A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu
menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada
umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena
infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 kali sehari
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi
pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit
dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c, RR : < 40 x/mnt )
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
3) Berikan LRO sedikit tapi sering/anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-
3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
7) Kaji TTV, turgor kulit, membrane mukosa, dan status mental setiap 4 jam atau sesuai indikasi
R/ Untuk mengkaji hidrasi
8) Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin
R/ Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit, dan mempunyai osmolaritas
yang tinggi
9) Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
10) Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat, pemantauan masukkan dan
keluaran, dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi
R/ Untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan out put
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air
terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan
saluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu
tubuh
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi
BAB (diare)
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti
pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi
dan irirtasi .
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama di rumah sakit, klien mampu beradaptasi
Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal
(sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan penunjang :
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak
nyaman dalam situasi socia
X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah dilakukan asuhan NIC :
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
Ketidakcukupan energi aktivitas pasien kembali normal Activity Therapy
psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan 1. Kolaborasikan
atau menyelesaikan aktifita dengan tenaga
s kehidupan sehari-hari rehabilitasi medik
NOC : Activity Tolerance dalam
yang harus atau yang ingin
dilakukan. merencanakan
No Indikator 1 2 3 4 5 program terapi
Batasan Karakteristik : 1 Energi yang tepat
- Respon tekanan darah 2 TTV 2. Bantu klien untuk
abnormal terhadap 3 Status mengidentifikasi
aktivitas aktivitas yang
kardiopulmonar
- Respon frekwensi mampu dilakukan
jantung abnormal i 3. Bantu untuk
terhadap aktivitas 4 kelemahan memilih aktivitas
- Perubahan EKG yang 5 ADLs konsisten yang
sesuai dengan
mencerminkan aritmia
kemampuan fisik,
- Perubahan EKG yang Keterangan : psikologi dan
mencerminkan iskemia
social
- Ketidaknyamanan
4. Bantu untuk
setelah beraktivitas 1. Tidak adekuat
- Dipsnea setelah 2. Sedikit adekuat mengidentifikasi
beraktivitas dan mendapatkan
3. Cukup adekuat
- Menyatakan merasa sumber yang
letih 4. Sebagian adekuat diperlukan untuk
- Menyatakan merasa aktivitas yang
5. Adekuat
lemah diinginkan
5. Bantu untuk
Faktor Yang mendapatkan alat
X : Sebelum intervensi
Berhubungan : bantuan aktivitas
- Tirah Baring atau Y : Setelah intervensi seperti kursi roda,
imobilisasi krek
- Kelemahan umum 6. Bantu untuk
- Ketidakseimbangan mengidentifikasi
antara suplai dan aktivitas yang
kebutuhan oksigen disukai
- Imobilitas 7. Bantu klien untuk
membuat jadwal
- Gaya hidup monoton
latihan diwaktu
luang
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual
2. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
3. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu
proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi
dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah
ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa
keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.