Anda di halaman 1dari 46

Perpindahan

Kalor

Pertemuan 13
BAB 7
Alat Penukar Panas

29 November 2017

By Retno Ringgani, S.T., M.Eng


7.3.Tahanan Pengotor (𝑹𝒅 )
Alat penukar panas (HE) yang telah digunakan
beberapa lama, kemungkinan pada
permukaannnya akan dilapisi oleh berbagai
endapan yang terdapat dalam sistem aliran
karena aktivitas mikroba, atau permukaan
mengalami korosi sebagai akibat interaksi antara
fluida dengan material alat.

Pada keadaan ini lapisan tersebut akan


memberikan tahanan tambahan terhadap aliran
panas, sehingga menurunkan kinerja alat karena
terjadi penurunan laju perpindahan panas.
Pengaruh menyeluruh tersebut dinyatakan sebagai faktor
pengotor (fouling factor ) atau tahanan pengotor Rd.

Nilai Rd didapat dari percobaan dengan menentukan U pada


kondisi bersih (Uc) dan U pada kondisi kotor (Ud)

1 1 1
Rd   
hd U d U c
 Rd → harus diperhitungkan dalam menghitung L
Tabel 10.2 (Holman)
Nilai faktor pengotor yang disarankan untuk beberapa fluida.
Besaran-besaran untuk mengecek dapat
tidaknya tugas suatu HE :
 Fouling Factor (Rd) → Rd min = 0,003
 Pressure drop (ΔP)
Cairan → ΔP max = 10 psi
Gas → ΔP max = 2 psi

 ΔP kecil lebih menguntungkan karena


tenaga pompa kecil, hal ini lebih terasa
untuk aliran gas yang jumlahnya besar dan
tekanannya kecil.
Menentukan nilai Uc dan Rd
ℎ𝑜.ℎ𝑖𝑜 𝑈𝑐−𝑈𝐷
 𝑈𝑐 = ; 𝑅𝑑 =
ℎ𝑜+ℎ𝑖𝑜 𝑈𝐶 𝑈𝐷
Dipiilih U yang
paling cocok,
dengan keadaan
process.
7.4. Beda Suhu Rata – Rata
Log (LMTD)
Suhu fluida – fluida didalam penukar panas pada
umumnya tidak konstan, tetapi berbeda dari satu
titik ke titik lainnya pada waktu panas mengalir dari
fluida panas ke yang lebih dingin.

Maka dari itu untuk tahanan termal yang konstan


pun, laju aliran panas akan berbeda – beda sepanjang
lintasan penukar panas karena harganya bergantung
pada beda suhu antara fluida yang panas dan yang
dingin pada penampang tertentu
 ∆TLMTD adalah beda suhu rata-rata log (log mean
temperature difference) yaitu beda suhu pada satu
ujung alat dikurangi beda suhu pada ujung yang
satunya lagi dibagi dengan logaritma alamiah
perbandingan kedua beda suhu tersebut.

 Bila jenis alat penukar panas yang digunakan


bukan pipa ganda, maka nilai LMTD
dikoreksi dengan faktor koreksi F yang dapat
dibaca dari Fig 10-8 s/d 10-11 (Holman),

sehingga persamaan laju alir panas:


Gambar 10-7 Holman atau gambar 8-10 s/d 8.13 Kreith,
menunjukkan profil suhu untuk aliran searah dan
berlawanan arah.
T1
Ws,T1 Ws,T2
Q
T2
t2

Wt,t1 Wt,t2 t1

Ws,T1
Q Ws,T2 T1

T2
t2
Wt,t2 Wt,t1

t1
Ditinjau alat penukar pipa ganda
aliran searah (co-current)
 Neraca panas total:
Panas yang diberikan oleh fluida panas =
panas yang diterima oleh fluida dingin.
Contoh ;
Air dengan Laju 68 kg/menit dipanaskan dari suhu 35°C hingga 75°C (Fluida
dingin), dengan menggunakan minyak (fluida panas). Diketahui air mempunyai
kalor spesifik 4180 J/kg ° C. Kedua fluida itu dipakai dalam penukar kalor pipa
ganda (double pipe) secara counter current, dimana minyak masuk pada suhu
110°C dengan keluar pada 75°C. Koefisien perpindahan panas menyeluruh = 320
W m2 °C.

a) Hitung Luas penukar kalor (A) ?

b) Hitung luas penukar kalor jika digunakan HE 1-2 , dengan ketentuan sama
dengan soal a). Minyak masuk pada Pipa, sedangkan air masuk pada shell
Penyelesaian :
a. Menghitung Luas bidang transfer (A) HE double pipe

qair = mw Cw ∆ Tw = 68 (4180) ( 75 -35)


= 11369600 J/menit

= 189493,3 W

= 189,5.103 W

𝑇ℎ 2 − 𝑇𝑐2 − 𝑇ℎ1 − 𝑇𝑐1


∆ Tm = ln [ 𝑇ℎ 2 − 𝑇𝑐2 / 𝑇ℎ1 − 𝑇𝑐1 ]

[ 75 − 35 − 110 − 75 ]
∆ Tm = ln [ (75−35)/ 110 − 75 ]
= 37,44𝑜 𝐶

𝑞
q = U A ∆ Tm → A = 𝑈 ∆ 𝑇𝑚

189,5 .10 3
A = (320) (37,44)
= 15,82 m2
b) Menghitung Luas bidang transfer (A) pada shell&tube, HE 1-2

𝑇ℎ 2 − 𝑡 𝑐2 − 𝑇ℎ1 − 𝑡 𝑐1
∆ Tm =
ln [ 𝑇ℎ 2 − 𝑡 𝑐2 / 𝑇ℎ1 − 𝑡 𝑐1 ]
T1
[ 75 − 35 − 110 − 75 ]
T2 ∆ Tm = = 37,44𝑜 𝐶
ln [ (75−35)/ 110 − 75 ]
t2

t1
Diketahui :Minyak masuk pada Pipa, sedangkan air masuk pada shell
𝑡2 − 𝑡1 75 − 110
P = = = 0,467
𝑇1 − 𝑡 1 35 − 110

𝑇1 − 𝑇2 35 −75
R = 𝑡2 − 𝑡1
= 75 −110
= 1,143

→ gambar Holman (10 – 8) → F = 0,81

q = U A F ∆ Tm

𝑞 189,5 .10 3
A = = = 19,53 m2
𝑈𝐹 ∆𝑇𝑚 320 ( 0,81) (37,44)
7.5 Efektivitas-Metode NTU
( Number of Transfer Unit)
 Dalam analisa termal berbagai alat penukar panas yang telah
disajikan, dipergunakan persamaan:

 Persamaan tersebut akan mudah diselesaikan bila suhu


terminal yang digunakan yaitu suhu masuk dan keluar
fluida panas maupun dingin diketahui atau dapat
ditentukan dengan mudah.

 Dengan demikian LMTD dapat mudah dihitung dan aliran


panas, luas permukaan,dan koefisien perpindahan panas
menyeluruh dapat ditentukan berdasarkan persamaan di
atas.
 Akan tetapi, seringkali unjuk kerja (performance) suatu
penukar panas yaitu U diketahui atau dapat ditaksir,
sedangkan suhu fluida-fluida yang meninggalkan alat
penukar panas tidak diketahui.

 Bilaharus ditentukan suhu masuk atau keluar, analisa


harus melibatkan prosedur iterasi atau trial and error,
karena LMTD merupakan suatu fungsi logaritmik.

 Dalam hal ini, analisa akan lebih mudah dengan


menggunakan metode yang berdasarkan
efektifitas penukar panas dalam memindahkan
sejumlah panas tertentu. Metode ini juga dapat
digunakan untuk menganalisa kasus-kasus yang harus
membandingkan berbagai jenis penukar panas untuk
memilih jenis yang terbaik
Efektivitas penukar panas didefinisikan sebagai:
....Actual Heat Tranfer
Perpindahan panas Actual

dihitung dari energi yang dilepaskan oleh fluida panas


atau yang diterima oleh fluida dingin,

untuk double pipe yaitu:

 Aliran co-current

 Aliran counter-current
... Maximum Possible Heat Transfer
Perpindahan panas maximum

 Nilai maksimum yang dicapai bila salah satu


fluida mengalami perubahan suhu sebesar beda
suhu maksimum yang terdapat dalam HE yaitu
: selisih suhu masuk fluida panas dan
suhu masuk fluida dingin.
 Secara matematis fluida yang mungkin
mengalami beda suhu maksimum ialah
fluida yang nilai nya minimum.
Fluida minimum dapat fluida panas atau dingin
tergantung laju alir massa dan kapasitas panas
spesifik.
Efektivitas penukar panas
Th1
Th1
Th2 Th2
tc2 tc2

tc1
tc1
Aliran co-current:
Heat Cold

Aliran counter-current
Heat
Cold
Dari persamaan (4):
Bila fluida dingin adalah fluida minimum
aliran secara co-current, maka:

Dari neraca energi:

Sehingga:
Bila:
C = m cp = laju kapasitas
𝑈𝐴
NTU = 𝐶 = jumlah satuan perpindahan
𝑚𝑖𝑛
Bila fluida panas adalah fluida minimum,
maka:

Aliran counter-current
 Fig 10-12 s/d 10-15 (Holman) dan Fig 8-18 s/d
8-21 (Kreith) menyajikan grafik hubungan
effektivitas – NTU maks pada berbagai
susunan alat penukar panas.

 Tabel 10-3 dan 10-4 (Holman) menyajikan


hubungan effektivitas – NTU
Contoh Soal
Suatu sistem HE 2-4 berupa Minyak panas
didinginkan dengan menggunakan air
sebagai pendingin ; minyak masuk bagian
shell, dan air masuk pipa ( sebagai
pendingin). Minyak masuk pada suhu
200°C dan Laju 1 kg/s , air dingin
masuk pada suhu 30°C dan Laju 0,8 kg/s.
U = 250 W/m2 °C , A = 10 m2 , Cp minyak
= 1200 j/kg , Cp air = 4180 j/kg .
Hitung suhu yang keluar aliran air dan
minyak tsb?
Penyelesaian :

Tco = ? , Tho = ?
 Asumsi : SS, U, Cp kontan
 Adiabatic
 Konduksi , konveksi arah axial diabaikan
Strategi :
- Hitunglah Cair , Cminyak , tentukan Cmax. , Cmin
𝑈𝐴 𝐶𝑚𝑖𝑛
- Hitunglah NTU = 𝐶𝑚𝑖𝑛
dan CR = 𝐶𝑚𝑎𝑥 .

- Gunakan grafik / Rumus) untuk menentukan : ε = f ( NTU, CR )


- q = ε q max = ε Cmin Tmax = ε Cmin ( 𝑇ℎ𝑖 − 𝑇𝑐 𝑖 )
- Neraca energy untuk menentukan Tho , Tco

Perhitungan :

Cminyak = Mm Cpm = (1) (1200) = 1200 W/ °C → Cmin

Cair = Ma Cpa = (0,8) ( 4180) = 3344 W/ °C → Cmax


𝐶𝑚𝑖𝑛 1200
CR = 𝐶𝑚𝑎𝑥 .
= 3344
= 0,359

𝑈𝐴 250 (10)
NTU = 𝐶𝑚𝑖𝑛
= 1200
= 2,08
Dari grafik gambar 10 - 17 ( Holman)

ε = 0,78

q = ε qmax = ε Cmin Tmax = ε Cmin ( 𝑇ℎ𝑖 - 𝑇𝑐𝑖 )

= (0,78) (1200) (200 – 30) = 159120 W

q = Mair Cp air ∆ Tair = Mm Cp m ∆ Tm

Air
𝑞 151920
∆ Tair = = = 47,58
𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝐶𝑝 𝑎𝑖𝑟 0,8 (4180)

∆ Tair = 𝑇𝑐𝑜 − 𝑇𝑐𝑖 = 47,58

𝑇𝑐𝑜 = 47,58 + 𝑇𝑐𝑖 = 47,58 + 30 = 77,58°C


Minyak
𝑞 151920
∆ TM = 𝑀𝑚 𝐶𝑝𝑚
= 1 (1200)
= 132,6

∆ TM = 𝑇ℎ𝑖 − 𝑇ℎ𝑜 = 132,6

→ 𝑇ℎ𝑜 = 𝑇ℎ𝑖 − 132,6 = 200 - 132,6 = 67,4°C

Anda mungkin juga menyukai