Anda di halaman 1dari 17

Risiko dan Ketidakpastian

Disusun oleh Kelompok 10 :

1. GANJAR PRASETYO 1714190050


2. MUHAMMAD DAUS UTOMO PRAYITNO 1714190052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
1.3. Tujuan .................................................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Resiko .................................................................................................................. 5
2.2. Ketidakpastian dan Risiko ...................................................................................................... 6
2.3. Cara Mengatasi Resiko ........................................................................................................... 6
2.4. Macam-macam Risiko ............................................................................................................ 7
2.5. Sikap Terhadap Resiko ........................................................................................................... 9
2.6. Menghindari risiko ................................................................................................................. 10
2.7. Mencegah risiko dan mengurangi kerugian .......................................................................... 10
2.8. Mengukur Resiko ................................................................................................................... 10
2.9. Teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian ......................................................... 13

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................. 16

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
rahmat-Nya Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dalam Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen yang dibimbing oleh DR.
ROOSDIANA, SE., Ak., M.M
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa hambatan,
namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini Kami sebagai penyusun
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah
membantu Kami menyelesaikan Makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri sedangkan segala
sesuatu yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat berbagai
kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang
membangun sangat Kami harapkan guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada
tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun umumnya
untuk semua pihak pembaca.

Jakarta, 23 November 2020

Tim Penyusun

Kelompok 10
2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para pembuatan


keputusan yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak pasti. Mereka ingin
tahu apa yang akan terjadi bukan apa yang mungkin terjadi. Seperti pembuatan
keputusan ini, kebanyakan dari kita gagal untuk menerima bahwa banyak keputusan
harus dibuat dalam menghadapi ketidakpastian.

Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup keras,
kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang umum
untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.

Langer (1975) telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan ini sering


diterjemahkan ke dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan tidak melibatkan
ketrampilan dan dapat di kontrol. Penjudi cenderung melempar dadu lebih keras
ketika mereka mencoba untuk menggapai (roll) angka tinggi (Dawes, 1998). Pembeli
tiket undian percaya bahwa kemampuan mereka untuk memilih jumlah akan
meningkatkan kemungkinan mereka untuk menang. Dowes berpendapat bahwa
manusia memiliki kebutuhan patologis untuk tahu sekarang dalam situasi yang
mengandung ketidakpastian yang melekat. Ia menegaskan bahwa kebutuhan untuk
meniadakan ketidakpastian sering menyebabkan orang mengambil kredibilitas
terlalu banyak untuk keberhasilan dan terlalu banyak disalahkan atas kegagalan.

Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan


keputusan berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam
pengambilan keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam
mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus dipilih
sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif tindakan perlu
diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam pengambilan
keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang dicapai, di mana
terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.

3
1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari resiko?


2. Bagaimana cara mengatasi resiko?
3. Bagaimana sikap terhadap resiko?
4. Bagaimana cara mengukur resiko?
5. Apa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari resiko.


2. Mengetahui cara mengatasi resiko.
3. Mengetahui bagaimana cara mengatasi resiko.
4. Mengetahui cara mengukur resiko.
5. Menegtahui langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Resiko


Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh
pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman
selama mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang
terjadinya peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah
rata-rata dari pendapatan yang diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986)
menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana peluang dan
hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Risiko
dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut
M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga
risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil
negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil
negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan
mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry
(1987), risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan
dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak
dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro
(2006) menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat
probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi
akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang
akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak
merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
sebagai risiko.

5
2.2. Ketidakpastian dan Risiko
Di dalam setiap organisasi, tentu terdapat tujuan dan sasaran yang harus dicapai.
Aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh organisasi juga tidak terlepas dari berbagai
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan adanya berbagai faktor atau
fenomena dalam menjalankan berbagai aktivitasnya, organisasi menghadapi
berbagai ketidakpastian, baik kecil maupun besar, serta dapat menjadi ancaman
atau bahkan peluang. Untuk me-refresh kembali pengetahuan para pembaca,
penulis mencoba sedikit menjelaskan kembali sebenarnya apa itu ketidakpastian dan
apa keterkaitannya dengan risiko.
Leo J. Susilo, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000
mengatakan bahwa “ketidakpastian adalah keadaan, walaupun hanya sebagian, dari
ketidakcukupan informasi tentang pemahaman atau pengetahuan terkait dengan
suatu peristiwa, dampaknya, dan kemungkinan terjadinya”. Berdasarkan definisi
tersebut, keterkaitan antara ketidakpastian dan risiko dijelaskan dengan definisi
risiko seperti yang tertuang di dalam Standar Internasional Manajemen Risiko ISO
31000. Di dalam dokumen tersebut, risiko diartikan sebagai efek dari ketidakpastian
yang terdapat pada tujuan organisasi. Lebih lanjut, Leo J. Susilo menerangkan bahwa
risiko sering disebut sebagai kombinasi dari dampak suatu peristiwa (termasuk
dalam hal ini perubahan suatu keadaan) dan digabungkan dengan kemungkinan
terjadinya peristiwa tersebut.

2.3. Cara Mengatasi Resiko


Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang
dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang biasanya dipakai
dalam menghadapi resiko.
Menghindari resiko ( avoiding risk ) yaitu menghindari penyebab timbulnya resiko.
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini merupakan
strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan menghindari risiko,
kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian
akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah
6
peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi
risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila
kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
Mengurangi resiko ( reducing risk ) yaitu memperkecil kemungkinan atau
probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat
resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan
berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang kedua adalah
mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi
potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
1.Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
2.Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar benar
terjadi. Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di
proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang
dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila
gedung tersebut mengalami kebakaran.

2.4. Macam-macam Risiko


Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali faktor –
faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat menghasilkan
berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam
menurut karakteristiknya, yaitu lain:

1. Risiko berdasarkan sifat

Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan,
agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko
yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual
produk, dan sebagainya. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak
7
disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba.
Contoh : Risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan


Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai
obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar
sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan
(beban) perusahaan asuransi. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua
risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan
pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya


Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi,
risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan
luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga,
perubahan politik, dan sebagainya.
Selain macam-macam risiko diatas, Trieschman, Gustavon, Hoyt, (2001), juga
mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :

a. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian


berubah karena perubahan waktu)
Risiko Statis. Yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang tidak berubah
yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni
ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis : Menjalankan bisnis dalam
ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis : Ketidakpastian dari terjadinya
sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (secara random).
Risiko Dinamis. Risiko yang timbul karena terjadi perubahan dalam
masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif.

8
Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi, perkembangan teknologi, dan
perubahan undang – undang atau perubahan peraturan pemerintah.
b. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif
Risiko Subyektif yaitu Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang yang mengalami ragu – ragu atau cemas akan terjadinya kejadian
tertentu. Risiko Obyektif yaitu Probabilita penyimpangan aktual dari yang
diharapkan (dari rata - rata) sesuai pengalaman.

2.5. Sikap Terhadap Resiko


Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam menghadapi
resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu
Menghindar dari resiko ( risk avers ), perusahaan akan menghitung mana yang lebih
besar antara resiko dan harapan keuntungan. Bila resiko lebih besar dari
keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk avers akan menghindar
dari usaha tersebut.
Netral terhadap resiko ( risk netral ) yaitu sikap rasional dalam menghadapi resiko,
bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang akan diperoleh dan juga
peluang resiko mungkin juga terjadi. Senang bermain dengan resiko ( risk preferer )
yaitu perilaku individu yang bersedia mengambil resiko. Risk preferer cenderung
menganggap resiko sebagai sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

Manajemen Risiko
Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah
proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Adapun beberapa definisi
manajemen risiko dari berbagai literatur yang didapat, antara lain :

• Manajemen risiko merupakan proses formal dimana faktor – faktor risiko


secara sistematis diidentifikasi, diukur, dan dicari
• Manajemen risiko merupakan metoda penanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada pengientifikasian dan pengontrolan peristiwa atau
kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan.

9
• Manajemen risiko, dalam konteks proyek, adalah seni dan pengetahuan
dalam mengidentifikasi, menganalisa, dan menjawab faktor – faktor risiko
sepanjang masa proyek.

2.6. Menghindari risiko

Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini merupakan
strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan menghindari risiko,
kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian
akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah
peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi
risiko tersebut.

Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila
kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.

2.7. Mencegah risiko dan mengurangi kerugian

Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian.
Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara,
yaitu :

1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.


2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar – benar
terjadi.

2.8. Mengukur Resiko


Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas
(Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1, maksutnya
adalah Masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau dikuantifisir dengan
suatu konsep Probabilitas (probability, kemungkinan). Probabilitas (P) dinyatakan

10
dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0, artinya suatu peristiwa atau
kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau dengan kata lain peristiwa itu
tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu peristiwa atau kejadian dinyatakan
probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa atau kejadian itu 100% pasti terjadi.
Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah

• Kejadian yang pasti terjadi ( certainly event ) bila P i =1


• Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event ) bila P i =0
• Kejadian yang mungkin terjadi ( possible event ) bila 0 ≤ P ≤ 1

Nilai Harapan (Expected Value) dan Resiko (Risk)


Dari sudut manajemen nilai harapan dan risiko berkaiatan dengan keputusan yang
akan dibuat sekarang untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang.
Nilai rata-rata yang diharapkan (Expected Value)
E(x) = ΣXi.Pi
Xi = even / kejadian
Pi = Probabilitas terjadinya Xi
E(x) dalam statistik diskriptif dikenal dengan rata-rata hitung probabilitas,
dinotasikan Pi adalah besarnya peluang untuk terjadinya suatu kejadian dari
beberapa alternatif kemungkinan.

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

a. Perumusan Masalah
Langkah ini sebagai awal menentukan batasan-batasan keputusan yang akan
dibuat yang mencakup penentuan alternative-alternatif yang akan ditanyakan
seperti:
• Masalah apa yang dihadapi
• Siapa yang memutuskan
• Bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan
• Bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen

11
Dalam langkah ini keputusan yang dibuat tidak dalam ruang hampa udara
melainkan dibuat berdasarkan fakta dan data yang akan dipakai dalam
pengambilan keputusan.

b. Penentuan Tujuan

Pada tahap ini pertanyaan yang diajukan untuk antara lain


• Apa tujuan pengambilan keputusan
• Bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan tujuannya
• Bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang
bertentangan satu sama lain

c. Pencarian Alternatif

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diajukan yaitu:
• Apa alternative untuk pencapain tujuan
• Variabel apa saja yang dapat kita kendalikan
• Apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan
Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membuka semua kemungkinan
pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan
hasil terbaik bagi pencapaian tujuannya.

d. Peramalan Dampak
Pada tahap ini yang perlu dipahami adalah:
• Bagaiman konsekuensi dari setiap pilihan
• Jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya
• Dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya bisa dilakukan
secara langsung atau diabaikan sama sekali.

12
e. Penentuan Pilihan

Seteleah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat menentukan pilihan yang
paling dingiinkan yaitu:

• Seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan


• Menetapkan tujuan
• Mengidentifikasi alternative yang tersedia
• Bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan

f. Analisis Sensitivitas

Pada tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

• Bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang


optimal
• Bagaimana pengaruh perubahan tertentu terhadap optimal yang diambil
• Apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan variabel-variabel ekonomi
utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan.

Kegunaan dari analisis sensitivitas, yaitu


• memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang
mempengaruhi keputusan.
• menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini
manajer.
• menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

13
2.9. Teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian

1. Teknik Optimasi

Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki
sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain, sumber
daya ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia relatif langka.
Dua hal ini memberikan latar belakang yang kontradiktif dan mengharuskan
manusia memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus akan senantiasa
berupaya menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi optimal yang dapat
dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang nyaris tanpa batas
itu. Lalu, apa dan bagaimanakah alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah
konsep maksimalisasi sama dengan optimalisasi?. Dari aspek Manajerial, pilihan
yang optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harpiah, kata
efektif dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih
bersesuaian makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada
alternatif proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level
penggunaan input yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang
efisien merujuk kepada alternatif proses produk untuk mencapai besaran out put
tertentu dengan penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan
bahwa optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi
input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada
kajian tentang perilaku produksi maupun prilaku konsumsi.

2. Teknik Analisis Resiko

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan /
aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan
proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi,
pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.

14
3. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau ketidak
pastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan
operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka
panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal
hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua
keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer
dapat memilih metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan
perusahaannya. Peramalan kualitatif dalam didasari oleh survei terhadap
rencana para eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan
peralatan, perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap
rencana pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak
pendapat terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen
perusahaan biasanya meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-
orang bisnis.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini, yaitu : Probabilitas (Pi) adalah peluang
timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu kejadian antaraa 0
dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi =
1). Perbedaan Risiko dan Ketidakpastian : Menurut Frank Knight (1922), risiko dapat
menentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian.
Sedangkan ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat ditentukan.
Pemerintah lebih memilih mengekspor, misalnya seperti kentang supaya dapat
dijadikan sebagai devisa negara. Namun demikian, dapat menyebabkan terjadi
kenaikan hasil bumi yang oleh masyarakat, juga rendahnya keuntungan yang didapat
oleh petani. Jadi dapat dikatakan bahwa pemerintah lebih memilih sikap yang
senang akan risiko (risk seeker atau risk lover).

16

Anda mungkin juga menyukai