ANGGOTA KELOMPOK 1 :
1. HILAL.
2. RIZKY NURBAITY.
3. YENI YULIANTI.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Makalah Kebutuhan Konsep Diri”
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yag bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala urusan kita. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................1
KATA PEGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5
TUJUAN PENELITIAN.....................................................................................................5
KEGUNAAN PENELITIAN..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
KERANGKA PEMIKIRAN................................................................................................5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan
yang unik karena masalah keperawatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, seperti pada
masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan berbagai macam gejala dan disebabkan oleh
berbagai hal (Erlinafsiah, 2010).
Penelitian World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia 2014 itu
menunjukkan hampir 3/4 beban global penyakit neuropsikiatrik didapati berpenghasilan rendah
dan menengah ke bawah. WHO memperkirakan tidak kurang dari 450 juta penderita mengalami
gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini, 25%
diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa tpada usia tertentu. Gangguan jiwa yang mencapai
13%, kemungkinan akan berkembang 25% pada tahun 2030, menurut survey saat ini gangguan
jiwa ditemukan sebanyak 450 juta orang di dunia terdiri dari 150 juta depresi, 90 juta gangguan
penggunaan zat dan alkohol, 38 juta epilepsi, 25 juta skizofrenia, serta hampir 1 juta melakukan
bunuh diri setiap tahun.
Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat dari masa
lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari overview
dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi.
Remaja yang menyalahgunakan napza umumnya tidak mandiri dan menganggap segala
sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk terapi
kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif yang dialami oleh klien dengan
harga diri rendah kronis ke arah berpikir yang positif. Pada keluarga terapi yang diperlukan
dapat berupa triangle terapy yang bertujuan untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan
perasaan mengenai permasalahan yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan
keluarga dapat mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien.
Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu
bagian dari masalah gangguan jiwa di masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Dengan pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus tersebut dengan
judul asuhan keperawatan pada Tn.S dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di ruang
Ayodya Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
C. Tujuan
D. MANFAAT
1. Bagi Perawat
2. Bagi klien
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
hilang percaya diri,merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Yosef 2009 hal 39). Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah.
Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mau
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung nerasa aman. Individu yang memiliki
harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman
(Yosep 2009). Dari pengertian diatas,dapat penulis simpulkan bahwa haraga diri rendah adalah
perasaan negatif terhadap diri sendiri sejauh mana individu menilai dirinya sebagai orang yang
tidak memiliki kemampuan.
2. Etiologi
Factor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi predisposisi dan
faktor presifitasi Stuart (2006) sebagai berikut:
a. Factor predisposisi
1. Factor yang meliputi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempuynyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Factor ysng mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak percayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b. Factor presifitasi
Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh perubahan
penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Yosep, (2009,)
c. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan dapat
diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri.
3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
Adapun tanda dan gejala harga diri rendah adalah sebagai berikut :
Selain data di atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri
rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada
suara pelan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian fisik, psikologis, social dan spiritual sehingga dihasilkan
masalah keperawatan.
2. Dapat menentukan diagnose keperawatan sesuai dengan prioritas masalah klien dengan
Isolasi Sosial: Menarik Diri.
3. Dapat menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien dengan Isolasi Sosial:
Menarik Diri.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan rencana tindakan
keperawatan.
5. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial: Menarik
Diri.
PENGKAJIAN
I. Biodata
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaaan : -
Klien datang dengan keluhan sudah seminggu yang lalu klien mudah tersinggung, emosi
labil, marah-marah dan suka merasa curiga terhadap orang lain, klien sulit diarahkan juga sering
keluyuran tidak pulang kerumah.
A. Propocative / Palliative
1. Apa penyebabnya : Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu lebih
kurang setahun yang lalu muncul dengan gejala tersebut (mudah tersinggung,
emosi labil, marah-marah dan suka merasa curiga terhadap orang lain).
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Perawatan selama dirumah sakit dan obat-
obatan
B. Quantity / Quality
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk rumah sakit jiwa karena suka
marah-marah, merusak alat rumah tangga serta bicara dan tertawa sendiri.
E.Alergi
A.Orang Tua
B.Saudara kandung
B.Konsep Diri
1. Gambaran diri : Klien menyukai bagian muka dengan alasan klien kalau tanpa
ada muka seseorang itu tidak akan pantas dan pasti menakutkan.
2. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan melakukan aktivitas seperti biasa
(membantu orang tuanya ) dan dapat berkerja
3. Harga diri : Klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna lagi dengan keadaan
sekarang dan tidak mampu membantu ibunya yang sudah tua
4. Peran diri : Klien sebagai anak dalam keluarganya
5. Identitas : Klien seorang dan belum menikah
C.Keadaan Emosi
D.Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti : Bagi klien orang yang berarti adalah orang tua nya (ibu)
2. Hubungan dengan keluarga : Klien mengatakan hubungan dengan kelurga nya
baik
3. Hubungan dengan orang lain : Klien mengatakan hubungan dengan tetangga nya
baik dan hubungan dengan masyarakat nya baik.
4. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain.
1. Penampilan :
Klien berpakaian rapi yang sesuai, kuku tangan pendek karena orang tua klien selalu
memotang nya kuku klien saat panjang.
2. Pembicaraan :
Klien berbicara kooperatif, klien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik dan
jawabannya sesuai dengan pertanyaan.
3. Interaksi selama wawancara :
Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah
beralih kearah yang tak menentu dan sulit konsentrasi.
4. Alam perasaan :
Klien tampak sedih dan tidak bergairah serta iri dengan teman-temannya karena klien
belum bisa membahagiakan ibunya seperti teman-teman lainnya
Keadaan klien sadar, dengan tanda-tanda vital.Tekanan darah : 120 / 80 mmHg, Nadi :
80x/i, Pernapasan : 18x/i dan suhu tubuh 37oC. Bentuk kepala bulat,simetris,kulit kepala bersih
dan penyebaran rambut merata, wajah klien oval. Klien memiliki dua mata dengan simetris, dua
telingga dengan simetris dan tidak ada kelainan pendengaran, posisi hidung simetris dan terdapat
dua lubang hidung, keadaan bibir simetris dan lembab klien juga dapat membedakan rasa asam,
manis, pahit,dan asin, keadaan leher simetris tidak kelainan pada leher klien, kulit klien bersih
tidak kelainan kulit.
Frekuensi makan /hari : 3 kali sehari.Nafsu / selera makan : klien tidak nafsu makan.
Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati. Alergi : klien tidak memilki alergi. Mual dan muntah
:tidak ada mual dan muntah. Tampak makan memisahkan diri : klien tidak ada memisahkan diri
saat makan , klien makan dengan keluarga nya. Waktu pemberian makan : pagi, siang dan
malam. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi , jeni nasi + lauk pauk dan sayur dan klien apa yang
dimasak keluarga nya dimakan. Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan. Masalah makan dan
minum : klien dapat menyebutkan makan 3x sehari, jumlahnya 1 piring dan tanpa ada bantuan.
Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggunakan sabun dan dilakukan secara mandiri.
X. POLA ELIMINASI
1.BAB
2.BAK
Adaptif : Ketika klien mengalami masalah klien lebih memilih pergi keluyuran dari rumah.
Maladaptif : Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti masih menganggap belum
sembuh oleh keluarganya
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS:
DO :
2. DS :
DO :
Afek sedih.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
Harga Diri Tujuan : klien akan menunjukkan harga diri, Indikator NOC
Rendah Kronis Harga diri
DIAGNOSA PERENCANAAN
P:
Intervensi dilanjutkan.
Pantau Aktivitas.
P:
Intervensi dilanjutkan
Menyatakan perasaan ke
orang lain dengn skala 4
Pantau Aktivitas.
A:
Berpartisipasi sebagai
sukarelawan, pada aktivitas
organisasi, atau pada kegiatan
keagamaan.
P:
Intervensi dilanjutkan.
Pantau Aktivitas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengakajian yang dilakukan kepada Tn. H seseorang dengan harga diri
rendah terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri,berpakaian tidak rapi dan selera makan
berkurang. Tn. H juga tidak berani menatap lawan bicara. Tn. H nampak tidak bersemangat dan
kurang kosentrasi, tampak lesu. Klien juga mengatakan dia malu terhadap dirinya sendiri akibat
penyakitnya. Klien juga merasa merendahkan martabat seperti : “saya tidak bisa”, “saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa”. Dari data diatas Tn. H mengalami isolasi sosial dan gangguan
konsep diri : harga diri rendah.