Anda di halaman 1dari 2

Formula Alternatif

Fase dalam :

R/                    Parasetamol                 500 mg            Zat aktif

                        Amilum Oryzae           10%                 Disintegran

                        PVP                             2%                   Pengikat / Binder

                        Laktosa                       qs                     Pengisi

                        Aquades                      qs                     Pengikat

Fase Luar :

                        Mg Stearat                  1%                   Lubrikan

                        Amilum Oryzae           5%                   Disintegran

                        Talk                             2%                   Glidan

Rasionalisasi Formula

Dalam formulasi pembuatan tablet paracetamol secara granulasi basah ini digunakan bahan aktif
yaitu paracetamol 500 mg. Paracetamol merupakan serbuk hablur berwarna putih tidak berbau dan
sedikit pahit (Depkes RI, 2014). Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa
nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah pencabutan
gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang
lemah. Paracetamol diketahui memiliki sifat alir serta kemampuan kompressibilitas yang kurang
baik, dosis yang digunakan pada formulasi ini juga cukup besar, sehingga metode granulasi basah
lebih cocok digunakan untuk pembuatan tablet paracetamol  (Ansel,1989).

Metode granulasi basah mampu meningkatkan kohesifitas sehingga dapat menghasilkan tablet yang
memiliki keseragaman bobot, kandungan dan kompaktibilitas yang baik (Ansel,1989).

Bahan lain yang digunakan dalam formulasi ini adalah Laktosa qs. Laktosa berfungsi sebagai pengisi,
sehingga dapat membentuk tablet dengan massa yang kompak sesuai dengan massa yang diinginkan
(Rowe, 2009). Laktosa dipilih karena memiliki harga yang cukup terjangkau dari pengisi lainnya,
sehingga dapat menekan biaya produksi apabila diproduksi skala besar, Laktosa juga umum
digunakan dan mudah ditemukan. Umumnya formulasi yang menggunakan laktosa menunjukkan
laju pelepasan obat yang baik, dan granulnya cepat kering. Kelemahan dari laktosa adalah sifat
alirnya yang buruk, menyerap kelembaban sehingga dapat mempengaruhi kondisi fisik tablet.
Laktosa memiliki kelebihan dari segi kompressibilitas yang baik (Lachman, 1994).

Selanjutnya digunakan bahan eksipien Amilum oryzae  qs. Amilum oryzae berfungsi sebagai


disintegran, sehingga tablet akan mudah terdisintegrasi dan hancur dalam cairan (Rowe, 2009).
Kelebihan dari Amilum oryzae adalah stabilitasnya yang cukup baik. Pada formulasi ini
digunakan Amilum oryzae  dengan konsentrasi sebesar 10 %.

Digunakan PVP  sebesar 2% yang berfungsi sebagai pengikat dalam formulasi ini.  Pengikat atau
perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui
pengikatan (yang diperlukan) dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa
kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat
mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. Pengikat digunakan untuk mengikat zat aktif dan
eksipien sehingga mudah dicetak (Rowe, 2009 ; Ansel,1989).

Pada formulasi ini juga digunakan magnesium stearat yang berfungsi sebagai lubrikan. Digunakan
magnesium stearat dengan konsentrasi 1% dalam formulasi ini (Rentang 0,25% – 5%) (Rowe, 2009).
Magnesium stearat berfungsi untuk menggurangi gaya gesek antara bahan campuran dengan alat
pengempa sehingga tidak ada massa yang tertinggal (Lachman, 1994).

Eksipien lain yang digunakan adalah Talk yang berfungsi sebagai glidan (Rowe, 2009).  Talk
digunakan untuk memperbaiki sifat alir dari paracetamol dan laktosa yang buruk. Dalam formulasi
ini digunakan talk dengan konsentrasi sebesar 2% (pada literatur 1 % – 10 %) (Rowe, 2009). Talk 2%
dipilih dengan alasan apabila digunakan dengan konsentrasi terlalu besar maka akan mengakibatkan
tablet menjadi keras dan susah terdisintegrasi.

Dalam formulasi ini juga digunakan aquadest qs yang berfungsi sebagai cairan pengikat sehingga
dapat terbentuk massa basah yang diinginkan sehingga dapat dilakukan proses granulasi.

Anda mungkin juga menyukai