Bab 1 - 4
Bab 1 - 4
PENDAHULUAN
Laporan Keuangan
Kinerja Keuangan
Metode EVA
Kesimpulan
1.8 Hipotesis
Tidak ada hipotesa
1.9 Metodologi Penelitian
1.9.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Deskriptif.
Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.
Pada dasarnya dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu
desain penelitian atau strategi penelitian yang berisi tentang langkah-
langkah kegiatan mulai dari;
Perencanaan yang memuat, bagaimana memilih masalah yang
hendak diteliti serta membaca buku-buku yang terkait dalam
masalah yang diangkat.
Melakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan meninjau
lokasi penelitian atau biasa disebut pra penelitian.
Menentukan rumusan masalah, kemudian mengumpulkan data
dan menganalisis, sehingga diharapkan akan dapat diambil suatu
kesimpulan daalam kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Desain penelitian ini dimaksud untuk mempermudah dalam
melakukan proses penelitian dan juga dalam pelaksanaan kegiatan ini
dapat mencapai hasil atau sasaran yang di inginkan. Dalam penelitian
ini menganalisis kinerja keuangan perusahaan Bukit Asam, Tbk. yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Adapun sebagai
tolok ukur kinerja yang digunakan adalah berdasarkan perhitungan
dengan metode Economic Value Added (EVA).
1.9.2 Variable dan Pengukuran
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel mandiri. Menurut
Sugiyono, variabel mandiri adalah variabel yang tidak dibandingkan
atau dihubungkan dengan variabel lain. Variabel mandiri dalam
penelitian ini adalah tingkat kinerja keuangan PT Bukit Asapm, Tbk.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengukuran variable dilakukan sesuai dengan perhitungan analisis
Economic Value Added (EVA) dengan metode time series, yaitu
dengan membandingkan nilai EVA dari tahun ke tahun dalam satuan
rupiah.
1.9.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penjelasan secara
operasional dari variabel-variabel yang digunakan.Variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat kinerja keuangan PT Bukit Asam, Tbk.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini
menggunakan metode EVA (Economic Value Added) yaitu suatu
system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi
perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat
tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi
(operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
Berikut akan diuraikan mengenai definisi operasional variabel dan
pengukurannya yaitu:
1. Kinerja Keuangan adalah gambaran kondisi keuangan pada PT
Bukit Asam, Tbk yang diukur dengan indicator Economic value
Added (EVA) periode tahun 2015-2019.
2. EVA merupakan pengukuran sisa (residual income) yang
mengurangkan biaya modal terhadap laba bersih.
3. Biaya hutang (Kd) adalah biaya yang diperoleh dari penghasilan
perusahaan dari penggunaan dana pinjaman.
4. Biaya modal sendiri (Ke) adalah biaya yang menunjukkan tingkat
keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri atas
dana yang mereka serahkan ke perusahaan.
5. Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) adalah hasil
pengembalian atas aktiva yang harus diperoleh perubahan pada
tingkat leverage tertentu, yaitu dalam usahanya untuk
meningkatkan kekayaan para pemegang saham.
6. NOPAT adalah laba operasi bersih setelah dikurangi dengan
pajak.
1.9.4 Populasi dan Sampel
1.9.4.1 Pengambilan Populasi
Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu
kesimpulan. Berdasarkan dari pengertian diatas, populasi
dalam penelitian ini adalah PT Bukin Asam, Tbk. yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
1.9.4.2 Prosedur Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini
sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu
sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian.
Adapun sampel dalam penelitian ini, pertimbangan yang
digunakan adalah:
1. PT Bukit Asam, Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek periode
2015 – 2019
2. Laporan keuangaan perusahaaan khususnya neraca dan
laporan laba rugi pada PT Bukit Asam, Tbk. periode 2015
– 2019
Tugas Direksi
Berdasarkan anggaran Dasar Perusahaan Pasal 12 ayat (1) , Direksi
bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dan
bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan untuk Kepentingan
Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, dengan
tetap memperhatikan dan tunduk pada ketentuan serta mewakili
Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala
hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan, anggaran Dasar dan/atau
Keputusan RUPS.
Wewenang Direksi
Sesuai anggaran Dasar Perusahaan Pasal 12 ayat (2), secara umum
Direksi memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan Kepengurusan Perusahaan yang dianggap
tepat dalam Kepengurusan Perusahaan;
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau
beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu
atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain.
3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang pekerja Perusahaan
termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi Pegawai berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan Keputusan RUPS.
4. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan
berdasarkan peraturan ketenagakerjaan Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan dan/atau
Kepala Satuan Pengawas Intern dengan persetujuan Dewan
Komisaris.
6. Menghapuskan piutang macet dengan ketentuan sebagaimana
diatur dalam ketentuan anggaran Dasar yang selanjutnya
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam Laporan Tahunan
7. Tidak menagih lagi piutang bunga, denda, ongkos dan piutang
lainnya diluar pokok yang dilakukan dalam rangka
restrukturisasai dan/atau penyelesaian piutang serta perbuatan-
perbuatan lain dalam rangka penyelesaian piutang Perusahaan
dengan kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris yang
ketentuan dan tata cara pelaporannya ditetapkan oleh Dewan
Komisaris.
8. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai
pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan, mengikat
Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar
pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan
pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar Perusahaan dan/atau
Keputusan RUPS.
Kewajiban
Adapun kewajiban Direksi adalah sebagai berikut:
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan
usahanya.
2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan,
Rencana Kerja dan anggaran Tahunan Perusahaan dan rencana
kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris dan mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris.
3. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
4. Membuat Laporan Tahunan yang antara lain berisi Laporan
Keuangan, sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan
Perusahaan, serta dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam undangundang tentang dokumen Perusahaan.
5. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar akuntansi
Keuangan dan menyerahkan kepada akuntan Publik untuk
diaudit.
6. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan
setelah tahun buku Perusahaan berakhir kepada RUPS untuk
disetujui dan disahkan.
7. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai laporan
Tahunan.
8. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah
disahkan oleh RUPS kepada Menteri di bidang hukum sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
9. Menyusun laporan lainnya yang diwajibkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat
Direksi, laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan.
11. Menyimpan di tempat kedudukan Perusahaan: Daftar Pemegang
Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan
Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, laporan Tahunan dan
dokumen keuangan Perusahaan serta dokumen Perusahaan
lainnya.
12. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi
Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu
Perusahaan.
13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar akuntansi
Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern,
terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan
pengawasan.
14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali
diminta oleh Dewan Komisaris dan/ atau pemegang saham Seri A
Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal.
15. Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan
perincian dan tugasnya.
16. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau
yang diminta anggota Dewan Komisaris dan pemegang saham
Seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal berlaku.
17. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam anggaran Dasar ini dan yang
ditetapkan oleh RUPS.
18. Memenuhi dan melaksanakan tindakan-tindakan dalam rangka
memenuhi hak-hak pemegang saham Seri A Dwiwarna.
2. Sekretaris
Pedoman Kerja Sekretaris Perusahaan
Perseroan menetapkan kedudukan Sekretaris Perusahaan berada
satu level di bawah Direksi dalam struktur organisasinya. Adapun
pemberhentian dan pengangkatan Sekretaris Perusahaan dilakukan
oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perusahaan
dengan persetujuan Dewan Komisaris sesuai Pasal 29 Ayat (3)
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 jo
Pasal 18 ayat (2) huruf a butir 11) Anggaran Dasar, dengan
menjalankan 3 (tiga) fungsi utama yaitu fungsi liaison officer,
compliance officer serta investor relation.
Tugas Dan Tanggungjawab Sekretaris Perusahaan
Tugas utama Sekretaris Perusahaan adalah memastikan kelancaran
hubungan antar organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan
pemangku kepentingan serta dipenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan
pemangku kepentingan strategis, khususnya pemegang saham, akan
sangat mendukung kelancaran bisnis dan pengembangan usaha
Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib
memiliki tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk
membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap perundang-
undangan dan peraturan pasar modal serta untuk mendukung
akuntabilitas pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada
pemangku kepentingan.
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama. Perseroan menetapkan kualifikasi khusus untuk
pejabat Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang dan sumber
daya yang memadai dan dilakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan
tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan ada tiga, yaitu sebagai
liason officer, compliance officer serta investor relations. Sesuai
dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan
informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Perseroan kepada
para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum,
yang juga meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan
Tahunan
Wewenang Sekretaris Perusahaan
1. Bertindak sebagai representasi Perseroan (Direksi) sebatas
kewenangan yang diberikan.
2. Penanganan hubungan investor, monitoring perkembangan pasar
modal, menjamin kesesuaian kegiatan operasional perusahaan
dengan peraturanperaturan yang berlaku di pasar modal.
3. Membuat kebijakan dan rekomendasi sesuai dengan peraturan
pasar modal.
4. Memberikan pelayanan informasi yang menyangkut halhal yang
perlu diketahui oleh masyarakat, pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain mengenai emiten atau Perseroan.
5. Mengelola Kantor Perwakilan Jakarta.
6. Membuat kajian berbagai laporan terbaru dari analis pasar modal,
melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif atas kinerja
perusahaan khususnya di bidang keuangan, monitoring situasi dan
proyeksi perekonomian (internasional, regional dan lokal serta
pasar modal berbagai negara).
7. Publikasi kegiatan Perseroan yang bersifat non material,
pengelolaan dokumen dan informasi perusahaan, penerbitan
laporan perusahaan.
8. Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan
yang berhubungan dengan pasar modal.
9. Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan masyarakat, serta membina hubungan
baik dengan seluruh pemangku kepentingan lain di luar pemegang
saham seperti Pemerintah, media, mitra usaha dan masyarakat.
3. Dewan Komisaris
Pedoman Kerja Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
pengawasan perusahaan secara efisien, efektif, transparan, kompeten,
independen, dan dapat dipertanggungjawabkan, Dewan Komisaris
bersama Dewan Direksi menetapkan Panduan Kerja (Board Manual)
Bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang mengacu pada prinsip-
prinsip hukum korporasi, peraturan perundangundangan yang
berlaku, anggaran Dasar, dan hal-hal yang ditetapkan dalam Rapat
umum Pemegang Saham (RUPS) serta praktik-praktik terbaik GCG.
Board Manual juga secara berkala dievaluasi dan disempurnakan agar
senantiasa sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Revisi terakhir dari
Board Manual telah dilakukan pada tahun 2012 dan ditetapkan dalam
Surat Keputusan (SK) Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No.
4/SK/PTBA-DEKOM/IX/2015 dan No. 159AJ/Kep/Int-
0100/PW.01/2015 tanggal 1 September 2015.
Tugas Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik
mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan yang dilakukan oleh
Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, serta
ketentuan anggaran dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan
perundang- undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perusahaan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan
Komisaris harus:
1. Mematuhi anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan
serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran;
2. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan.
Wewenang
1. Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan atau informasi
tentang karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan
lainnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
2. Memperoleh informasi, masukan, penjelasan yang dibutuhkan
dari Direksi PTBA;
3. Meminta dan memperoleh informasi, masukan, penjelasan dari
Pegawai dan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan
Perusahaan;
4. Meminta pendapat profesional dari pihak internal PTBA melalui
Direksi PTBA maupun pihak ketiga, antara lain konsultan dan
ahli hukum;
5. Mengundang Direksi, jajaran eksekutif dan pegawai PTBA
melalui Direksi atau konsultan dalam rapat Komite Audit;
6. Memperoleh masukan dari pihak eksternal/independen yang
profesional apabila diperlukan, atas biaya perusahaan.
4.1. Pembahasan
a. Gambaran Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
PT Bukit Asam, Tbk. pada tahun 2015-2019.
Tabel 4.1 Laporan Keuangan PT Bukit Asam, Tbk. tahun 2015-
2019.
Keterangan 2019 2018 2017 2016 2015
Total Liabilitas
4.691.251 4.935.696 4.396.619 5.042.747 4.922.733
Jangka Pendek
Total Liabilitas
2.983.975 2.967.541 3.790.878 2.981.622 2.683.763
Jangka Panjang
Total Liabilitas 7.675.226 7.903.237 8.187.497 8.024.369 7.606.496
Total Ekuitas 18.422.826 16.269.696 13.799.985 10.552.405 9.287.547
Total Liabilitas
26.098.052 24.172.933 21.987.482 18.576.774 16.894.043
dan Ekuitas
b. Analisis Data
Berdasarkan data yang disajikan pada laporan keuangan PT Bukit
Asam, Tbk. perhitungan EVA akan dapat disusun. EVA merupakan
hasil pengurangan total biaya modal terhadap laba operasi setelah
pajak. Biaya modal sendiri dapat berupa cost of debt dan cost of
equity. Langkah-langkah menghitung EVA adalah sebagai berikut:
1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
NOPAT atau laba operasi setelah pajak dapat diketahui dengan
perhitungan:
NOPAT = Laba (rugi) Usaha – Beban Pajak
Laba usaha adalah laba operasi yang digunakan dari suatu
current operating yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak
yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam pencitaan nilai tersebut. Dalam
laporan laba rugi PT Bukit Asam, Tbk. tahun 2015-2019 maka
dapat diketahui Laba (rugi) usaha, beban pajak dan NOPAT,
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Net Operating After Tax
= 45.02%
b. Tahun 2016
Tingkat modal
Total Utang x100%
(D)
=
Total utang dan
ekuitas
8,024,369 x100%
=
18,576,774
= 43.20%
c. Tahun 2017
Tingkat modal
Total Utang x100%
(D)
=
Total utang dan
ekuitas
8,187,497 x100%
=
21,987,482
= 37.24%
d. Tahun 2018
Tingkat modal
Total Utang x100%
(D)
=
Total utang dan
ekuitas
7,903,237 x100%
=
24,172,933
= 32.69%
e. Tahun 2019
Tingkat modal
Total Utang x100%
(D)
=
Total utang dan
ekuitas
7,675,226 x100%
=
26,098,052
= 29.41%
- Tingkat Ekuitas
1. Tahun 2015
Tingkat Ekuitas Total Ekuitas x100%
= Total utang dan
ekuitas
9,287,547 x100%
=
16,894,043
= 54.98%
2. Tahun 2016
Tingkat Ekuitas Total Ekuitas x100%
= Total utang dan
ekuitas
10,552,405 x100%
=
18,576,774
= 56.80%
3. Tahun 2017
Tingkat Ekuitas Total Ekuitas x100%
= Total utang dan
ekuitas
13,799,985 x100%
=
21,987,482
= 62.76%
4. Tahun 2018
Tingkat Ekuitas Total Ekuitas x100%
= Total utang dan
ekuitas
16,269,696 x100%
=
24,172,933
= 67.31%
5. Tahun 2018
Tingkat Ekuitas Total Ekuitas x100%
= Total utang dan
ekuitas
18,422,826 x100%
=
26,098,052
= 70.59%
- Cost of Debt (Rd)
1. Tahun 2015
Cost of Debt
Beban Bunga x100%
(Rd)
=
Total Utang Jangka
Panjang
157,325 x100%
=
2,683,763
= 5.86%
2. Tahun 2016
Cost of Debt
Beban Bunga x100%
(Rd)
=
Total Utang Jangka
Panjang
148,835 x100%
=
2,981,622
= 4.99%
3. Tahun 2017
Cost of Debt
Beban Bunga x100%
(Rd)
=
Total Utang Jangka
Panjang
103,589 x100%
=
3,790,878
= 2.73%
4. Tahun 2018
Cost of Debt
Beban Bunga x100%
(Rd)
=
Total Utang Jangka
Panjang
103,543 x100%
=
2,967,541
= 3.49%
5. Tahun 2019
Cost of Debt
Beban Bunga x100%
(Rd)
=
Total Utang Jangka
Panjang
127,670 x100%
=
2,983,975
= 4.28%
- Cost of Equity
1. Tahun 2015
Cost of Laba Bersih setelah
x100%
Equity(re) = pajak
Total Ekuitas
x100%
2,037,111
=
9,287,547
= 21.93%
2. Tahun 2016
Cost of Laba Bersih setelah
x100%
Equity(re) = pajak
Total Ekuitas
x100%
2,024,405
=
10,552,405
= 19.18%
3. Tahun 2017
Cost of Laba Bersih setelah
x100%
Equity(re) = pajak
Total Ekuitas
x100%
4,547,232
=
13,799,985
= 32.95%
4. Tahun 2018
Cost of Laba Bersih setelah
x100%
Equity(re) = pajak
Total Ekuitas
x100%
5,121,112
=
16,269,696
= 31.48%
5. Tahun 2018
Cost of Laba Bersih setelah
x100%
Equity(re) = pajak
Total Ekuitas
x100%
4,040,394
=
18,422,826
= 21.93%
- Tingkat Pajak (tax)
1. Tahun 2015
Tingkat Pajak
Beban Pajak x100%
(Tax
=
Laba Bersih sebelum
Pajak
x100%
681,247
=
2,718,358
= 25.06%
2. Tahun 2016
Tingkat Pajak
Beban Pajak x100%
(Tax
=
Laba Bersih sebelum
Pajak
709,394 x100%
=
2,733,799
= 25.95%
3. Tahun 2017
Tingkat Pajak
Beban Pajak x100%
(Tax
=
Laba Bersih sebelum
Pajak
x100%
1,554,397
=
6,101,629
= 25.48%
4. Tahun 2018
Tingkat Pajak
Beban Pajak x100%
(Tax
=
Laba Bersih sebelum
Pajak
x100%
1,677,944
=
6,819,056
= 24.61%
5. Tahun 2019
Tingkat Pajak
Beban Pajak x100%
(Tax
=
Laba Bersih sebelum
Pajak
x100%
1,414,768
=
5,455,162
= 25.93%