Anda di halaman 1dari 3

MEMAHAMI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara
teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian
informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Keberadaan dari
pengungkapan dalam perusahaan sangat penting karena pada kondisi ketidakpastian pasar,
nilai informasi yang relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang
diharuskan dalam standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan
laba rugi atau laporan arus kas. Sedangkan transparansi dalam suatu perusahaan digunakan
untuk membantu investor dalam pasar modal.
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release) informasi.
Sedangkan menurut para akuntan pengungkapan laporan keuangan adalah penyampaian
informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan
tahunan. pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi para pemangku kepentingan (stakeholders). Pengungkapan informasi
dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos laporan keuangan, catatan
atas laporan keuangan, penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung,
lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam
bentuk surat atau pernyataan resmi.
Menurut Evans (2010) pengungkapan adalah “Disclosure means supplying information in the
financial statements including the statements themselves, the notes to the statements and the
implementary disclosures assosiated with the statements. It does not extend to public or
private statements made by management or information provided outside the financial
statements”. Selanjutnya secara lebih spesifik, Wolk, Tearney, and Dold (2001) dalam
Suwardjono (2014) menginterpretasi pengertian pengungkapan sebagai berikut:
Broadly interpreted, disclosure is concerned with information in both the financial
statements and suplementary communications including footnotes, post statement events,
management’s discussion and analysis of operations for the fortcoming year, financial and
operating forecasts, and additional financial statements covering segmental disclosure and
extentions beyond historical cost. Bushman & Smith (2003, p. 76) mendefinisikan
transparansi perusahaan sebagai ketersediaan relevansi yang tersebar luas, informasi yang
dapat dipercaya mengenai kinerja perusahaan dalam suatu periode yang terkait, posisi
keuangan, kesempatan investasi, pemerintah, nilai dan risiko perusahaan dagang yang
bersifat umum.
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh
penilaian (judgment) manajer. Tingkat pengungkapan yang makin mendekati pengungkapan
penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi yang merupakan kondisi yang
dibutuhkan (necessary condition) untuk dilakukannya manajemen laba (Trueman and Titman,
1998).
Menurut Wolk, Tearney, and Dold (2001) pengungkapan adalah berkaitan dengan informasi
baik dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan termasuk catatan kaki,
peristiwa-peristiwa setelah tanggal laporan, diskusi dan analisis manajemen, prakiraan
keuangan dan operasi, dan laporan keuangan tambahan yang meliputi pengungkapan
segmental dan informasi pelengkap lebih dari biaya historis. Sejalan dengan gagasan FASB
dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC no.1, prg.5) :“Although financial
reporting and fianncial statement have essentially the same objectives, some useful
information is better provided by financial statement and some is better provided, or can
only be provided, by means of financial reporting other than financial statements.”
Selanjutnya pengertian pengungkapan laporan keuangan menurut Stice (2010),
pengungkapan dalam laporan keuangan adalah pelaporan rinci sebuah transaksi dalam catatan
pada laporan keuangan. Hendriksen mengatakan secara sederhana, pengungkapan dapat
diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of information). Hendriksen dan Evans
membagi tingkat pengungkapan menjadi tiga konsep pengungkapan yang bergantung pada
peraturan yang dianggap paling diinginkan.
Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:
 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan
adalah Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan
dengan benar oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah pengungkapan
yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang
sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak
terhadap pembaca potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan yang
mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.
Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi
kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua, yakni pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dan pengungkapan wajib (discretionary disclosure).
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan sukarela
adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas.
Pengungkapan diwajibkan untuk tujuan melindungi, informatif, atau melayani kebutuhan
khusus (differential).
Menurut Chariri et al (2007:382), tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan adalah:
 Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai
lainnya dalam mengambil keputusan secara rasional.
 Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya
menilai jumlah, pengakuan tentang penerimaan kas bersih.
 Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan.
 Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performance keuangan) suatu
perusahaan selama 1 periode.
 Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik.
 Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. Untuk menyediakan
informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar dimasa mendatang.
 Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jika
mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau jika
mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya,
perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa
pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi
buruk perusahaan di depan berbagai pihak
REFERENSI
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi dan Perekayasaan Laporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE. Yogyakarta
http://e-journal.uajy.ac.id/2662/3/2EA16912.pdf
http://www.duniapelajar.com/2012/01/18/pengertian-jenis-dan-manfaat-disclosure-
pengungkapan-laporan-keuangan/
Soemarso, S.R. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai