Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aqilla Zaqira

NIM : 1806103020061

Tgl : 24 Februari 2021

E-TALK: TUJUAN MULIA USAHA

Pemateri 1: Hanna Keraf (Du anyam)

` Du anyam adalah usaha sosial dari bidang kriya yang terdepan di Indonesia karena
sistem rantai (Supply Chain) yang kuat dan terpadu.Du anyam mulai berjalan dari tahun 2014
bertempat di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Du anyam dimulai ketika masih menjadi
mahasiswa dan dimulai dengan memikirkan usaha-usaha yang dekat dengan masyarakat.
Modal usaha du anyam sendiri didapatkan dari hadiah-hadiah hasil lomba. Modal dinilai
sangat penting untuk memulai usaha,seperti:melakukan riset produk dan riset model bisnis.

Du anyam sekarang memiliki lebih dari 1.200 pengrajin Usaha yang tersebar di 12
provinsi yang berbeda.Usaha du anyam dimulai untuk memecahkan tantangan sosial ekonomi
secara berkelanjutan dari masalah kesehatan. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
pada saaat itu,diantaranya: kekurangan uang tunai setiap tahun, keterbatasan opsi pekerjaan,
dan keterbatasan akses pasar. Dengan banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
kehadiran du anyam diaharapkan dapat memberikan dampak sosial tambahan untuk
komunitas du anyam sendiri. Dengan hadirnya du anyam sekarang diantara masyarakat
memberikan dampak diantaranya berupa ada lebih dari 14.000 perempuan telah dilatih,lebih
dari 270 beasiswa untuk anak-anak dari penganyam, lebih dari 4.800 makanan bergizi bagi
perempuan dan anak-anak, 500 kacamata bagi penganyam lansia, 500 lampu tenaga surya
telah didistribusikan, dan ada lebih dari 100 perempuan menerima literasi keuangan. Du
anyam sendiri fokus dalam mengembangkan produk fungsional berkualitas tinggi berbasis
kearifan lokal hingga mendapat beberapa penghargaan berskala nasional dan internasional
seperti: Good Design Award 2020, Good design Indonesia, World Craft Council, dan
Inacraft Award.

Hingga saat ini, usaha du anyam terus berkembang mengikuti perkembangan


zaman.Pada awal mula usaha ini berjalan, seluruh pencatatan usaha dilakukan secara manual
hingga akhirnya beralih menggunakan perangkat teknologi yang lebih canggih.Du anyam
memiliki aplikasi yang diberi nama dengan du anyam. Aplikasi ini bisa diakses oleh para
pengrajin du anyam maupun khalayak umum yang ingin mengetahui sistem usaha du anyam.
Sekarang sudah lebih dari 2 tahun pengalaman menggunakan teknologi dalam rantai pasok
dari daerah terpencil, penggunaan teknologi menggantikan proses manual yang melelahkan.
Selain itu, penggunaan teknologi dinilai mudah digunakan bahkan oleh tim yang baru belajar
menggunakan Smarthphone, mengurangi kesalahan perhitungan, meningkatkan kecepatan,
dan meningkatkan transparansi.

Sebelum menjadi usaha yang sukses seperti sekarang ini, pemateri (Hanna Keraf)
sempat kesulitan untuk mengajak para warga setempat untuk bergabung dalam usaha jangka
panjang yang ingin dia dan teman-temannya lakukan. Hal ini disebabkan oleh
ketidakpercayaan para warga setempat terhadap mereka. Bagaimanapun, pemateri (Hanna
Keraf) lahir dan tinggal di Jakarta semenjak lahir walaupun asal sukunya dari Flores Timur.
Akibatnya, pemateri (Hanna Keraf) memutuskan untuk menetap di Flores Timur selama 4
tahun untuk mendapatkan kepercayaan dari para warga setempat.

Pertanyaan:

 Bagaimana cara pemateri untuk tetap semangat dalam menghadapi masalah


dalam kewirausahawan?

“Sebenarnya sudah banyak sekali masalah yang sudah kami hadapi ketika memulai
usaha ini, akan tetapi ketika masalah itu datang kami selalu ingat akan tujuan kami
memulai usaha tersebut. Tujuan dari usaha harus sangat kuat sehingga membuat kita
selalu kembali kepada tujuan ini setiap kali kita merasa sudah ingin menyerah.
Selanjutnya adalah pantang menerah. Walaupun terdengar klise tapi kata-kata ini
memang harus selalu tertanam di dalam masing-masing kita. Selain itu, selalu belajar
dari orang-orang yang akan membangun diri kita. Carilah mentor terhadap diri sendiri
untuk meningkatkan professionalisme.”

 Apa reward yang diberikan kepada diri sendiri setelah menyelesaikan suatu
tahapan sebelum melakukan tahapan yang selanjutnya?

“Reward untuk diri sendiri secara finansial pasti ada seperti kata-kata ‘Berdaya
dahulu sebelum memberdayakan orang lain’. Akan tetapi, selain finansial ada hal
yang lebih penting yaitu saya merasa sangat senang ketika sudah menyelesaikan suatu
masalah yang saya hadapi.”

 Bagaimana memulai usaha dengan warga sekitar. Terkadang sudah mendapat


kepercayaan dari warga tetapi kurang mendapat dukungan dari pemerintah!

“Menurut saya, dari awal du anyam tidak pernah mendapat dukungan dari
pemerintah. Karena menurut saya usaha kita perlu membuktikan dulu hasil atau
dampak yang dihasilkan dengan keberadaan du anyam sendiri. Karena di awal-awal
usaha saya tidak punya apa-apa. Modal yang kami gunakan adalah hasil uang yang
kami dapatkan dari hasil lomba Enterpreunership. Dari lomba tersebut juga kami
mendapatkan mentor

 Bagaimana menemukan potensi dari suatu daerah dan bagaimana cara untuk
memulai langkah awal untuk bekerjasama?

“Kami tau bahwa bisnis kami harus menyelesaikan masalah akses terhadap keuangan.
Kami juga melakukan survey di pasar hingga ke Bappeda dan menemukan bahwa
menenun dan menganyam adalah potensi yang dimiliki oleh warga setempat. Diantara
dua potensi tersebut kami harus memilih salah satu yang ingin kami kembangkan
untuk mendapatkan akses keuangan yang cepat bagi para warga setempat.”

 Tujuan sosial dari usaha kak Hanna sangat tinggi. Tapi bagaimana
menyelaraskan tujuan dengan profit yang didapat?

“sebenarnya kembali lagi, ‘du anyam ini akan jadi apa sih kalo ga ada komunitas?’.
Ternyata tanpa adanya komunitas, kalau kami kemudian pindah maka itu bukan du
anyam. Hampir 7 tahun ini, banyak sekali godaan-godaan yang datang untuk
membangun pabrik sendiri dan mengembangkan usaha tanpa adanya komunitas. Tapi
saya kira, jika hal itu terjadi maka usaha ini bukan lagi menjadi usaha sosial dan itu
bukanlah identitas drai du anyam sendiri”
 Apa saja yang Kak Hanna lakukan terhadap para warga setempat sehingga
memutuskan bergabung dengan usaha Kak Hanna?

“Dibalik cerita sukses du anyam, banyak sekali penolakan dari para warga. Ibu-ibu
yang masih bekerja dengan kami mungkin dapat merasakan manfaat yang dihasilkan
oleh du anyam sendiri. Kita mungkin tidak bisa mengubah seluruh dunia, tapi kita
mengubah dari orang-orang sekitar kita. Ada istilah ‘Walk of the talk’ ,kita menjadi
contoh dari orang-orang yang ingin kita ubah.” Membaangun usaha pasti tidak
mudah, pasti banyak tantangan dan ingin menyerah. Temukan tujuan kalian untuk
membangun usaha kalian”

Pesan dan kesan:

“selama saya kerja di NTT, saya menyadari bahwa putra-putri daerah seharusnya
memiliki nilai lebih untuk menaklukan tantangan dan mempunyai kesempatan untuk
membangun daerah.Manfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk mencoba uji coba
yang disediakan oleh universitas maupun pemerintah. Cari pengalaman kerja sebanyak-
banyak mungkin. Karena ketika pindah ke dunia kerja semua harus diatur sendiri dan sangat
banyak kompetisi yang dihadapi”

Pemateri 2: Rizka Alfiana (Dbatik)

Dbatik adalah sebuah aplikasi yang mempermudah para pengrajin batik untuk
membuat motif-motif batik.Usaha ini dimulai sejak tahun 2017. Ide usaha ini dimulai dari
masalah-masalah yang dihadapi oleh para pengrajin batik, seperti membuat motif batik
teknik manual memerlukan waktu yang sangat lama, kurangnya eksplorasi motif, dan harga
cat batik tembaga yang terbilang mahal. Akibat adanya Dbatik maka pembuatan motif batik
menjadi lebih mudah dan cepat, hanya menggambar dengan sentuhan dan berbasis android
dan PC.

Beberapa fitur yang terdapat pada Dbatik sendiri benar-benar dirancang sesuai dengan
kebutuhan para pengrajin batik. Salah satu keunggulan dari Dbatik adalah menghasilkan
motif batik secara sangat detail karena penggunaannya yang mudah. Bahkan siapapun bisa
membuat motif batik dengan menggunakan aplikasi Dbatik.
Selain inovasi untuk membuat motif batik menjadi lebih mudah, Dbatik juga memiliki
inovasi untuk cat batik dengan menggunakan 3D Printing.

Pemateri 3: Zulfadli (Yoi Akuakultur)

Yoi akuakultur adalah sebuat Platform untuk dana projek budidaya perikanan yang
terintegrasi. Yoi akuakultur hadir untuk membantu mempercepat kesejahteraan para
petambat-petambat dengan menghubungkan mereka dengan hal-hal yang mereka butuhkan,
seperti akses pasar dan modal. Yoi akuakultur melakukan pendampingan intensif kepada para
petambat dan melibatkan banyak pihak. Akibatnya, hasil yang biasa didapati para petambat
meningkat yaitu dari 300 kilo menjadi 1 ton. Saat ini, Yoi akuakultur telah berhasil
mengumpulkan 1 milyar dana untuk disalurkan di 10 projek budidaya perikanan di 3 desa di
Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai