Hukum Perburuhan Modul 9 Kegiatan Belajar 10
Hukum Perburuhan Modul 9 Kegiatan Belajar 10
MODUL 9
KEGIATAN BELAJAR 10
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Syamsul Bachri.SH.MS
2. Prof. Dr. Abd. Razak.SH.MH
3. Prof. Dr. Marwati Riza.SH,M.Si
4. Prof. Dr. Marthen Arie,SH,MH
5. Dr. Anshori Ilyas,SH.MH
6. Dr. Zulkifli Aspan, SH,MH
7. Dr. Sakka Pati, SH, MH
8. Dr. Romi Librayanto, SH, MH
9. Dr. Muh. Hasrul, SH, MH
10. Dr. Andi Syahwiyah A. Sapiddin, SH, MH
11.Ariani Arifin, SH, MH
12.Eka Merdekawati Djafar,SH,MH
13.Fajrulrrahman Jurdi,SH, MH
14.Ahsan Yunus,SH, MH
15.Dr. Bau Inggit AR, SH, MH
16.Arini Nur Annisa, SH, MH
KEGIATAN BELAJAR 10
TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
I. Deskripsi Singkat
Deskripsi pada kegiatan belajar ini, peserta kuliah akan mempelajari mengenai Dasar
Hukum, Prosedur penempatan TKI, Tanggung Jawab Pengawasan Perlindungan TKI.
II. Relevansi
Materi dalam kegiatan belajar ini berkaitan dengan Dasar Hukum, Prosedur penempatan
TKI, Tanggung Jawab Pengawasan Perlindungan TKI.. Diharapkan bagi peserta mata
kuliah mampu menjabarkan Dasar Hukum, Prosedur penempatan TKI, Tanggung Jawab
Pengawasan Perlindungan TKI.
Penggantian nama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjadi Pekerja Migran Indonesia
disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia.
Berdasarkan Pasal 1 angka 2,bahwa Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga
negara Indonesia yang akan,sedang,atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima
upah di luar wilayah Republik Indonesia.
1. Pekerja Migran Indonesia yang bekerja pada Pemberi Kerja berbadan hukum;
2. Pekerja Migran Indonesia yang bekerja pada Pemberi Kerja perseorangan atau rumah
tangga;
3
3. Pelaut awak kapal dan pelaut perikanan.
a. Warga negara Indonesia yang dikirim atau dipekerjakan oleh badan internasional
atau oleh negara di luar wilayahnya untuk menjalankan tugas resmi;
d. Penanam modal;
e. Aparatur sipil negara atau pegawai setempat yang bekerja di Perwakilan Republik
Indonesia;
f. Warga negara Indonesia yang bekerja pada institusi yang dibiayayi oleh anggaran
pendapatan dan belanja negara;
Dalam pasal 7,ditentukan bahwa Perlindungan Calon Pekerja Migran atau Pekerja
Migran Indonesia meliputi:
a. Perlindungan administratif;dan
b.Perlindungan teknis.
4
Selanjutnya pada ayat (2),bahwa Perlindungan administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi:
c. Jaminan sosial
Pada Pasal 10 ayat (1) ditentukan bahwa atase ketenagakerjaan dan/atau pejabat dinas
luar negeri yang ditunjuk di negara tujuan penempatan wajib melakukan verifikasi terhadap:
a. Mitra Usaha;
Pada ayat(2) bahwa berdasrkan hasil verifikasi terhadap Mitra Usaha dan calon Pemberi
Ketja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),atase ketenagakerjaan dan/atau pejabat dinas luar
negeri yang ditunjuk menetapkan Pemberi Kerja dan Mitra Usaha yang bermasalah dalam
daftar Pemberi Kerja dan Mitra Usaha yang bermasalah. Pada ayat(3) atase ketenagakerjaan
dan/atau pejabat dinas luar negeri yang ditunjuk wajib mengumumkan daftar Mitra Usaha dan
calon pemberi kerja bermasalah secara periodik.kemudian pada ayat (4),bahwa hasil verifikasi
terhadap mitra usaha dan calon pemberi kerja bermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjadi bahan rekomendasi dalam pemberian izin penempatan bagi perusahaan penempatan
pekerja migran indonesia yang bermitra dengan mitra usaha yang bermasalah.
Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) bahwa Pemerintah Pusat mendistribusikan informasi dan
permintaan Pekerja Migran Indonesia kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui
Pemerintah Daerah provinsi. Selanjutnya pada ayat (2) bahwa Pemerintah Daerah
keabupaten/kota melakukan sosialisasi informasi dan permintaan Pekerja Migran Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat dengan melibatkan aparat Pemerintah
Desa.
5
Berdasarkan Pasal 12 ayat (1) bahwa Calon Pekerja Migran Indonesia wajib mengikuti
proses yang dipersyaratkan sebelum bekerja.
Adapun untuk dapat ditempatkan di luar negeri,Calon Pekerja Migran Indonesia wajib
memiliki dokumen yang meliputi:
b. Surat keterangan izin suami atau istri,izin orang tua,atau izin wali yang diketahui
oleh kepala desa atau lurah;
f. Visa kerja;
Berdasarkan Pasal 14,bahwa hubungan kerja antara Pemberi kerja dan Pekerja Migran
Indonesia berdasarkan Perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan,upah dan
perintah.Pada Pasal 19 ayat (1),bahwa Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia
wajib menempatkan Calon Pekerja Migran Indonesia sesuai dengan jabatan dan jenis
pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerja. Kemudian pada ayat (2),bahwa
Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia yang tidak menempatkan Calon Pekerja
Migran Indonesia sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian
Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi adminstratif.
6
a. Pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Pekerja Migran
Indonesia;
7
VI. Pustaka
a. Djumadi. , Hukum Perburuhan: Perjanjian Kerja, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004.
b. Lalu Husni, Pengantar Hukum Keteneagakerjaan Indonesia, Ed. Revisi, Rajawali Pers,
Jakarta, 2010.
c. Lalu Husni, Penyelesaian Perselisiahan Hubungan Industrial, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008.
d. Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
e. Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada, jakarta, 1993.
f. Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1995.
g. Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
h. Asri Wijayanti,Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,Sinar Grafika,Jakarta,2009.
i. Aloysius Uwiyono,Asas-Asas Hukum Perburuhan,Raja Grafindo Persada,Jakarta,2014
j. H.R Abdussalam,Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan),Restu
Agung,Jakarta,2008.