Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ANALGETIK”
DISUSUN OLEH :
NIM : 1900053
PRODI : D-III/3B
DOSEN PEMBIMBING:
ASISTEN DOSEN :
2020
PERCOBAAN III
“ANALGETIK”
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Metode pengujian aktivasi analgetika dilakukan dengan cara menilai kemampuan zat
uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan,
yang meliputi induksi secara mekanik, termik, elektrik, dan kimia
Obat analgetik merupakan kelompok obat yang memiliki aktivitas mengurangi rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Pengujian aktivitas analgetik dilakukan dengan
dua metode yaitu induksi nyeri cara kimiawi dan induksi nyeri cara termik. Daya kerja
analgetik dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang
harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap
stimulus nyeri .Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk
menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan nyeri lain misalnya nyeri pasca
bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat
yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetika memiliki efek antipiretik dan efek anti
inflamasi (Katzung, 1998).
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri adalah
perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,berkaitan dengan ancaman kerusakan
jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan halhanya merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai
isyarat bahaya tentangadanya gangguan di jaringan seperti peradangan, rematik, encok atau
kejang otot (Tjay, 2007).
Reseptor nyeri (nociceptor) merupakan ujung saraf bebas, yang tersebar di kulit, otot,
tulang, dan sendi. Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf pusat melalui dua jaras, yaitu
jaras nyeri cepat dengan neurotransmiternya glutamat dan jaras nyeri lambat dengan
neurotransmiternya substansi P (Guyton & Hall, 1997;Ganong, 2003).
Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikin, leukotriendan
prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor )di ujung-ujung saraf bebasdi kulit,
mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksiradang dan
kejang-kejang. Nociceptor ini juga terdapat di seluruh jaringan dan organtubuh,
terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat
dari tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps via sumsum- belakang, sumsum-
lanjutan dan otak-tengah. Dari thalamus impuls kemudianditeruskan ke pusat nyeri di
otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjaydan Rahardja, 2007).
Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping, analgetika di bedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu
Analgetika yang bersifat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika → kelompok opiat)
Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada perifer
dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan
antireumatik (Tjay dan Rahardja, 2007).
Berdasarkan atas kerja farmakologisnya, analgetika dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu :
1) Analgetik narkotik (analgetik sentral)
Analgetika narkotika bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali.
Dalam dosis besar dapat bersfat depresan umum (mengurangi kesadaran), mempunyai
efek samping menimbulkan rasa nyaman(euphoria). Hampir semua perasaan tidak
nyaman dapat dihilangkan oleh analgesik narkotik kecuali sensasi kulit.Harus hati-hati
menggunakan analgesik ini karena mempunyai resiko besar terhadap ketergantungan obat
(adiksi) dan kecenderungan penyalahgunaan obat. Obat ini hanya dibenarkan untuk
penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung,
kolik batu empedu/batu ginjal.Obat golongan ini hanya dibenarkan untuk penggunaan
insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batu
empedu/batu ginjal. Tanpa indikasi kuat, tidak dibenarkan penggunaanya secara kronik,
disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik diindikasikan pada kanker
stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan. Fentanil dan alfentanil umumnya
digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena dapat memperkuat anastesi
umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama anastesi.
Penggolongan analgesik - narkotik sebagai berikut :
Alkaloid alam : morfin, codein
Derivat semi sintesis : heroin
Derivat sintetik : metadon, fentanil
Antagonis morfin : nalorfin, nalokson dan pentazocin
V. CARA KERJA
1. Timbang mencit untuk menentukan VAO obat asam asetat
2. Ambil obat dengan spuit untuk interperitonial, volume obat sesuai VAO
3. Suntikkan obat secara ip ke salah satu mencit
Amati dan tunggu 30 menit
4. Ambil Na CMC 1% dengan spuit oral, volume sesuai berat badan hewan dan VAO
5. Suntikkan Na CMC tersebut secara oral ke mencit lainnya. Tunggu dan amati 30
menit
6. Ambil asam asetat 1% dengan spuit ip . Suntikkan ke kedua mencit secara ip
7. Amati selama 1 jam. Hitung jumlah geliat tiap 5 menit
VI. HASIL
Hewan Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
Perlakuan
waktu ke- 5 ke- 10 ke- 15 ke- 20 ke- 25 ke- 30 ke- 35 ke- 40 ke- 45 ke- 50 ke- 55 ke- 60
Na-Cmc 1 8 6 11 7 6 7 7 6 7 5 6 2
2 11 9 11 11 7 6 9 11 9 9 7 6
3 9 9 11 11 7 7 6 11 5 5 5 6
4 7 6 9 9 8 7 9 5 6 3 5 3
5 5 7 5 10 7 5 5 4 8 7 9 3
As.
Mefenamat 1 2 4 2 3 2 1 0 0 0 0 0 0
200 mg
2 8 6 5 4 3 2 1 0 0 0 0 0
3 6 7 6 3 5 4 2 1 1 0 0 0
4 5 6 4 3 2 2 2 2 1 0 0 0
5 2 3 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0
Rata-rata 4,6 5,2 3,8 3,0 2,8 2,0 1,4 0,6 0,4 0,0 0,0 0,0
As.
Mefenamat 1 1 1 2 1 1 1 2 3 0 0 0 0
100 mg
2 10 2 1 4 1 4 0 0 0 0 0 0
3 9 5 6 7 5 4 2 1 1 4 3 0
4 12 8 7 4 6 4 3 3 4 5
2 2
5 7 6 3 1 4 1 2 2 2 0 0 0
Rata-rata 7,8 4,4 3,8 3,4 3,4 2,8 1,8 1,8 1,4 1,8 1,0 0,4
Asetosal 200
1 1 1 1 5 2 1 0 0 0 0 0 0
mg
2 1 7 7 3 6 5 2 3 2 0 0 0
3 5 12 8 7 6 5 3 1 2 2 2 0
4 9 10 6 3 4 3 1 3 1 0 0 0
5 1 1 2 4 3 5 1 2 0 0 0 0
Rata-rata 3,4 6,2 4,8 4,4 4,2 3,8 1,4 1,8 1,0 0,4 0,4 0,0
Antalgin 200
1 3 9 8 6 5 5 2 3 0 0 0 0
mg
2 1 2 3 5 3 2 0 0 0 0 0 0
3 1 6 6 8 6 1 4 2 2 0 0 0
4 3 3 3 3 4 4 1 1 0 0 0 0
5 2 3 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 2,0 4,6 4,4 4,6 3,8 3,4 1,4 1,2 0,4 0,0 0,0 0,0
Persen Proteksi
Menit Menit
Hewan Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
Perlakuan ke- ke-
waktu ke-10 ke-15 ke-20 ke-25 ke-30 ke-35 ke-40 ke- 45 ke-50 ke-55
5 60
Kontrol - 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
As.Mefenamat
1 75% 45,9% 78,72% 68,75% 71,42% 84,37% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
200 mg
2 0 18.9% 46,80% 58,34% 57,14% 68,75% 86,12% 100% 100% 100% 100% 100%
3 25% 5.4% 36,17% 68.75% 28,57% 37,5% 72,23% 86,49% 85,71% 100% 100% 100%
4 37,5% 18.91% 54,44% 68,75% 71,42% 68,75% 72,23% 72,98% 85,71% 100% 100% 100%
5 75% 59,4% 78,72% 79,17% 71,42% 84,375% 72,23% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 42,5% 29,702% 58,97% 68,752% 59,99% 68,74% 80,56% 91,89% 94,284 100% 100% 100%
As.Mefenamat
1 87,5% 86,49% 78,73% 89,59% 85,72% 84,38% 72,23% 59,46% 100% 100% 100% 100%
100 mg
2 -25% 72,98% 89,37% 58,34% 85,72% 37,5% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
-
3 32,44% 36,18% 27,09% 28,58% 37,5% 72,23% 86,49% 85,72% 31,04% 53,12% 100%
12,5%
4 -50% -8% 25,54% 58,34% 14,29% 37,5% 58,34% 59,46% 48,26% 13,2% 68,75% 50%
5 12,5% 18,92% 68,09% 89,59% 42,86% 84,38% 72,23% 72,98% 71,43% 100% 100% 100%
Rata-rata 2,5% 40,56% 59,58% 64,59% 51,43% 56,25% 75,60% 75,67% 81,08% 68,84% 84,37% 90%
2 87,5% 5,40% 25,53% 68,75% 14,28% 21,87% 72% 59,4% 71,4% 100% 100% 100%
3 37,5% -62,16% 14,89% 27,08% 14,28% 21,87% 58,3% 86,4% 71,4% 65,5% 68,75% 100%
- 100%
4 -35,13% 36,17% 68,75% 42,86% 53,12% 86,1% 59,4% 85,7% 100% 100%
12,5%
5 87,5% 86,5% 78,8% 58,4% 57,1% 21,8% 86,1% 72,9% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 57,5% 16,2% 48,9% 54,1% 40% 40,62% 80,5% 75,6% 85,7% 93,1% 93,75% 100%
Antalgin 200
1 62,5% -21,62% 14,89% 37,5% 28,57% 21,88% 72,22% 59,46% 100% 100% 100% 100%
mg
2 87,5% 72,97% 68,09% 47,92 % 57,14% 68,75% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 87,5% 18,92% 36,17% 16,67% 14,29% 84,38 % 44,44% 72,97% 71,43% 100% 100% 100%
4 62,5% 59,46% 68,09% 68,75% 42,86% 37,5% 86,11% 86,49% 100% 100% 100% 100%
5 75% 59,46 % 78,72% 89,58% 85,71% 84,38% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 57,5% 37,84 % 53,19% 58,48% 45,11% 59,38% 80,55% 83,78% 94,29% 100% 100% 100%
Grafik
16.20%
2.50%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Pada percobaan kali ini melakukan uji analgetik dengan tujuan yaitu untuk
mengenal,memperaktikkan dan memabandngkan daya anlagetik. obat obat analgetik
yang diperbandingkan adalah obat obat analgetik golongan non narkotik/parifer yaitu
asam mefanamat,asetosal,dan antalgin menggunakan rangsang kimia. Bahan yang
digunakan sebagai perangsang kimia adalah larutan steril asam asetat glasial yang
diberikan secara intraperitonial dan oral. Dimana pada praktikum kali ini pemberian
larutansteril asam asetat glasial diberikan 30 menit setelah diberi obat. Pemberian,hal ini
diharapkan agar obat yang diberikan bekerja sehingga asam asetat langsung berefek dan
juga untuk mempengaruhi pengamatan onset dari obat itu.
Obat analgesic adalah obat yang Pereda nyeri untuk mengilangkan rasa sakit akibat
radang sendi, operasi, cedera, sakit gigi, sakit kepala, kram menstruasi dan nyeri otot.
Obat analgesic banayak dijual dipasaran dan juga banayak dikosusmsi oleh masyarakat
sekitar hingga anak anak sampai dewasa. Namun pada percobaan ini kita melakukan uji
anlagesik pada mencit untuk mengatahui efek dari suatu obat pada mencit dengan
menghitung geliat pada mencit tiap 5 menit.
Pada uji kali ini dilakukan uji analgetic degan metode proteksi, dimana diberikan
terlebih dahulu obatnya dan kemudiaan diinduksi nyeri. Karena induksi bahan kimia
secara intraperitonial pada mencit akan menimbulkan iritasi pada perut mencit dan
mengakibatkan efek geliat.
Obat analgetik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Tiap sediaan ini diujikan ke mencit, tujuan dipilih pada objek kali ini mencit
ini adalah karena system organ pada mencit hampir sama dengan system
organ manusia, sehingga pada objek ini yang diguankan untuk pemberian
sampel yaitu mencit dengan menggunakan metode Ip atau oral.
Rute pemberian obat kepada mencit yaitu melaui oral dan Ip dimana rute
pemeberian oral kepada mencit harus seusai dengan prosedur sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat dan mengakibatkan kematian pada mencit tersebut. Rute
pemberian oral ini sering dilakukan pada pratikum di labortarium karena sangat mudah
dikerjakan. Dan cara kedua pemberian secara Spuit Ip dengan penyutikan
Pada rute oral, Tiap sediaan diberikan melalui pemberian secara peroral dengan cara
diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi dengan jarum oral. Kanulla dimasukkan ke
dalam mulut, kemudian perlahan-lahan dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang
sampai esophagus. dan intraperitoneal dengan cara dipegang punggungnya sehinnga kulit
abdomennya menjadi tegang. Pada saat penyuntikan posisi kepala mencit lebih rendah
dari abdomennya. Jarum disuntikkan dengan membentuk sudut 10º dengan abdomen
agak menepi dari garis tengah untuk menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan
pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati.
Sedangkan asam mefanamat adalah obat yang meredakan nyeri seperti sakit gigi,
sakit kepala dan nyeri haid , Dimana asam mefanamat tersedia dalam pasaran bebentuk
tablet 250 mg,500 mg dan sirup. Asam mefanamat bekerja menghambat enzim yang
memperoduksi prostaglandin yaitu senyawa penyebab rasa sakit dan peradangan
dimana asam mefanamat termasuk kelompok sifat antiinflamasi yang rendah. Asam
mefanamat banyak digunakan atau dikosumsi oleh masyarakat.
Selanjutnya yaitu antalgin, antalgin adalah obat yang bermanfaat meredakan rasa
nyeri serta menurun panas, obat ini biasa digunakan untuk menggantikan obat
parasetamol. Dimana obat antalgin bisa digunakan sakit kepala,sakit gigi,dan nyeri
minstruasi. Antalgin yang tersedia dipasaran adalah 500 mg berbentuk tablet derta
berbentuk 250 mg/ml untuk oba sedian suntik.Dimana obat antalgin ini bekerja
menghambat produksi hormone prostaglandin salah satu hormone yang memicu
peradangan,nyeri dan demam.
Pada praktikum kali ini langkah pertama yang dilakukan adalah kita timbang mencit
untuk menentukan VAO obat asam asetat. setelah itu, ambil obat dengan spuit untuk
intraperitoneal, volume obat yang diberikan sesuai VAO. Setelah itu, suntikkan obat
secara intraperitoneal ke salah satu mencit, amati dan tunggu 30 menit. Pemberian
dilakukan secara intraperitoneal karena untuk mencegah penguraian asam asetat saat
melewati jaringan fisiologik pada organ tertenntu. Dan larutan asam asetat dikhawatirkan
dapat merusak jaringan tubuh jika diberikan melalui rute lain, misalnya per oral, karena
sifat kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap pengaruh asam.
Larutan asam asetat diberikan setelah 30 menit karena diketahui bahwa obat yang
telah diberikan sebelumnya sudah mengalami fase absorbs untuk meredakan rasa nyeri.
Selama beberapa menit kemudian, setelah diberi larutan asam asetat mencit menggeliat
dengan dua kaki depan menarik kedepan, dan dua kaki belakang menarik ke belakang,
sehingga terkadang bagian perut kejang karena terjadi rasa nyeri pada mencit tersebut.
Kegunaan asam asetat ini sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan
untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu
asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester.
Dari percobaan tersebut, didapatkan hasil obat yang memiliki geliat tertinggi yaitu
asam mefanamat dengan dosis 100 mg dan kemudian selanjutnya yaitu asetosal dengan
dosis 200 mg kemudian selanjutnya antalgn dengan dosis 200 mg dan terakhir asam
mefanamat 200 mg. Hal ini juga dipengaruhi dengan jumlah dosis untuk mencapai efek
suatu analgesic pada uji ini, semakin tinggi dosis, maka geliat dari mencit akan semakin
berkurang, dan sebaliknya. Apabila melewati dosis terapi maka akan mengakibatkan
kematian pada mencit karena mengonsumsi obat tersebut tidak sesuai dengan dosis
terapi.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pada percobaan kali ini adalah:
- analgetik merupakan kelompok obat yang memiliki aktivitas mengurangi rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran
- Berdasarkan atas kerja farmakologisnya, analgetika dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu :
o Analgetik narkotik (analgetik sentral)
o Analgesik non opioid (non narkotik)
- Asam asetat digunakan untuk penginduksi nyeri
- Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pada percobaan kali ini adalah:
o Sifat genetic pada hewan uji
o Kesalahan dalam pemberian dosis
o Karakteristik dan lingkungan fisik hewan uji
o Factor lingkungan yang dapat mempengaruhi obat, contohnya cahaya
o Pengaruh stress pada hewan uji
Anief, M. 2000. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Guyton, A.C. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerjemah: Andrianto,
P. Jakarta: EGC.
Katzung, G. B. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi keenam. EGC: Jakarta.
Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic Press.
X. LAMPIRAN
XI. PERTANYAAN
Jawaban :
Antalgn memiliki daya analgetik yang lebih kuat dibandingkan Na CMC yang
merupakan control dalam percobaan tersebut, antalgin dapat meredakan nyeri ringan
hinnga sedang.
Implikasi pada mencit yang telah diberikan obat setelah di induksia denagn asam
asetat menunjukkan jumlah geliatannya yang berkurang setiap selang waktu 5 menit
tetapi nyeri masih rasa berulang kembali.
Jawaban :
Jenis obat analgesic golongan bebas maanfaat analgetik dikosumsi dewasa dan anak
anak alsaanya karena pct merupakan obat yang umum bias dibeli secara bebas
diapotek dan terdapat banyak merek dagang dan PCT conoh merek dagang obat paten
terkenal yaitu Panadol
Jawaban :
Jawaban :
- Metode jentik ekor, Rancangan nyeri yang digunakan berupa air panas
- Metode plat panas, digunakan berupa lantai kadang panas yang akan menyebabkan
respon mengangkat kaki kedpean dan dijilat