Anda di halaman 1dari 2

Mata kayu[sunting 

| sunting sumber]
Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari percabangan atau
kuncup yang dorman. Mata kayu memiliki pengaruh terhadap kayu, dan sering kali berpengaruh
negatif. Mata kayu mengurangi kekuatan kayu sehingga akan bernilai rendah ketika digunakan
sebagai struktur bangunan atau keperluan lain di mana kekuatan menjadi pertimbangan.
[4]
 Namun untuk tujuan seni, keberadaan mata kayu dapat meningkatkan nilai.

Kayu teras[sunting | sunting sumber]


Kayu teras (disebut juga heartwood, duramen[5]) adalah kayu yang terbentuk lebih awal pada
suatu pohon dan telah mati dan terletak di bagian dalam dari sebuah kayu. Kayu teras tidak
memiliki pembuluh yang berfungsi lagi. Kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal (bagian dari
kayu yang masih hidup) yang mengalami penumpukan mineral. Keberadaan mineral ini
menjadikan kayu teras cenderung lebih keras dibandingkan kayu gubal. Seiring dengan
pertumbuhan kayu, diameter batang melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekat dengan
tepi luar, dan saluran pembuluh yang lebih dalam perlahan mati. Meski dikatakan telah mati,
kayu teras masih menanggapi respon terhadap organisme yang menyerang kayu, meski hanya
sekali.[6] Biasanya kayu teras dapat dibedakan dengan kayu gubal secara visual. Namun tidak
semua tumbuhan berkayu menghasilkan kayu teras.
Kayu teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon yang sudah
berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk namun pohon tersebut
masih tetap hidup.

Kayu gubal[sunting | sunting sumber]


Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum[5]) adalah bagian dari kayu yang dekat dengan tepi
luar dan masih hidup.[7] Semua kayu pada awalnya adalah kayu gubal hingga ia mati dan
membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung pembuluh yang menghantarkan air dari akar
ke daun dan juga untuk menyimpan air. Semakin banyak jumlah daun, semakin besar volume
kayu gubal. Kayu gubal lebih tebal di batang bagian atas, tetapi secara volume sama dengan
batang bagian bawah.

Kayu keras dan kayu lunak[sunting | sunting sumber]


Ada kaitan yang erat antara sifat-sifat kayu dengan sifat jenis pohon yang menghasilkannya.
Kerapatan (densitas) kayu bervariasi menurut spesiesnya dan menentukan kekuatan kayu
tersebut. Kayu mahoni dan jati, misalnya, memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga
baik untuk diolah sebagai furniture dan kayu konstruksi. Akan tetapi
kayu dadap dan kapuk kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk membuat begisting
atau penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan.
Namun, pengertian 'kayu keras' dan 'kayu lunak' dalam bahasa
Inggris (yakni hardwood dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan kelompok tumbuhan
yang menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar
(kelompok dikotil), sedangkan softwood dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun jarum (konifer).
Dalam kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang memiliki kerapatan rendah, bisa jadi
lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu lunak' berkerapatan tinggi.

Sifat fisik[sunting | sunting sumber]


Setiap jenis kayu memiliki sifat fisik yang bervariasi, yang menentukan kualitas dan fungsi dari
kayu tersebut. Kayu lunak (softwood) misalnya lebih dipilih untuk menjadi kertas karena mudah
dihancurkan dan dijadikan pulp. Sedangkan kayu keras (hardwood) digunakan sebagai tiang
bangunan. Selain itu, keberadaan fitur tertentu seperti knot (mata kayu) dan warna juga
mempengaruhi. Kayu merupakan hasil dari tumbuhan hidup dengan serat yang tidak homogen,
sehingga sifat fisiknya tidak akan sama secara radial (dari bagian empulur ke luar) dan
longitudinal (memanjang kayu, dari bawah ke atas).
Kadar air[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Kadar air

Air terdapat di dalam kayu dalam bentuk:

 air di dalam dinding sel


 air di dalam protoplasma
 air di antara ruang kosong dan celah antar sel
Secara teori tidak pernah ada kayu yang seratus persen tanpa kadar air meski dikeringkan di
dalam tanur (oven) sekalipun. Sehingga pengukuran kadar kayu yang, biasanya untuk keperluan
kimiawi, kayu yang dikeringkan dengan tanur dapat dikatakan "kering absolut".
Efek keberadaan air di dalam kayu adalah menjadikan kayu lebih lunak dan mudah dibentuk.
Sehingga kadar air ini mempengaruhi sifat fisik lainnya seperti kekuatan tarik dan kekuatan
tekan.

Unsur kimiawi[sunting | sunting sumber]


Selain air, kayu memiliki tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin. Gabungan
dari ketiganya disebut dengan lignoselulosa.
Selulosa merupakan senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa, yang mengisi sekitar 41-
43% dari kayu. Hemiselulosa merupakan pentosa yang terhubung secara tidak beraturan, dan
mengisi 20% pada tumbuhan berdaun lebar, dan 30% di konifer. Lignin tersusun dari cincin
aromatik hidrokarbon yang memiliki sifat hidrofobik dan mengisi sekitar 23% pada tumbuhan
berdaun lebar dan 27% pada konifer. Dalam ilmu kimia, perbedaan antara kayu keras dan kayu
lunak ada pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.[8]

Anda mungkin juga menyukai