Anda di halaman 1dari 2

Komunikasi Massa

A. Sejarah Komunikasi Massa


Peristiwa komunikasi yang berjarak waktu dan tempat, jauh lebih tua daripada bentuk-
bentuk media massa yang lebih besar. Bahkan elemen dari penyebaran ide skala besar
(massal) terjadi sangat-sangat lampau, yaitu pada penyebaran mengenai kesadaran dan
kewajiban politik serta agama. Pada awal abad pertengahan, Gereja di Eropa memiliki
alat terperinci dan efektif untuk memastikan penyiaran tersampaikan kepada semua orang
tanpa kecuali.

Persitiwa ini dapat disebut sebagai komunikasi massa, sebagian besarnya bebas dari
bentuk ‘media’. Ketika media independen muncul dalam bentuk cetak, penguasa gereja
dan negara bereaksi dengan kepanikan akan munculnya potensi kehilangan kontrol yang
diwakili media, dan kesempatan yang semakin terbuka untuk menyebarkan ide-ide yang
baru dan menyimpang.

Propaganda hitam yang dilncarkan pada masa pertama perang agama yang terjadi pada
abad ke-16 sudah cukup menjadi bukti. Hal tersebut merupakan persitiwa komunikasi
massa, yaitu pers cetak memperoleh definisi sosial dan budaya tertentu yang tidak dapat
ditarik kembali.

B. Pengertian
Komunikasi Massa (Shoelhi, : 53) adalah proses penyebaran beragam pesan oleh
komunikator melalui media massa yang diterima secara serempak oleh khalaya sasaran
dengan tujuan menimbulkan efek tertentu. Pidato di depan massa yang luas bukan
komunikasi massa, melaikan masuk kepada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, efek
dan tujuan yang diharapkan jelas.

Dalam komunikasi massa, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh komunikator.
Pertama, Ia harus tahu apa yang harus dikomunikasikan. Kedua, bagaimana Ia harus
menyapaikan pesan agar mudah berjalanya penetrasi pengaruh kepada komunikan.
C. Asumsi-Asumsi Teori
1. Komunikasi Massa bersifat umum.
Pesan yang disampaikan bersifat terbuka bagi khlayak umum.
2. Komunikasi bersifat heterogen.
Mengedepankan keterbukaan dalam memperoleh pesan komunikasi yang akan
diterima oleh beragaman suku, budaya, profesi dan lingkungan.
3. Media Massa menimbulkan keserempakan.
Menyampaikan pesan secara bersamaan kepada sejumlah besar komunikan.
4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi.
Hal ini mencakup kepada komunikator harus bersikap objektif.

Daftar Pustaka

Shoelhi, Mohammad (2009). Komunikasi Internasional; Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

McQuail, Dennis (2011). Teori Komunikasi Massa ; Salemba Humanika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai