Anda di halaman 1dari 15

ORIENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu:

Dr. H. Ali Muttaqin, M.Pd.I

Tim penyusun:

Hisyam Muhammad Fiqyh Aladdiin (D01219026)

Himaya Qotrun Nada Salsabila (D01219025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita nikmat serta hidayahnya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari
penyusun dalam mata kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM Yang alhamdulillah telah
terselesaikan pada waktunya.

Terimakasih penyusun ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu penyusun
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
wawasan islam terhadap pembaca.Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran agar kedepannya
penyusun dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Salah dan khilaf penyusun mohon maaf
sebesar besarnya. Kepada Allah SWT.

Wassalamu`alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Surabaya, 15 April 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia........................................2
D. Orientasi Pengembangan Kurikulum..........................................................................................6
KESIMPULAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan
menjadi maju apabila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas atau
bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang
di kecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal di sekolah.1

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Orientasi pengembangan kurikulum diartikan sebagai sebuah arah atau pendekatan yang
memiliki penekanan tertentu pada suatu hal dalam mengembangkan kurikulum baik bagi
para pengembang kurikulum maupun para pelaksana di sekolah.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia?
2. Apa Itu Orientasi Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia
2. Untuk mengetahui Orientasi Pengembangan Kurikulum

1 Saifullah, Pengembangan Kurikulum: Analisis Filosofis dan Implikasinya dalam Kurikulum 2013 (FTK Ar-Rainry
Press, 2016), 88.
2 Techloverindo, “ Makalah Orientasi Pengembangan Kurikulum”
https://techloverindo.blogspot.com/2019/06/makalah-orientasi-pengembangan-kurikulum.html di akses tanggal 15
April 2021.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia


Pendidikan tidak akan lepas dari prosesi pembelajaran yang harus dilalui dalam
setiap jenjang pendidikan, atau yang biasa disebut dengan kurikulum pendidikan. Begitu
pula pada awal berdirinya pendidikan di Indonesia, kurikulumnya saja masih bisa
dikatakan belum rapi. Dari waktu kewaktu kurikulum pendidikan di Indonesia selalu
berusaha untuk disempurnakan.

Perubahan kurikulum dimaksudkan mengarah pada penyempurnan. Orientasi


setiap kurikulum yang berlaku dalam pendidikan di Indonesia berbeda-beda, yang
kesemuanya itu tak lepas dari konsep perancang awal kurikulum tersebut. Maka dari itu
perlu kiranya pemaparan tentang orientasi setiap kurikulum yang berlaku di Indonesia
secara parsial.

- Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah
satu bentuk inovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan
adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi
sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25
tentang otonomi daerah.

Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan

2
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh
tanggungjawab.

3
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu


klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

Untuk itu, agar KBK mampu konsisten dan valid dalam operasionalnya, terdapat
beberapa asumsi-asumsi yang mampu tercapainya hal tersebut:

a. Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru professional dan tidak mampu
melaksanakan pembelajaran secara optimal.

b. Banyak sekolah yang hanya mengoleksi sejumlah mata pelajaran dan


pengalaman, sehingga mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi
yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.

c. Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu
memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain, mungkin biasa saja, bahkan rendah.

d. Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan yang membantu peserta didik


mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal.

e. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi


potensial yang tersusun secara sistematis, sebagai jabaran dari seluruh aspek
kepribadian peserta didik.

- Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk

4
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar kompetensi lulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Standar sarana dan prasarana
f. Standar pengelolaan, standar pembiayaan
g. Standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,
maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah
menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk
kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan
tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya
paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b. erorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
d. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

5
Orientasi kurikulum tersebut tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, di
antaranya yaitu:
a. Aspek tujuan; lebih menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi, berupa
pengetahuan dengan memperhatikan keragaman potensi ruhani agar dapat
memaksimalkan kompetensi religiusnya.
b. Aspek isi; menekankan pada hal-hal yang bersifat tematik dan menggali sumber-
sumber belajar yang bersifat kenyataan di lingkungan siswa. Materi disusun
secara sistematis, mudah dipahami, dan terhindar dari pengulangan materi atau
tumpang tindih.
c. Aspek metode; mentransmisikan nilai-nilai ke dalam bentuk kompetensi secara
utuh. Kurikulum bertujuan membekali peserta didik memiliki kesadaran baik
secara normatif maupun historis empiris.
d. Aspek guru; tenaga pendidik lebih berperan sebagai fasilitator (guru tidak
dominan) dan memanfaatkan banyak sumber belajar serta mengadakan kerjasama
yang terpadu dengan lingkungan sekitarnya.
e. Aspek siswa; peserta didik lebih ditempatkan sebagai subjek, berperan aktif
menggali potensi ruhaninya sendiri untuk lebih menyadari fungsi dan
kedudukannya.
f. Aspek penilaian; kegiatan pembelajaran dinilai secara komprehensif, tidak hanya
pada satu aspek saja dari suatu materi tetapi juga dengan materi-materi yang
berhubungan dengan kegiatan religiusnya. Hasil penilaian berorientasi untuk
melihat perkembangan potensi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidupnya
sebagai seorang muslim yang ideal.
Kurikulum 2006 merupakan kurikulum yang memiliki muatan untuk menciptakan
suatu lingkungan pendidikan yang relevan dengan kondisi suatu masyarakat tertentu.
Selain itu, juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum ini lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan masyarakat terhadap
kurikulum sebelumnya, yang kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang kemudian disempurnakan menjadi
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi

6
seperti yang digariskan dalam haluan negara. Selanjutnya, KTSP pun diharapkan dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
macam tantangan.
KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini
dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada
aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai
pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya, melalui CTL, inkuiri,
pembelajaran porto folio dan lain sebagainya. Demikian secra tegas dalam struktur
kurikulum terdapat komponen pengembangan diri.3
- Kurikulum 2013 (K13)
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun
disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan
pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK)
sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15
tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.4

B. Orientasi Pengembangan Kurikulum

3 Artikelilmiyah, “Orientasi Kurikulum” https://artikelilmiyah.wordpress.com/2012/06/13/orientasi-kurikulum/ di


akses tanggal 15 April 2021.
4 Dhichie, “Model Pendekatan dan Orientasi Perkembangan Kurikulum Serta Komponen-Komponen Kurikulum”
https://dhichie.blogspot.com/201p/05/model-pendekatan-dan-orientasi.html di akses tanggal 15 April 2021.

p
Dalam usaha mengefektifkan implementasi kurikulum pendidikan harus
memperhatikan prinsip dasar salah satunya yaitu prinsip orientasi tujuan, artinya agar
seluruh kurikulum terarah, perlu diarahkan pada tujuan pendidikan yang tersusun
sebelumnya. Selain itu, perlu adanya persiapk khusus bagi penyelenggara pendidikan
untuk menetapkan tujuan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik seiring dengan
tugas manusia5.

Pengembangan kurikulum dari masa ke masa ditandai dengan ciri ciri sebagai
berikut :

a. Lebih menitik beratkan pencapaian target kompetensi dari pada penugasan.


b. Lebih mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia.
c. Memberikan kebebasan yang luas kepada pelaksanaan pendidikan di lapangan untuk
mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat dirangkum menjadi lima,


yaitu orientasi pada pelestarian nilai nilai, orientasi pada kebutuhan sosial, orientasi pada
tenaga kerja, orientasi pada peserta didik dan orientasi pada masa depan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.6

Orientasi kurikulum pada model ini pernah dikembangkan oleh Olson yang
dikutip oleh Suntari Imam Barnadib, dengan menawarkan sekolah masyarakat yang
mempunyai ciri ciri seperti memusatkan tujuan pendidikan pada perhatian dan kebutuhan
masyarakat, menggunakan buku buku dan sumber sumber dari masyarakat sebanyak
banyaknya, mempraktikkan dan menghargai paham demokrasi, menyusun kurikulum
berdasarkan kehidupan manusia, memupuk jiwa pemimpin dalam lapangan kehidupan
masyarakat dan saling mengerti antar sesama.

Orientasi pengembangan kurikulum diartikan sebagai sebuah arah atau


pendekatan yang memiliki penekanan tertentu pada suatu hal dalam mengembangkan
kurikulum baik bagi para pengembang kurikulum maupun para pelaksana di sekolah. Ada
tiga macam orientasi yaitu orientasi pada bahan pelajaran, orientasi pada tujuan dan
orientasi padaketerampilan proses.

1. Orientasi pada bahan pelajaran


Orientasi pada bahan pelajaran yakni masalah bahan pelajaran sangat
ditekankan dan dijadikan pangkal kerja, secara umum dapat dikatan bahwa
pendekatan ini mengajarkan materi pelajaran dahulu dan setelah itu menjabarkannya
kedalam pokok pokok dan sub sub pokok bahasan yang nantinya akan diajarkan
kepada siswa.
5Dede Indawat, Desaign Kurikulum Fungsional, (Surabaya: Jakad Publishing, 2019), hlm 56
6 Ahmad Suryadi, Pengembangan Kurikulum, (Sukabumi: CV Jejak, 2020), hlm p4

8
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan pelajaran yang
dipentingkan adalah apa materi atau bahan yang disajikan bukan pada tujuannya,
sebab tujuan dapat ditentukan setelah jelas bahan pelajarannya,
dalam referensi lain pun diterangkan bahwasanya perencanaan dan pengembangan
kurikulum berdasar materi atau bahan ajar inilah yang mula-mula dilaksanakan. Inti
dari proses belajar mengajar ditentukan oleh pemilihan materi. Pembahasan
mengenai pembaharuan kurikulum terutama hanya membahas bagaimana sumber
bahan dapat berkembang.

Kelebihan : Adanya kebebasan dan keluwesan dalam memilih dan menentukan


bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan sebab tidak ada tujuan -tujuan yang
membuatnya terikat.

Kelemahannya : Bahan pelajaran yang disusun kurang jelas arah dan tujuannya.
Kurang adanya pegangan yang pasti untuk menentukan cara atau metode yang cocok
untuk dipakai menyajikan materi tersebut. Kurang jelas segi apa yang harus dinilai
pada murid setelah berakhirnya kegiatan dan bagaimana cara menilainya.

2. Orientasi pada tujuan

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempati rumusan atau


penetapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah
pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Penyusunan kurikulum
dengan orientasi berdasarkan tujuan, artinya bahwa tujuan pendidikan dicantumkan
terlebih dahulu. Tujuan pendidikan di Indonesia tertera pada GBHN. Atas dasar
tujuan-tujuan yang telah ada, selanjutnya ditetapkan pokok-pokok bahan pelajaran
dan kegiatan belajar mengajar, yang kesemuanya itu diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan. Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan
berorientasi pada tujuan ini mendasarkan diri pada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan secara jelas dari tujuan nasional sampai tujuan instruksional.
Dalam hal ini kegiatan pertama adalah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang
akan dilaksanakan dan dicapai melalui kegiatan belajar mengajar mengajar. Tujuan-
tujuan pendidikan yang dirumuskan biasanya bersifat menyeluruh, mencakup aspek-
aspek, mulai aspek pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan maupun sikap. Dalam
pengembangan semacam ini yang menjadi persoalan adalah menentukan tujuan-
tujuan atau harapan apa yang diinginkan dari tercapainya hasil pembelajaran
tersebut. Pengembangan kurikulum yang semacam ini di Indonesia adalah kurikulum
1975.

Kelebihan : Tujuan yang ingin dicapai sudah jelas dan tegas, sehingga bahan,
metode, jenis-jenis kegiatan juga jelas dalam menetapkannya. Karena telah ada
tujuan-tujuan yang jelas maka memudahkan penilaian- penilaian untuk mengukur
hasil kegiatan.

9
Kekurangan : Sulit dan Merumuskan, apalagi jika merumuskan secara operasional
setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

3. Orientasi pada Keterampilan Proses

Dalam pendekatan ini yang lebih di tekankan adalah masalah kegiatan


proses belajar mengajar apa yang harus dilakukan siswa dan bagaimana cara
melakukan proses harus di pikirkan dan dikembangkan. Keterampilan proses adalah
pendekatan belajat mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya.

Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan


efesien dalam mencapai tujuan pelajaran. Titik berat yakni memikirkan,
merencanakan, dan melaksanakan bagaimana, cara dan langkah-langkah agar siswa
menguasai keterampilan serta memahami ilmu pengetahuan. Pengembangan
kurikulum di Indonesia yang menganut orientasi tersebut adalah kurikulum 1984.

Kelebihan : Dapat mempergunakan dan mengembangkan sendiri keterampilan yang


telah didapat. Jadi dengan pendekatan ini diharapkan siswa akan berlatih mencari,
menemukan, dan mengembangkan sendiri masalah-masalah pengetahuan, dalam hal
ini guru harus menciptakan suasana yang baik dan diperlukan kemampuan untuk
bertanya, membuat siswa aktif menjawab pertanyaan siswa serta mengorganisasi
kelas.

Kekurangan : Sulitnya mengorganisasi kelas, sebab dalam hal ini guru dituntut aktif
secara dapat membuat siswa ikut aktif.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan tidak akan lepas dari prosesi pembelajaran yang harus dilalui dalam setiap
jenjang pendidikan, atau yang biasa disebut dengan kurikulum pendidikan. Begitu pula pada
awal berdirinya pendidikan di Indonesia, kurikulumnya saja masih bisa dikatakan belum rapi.
Dari waktu kewaktu kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berusaha untuk disempurnakan.

kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).


KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempati rumusan atau penetapan tujuan
yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Penyusunan kurikulum dengan orientasi berdasarkan tujuan, artinya
bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih dahulu. Tujuan pendidikan di Indonesia tertera
pada GBHN. Atas dasar tujuan-tujuan yang telah ada, selanjutnya ditetapkan pokok-pokok bahan
pelajaran dan kegiatan belajar mengajar, yang kesemuanya itu diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan. Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan berorientasi pada
tujuan ini mendasarkan diri pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas
dari tujuan nasional sampai tujuan instruksional. Dalam hal ini kegiatan pertama adalah
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dilaksanakan dan dicapai melalui kegiatan
belajar mengajar mengajar. Tujuan-tujuan pendidikan yang dirumuskan biasanya bersifat
menyeluruh, mencakup aspek-aspek, mulai aspek pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan maupun
sikap.

11
12

Anda mungkin juga menyukai