Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era modern saat ini, standar merupakan hal yang sangat di cari oleh
pelanggan selain kualitas produk yang di produksi. Salah satu contohnya adalah
penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartu-kartu “pintar” (smart)
lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di
berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-
contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah membantu kehidupan
manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan
barang dan jasa.
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang
terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari
140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. ISO sebagai nama organisasi juga
dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN
(Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI
(Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian
apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai
berikut.
1.      Apa pengetian standar dan ISO?
2.      Apa saja macam-macam dari ISO?
3.      Apa saja prinsip manajemen mutu ISO?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengenalan ISO

1.      Pengertian standar dan ISO


Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan
yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis
atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan,
petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang,
produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah
badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan
internasional yang berkaitan dengan standar barang dan jasa. Organisasi
Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari
badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari
140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-
Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947.
Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi
dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu
perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan
kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-
kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar
internasional.

2.      Kebutuhan Standar Internasional


Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap
teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda,
kiranya dapat berakibat timbulnya semacam “technical barriers to
trade (TBT)” atau “hambatan teknis perdagangan”. Industri-industri
pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan terhadap standar
dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam
proses perdagangan internasional. Dari timbulnya permasalahan inilah
awalnya organisasi ISO didirikan. Standardisasi internasional dibentuk
untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang, antara lain
bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi
barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal,
perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus
berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan industri pada
masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-
hal sebagai berikut :
• Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
• Penetrasi teknologi antar sektor
• Sistem komunikasi di seluruh dunia
• Standar global untuk pengembangan teknologi
• Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam
suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang
dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar
seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus
dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak
produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka
menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara
konsisten dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi,
dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan. Tujuan penyusunan standar
adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi
melalui :
·   Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang
layak
·   Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan
pengurangan limbah
·   Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai
komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
·  Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan
kegunaan barang dan jasa
. Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan
pemeliharaannya
. Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah
mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan
terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan
penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga
independen.

3.      Standar Nasional Indonesia


Berdasarkan keputusan Presiden No. 20 tahun 1984 tentang Dewan
Standarisasi Nasional (DSN) yang kemudian disempurnakan dengan
Keputusan Presiden No. 7 tahun 1989, stndarisasi merupakan sarana
penunjang yang mendayagunakan secara optimal sumber daya alam dan
manusia dengan selalu memperhatikan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, maka ruang lingkup
penerapan SNI adalah mencakup semua kegiatan pemberlakuan SNI,
akreditasi, pengujian, sertifikasi, penandaan, inspeksi teknis, pengawasan,
dan sanksi terhadap pelanggaran. Dengan demikian, dalam penerapan SNI
perlu adanya suatu panduan atau pedoman penerapan SNI yang disusun
dengan mempertimbangkan penahapan pelaksanaan SNI menuju suatu
Sistem Standarisasi Nasional (SSN) yang baik.
Berdasarkan Peratuaran Pemerintah No. 15 tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1991, tentang
penyusunan, penerapan, dan pengawasan Standar Nasional Indonesia,
maka Dewan Standarisasi Nsional (DSN) mengadopsi secara total seri ISO
9000 menjadi standar seri SNI I9-9000.

4.      Macam - Macam ISO


·         ISO 9000 : dasar kosakata sistem manajemen mutu
·         ISO 9001 : model sistem jaminan kualitas dalam desain /
pengembangan produksi, instalasi dan pelayanan.
·         ISO 9002 : model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan
instalasi.
·         ISO 9003 : model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan
pengujian akhir.
·         ISO 9004 : pedoman untuk kinerja peningkatan sistem
manajemen mutu
·         ISO 10005 : manajemen mutu, pedoman untuk rencana mutu,
pedoman untuk membantu dalam persiapan, peninjauan,
penerimaan, dan revisi rencana mutu
·         ISO 10006 :  pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu
memastikan mutu dari proses dan produk proyek
·         ISO 10007 : pedoman untuk susunan manajemen
·         ISO/DIS 10012 : persyaratan jaminan mutuuntuk pengukuran
peralatan
·         ISO 10013 :  pedoman untuk mengembangkan manual mutu,
Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara
manual mutu.
·         ISO 10014 : pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu,
Memberikan pedoman pedoman bagaimana mencapai keuntungan
ekonomi dari penerapan manajemen mutu.
·         ISO 10015 : pedoman pelatihan. Memberikan pedoman dalam
pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi
dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.
·         ISO 14001 : Standar lingkungan. Memberikan pedoman dalam
mengelola lingkungan dengan identifikasi terhadap aspek dan
dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi
perusahaannya terhadap aspek lingkungan.
·         ISO OHSAS 18001 : Standar Keselamatan dan Kesehatan. 
Suatu standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan.
Untuk mendorong perusahaan dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang
mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
·         ISO 19011 : Pedoman audit sistem manajemen mutu dan
lingkungan. Memberikan pedoman untuk memverifikasi
kemampuansistem dalammencapai sasaran mutu. Standar ini dapat
digunakan untuk auditinternal ataupun mengaudit pemasok
·         ISO 22000 : Standar Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan.
Suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan
pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan
proses produksi produk makanan dan minuman.

B.     Prinsip Manajemen Mutu ISO


Prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada
delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh
manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing
organisasi pada peningkatan kinerja.

1. Fokus Pada Pelanggan


Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang.
Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi
ekspektasi pelanggan.  Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu
yang diharuskan memiliki strategi khusus untuk terus - menerus memantau
kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·         Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
·         Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
·         Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.
·         Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan
menindaklanjuti hasilnya.
·         Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan
kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan,
pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan).

2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar
orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan
organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan ini nantinya akan mengarah pada:
·         Pertimbangan semua kebutuhan pihak terkait sebagai suatu kesatuan.
·         Menciptakan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
·         Menciptakan target, tujuan, atau sasaran yang menantang.
·         Menciptakan sumber daya dan pelatihan.
·         Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya.

3. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan


Orang atau karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
Organisasi – organisasimengembangkan pernyataan misi untuk membaginya
dengan manajer, karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan memberikan
kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan.

4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas
dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu
proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output bagi pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip
ini adalah:
·         Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
·         Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk
mengelola kegiatan kunci (utama) organisasi.
·         Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
·         Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian
yang lain di dalam organisasi.
·         Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-
bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
·         Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada
pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.

5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen


Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas
dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Beberapa hal yang
harus dilakukan terkait prinsip ini:
·         Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang
paling efektif dan efisien.
·         Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
·         Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
·         Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung
jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan
demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
·         Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber
daya sebelum mengambil tindakan.
·         Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.

6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan
harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus
didefinisikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses  yang berfokus pada upaya
terus- menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk
memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus
mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu
evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.

7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan


Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis
data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga
masalah- masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
·         Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat
diandalkan.
·         Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
·         Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
·         Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis
faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi.

8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan


Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu
hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama
dalam menciptakan nilai tambah. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh
pihak ketiga (vendor, rekanan, supplier) sangat mempengaruhi mutu akhir produk
(barang maupun jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja
pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2000. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·         Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka
pendek dengan pertimbangan jangka panjang.
·         Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk
(barang / jasa) yang mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa)
organisai.[5]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di
dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-
kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi
tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang
telah dinyatakan. ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah
badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional
yang berkaitan dengan standar barang dan jasa.
Macam – macam ISO terdiri dari ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003,
ISO 9004, ISO 10005, ISO 10006, ISO 10007, ISO 10012, ISO 10013, ISO 10014,
ISO 10015, ISO 14001, ISO OHSAS 18001, dan ISO 22000.
Prinsip manajemen mutu ISO berdasarkan ISO 9001:2015 adalah sebagai
berikut
1.      Fokus Pada Pelanggan
2.      Kepemimpinan
3.      Keterlibatan Orang-orang dalam membangun misi perusahaan
4.      Pendekatan Proses
5.      Pendekatan Terhadap Sistem Manajemen
6.      Peningkatan Berkesinambungan
7.      Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
8.      Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan

B.     Penutup
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, semoga dapat menambah
wawasan khazanah keilmuan bagi kita. Penulis sadar makalah yang ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat kami nantikan demi perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rudi Suardi, 2003, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM.


http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-iso-dan-macam-macam-
iso.htmldi akses pada tanggal 16 april pukul 07.56
http://konsultaniso.web.id/iso-90012015/7-prinsip-iso-90012015/ di akses pada
tanggal 16 april pukul 07.45

Anda mungkin juga menyukai