MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dosen Pengampu:
Tim penyusun:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita nikmat serta hidayahnya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari
penyusun dalam mata kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM Yang alhamdulillah telah
terselesaikan pada waktunya.
Terimakasih penyusun ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu penyusun
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
wawasan islam terhadap pembaca.Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran agar kedepannya
penyusun dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Salah dan khilaf penyusun mohon maaf
sebesar besarnya. Kepada Allah SWT.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia........................................2
D. Orientasi Pengembangan Kurikulum..........................................................................................6
KESIMPULAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan
menjadi maju apabila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas atau
bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang
di kecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal di sekolah.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia?
2. Apa Itu Orientasi Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Singkat Orientasi Pengembangan Kurikulum di Indonesia
2. Untuk mengetahui Orientasi Pengembangan Kurikulum
1 Saifullah, Pengembangan Kurikulum: Analisis Filosofis dan Implikasinya dalam Kurikulum 2013 (FTK Ar-Rainry
Press, 2016), 88.
2 Techloverindo, “ Makalah Orientasi Pengembangan Kurikulum”
https://techloverindo.blogspot.com/2019/06/makalah-orientasi-pengembangan-kurikulum.html di akses tanggal 15
April 2021.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan
2
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh
tanggungjawab.
3
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
Untuk itu, agar KBK mampu konsisten dan valid dalam operasionalnya, terdapat
beberapa asumsi-asumsi yang mampu tercapainya hal tersebut:
a. Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru professional dan tidak mampu
melaksanakan pembelajaran secara optimal.
c. Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu
memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain, mungkin biasa saja, bahkan rendah.
4
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar kompetensi lulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Standar sarana dan prasarana
f. Standar pengelolaan, standar pembiayaan
g. Standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,
maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah
menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk
kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan
tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya
paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b. erorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
d. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
5
Orientasi kurikulum tersebut tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, di
antaranya yaitu:
a. Aspek tujuan; lebih menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi, berupa
pengetahuan dengan memperhatikan keragaman potensi ruhani agar dapat
memaksimalkan kompetensi religiusnya.
b. Aspek isi; menekankan pada hal-hal yang bersifat tematik dan menggali sumber-
sumber belajar yang bersifat kenyataan di lingkungan siswa. Materi disusun
secara sistematis, mudah dipahami, dan terhindar dari pengulangan materi atau
tumpang tindih.
c. Aspek metode; mentransmisikan nilai-nilai ke dalam bentuk kompetensi secara
utuh. Kurikulum bertujuan membekali peserta didik memiliki kesadaran baik
secara normatif maupun historis empiris.
d. Aspek guru; tenaga pendidik lebih berperan sebagai fasilitator (guru tidak
dominan) dan memanfaatkan banyak sumber belajar serta mengadakan kerjasama
yang terpadu dengan lingkungan sekitarnya.
e. Aspek siswa; peserta didik lebih ditempatkan sebagai subjek, berperan aktif
menggali potensi ruhaninya sendiri untuk lebih menyadari fungsi dan
kedudukannya.
f. Aspek penilaian; kegiatan pembelajaran dinilai secara komprehensif, tidak hanya
pada satu aspek saja dari suatu materi tetapi juga dengan materi-materi yang
berhubungan dengan kegiatan religiusnya. Hasil penilaian berorientasi untuk
melihat perkembangan potensi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidupnya
sebagai seorang muslim yang ideal.
Kurikulum 2006 merupakan kurikulum yang memiliki muatan untuk menciptakan
suatu lingkungan pendidikan yang relevan dengan kondisi suatu masyarakat tertentu.
Selain itu, juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum ini lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan masyarakat terhadap
kurikulum sebelumnya, yang kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang kemudian disempurnakan menjadi
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi
6
seperti yang digariskan dalam haluan negara. Selanjutnya, KTSP pun diharapkan dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
macam tantangan.
KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini
dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada
aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai
pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya, melalui CTL, inkuiri,
pembelajaran porto folio dan lain sebagainya. Demikian secra tegas dalam struktur
kurikulum terdapat komponen pengembangan diri.3
- Kurikulum 2013 (K13)
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun
disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan
pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK)
sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15
tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.4
p
Dalam usaha mengefektifkan implementasi kurikulum pendidikan harus
memperhatikan prinsip dasar salah satunya yaitu prinsip orientasi tujuan, artinya agar
seluruh kurikulum terarah, perlu diarahkan pada tujuan pendidikan yang tersusun
sebelumnya. Selain itu, perlu adanya persiapk khusus bagi penyelenggara pendidikan
untuk menetapkan tujuan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik seiring dengan
tugas manusia5.
Pengembangan kurikulum dari masa ke masa ditandai dengan ciri ciri sebagai
berikut :
Orientasi kurikulum pada model ini pernah dikembangkan oleh Olson yang
dikutip oleh Suntari Imam Barnadib, dengan menawarkan sekolah masyarakat yang
mempunyai ciri ciri seperti memusatkan tujuan pendidikan pada perhatian dan kebutuhan
masyarakat, menggunakan buku buku dan sumber sumber dari masyarakat sebanyak
banyaknya, mempraktikkan dan menghargai paham demokrasi, menyusun kurikulum
berdasarkan kehidupan manusia, memupuk jiwa pemimpin dalam lapangan kehidupan
masyarakat dan saling mengerti antar sesama.
8
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan pelajaran yang
dipentingkan adalah apa materi atau bahan yang disajikan bukan pada tujuannya,
sebab tujuan dapat ditentukan setelah jelas bahan pelajarannya,
dalam referensi lain pun diterangkan bahwasanya perencanaan dan pengembangan
kurikulum berdasar materi atau bahan ajar inilah yang mula-mula dilaksanakan. Inti
dari proses belajar mengajar ditentukan oleh pemilihan materi. Pembahasan
mengenai pembaharuan kurikulum terutama hanya membahas bagaimana sumber
bahan dapat berkembang.
Kelemahannya : Bahan pelajaran yang disusun kurang jelas arah dan tujuannya.
Kurang adanya pegangan yang pasti untuk menentukan cara atau metode yang cocok
untuk dipakai menyajikan materi tersebut. Kurang jelas segi apa yang harus dinilai
pada murid setelah berakhirnya kegiatan dan bagaimana cara menilainya.
Kelebihan : Tujuan yang ingin dicapai sudah jelas dan tegas, sehingga bahan,
metode, jenis-jenis kegiatan juga jelas dalam menetapkannya. Karena telah ada
tujuan-tujuan yang jelas maka memudahkan penilaian- penilaian untuk mengukur
hasil kegiatan.
9
Kekurangan : Sulit dan Merumuskan, apalagi jika merumuskan secara operasional
setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Kekurangan : Sulitnya mengorganisasi kelas, sebab dalam hal ini guru dituntut aktif
secara dapat membuat siswa ikut aktif.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan tidak akan lepas dari prosesi pembelajaran yang harus dilalui dalam setiap
jenjang pendidikan, atau yang biasa disebut dengan kurikulum pendidikan. Begitu pula pada
awal berdirinya pendidikan di Indonesia, kurikulumnya saja masih bisa dikatakan belum rapi.
Dari waktu kewaktu kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berusaha untuk disempurnakan.
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempati rumusan atau penetapan tujuan
yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Penyusunan kurikulum dengan orientasi berdasarkan tujuan, artinya
bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih dahulu. Tujuan pendidikan di Indonesia tertera
pada GBHN. Atas dasar tujuan-tujuan yang telah ada, selanjutnya ditetapkan pokok-pokok bahan
pelajaran dan kegiatan belajar mengajar, yang kesemuanya itu diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan. Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan berorientasi pada
tujuan ini mendasarkan diri pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas
dari tujuan nasional sampai tujuan instruksional. Dalam hal ini kegiatan pertama adalah
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dilaksanakan dan dicapai melalui kegiatan
belajar mengajar mengajar. Tujuan-tujuan pendidikan yang dirumuskan biasanya bersifat
menyeluruh, mencakup aspek-aspek, mulai aspek pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan maupun
sikap.
11
12