Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRATEK

TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Di Susun Oleh :

Zulius Daniel Aditya (201954077)

Al Iktifa’ Billah (201954079)

Alan Dwi Prasetyo (201954981)

Radja Fajar Saputra(201954082)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL LAPORAN : PRATEK PENGECORAN LOGAM


Nama Kelompok : Zulius Daniel Aditya (201954077)
Al Iktifa’ billah (201954079)
Alan Dwi Prasetyo (201954081)
Radja Fajar Saputra (201954082)
Kelas :D

Mengetahui,

Laboran Asisten Dosen

Abdul Ghofur, S.T Norman Marcellino

Dosen Pembimbing

Dr. Sugeng Slamet, S.T., M.T

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehinnga pada kesempatan ini kita dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktunya. Laporan Praktikum Pengecoran disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Pengecoran.

Dalam penyusunan laporan ini, kita mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Adapun
pihak-pihak tersebut :

1. Bapak Dr. Sugeng Slamet, ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Praktek
Pengecoran
2. Bapak Abdul Ghofur, ST selaku laboran Praktek Pengecoran
3. Norman Marcellino selaku asisten dosen
4. Semua teman-teman yang telah mendukung kita dalam mengerjakan laporan ini

Kita menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kita harapkan.

Akhir kata kita berharap semoga laporan Praktikum Pengecoran ini bermanfaat bagi
kita semua.

3
DAFTAR ISI

Cover / Halaman depan


Lembar pengesahan…………………………………………………………………………...1
Kata pengantar………………………………………………………………………………...2
BAB I. Pendahuluan…………………………………………………………………………..4
1.1. Landasan teori teknik pengecoran logam………………………………………………...4
a.) Definisi pengecoran logam………………………………………………………...4
b.) Macam macam pengecoran logam………………………………………………...4
c.) Syarat pasir cetak…………………………………………………………………..4
d.) Cetakan dan pola…………………………………………………………………..6
e.) Proses peleburan logam……………………………………………………………8
1.2 Tujuan praktikum………………………………………………………………………....9
BAB II. Pelaksanaan praktikum……………………………………………………………...10
2.1 Alat dan bahan (pembuatan core/inti)……………………………………………………10
2.2 Langkah langkah praktik (pembuatan core/inti)…………………………………………11
2.3 Alat dan bahan (pola uji fluiditas, pola produk)…………………………………………13
2.4 Langkah langkah praktik (pola uji fluiditas, pola produk)………………………………19
2.5 Alat dan bahan (cetakan logam die casting)……………………………………………..25
2.6 Langkah langkah praktik (cetakan logam die casting)…………………………………..25
2.7 Gambar pola dan cetakan……………………………………………………………......27
2.8 Hasil dan pembahasan ……………………………………………………………….....28
2.9 Data dan pengamatan pada produk cor………………………………………………….29
3.0 Data dan pengamatan metode cetak tekan……………………………………………....33
3.1 Data dan pengamatan produk uji fluiditas………………………………………………35
BAB III. Kesimpulan dan saran……………………………………………………………..37
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...37
3.2 Saran………………………………………………………………………………….....37
Daftar pustaka
Lampiran (dokumentasi praktik)

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori Teknik Pengecoran Logam

a.) Definisi Pengecoran Logam

Pengecoran logam adalah proses logam cair panas dituangkan ke dalam cetakan
yang berisi potongan berlubang atau rongga dengan bentuk jadi yang diinginkan.
Cetakan ini bisa terbuat dari pasir, logam atau keramik. Logam tersebut dibiarkan
mendingin dan mengeras menjadi bentuk yang diberikan oleh cetakan tersebut dan
kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara memecahkan atau memisahkan
cetakan.

b.) Macam – macam pengecoran logam

Macam – macam pengecoran yaitu : 


1. (Sand casting), Yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir, jenis
pengecoran ini paling banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat
membuat benda logam yang berkapasitas berton-ton.
2. (Centrifugal casting),  yaitu jenis pengecoran di mana cetakan diputar bersamaan
dengan penuangan logam cair ke dalam cetakan.
3. (Die casting),  yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam. sehingga
cetakannya Dapat dipakai berulang-ulang.  Biasanya logam yang dicor adalah logam
(non ferrous).
4. (Investment casting),  yaitu jenis pengecoran yang bolanya terbuat dari lilin (wax), 
dan cetakannya terbuat dari keramik. 
c.)  Syarat pasir cetak antara lain sebagai berikut :
1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam  pembuatan cetakan dengan
kekuatan cocok.  Cetakan yang dihasilkan harus kuat dan dapat menahan temperatur
logam cair yang tinggi sewaktu dituang ke dalam cetakan.
2.  Permeabilitas yang cocok, agar udara yang terjebak di dalam cetakan dapat keluar
melalui sela-sela butir pasir untuk mencegah terjadinya cacat coran seperti gelembung
gas, rongga penyusutan dan lain-lain.
3.  Distribusi besar butir yang cocok.
4.  Lampu dipakai lagi supaya ekonomis.

5
5.  Tahan panas terhadap temperatur logam pada saat dituang ke cetakan.
6. Harga pasir relatif lebih murah.
Tabel 1. Macam macam temperature penuangan logam cair ke dalam cetakan.

Macam macam logam Temperatur penuangan ̊


c
Brons 1100 – 120
Kuningan 950 -1100
Besi cor 1250 – 1450
Baja tahan karat 1700 – 1750
Alumunium 600 – 700
Baja cor 1500 - 1550
Proses pengecoran pasir di laboratorium pengecoran Universitas Muria Kudus

Untuk langkah langkah pengecoran logam di laboratorium pengecoran logam di Universitas


Muria Kudus dapat di lihat pada gambar di bawah.

Gambar 1. Diagram alir proses pengecoran dengan cetakan pasir

Bagian dari cetakan pasir terdiri pola, flask/rangka cetakan, inti (untuk produk cor berongga),
saluran tuang, saluran penambah di tunjukkan gambar dibawah.

6
Gambar 2. Tahapan pembuatan cetakan pasir

Jenis pola logam dengan metode pengecoran logam terdiri atas pola uji fluiditas dan
pola. produk ditunjukkan Gambar 3 dan Gambar 4.

d.) Cetakan dan pola

- Cetakan pasir dengan inti

Gambar 3. Hasil cetakan pasir dengan inti

Gambar 4. pola cetakan pasir dengan inti.

- Uji fluiditas

7
Gambar 5. Hasil uji fluiditas

Gambar 6. Cetakan uji fluiditas

- Cetakan Logam dengan Tekanan

Gambar 7. Hasil cetakan logam dengan tekanan

Gambar 8. Pola cetakan logam dengan tekanan

e.) Proses peleburan logam

8
Bahan peleburan logam yang kami praktekkan adalah dari piston, material piston umumnya
terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan. Misal alumunium yang sudah dicampur
dengan bahan tertentu (aluminium alloy), atau bahan tempa yang kuat dan ringan.

Gambar 9. Bahan peleburan logam (piston)

proses peleburan untuk bahan paduan sesuai temperatur tuang yang sesuai.. (625ºC titik
didih).

Gambar 10. Tungku peleburan logam

1.2 Maksud dan Tujuan Praktek

1. Mahasiswa mengenali bahan dan alat yang dibutuhkan dalam Teknik pengecoran
logam dengan metode cetak pasir/sand casting.
2. Mahasiswa mampu membuat cetakan dengan menggunakan pasir cetak, membuat inti
dalam cetak, saluran penuang, saluran turun dan saluran penambah.
3. Mahasiwa mampu mengidentifikasi paduan logam, kemampuan mengalir,
kemampuan mengisi rongga cetakan, temperatur lebur temperature penuangan dalam
melasanakan praktek pengecoran logam.
4. Mengetahui perhitungan effisiensi coran, membandingkan antara dimensi pola
dimensi produk.

9
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan terdiri atas :

A. Alat :
1. Cetakan pasir pola uji fluiditas

Gambar 11. Cetakan pasir pola uji fluiditas


Cetakan pasir pola uji fluiditas yang berbentuk secara memanjang berguna untuk
membuat hasil cetakan dari logam yang dituangkan pada cetakan tersebut.
2. Cetakan pasir pola produk

Gambar 12. Cetak pasir pola produk


Cetakan pasir pola produk berguna untuk membuat cetakan dari logam yang
dituangkan pada cetakan tersebut.

10
3. Cetakan logam

Gambar 13. Cetakan logam


Cetakan logam berbentuk seperti gelas yang berguna untuk membuat cetakan dari
logam yang dituangkan pada cetakan tersebut.
4. Ayakan kasar

Gambar 14. Ayakan kasar


Ayakan kasar berguna untuk menyaring menjadi pasir dengan tekstur yang kasar.

11
5. Ayakan halus

Gambar 15. Ayakan halus


Ayakan halus berguna untuk menyaring menjadi pasir dengan tekstur yang halus.
6. Sekop pasir

Gambar 16. Skop pasir


Sekop pasir berguna untuk mengambil pasir dengan jumlah yang banyak.
7. Palu karet

Gambar 17. Palu karet


Palu karet berguna untuk meratakan pasir dan membuat pasir yang ada di dalam
cetakan menjadi padat.

12
8. Bedak

Gambar 18. Bedak powder


Bedak berguna untuk membuat cetakan tidak lengket saat diberi pasir.
9. Kuas

Gambar 19. Kuas


Kuas berguna untuk meratakan bedak yang ada di dalam cetakan.
10. Penggaris

Gambar 20. Penggaris mistar


Penggaris berguna untuk mengukur panjang dari hasil pengecoran tersebut.

13
11. Gergaji besi

Gambar 21. Gergaji besi


Gegraji besi berguna untuk memotong hasil dari pengecoran pada pola uji
fluiditas, pola produk, dan cetakan logam.
12. Jangka sorong

Gambar 22. Jangka sorong


Jangka sorong berguna untuk mengukur panjang dari pengecoran pada pola uji
fluiditas.

14
13. Tungku pembakaran

Gambar 23. Tungku bakar


Tungku pembakaran berguna untuk mencairkan logam aluminium.
14. Ladel

Gambar 24. Ladel


Ladel berguna untuk mengambil cairan logam panas yang ada di dalam tungku
pembakaran.
15. Termometer infrared

Gambar 25. Termometer


Termometer infrared berguna untuk mengukur panas pada tungku pembakaran.

15
16. Kikir

Gambar 26. Kikir


Kikir berguna untuk merapikan hasil dari pengecoran pada pola uji fluiditas, pola
produk, dan cetakan logam.
17. Neraca digital

Gambar 27. Timbangan Neraca digital


Neraca digital berguna untuk menimbang berat yang ada pada hasil dari
pengecoran pada pola produk dan cetakan logam.
18. Gelas ukur/Pyrex

Gambar 28. Gelas ukur/Pyrex

16
Gelas ukur berguna untuk tempat dan tolak ukur pada banyaknya jumlah air yang
didalam gelas tersebut.
19. Cetakan inti

Gambar 29. Cetakan inti


Cetakan inti berguna untuk membuat poros dari pasir silica.
20. Kompor

Gambar 30. Kompor


Kompor berguna untuk membuat api dan memansakan cetakan inti
21. Tabung gas

Gambar 31. Tabung gas


Tabung gas berguna untuk menyalurkan gas ke kompor dan menimbulkan api.

17
B. Bahan :
1. Pasir kasar

Gambar 32. Pasir kasar


2. Pasir halus

Gambar 33. Pasir halus


3. Pasir silica

Gambar 34. Pasir silica

18
4. Air

Gambar 35. Air


5. Aluminium (Al 12% Si)

Gambar 36. Piston yang mengandung Aluminium


2.2 Langkah-Langkah Praktek

Langkah – langkah praktek pengecoran menggunakan metode cetakan inti :

1. Bersihkan cetakan inti terlebih dahulu.

Gambar 37. Cetakan inti

19
2. Menyalakan kompor dengan

Gambar 38. Kompor


3. Memanaskan cetakan inti terlebih dahulu.

Gambar 39. Kompor dan cetakan inti


4. Mengisi cetakan inti dengan pasir silica lalu di tempelkan ke atas kompor dan
cetakan inti di bolak balik agar panasnya merata.

Gambar 40. Pembuatan cetakan inti

20
5. Setelah beberapa menit, angkat cetakan dan buka dengan perlahan.

Gambar 41. Cetakan inti


6. Lalu, keluarkan cetakan inti.

Gambar 42. Hasil cetakan inti

Langkah – langkah praktek pengecoran menggunakan metode cetakan pasir (sand


casting):

1. Menyalakan api tungku pembakaran, kemudian masukkan bahan logam


aluminium (Al 12% Si) untuk dilebur.

Gambar 43. Tungku bakar pelebur alumunium

21
2. Mengayak pasir dengan ayakan kasar.

Gambar 43, Menghaluskan pasir denga yak kasar


3. Mengayak pasir dengan ayakan halus

Gambar 44. Menghaluskan pasir dengan ayak halus


4. Setelah mengayak pasir dengan cetakan kasar dan halus, hasil dari pasir tersebut
diberi air secukupnya. Lalu, pasir dan air tersebut diaduk dengan tangan secara
merata.

Gambar 45. Pencampuran air dengan pasir

22
Gambar 46. Membuat adonan pasir
5. Siapkan cetakan pola uji fluiditas dan pola produk

Gambar 47. Cetakan pola produk

6. Menaburi bedak pada cetakan agar tidak lengket pada cetakan.

Gambar 48. Penaburan bedak pada cetakan

23
7. Pertama, memberi pasir halus yang sudah diberi air dan diaduk, masukkan ke
dalam cetakan. Lalu padatkan pasir halus dengan tangan dan palu karet. Setelah
itu, memberi pasar kasar ke dalam cetakan dan dipadatkan kembali secara merata
menggunakan tangan dan palu karet. Sebelum memadatakan pasir tidak lupa
menaruh pipa kecil untuk saluran masuknya cairan logam pada bagian atas
cetakan.

Gambar 49. Memasuka adonan pasir ke cetakan


8. Setelah dipadatkan kedua sisi dari cetaka, lalu buka pengunci pada cetakan. Lalu,
lepaskan cetakan pola tersebut. Dan, masukkan cetakan pasir silika pada rongga
cetakan.

Gambar 50. Pembongkaran cetakan pasir yang sudah dibuat


9. Lalu, lepaskan cetakan kayu.

24
Gambar 60. Pembongkaran cetakan pasir yang telah dibuat
10. Setelah itu, masukkan cairan logam yang ada di dalam tungku pembakar. Saat
melakukan pengecoran logam harus berhati-hati dan melakukan pegecoran pada
pasir secara cepat supaya cairan tidak mudah padat.

Gambar 70. Penuangan cairan logam pada cetakan produk

Gambar 71. Penuangan cairan logam pada cetakan uji fluiditas


11. Setelah itu, tunggu beberapa menit sampai cairan logam menjadi padat. Lalu,
bongkar cetakan pasir dan bersihkan. Dan hasilnya seperti berikut.

Gambar 72. Hasil cetak produk

Gambar 73. Hasil cetak fluiditas

25
12. Lalu, lakukan penelitian pada hasil dari pengecoran tersebut.

Gambar 74. Penggukuran hasil cetak uji fluiditas

Gambar 75. Penggukuran hasil cetak uji fluiditas

26
Gambar 76. Pembelahan hasil cetak produk

Gambar 77. Menimbang dengan neraca digital

Langkah – langkah praktek pengecoran menggunakan metode cetakan logam (die


casting):

1. Menyalakan api tungku pembakaran, kemudian masukkan bahan logam


aluminium (Al 12% Si) untuk dilebur.

Gambar 78. Peleburan alumunium

2. Menyiapkan cetakan logam.


27
Gambar 79. Cetakan logam
3. Masukkan cairan logam yang ada di dalam tungku pembakar. Saat melakukan
pengecoran logam harus berhati-hati, lalu langsung ditutup dengan tutup cetakan
logam.

Gambar 80. Penuangan cairan alumunium


4. Setelah itu, dengan cepat tutup cetakan diinjak.

Gambar 81. Penekanan cetak logam


5. Lalu diamkan beberapa menit sampai cairan menjadi padat. Selnajutnya, bongkar
hasil cetakan logam dan bersihkan. Dan hasilnya seperti berikut.

28
Gambar 82. Hasil cetak logam
6. Lalu, lakukan penelitian pada hasil dari pengecoran tersebut.

Gambar 83. Pembelahan cetak logam

Gambar 84. Penimbangan degan neraca digital

29
2.3 Gambar pola dan Cetakan
1. Pola uji fluidutas

Gambar 85. Pola uji fluiditas

Gambar 86. Cetakan uji fluiditas

2. Pola produk

Gambar 87. Cetakan pola produk

30
3. Pola cetakan logam

Gambar 88. Pola logam

Gambar 89. Cetakan pola logam

2.3 Hasil dan Pembahasan


1. Pola uji fluiditas

Hasil pola uji fluiditas :

Gambar 90. Hasil cetak fluiditas

31
Pembahasn pola uji fluiditas :
Tabel 1. Data dan pengamatan produk uji fluiditas

Bahan paduan Panjang fluiditas (mm) untuk tiap tebal rongga cetakan (mm)
yang dilebur 400 mm 400 mm 400 mm 310 mm 0,5 mm
Al 12% Si 10,30 mm 5,32 mm 4,46 mm 3 mm 2,8 mm

Foto makro produk cor : -

Analisis jenis cacat produk yang terjadi:

Gambar 91. Hasil cacat uji fluiditas


1. Cetakan yang semakin sempit ruangnya akan semakin membuat cairan
aluminium sulit mengalir ,sehingga bisa menyebabkan cacat fisik pada benda
hasil pengecoran.
2. Bagian cetakan pasir yang lemah dan pasir tidak melekat secara merata pada
pola mengakibatkan cacat permukaan pada hasil pengecoran tersebut.

2. Pola porduk

Hasil pola produk :

Gambar 92. Hasil cetak produk

32
Gambar 93. Hasil Pemotongan Pola produk

Gambar 94. Hasil pemotongan pola produk


Pembahasan pola uji fluiditas :
w udara
ρb = xρ
wudara−wair air
89,39
ρb = x 1 gr /cm 3
89,39−56,15
ρb =2,68923 gr /cm3
ρb
(
Porositas ( % )= 1−
ρtheory ) x 100 %

2,68923
(
Porositas ( % )= 1−
2,8
x 100 %)
Porositas ( % )=0,039 %

33
Tabel 2. Data dan pengamatan pada produk cor
Bahan yang Temperatur
Berat jenis produk cor (gr/cm3) Porositas (%)
dilebur tuang (˚C)
Massa di udara : 89,39 gr/cm3
Al 12% Si 666 ˚C 0,039 %
Massa di air : 56,15 gr/cm3

Foto makro produk cor :

Gambar 95. Hasil uji pola produk

Analisis jenis cacat produk yang terjadi:


1. Cacat pada hasil pengecoran pada pola produk itu mengalami kecacatan pada
bagian permukaan yang teksturnya ada yang cembung dan cekung.
2. Bagian cetakan pasir yang lemah dan pasir tidak melekat secara merata pada
pola mengakibatkan cacat permukaan pada hasil pengecoran tersebut.

34
3. Pola cetak logam

Hasil pola cetak logam :

Gambar 96. Hasil cetak pola logam

Gambar 97. Hasil pembelahan pola logam


Pembahasn pola cetak logam :
w udara
ρb = xρ
wudara−wair air
30,239
ρb = x 1 gr /cm 3
30,239−19,099
ρb =2,71445 gr /cm3
ρb
(
Porositas ( % )= 1−
ρtheory ) x 100 %

2,71445
(
Porositas ( % )= 1−
2,8
x 100 %)
Porositas ( % )=0,03 %

35
Tabel 3. Data dan pengamatan metode cetak tekan
Gaya tekan = 637,43 Newton
Bahan yang Temperatur
Berat jenis produk cor (gr/cm3) Porositas (%)
dilebur tuang (˚C)
Massa di udara : 30,239 gr/cm3
Al 12% Si 666 ˚C 0,03 %
Massa di air : 19,099 gr/cm3

Foto makro produk cor :

Gambar 98. Hasil uji pola logam

Analisis jenis cacat produk yang terjadi:


1. Cacat yang terjadi pola cetakan logam mengalami kecacatan pada bagian
dalam. Pada bagian dalam terdapat banyak ronggga udara yang terjadi akibat
kurangnya tekanan saat proses menginjak pada cetakan logam tersebut.

36
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pengecoran dengan pasir cetak sebagai media sangat murah karena pasir cetak yang
sudah digunakan dapat didaur ulang atau digunakan Kembali. Dalam pekerjaan panas
khususnya pengecoran cacat-cacat hasil produk tidak dapat dihindari, akan tetapi cacat-cacat
pengecoran tersebut dapat diminimlalisir.

Untuk uji fluiditas harus dilakukan secara cepat dikarenakan cairan cor yang sangat
cepat membeku dan semakin sempit cetakan makan cairan logm sulit masuk.

3.2 Saran

Saran dari penulis, untuk melakukan pengecoran hendaknya dilakukan degan


persiapan yang baik agar dapat meminimalisir kemungkinan cacat hasil cora yang terjadi.Dan
lakukan dengan hati-hati serta memakai APD.

37
DAFTAR PUSTAKA

Modul praktek teknik pengecoran logam

38
LAMPIRAN-LAMPIRAN

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai