Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
NIM : 1173111076
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah
“seminar masalah aktual”.Adapun judul buku yang akan kami kritik yaitu “Strategi Belajar
Mengajar“ yang dikarang oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. dan Drs. Aswan Zain
dengan buku pembanding yaitu “Diktat Strategi Belajar Mengajar” yang dikarang oleh Tim
Dosen Fakultas Ekonomi.
Kami berharap Critical Book Report ini dapat berguna bagi para pembaca dan juga bagi
kami selaku penulis tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah kesempurnaan tugas ini.
Penulis
Identitas Buku
A. Buku Utama
1. Judul Buku : Strategi Belajar Mengajar
2. Nama Pengarang : Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag.dan Drs. Aswan
a. Zain
3. Penerbit : PT RINEKA CIPTA, Jakarta
4. Tahun Terbit : 2013
5. Jumlah Halaman :226 halaman
B. Buku Pembanding
1. Judul Buku : Strategi Belajar Mengajar
2. Pengarang : Ahmad Sabri
3. Penerbit : Quantum Teaching
4. Tahun Terbit : Cetakan ketiga, Maret 2010
5. Kota Terbit : Ciputat-Indonesia
6. ISBN : 979-97811-8-3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku adalah media yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Sebagaimana
pepatah mengatakan “buku adalah jendela dunia”. Hal ini sudah dapat diartikan bahwa buku
adalah salah satu jalan untuk menentukan kemajuan dunia. Oleh sebab itu, buku yang diberikan
kepada para pelajar haruslah dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.Namun saat ini sudah jarang
para pelajar baik itu anak sekolah maupun mahasiswa yang gemar membaca buku, terutama
buku pelajaran.Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, para pelajar
lebih memilih media elektronik sebagai sumber belajar.Makauntuk menambah minat pelajar
dalam membaca buku, maka kita dapat melakukan pengkritikan terhadap buku guna untuk
menambah minat pelajar dalam membaca buku dan menambah wawasan pelajar terhadap buku.
B. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah Strategi Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari buku yang di kritik.
3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam hal mengkritik buku mata
pelajaran.
C. Manfaat
1. Hasil dari kritikan terhadap buku ini dapat dijadikan sebagai perbandingan terhadap buku
lain.
2. Dapat memahami keunggulan dan kelemahan buku Strategi Belajar Mengajar
3. Dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam hal mengkritik buku mata
pelajaran.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Utama ( Strategi Belajar Mengajar, Drs. Syaiful Bahri Djamarah,
M.Ag. dan Drs. Aswan Zain)
BAB I :PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.Eduakasi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar.
Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru via kata-kata atau
kalimat. Kesulitan anak didik memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan
bantuan alat bantu.
Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru pun salah satunya adalah
dengan memanfaatkan variasi alat bantu, baik dalam hal ini variasi media pandang, variasi
media dengar, maupun variasi media taktil.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar
keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.
Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah
berhaasil dalam mengajar.Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah
diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai degan rumusan beberapa tujuan
pembelajaran.
B. Pendekatan Kelompok
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik.Meraka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing.
C. Pendekatan Bervariasi
Dalam kegiatan belajar mengaajar, guru bisa saja membagi anak didik kedalam beberapa
kelompok belajar.Tetapi dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan anak
didik.Boleh jadi dalam suatu pertemuan ada anak didik yang suka belajar dalam kelompok,
tetapi ada juga anak didik yang senang belajar sendiri.
D. Pendekatan Edukatif
Misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan
masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris didepan pintu masuk dan perintahkanlah ketua
kelas untuk mengatur barisan.Disisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana
anak-anak berbaris didepan pintu masuk kelas.Semua anak dipersilahkan masuk oleh ketua
kelas.Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu menyalami guru dan mencium
tangan guru sebelum di lepas.
Contoh di atas menggambarkan pendekatan edukatif yang telah dilakukan oleh guru
dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah melakukan tujuan
untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
E. Pendekatan Keagamaan
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama
didalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemohkan dan dilecehkan.
F. Pendekatan Kebermaknaan
Konsep penting yang menyadari pendekatan kebermaknaan sebagai berikut:
1. Struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan
perasaan).
2. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasan maupun lingkup situasi yang merupakan
konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa natural, didukung oleh
pemahaman lintas budaya.
3. Makna dapat di wujudkan melalui kalimat yang berbeda.
4. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa terssebut.
5. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan
kegiatan pembelajaran memiliki siswa yang bersangkutan.
6. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika
berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
7. Dalam proses belajar mengajar, siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai
subjek belaka.
8. Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
mengembabngkan keterampilan berbahasanya.
A. Pengertian Keberhasilan
Untuk menyatakan bahwa suat proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap
guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafat. Namun, untuk menyamakan
persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah
disempurnakan, antara lain bahwa “ Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan
pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai”.
B. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah
hal-hal sebagai berikut :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
C. Penilaian Keberhasilan
1. Tes Formatif diguanakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut.
2. Tes Subsumatif tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.
3. Tes Sumatif diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok
bahasan yang telah diajarkan dalam satu semester.
D. Tingkat Keberhasilan
Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi menjadi beberapa
tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal
2. Baik sekali/optimal
3. Baik/minimal
4. Kurang
E. Program Perbaikan
Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk
berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar mengajar
itu sendiri.
Pengukuran taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata
berperan penting. Karena itu, pengukurannya harus betul-betul syahih, andal, dan lugas.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat
tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematik. Dan itu
semua disebabkan oleh beberapa faktor, dan faktor-faktor yang dimaksud adalah :
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didik disekolah.
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah.Orang tuanyalah yang
memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di
kemudian hari.
4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak
didik dengan bahan sebagai perantara.
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah
dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan.
6. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan alat evaluasi,
faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar.
A. Pengertian Media
Kata "media" berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium", yang secara harfiah berarti "perantara atau pengantar". Dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi balajar atau penyalur pesan.Bila media adalah sumber
belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri. Karena gurulah yang mengkehendakinya untuk membantu tugas guru
dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak
didik.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi
oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari
berbagai sumber.
D. Macam-macam Media
1) Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam :
a. Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.
b. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan
c. Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
2) Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi ke Dalam :
a. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh
tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang sama dalam waktu
yang sama.
b. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat. Penggunaan media ini
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai,
yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap
c. Media untuk Pengajaran Individual. Penggunaan media ini hanya untuk seorang diri.
3) Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam :
a. Media Sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media Kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan pengguanaanya memerlukan
keterampilan yang memadai.
Karakteristik media yang mana yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, itulah media yang seharusnya dipakai.
1. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan
yang jelas.
3. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif
pilihan.
Apabila akan menggunakan media pengajaran dengan cara memanfaatkan media yang
ada, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk
membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam
proses pengajaran bisa mempersulit guru.
Ada 6 langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan
mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah :
1. Merumuskan
2. Persiapan guru
3. Persiapan kelas
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media
5. Langkah kegiatan belajar siswa
6. Langkah evaluasi pengajaran
Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak
didik.
Anak didik adalah makhluk individual.Anak didik adalah orang yang mempunyai
kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan
pertumbuhannya.Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah
lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan dimana
anak itu hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan dengan alam lingkungan
lainnya.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak
didik. Sungguh pun begitu, guru tidak menutup mata bahwa diantara sekelompok anak didik
yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada sekelompok anak didik lain yang belum
bermotivasi dalam belajar.
Ada beberapa motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak
didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang dimaksud adalah :
1. Memberi Angka
2. Hadiah
3. Pujian
4. Gerakan Tubuh
5. Memberikan Tugas
6. Memberi Ulangan
7. Mengetahui Hasil
8. Hukuman
B. Prinsip Penggunaan
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu
saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upayanya adalah dengan cara
memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip
penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut :
Komponen-komponen variasi mengajar itu dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu :
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman
adalah penelolaan kelas.Aspek yang paling sering didiskusikan oleh penulis profesional dan oleh
para pengajar adalah juga pengelolaan kelas.Pengelolaan kelas merupakan tingkah laku yang
kompleks, dan guru yang menggunakannyauntuk menciptakan dan memperthankan kondisi
kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan
memungkinkan mereka dapat belajar.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadi proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru
selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas yang dimaksudkan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efesien.
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui
oleh siapa pun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.Maka, penting untuk
mengetahui pengertia pengelolaan kelas dalam hal ini. Istilah lain dari pengelolaan adalah
manajemen. Manajemen adalah ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
1. Pendekatan Kekuasaan.
2. Pendekatan Ancaman.
3. Pendekatan Kebebasan.
4. Pendekatan Resep.
5. Pendekatan Pengajaran.
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku.
7. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial.
8. Pendekatan Proses Kelompok.
9. Pendekatan Elektis atau Piuralistik.
Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.Berbagai faktor yang
menyebabkan kerumitan itu.Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas
ada 2 golongan, yaitu faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa.Faktor intern siswa
berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.Sedangkan faktor ekstern siswa
terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa,
jumlah siswa dikelas, dan sebagainya.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila tidak dapat menangani setiap masalah anak
didik dalam kelas.Namun pada tingkat yang berbeda guru dapat menggunakan seperangkat
strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku anak didik yang terus menerus
menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi itu adalah :
Pengelolaan kelas bukanlah hal mudah dan ringan.Jangankan bagi guru yang
menerjunkan diri kedalam dunia pendidikan, bagi guru yang sudah profesional pun sudah
merasakan betapa sukarnya mengelola kelas.Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran
sejalan dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas.Indikator dari kegagalan itu adalah
prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan penataan ruang
kelas.Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk
erkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam
belajar. Dalam pengaturan ruang kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Dalam masalah penataan ruang kelas ini yang perlu diperhatikan adalah :
Akhirnya, untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa dalam belajar,
hal-hal yang perlu dijadikan pegangan, yaitu :
H. Pengaturan Siswa
1. Pembentukan Organisasi.
Pembentukan organisasi kelas merupakn langkah awal untuk melatih siswa dan membina
siswa dalam hal organisai.Mereka dilatih untuk belajar bertanggung jawab atas tugas
yang dipercayakan.
2. Pengelompokan Siswa
Dalam melayani kegiatan belajar siswa aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti
tersendiri. Pengelompokkan siswa bermacam-macam, dari yang sederhana sama kepada
yang kompleks.
Bila kelas diberikan batasan sebagai sekelompok orang yang belajar bersama, yang
mendapatkan pengajaran dari guru, maka didalamnya terdapat orang-orang yang melakukan
kegiatan belajar dengan karakteristik masing-masing yang berbeda dari yang satu dengan yang
lainnya.
BAB III
PENILAIAN TERHADAP BUKU
A. Keunggulan Buku
1. Dari segi cover, buku utama lebih menarik dibanding dengan buku pembanding. Karena
cover pada buku utama memiliki perpaduan warna yang cukup bagus, sedangkan pada
buku pembanding hanya memiliki satu warna.
2. Dari segi penulisan, buku utama juga lebih rapi dibanding dengan buku pembanding.
Pada buku utama warna tintanya cukup bagus, sedangkan pada buku pembanding warna
tintanya agak kusam dan hasil fotokopiannya kurang rapi. Selain itu pada buku utama
nyaris tidak ada kesalahan penulisan, sedangkan buku pembanding terdapat banyak
kesalahan penulisan dalam beberapa kata, seperti salah huruf dan kurang huruf.
3. Materi-materi yang disampaikan pada buku utama cukup lengkap dan terdiri dari 10 bab
sedangkan pada buku pembanding hanya terdapat 7 bab.
4. Kedalaman materidari kedua buku cukup baik dan disetiap subbab terdapat bagian-
bagian penjelasan yang lebih mendalam.
5. Pada buku utama, terdapat biodata penulis pada bagian belakang buku, sedangkan pada
buku pembanding tidak ada.
B. Keelemahan Buku
1. Pada buku utama tidak terdapat rangkuman disetiap akhir bab, sedangkan pada buku
pembanding ada rangkumannya namun pada bab 1 dan 2 tidak ada.
2. Meskipun materinya lengkap, namun pada buku utama terdapat beberapa pengulangan
materi dan pemaparan materinya agak berbelit. Sedangkan pada buku pembanding juga
nyaris sama dengan buku utama.
3. Dari segi kertas yang digunakan juga kurang bagus, baik itu buku utama maupun buku
pembanding.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakekatnya buku merupakan media pembelajaran yang sangat baik.Untuk lebih
memahami buku tersebut maka perlu dilakukannya resensi ataupun pengkritikan terhadap suatu
buku yang ingin di kaji. Dalam mengkritik sebuah buku, pengkritik harus mampu memahami
secara detail mengenai buku yang akan dikritik. Baik dari segi penampilan maupun isi atau
materi buku tersebut.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa sebagai calon guru harus lebih akrab dengan buku.Mahasiswa
harus mampu memanfaatkan buku dengan sebaik-baiknya dan dengan sebagaimana
mestinya.Mahasiswa juga sebaiknya menenal identitas dan isi buku secara lebih baik lagi.Salah
satu caranya adalah dengan melakukan Critical Book Review.
LAMPIRAN