Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN WAWANCARA PENGALAMAN DISABILITAS PASCA SEROJA

Dosen Mata Kulia: M.K.P. ABDI KERAF S.Psi.,Msi.,M.Psi.,Psikolog

DISUSUN OLEH :

DELVYN TOH : (1907020262)

KELAS/ SEMSTER: C/1V

PROGRAM STUDY PSIKOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2021
A. Latar Belakang.
Bencana siklon tropis seroja yang telah terjadi di NTT dan baru saja berlalu membawa
dampak yang signifikan bagi penduduk NTT yang terdampak bencana siklon tropis
seroja. Bencana ini bukan saja berdampak terjadinya kerusakan pada rumah penduduk
namun secara psikologis berdampak juga pada mental penduduk yang terdampak siklon
tropis seroja, baik pada anak-anak, remaja, orang dewasa, dan lansia, hingga orang-orang
yang memiliki keterbatasan baik fisik dan mental.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana pengalaman packa seroja?
2. Bagaimana perasaan packa seroja?
3. Apa dillakukan pada saat seroa berlangsung?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengalaman dan perasaan yang dialami pasca seroja berlangsung dan
apa saja yang dilakukan pada waktu seroja.

D. Kajian Teori.
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk meneaskan tentang hakikat dan
perkembangan kepribadian manusia.unsur-unsur yang diutamakan daam teori ini adalah
motivasi, emosi, dan ada beberapa aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik ari aspek-
aspek psikologis. Pemahaman menurut Freud tentang kepribadian manusia didasarkan
pada pengalaman-pengaaman dengan pasiennya analisis tentang mimpinya, dan bacaan
yang luas tentang litaratur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Sigmund mengemukakan
gagasan bahwa kesadaran bagian kecil dari kehidupan mental, sedangkan bagian yang
terbesarnya adalah justru ketidak sadaran atau alam tak sadar. Freud mengibaratkan alam
sadar dan alam tak sadar itu dengan sebuah gunung Es yang terapung dimana bagian
yang muncul ke permukaan air ( alam sadar ) jauh ebih kecil daripada bagian yang
tenggelam ( alam tak sadar). Lebih lanjut Frued memandang memandang manusia
sebagai makluk yang deterministik, yaitu sebuah gagasan yang menyebut bahwa kegiatan
manusia pada dasarnya ditentukan kekuatan irasional,kekuatan alam bawa sadar,
dororngan biologis dan insting pada saat berusia enam tahun kehidupannya,.
Frued berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sitem yang terdiri dari 3 unsur
yaitu, das Es, das Ich, dan Ueber Ich ( dalam bahasa Ingris dinyatakan dengan the Id,
the Ego, the Super Ego). Yang masing memiliki asal, aspek, fungs, prinsip operasi, dan
perlengkapan sendiri.
Mekanisme pertahanan Ego menurut Frued umum dijumpai yaitu:
1. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan dengan
cara-cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut
ke dalam ketidaksadaran.
2. Sublimasi, adaah mekanisme pertahanan ego yang ditunjuk untuk mencegah atau
meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif
das es yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa di
terima dan bahkan dihargai oleh masyarakat.
3. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan
kecemasan kepada orang lain.
4. Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan
kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula.
5. Rasionalisasi, menujuk kepada individu memutarbalikan kenyataan, dalam hal ini
kenyataan yang menganmcam ego, mellalui dialih tertentu yang seakan-akan masuk
akal.
6. Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena individu memilki
dorongan yang bertentangan dengan norma, dengan cara berbuat sebaliknya.
7. Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertingkah laku yang tidak
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
E. Hasil Studi Kasus.
1.) Gambaran umum subjek penelitian.
Nama: Fitria Ferawati Kana.
Umur: 63 Tahun.
Agama: Kristen Protestan
Status: Guru Sekolah Dasar.

2.) Gambaran umum pengalaman saat bencana.


Pada saat badai terjadi Ibu Fera dalam keadaan tidak enak badan dan Ia sudah terlelap
dalam tidur malam hingga pada saat itu Ia dibangunkan oleh salah seorang anaknya
yang memanggil menyebut-nyebut dan memanggil mama- mama bangun air laut mau
naik kata anak kepadaNya. Ia pun bangun pada waktu itu sakit yang Ia rasakan pun
sekejap hilang, Ia berbicara kepada Anak-anakNya untuk menyiapkan barang-barang
penting seperti Atm, Ijazah, beras pakian mereka isi kedalam kantong pelastik.
Mereka berjumlah 3 orang pada waktu itu Ia bersama kedua anakNya salah seorang
laki-laki dan perempuan. Sedangkan suaminya ada bersama dengan anaknya di
daerah Alak. Pada saat itu Ia merasa takut namun Ia tidak bisa berbuat apa-apa ia
hanya pasrah dan tetap berdoa.
3.) Gambaran umum pengalaman setelah bencana.
Pengalaman yang dialami Bu Fera setelah badai adalah rumahnya cukup mengalami
kerusakan sehingga mereka melakukan perbaikan.Bu fera mengalami trauma seperti
ketika ada mendung dan ada rasa angin kencang Bu Fera merasa takut kalau badai ini
akan terulang lagi.
4.) Analisis psikodinamika.
Takut adalah hal yang wajar saja bagi semua orang ketika siklon seroja menerpa
demikian juga yang dialami Oleh Bu Fera takut panik dan cemas naamun tidak ada
jalan lainselain tetap berdoa kepada yang kuasa.
F. Kesimpulan.
Siklon seroja yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan banyak
kerusakan bahkan menelan korban jiwa, serta menyebabkan kerusakan serta
menimbulkan kerugian bagi semua orang yang mengalami siklon seroja.semua orang
menjerit dan memohon pada yang Maha Kuasa agar siklon seroja ini tidak terjadi lagi.

G. Saran.
Harapan besar masyarakat NTT menjerit dan memohon pada yang Maha Kuasa agar
siklon seroja ini tidak terjadi lagi.

H. Daftar pustaka.
https://osf.io/582/

Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai