah fisika dasar II tahap persiapan bersama ITB.
(Bandung : 2006). Hal 282

7
b. Cari, ∑ yaitu jumlah total arus yang di lingkupi lintasan ampere.

Maka berlaku rumus ;

Di dalam kawat :

𝜇0 𝐼
𝐵= 𝑟
2𝜋𝑅 2
(untuk r < R)

Di luar kawat :

𝐵 . 𝑑𝑠 = 𝐵 𝑑𝑠 = 𝐵 2𝜋𝑟 = 𝜇0 𝐼

𝜇0 𝐼
𝐵= 2𝜋𝑟
(untuk r ≥ R)

Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Medan magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
R = jari-jari dalam (m)
r = jari-jari luar (m)

2. Solenoida.
Solenoida merupakan induktor yang terdiri dari gulungan kawat
berbahan konduktor disusun membentuk koil dan dialiri arus listrik
yang didalamnya dimasukan sebuah batang besi berbentuk silinder
dengan tujuan memperkuat medan magnet yang dihasilkan sebuah
kumparan kawat yang terdiri dari beberapa lilitan.

8
Gambar 7. Solenoida.

Jika sepotong besi diletakan di dalam solenoida, medan magnet


meningkat sangat besar karena besi tersusun oleh medan magnet yang
dihasilkan oleh arus.

Saat arus listrik mengaliri solenoida, solenoida tersebut akan


memiliki sifat medan magnet. Posisi dari kutub – kutub medan magnet
pada solenoida dipengaruhi oleh arah arus di tiap lilitan tersebut.
Karena garis – garis medan magnet akan meninggalkan kutub utara
magnet.

 Induksi magnet pada ujung solenoid ;

 0 .i.N
B
2l
 Induksi magnet ditengah / pusat solenoid ;

 0 .i.N
B   0 .i.n

Keterangan:

l = panjang solenoida (m)

μ0 = permeabilitas ruang hampa (4x

I = arus pada solenoida (A)

9
N = banyaknya lilitan

n = banyaknya lilitan per satuan panjang (N/ l )

Pada rumus tersebut, dapat diketahui bahwa B hanya bergantung


pada jumlah lilitan per satuan panjang, n, dan arus I. Medan tidak
bergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga nilai B seragam.
Hal ini hanya berlaku pada solenoida takhingga, tetapi merupakan
pendekatan yang baik untuk titik – titik yang sebenarnya yang tidak
dekat dengan ujung solenoida.4

Untuk mencari medan magnet yang disebabkan oleh distribusi arus


yang sangat simetris, kita disarankan untuk menggunakan hukum
Ampere. Hukum Ampere mirip dengan hukum gauss pada medan
listrik, hanya saja sekarang kita tidak menggunakan integral
permukaan tertutup, melainkan kita gunakan integral garis tertutup.
Hukum Ampere dirumuskan bukan dalam Hukum Ampere fluks
magnetik, tetapi dalam integral garis dari B yang mengelilingi sebuah
lintasan tertutup, dinyatakan oleh ⃗ ⃗⃗⃗ = .5

3. Toroida
Toroida merupakan sebuah solenoida yang di lengkungkan
sehingga berbentuk lingkaran kumparan. Dan memiliki arah arus
listrik melingkar.6

Gambar 8. Toroida
4
Young, Hugh D, Fisika Universitas (Jakarta: Erlangga, 2003) hlm 352
5
Bambang Murdaka, Fisika Dasar Untuk Ilmu Komputer & Informatika (Yogyakarta: C,V Andi
Offset, 2009)
6
www.smartsains.com/Medan Magnet pada Toroida

10
Adapun rumus yang berlaku pada Toroida adalah ;

𝐵 . 𝑑𝑠 = 𝐵 𝑑𝑠 = 𝐵 2𝜋𝑟 = 𝜇0 𝑁𝐼

𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 2𝜋𝑟

Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Medan magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
r = jari-jari (m)

2.3. Hukum Ampere dalam kehidupan.


Banyak alat-alat listrik yang bekerjanya atas dasar kemagnetan listrik.
Misalnya bel listrik, telepon, telegraf, alat penyambung atau relai, kunci
pintu listrik, detektor logam dan loudspeaker dll. Alat-alat ukur seperti
amperemeter, voltmeter dan galvanometer dapat dijelaskan dengan prinsip
kemagnetan listrik. Berikut akan dicontoh kan beberapa diantaranya ;
1. Bel Listrik.

Gambar 9 : Cara Kerja Bel Listrik

Solenoida digunakan dalam banyak perangkat elektronika seperti


bel pintu atau pengeras suara. Untuk bel pintu ketika rangkaian di
tutup dengan menekan tombol, kumparan secara efektif menjadi

11
magnet dan memberikan gaya pada batang besi. Batang tersebut
ditarik ke dalam kumparan dan mengenai bel.7

Bel listrik terdiri atas dua elektromagnet dengan setiap solenoida


dililitkan pada arah yang berlawanan. Apabila sakelar di tekan, arus
listrik akan mengalir melalui solenoid. besi akan menjadi magnet dan
menarik kepingan besi lentur dan pengetuk akan memukul bel.
Tarikan kepingan besi lentur oleh electromagnet akan memisahkan
titik sentuh dan sekrup pengatur yang berfungsi sebagai interuptor.
Arus listrik akan putus dan teras besi hilang kemagnetannya.
Kepinganbesi lentur akan kembali ke posisi semula. Proses ini akan
terjadi secara berulang ulang dengan sangat cepat.

Bagian-bagian utama bel listrik:

a. Sebuah magnet listrik (A dan B), berupa magnet listrik berbentuk


U.
b. Pemutusan arus atau interuptor: C.
c. Sebuah pelat besi lunak: D yang dihubungkan dengan pegas E
dan pemukul bel.

2. Relay.
Relai berfungsi sebagai saklar untuk menghubungkan atau
memutuskan arus listrik yang besar pada rangkaian lain dengan
menggunakan arus listrik yang kecil. Ketika sakelar S ditutup, arus
listrik kecil mengalir pada kumparan. Teras besi akan menjadi magnet
dan menarik kepingan besi lentur. Titik sentuh C akan tertutup,
menyebabkan rangkaian lain membawa arus besar yang akan
tersambung. Apabila sakelar S di buka, teras besi akan hilang
kemagnetannya. Keping besi lentur kembali ke kedudukan semula.
Titik sentuh C terbuka dan rangkaian listrik lainnya terputus.Bagian-
bagian Relai diantaranya Magnet listrik, Sauh, Kontak dan Pegas.

7
Giancoli, Fisika Edisi ke lima (Jakarta: Erlangga, 2001) hal 159

12

Anda mungkin juga menyukai