Pada kasus multi drug resistence di berikan terapi yang terdiri dari 4 jenis obat
yang di pilih berdasarkan tes resistensi obat seperti ethionamide, prothionamide,
quinolones, clarithomycin, cycloserin, kanamycin, caproemycin, thiaacetazone dan pa-
amino - salicide.
2. Pathway
Ketidak efektif bersihan
Udara tercemar jalan nafas
mycobacterium TB (Tuberkolosis)
Pembentukan sputum
Dihirup individu rentan Orang terinfeksi aktif tbc
berlebihan
mengaktifasi
peradangan Melalui aliran darah
menuju ginjal
Reaksi sistematis
Sel T dan jaringan
Inflamasi
fibrosis membungkus
Peningkatan aktifitas makrofag dan tb
metabolisme Kerusakan sel
Peningkatan asam
3. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan fungsi ginjal
c) Hipertermi b.d peningkatan suhu tubuh
d) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penyempitan lumen uretra pars
prostalika
e) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
4. Intervensi
N DIAGNOSA NOC NIC
o
1. Ketidak Tujuan : 1. Kaji fungsi pernafasan, contoh
efektifan Dalam waktu 24 jam sudah bunyi nafas,kecepatan, irama
bersihan jalan tidak ada secret. dan kedalaman dan
napas Kriteria hasil: penggunaan otot aksesori.
berhubungan Dapat mengeluarkan secret 2. Catat kemampuan untuk
dengan tanpa bantuan. mengeluarkan mukosa atau
penumpukan Dapar menunjukan perilaku batuk efektif, catat karakter,
secret untuk memperbaiki atau jumlah sputum, adanya
mempertahankan bersihan hemopisis.
jalan nafas 3. Berikan pasien posisi semi
atau fowler tinggi. Bantu
pasien untuk batuk dan latihan
nafas dalam.
4. Bersihkan secret dari mulut
dan trakea, pengisapan sesuai
keperluan.
5. Pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari.
Kecuali kontra indikasi.
6. Lembabkan udara atau
oksigen inspirasi.
7. Beri obat-obatan sesuai
indikasi : agen mukolitik,
contoh asetilsistein
(mucomyst). Brokidilator
contohnya okstrifilin
(choledyl), teofilin (theo-dur),
kortikosteroid (prednisone).
8. Bersiap untuk membantu
inkutubasi darurat.
2. Nyeri akut Tujuan: 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan Setelah dilakukan asuhan secara komprehensif
dengan keperawatan selama 1x 24 termasuk lokasi karakteristik
pelepasan jam nyeri berkurang atau durasi, frekuensi, kualitas.
mediator nyeri hilang 2. Observasi reaksi nonverbal
Kriteria hasil : dari ketidaknyamanan
Melaporkan bahwa nyeri 3. Gunakan tehnik komunikai
berkurang terapeutik untuk mengetahui
Mampu mengontrol nyeri pengalaman nyeri pasien.
4. Ajarkan tehnik
nonfarmakologi seperti
tehnik relaksasi atau
tinggikan bagian kepala/atas
dari tempat tidur jika pasien
bernafas pendek
5. Kolaborasi dengan berikan
analgesic untuk mengurangi
nyeri.
6. Tingkatkan istirahat
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi.Umar.Fahmi.Dkk.2000. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Bradero,Mary. 2005. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Dongoes.Marilynn E.2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Gibson,Michael S.20014.Renal Tuberculosis.Jurnal Radio Graphics.Volume 24.Hal 251-
256
Khan,Ruki.Dkk.2015.Renal Tuberculosis : The Enigma Continues. Jurnal Mycobacterial
Diseases. Volume 5. Hal 2-5
Suhariani,Wizri. 2015. Pola Klinik Tuberkulosis Ekstra Paru Di RSUD Dr. Kariadi
Semarang periode Juli 2013-Agustus 2014. Jurnal Media Medika Muda. Volume 4 hal
1639.
Werdhani, Retno Asti. 2016. Patofisiologi Diagnosis dan Klasifikasi Tuberkulosi .
Departemen Ilmu Kedokteran . 7-6