Anda di halaman 1dari 20

Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Pengaruh Penduduk Umur Produktif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rahmattullah1

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penduduk umur produktif, swasta terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang berbentuk data
rangkaian waktu dari periode tahun 1990-2014 yang bersumber dari publikasi khusus BPS dan
BKPM. Analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa penduduk
umur produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai
koefisien penduduk umur produktif sebesar 0,052 menyatakan bahwa setiap 1 persen kenaikan
jumlah penduduk umur produktif menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat sebesar
0,052 persen. mImplikasi kebijakan dari penelitian ini adalah untuk penduduk umur produktif harus
ditingkatkan lagi daya saing sumber daya manusia yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia.

Kata kunci : Penduduk Umur Produktif, Dan Pertumbuhan Ekonomi.

1
Rahmattullah, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 68


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

PENDAHULUAN antara mendorong pertumbuhan penduduk,


Indonesia adalah Negara kepulauan kendati hal ini dapat merugikan rakyatnya
yang mempunyai banyak penduduk. Dari dalam jangka panjang, atau melakukan kerja
tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia keras menekan angka kelahiran.
mengalami kenaikan yang cukup besar. (Solahuddin,2007:135)
Sampai dengan tahun 2014, Pulau Jawa & Jumlah penduduk yang besar
Madura menduduki urutan pertama terbesar dianggap oleh sebagian ahli ekonomi
di Indonesia di mana penduduknya mencapai merupakan penghambat pembangunan.
62,99 persen dari total penduduk Indonesia. Mulyadi (2003:16) menyatakan bahwa
Disusul kedua yaitu Sumatera yang jumlah tingginya angka pertumbuhan penduduk yang
penduduknya mencapai 21,31 persen. Ketiga terjadi di negara sedang berkembang seperti
diduduki oleh Sulawesi mencapai 8,39 Indonesia dapat menghambat proses
persen. Keempat diduduki oleh Kalimantan pembangunan. Malthus dalam Deliarnov
mencapai 5,80 persen. Dan terakhir Papua (2005:48) mengamati manusia berkembang
dan pulau lain mencapai 1,52 persen. jauh lebih cepat dibandingkan dengan
Pertumbuhan penduduk di Indonesia produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi
setiap 5 tahun sekali mengalami peningkatan. kebutuhan manusia. Manusia berkembang
Dari tahun 1990 sampai dengan 1995 sesuai dengan deret ukur. Sementara itu,
pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 3 pertumbuhan produksi makanan hanya
persen. Tahun 1995 sampai dengan 2000 meningkat sesuai dengan deret hitung.
meningkat menjadi 11 persen. Karena perkembangan jumlah manusia jauh
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
Indonesia sejak tahun 1995 sampai dengan produksi hasil-hasil pertanian, Malthus
2000 disebabkan karena usia masa meramalkan bahwa suatu ketika akan terjadi
perkawinan banyak berada pada tahun malapetaka yang akan menimpa umat
tersebut. Tahun 2000 sampai dengan tahun manusia.
2005 turun menjadi 7 persen. Tahun 2005 Jumlah penduduk dan penduduk umur
sampai dengan 2014 pertumbuhan penduduk produktif yang besar serta laju pertumbuhan
meningkat lagi menjadi 8,7 persen. penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu
Pertumbuhan penduduk selalu menjadi masalah bila daya dukung ekonomi
dihubungkan dengan kekuasaan negara, masa- yang efektif di negara itu cukup kuat
masa sejahtera, dan kebahagiaan hidup memenuhi berbagai macam kebutuhan
individu. Akan tetapi, dewasa ini terdapat masyarakat, termasuk penyediaan kesempatan
banyak kawasan di mana ledakan penduduk kerja. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan
mengacau kemerosotan standar kehidupan keadaan penduduk Eropa sebelum dan sesudah
masyarakat luas. Semakin banyak revolusi industri. Sebelum revolusi industri,
pemerintahan negara dihadapkan pada dilema, Negara-negara Eropa sudah merasakan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 69


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

kekhawatiran akan pertumbuhan penduduk mampu mengatasi setiap persoalan dan


yang tidak seimbang dengan kemampuan kesulitan yang bersumber dari laju
penyediaan kebutuhan mereka. Puncaknya pertumbuhan penduduk. Pandangan
dicetuskan dalam teori Malthus yang pada “revisionis” ini jelas berlawanan dengan
dasarnya menghimbau pengurangan argumen “ortodoks” tradisional yang
pertumbuhan penduduk karena daya dukung menegaskan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi sudah semakin terbatas. (Afrida, penduduk tinggi merupakan ancaman serius
2003:24) yang tidak dikoreksi secepatnya akan
Pada tahun 1981. Julian Simon menghambat upaya pengembangan ekonomi.
menulis buku “The Ultimate Resource” yang Pertumbuhan penduduk (yang juga
mengacu kepada karuni unik manusia untuk mengakibatkan pertumbuhan penduduk umur
menciptakan, bukan menggunakan sumber produktif meskipun dengan tenggang waktu)
daya alam. Karya terbarunya “Population secara tradisional dianggap merupakan faktor
Matters” yang isinya menyingkirkan argumen positif dalam mendorong pertumbuhan
setiap ahli yang menentang peningkatan ekonomi. Jelaslah bahwa hal ini akan
populasi dan secara empiris menunjukkan tergantung pada kemampuan sistem ekonomi
hubungan antara populasi dan pertumbuhan untuk menyerap dan mempekerjakan secara
ekonomi. produktif tenaga kerja tambahan itu, suatu
Dalam “population matter”, Julian kemampuan yang sangat erat hubungannya
Simon menunjukkan bahwa para ayah di dengan tingkat dan jenis akumulasi modal dan
Amerika melakukan kerja tambahan setara tersedianya faktor-faktor lain yang terkait
dua sampai lima minggu pertahun untuk seperti keterampilan manajerial dan
setiap tambahan anak, lebih lama daripada administrasi (Todaro,2000:84)
waktu cuti kerja sementara para ibu. Chau (2001:29) menyatakan
Singapura, Hongkong, Jepang dan Taiwan pembedaan penduduk umur produktif dan
mengalami peningkatan populasi dan tidak produktif sepintas lalu sangat sederhana.
pertumbuhan ekonomi secara luar biasa. Pada hakikatnya menimbulkan persoalan.
Para ekonom populasi “revisionis” Masalahnya ialah memberikan suatu definisi
dari aliran pemikir kontrarevolusi neoklasik, yang tepat dan tegas-jelas dari penduduk umur
misalnya menyatakan bahwa pasar bebas akan produktif – suatu hal yang tidak mudah apabila
senantiasa mampu mengimbangi kelangkaan diingat betapa rumitnya keadaan sebenarnya.
sumberdaya yang diakibatkan oleh tekanan- Untuk memberikan gambaran keadaan rumit
tekanan populasi. Kelangkaan itu akan ini, disini akan diberikan beberapa contoh
memacu harga dan sekaligus akan perlunya kesukaran yang dihadapi.
pengembangan teknologi-teknologi produksi Memang benar kalau menganggap
baru yang hemat biaya. Pada akhirnya, pasar pembantu rumah tangga sebagai orang-orang
bebas dan kemurnian ide manusia akan yang produktif. Namun bagaimanakah dengan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 70


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

ibu rumah tangga dan kaum wanita lainnya Mantra (2004:73) mengatakan kalau
yang melaksanakan pekerjaan yang sama. kelompok umur penduduk 0-14 tahun
Kesukaran yang sejenis juga dihadapi dalam dianggap sebagai kelompok penduduk belum
hubungan dengan bidang pertanian. Dalam produktif secara ekonomis, kelompok
bidang ini, pada dasarnya kegiatan adalah penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok
musiman dan pekerjaan-pekerjaan yang harus umur produktif dan kelompok penduduk
dilakukan berbeda-beda baik menurut umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok
intensitasnya maupun menurut musim ke penduduk yang tidak lagi produktif, maka-
musim dalam setahun. Pada waktu masa Rasio beban tanggungan mudah dihitung.
sibuk-sibuknya, misalnya musim panen, Limit umur 15 – 64 tahun juga
banyak orang disewa tenaganya namun hanya merupakan limit penduduk umur produktif
pada musim itu saja. Apakah mereka ini dapat yang dianut oleh Internasional. Demikian
dimasukkan dalam orang-orang yang juga dengan Indonesia yang juga sama
produktif. Masalah yang sama timbul memakai limit tersebut. Di Indonesia lembaga
mengenai pekerjaan penggal waktu, para yang menghitung jumlah penduduk umur
pemuda yang masuk dinas militer, dan produktif adalah Badan Pusat Statistik (BPS).
sebagainya. Data hasil perhitungan penduduk umur
Untuk menunjukkan kerumitan produktif tersebut dibukukan dalam laporan
penggolongan penduduk umur produktif, tahunan yang terbit setiap tahun.
berikut ini adalah definisi yang diusulkan oleh Jumlah penduduk yang makin besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penduduk umur telah membawa akibat jumlah angkatan kerja
produktif terdiri dari orang-orang dari kedua yang makin besar pula. Ini berarti semakin
jenis kelamin yang merupakan sumber daya besar pula jumlah orang yang mencari
manusia bagi produksi barang dan jasa. pekerjaan atau menganggur. Agar dapat
Secara teoritis ia meliputi kelompok-kelompok dicapai keadaan yang seimbang maka
sebagai berikut. seyogyanya mereka semua dapat tertampung
a. Majikan swasta, karyawan swasta, dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai
pengusaha pribadi, dan pekerja anggota dengan keinginan serta ketrampilan mereka
keluarga tanpa bayaran. (Mulyadi, 2003:56).
b. Anggota angkatan bersenjata. Penduduk umur produktif yang
c. Orang-orang yang bekerja dan yang bekerja dan tidak bekerja mempunyai angka
belum bekerja, termasuk mereka yang perbandingan 2 : 1. Ini menunjukkan bahwa
pertama kalinya mencari lapangan kerja. 66 persen penduduk umur produktif bekerja.
d. Orang-orang yang secara penggal waktu Dasar untuk meningkatkan pertumbuhan
terikat pada kegiatan ekonomi. ekonomi adalah terletak pada penduduk
e. Pembantu rumah tangga umur produktif. Pertumbuhan ekonomi
tidak bisa dilepaskan dari penduduk umur

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 71


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

produktif. Dengan berjalannya investasi pengaruh jumlah penduduk umur produktif


diharapkan penduduk umur produktif ini dan banyaknya investasi swasta terhadap PDB
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. akan dikaji dalam penelitian ini.
Keadaan penduduk Indonesia secara LANDASAN TEORITIS
umum hanya lebih baik jika dibandingkan Model Pertumbuhan Harrod-Domar
dengan India. Hal ini didasarkan pada Harrod dan Domar memberikan
pertumbuhan dan kepadatan penduduk kita peranan kunci kepada investasi di dalam
yang lebih rendah daripada di negara tersebut, proses pertumbuhan ekonomi, khususnya
serta proporsi penduduk usia kerja dan mengenai watak ganda yang dimiliki
angkatan kerja yang lebih besar. investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan,
Dibandingkan dengan Cina, keadaan di dan kedua memperbesar kapasitas produksi
Indonesia hanya lebih baik dalam hal perekonomian dengan cara meningkatkan stok
kepadatan penduduk. Hal serupa juga berlaku modal.
jika dibandingkan dengan Jepang. Terhadap Model Domar
Amerika Serikat, keadaan kependudukan di Kenaikan yang diperlukan dalam
negeri kita kalah dalam segala hal. Sedangkan permintaan agrerat sisi permintaan dalam
dibandingkan Malaysia, ada semacam ironi. sisitem Domar dijelaskan dengan pengali
Dalam hal proporsi penduduk usia kerja, (multiplier) Keynesian. Misalnya kenaikan
angkanya untuk Indonesia lebih besar, berarti rata-rata pendapatan dinyatakan dengan ΔY
keadaan kita lebih baik. Namun hal proporsi dan kenaikan dalam investasi dengan ΔI dan
angkatan kerja, angkanya lebih besar untuk kecenderungan menabung dengan α
Malaysia, berarti keadaan di sana lebih baik (=ΔS/ΔY). Maka kenaikan pendapatan itu
(Dumairi, 1996:71). akan sama dengan multiplikator (1/ α) kali
Untuk menampung jumlah penduduk kenaikan investasi.
umur produktif yang begitu besar maka 1
ΔY=ΔI
dibutuhkan perencanaan alokasi sumberdaya
α
oleh pemerintah. Pemerintah bersama swasta Untuk mempertahankan tingkat ekuilibrium
mencari jalan keluar untuk mengadakan pendapatan pada pekerjaan penuh, permintaan
latihan peningkatan sumberdaya manusia. agregat harus sama dengan penawaran agregat.
Sumberdaya yang ada harus diisi dalam Persamaan dasar model tersebut adalah :
pembangunan.. 1
ΔI =Iσ
Karena jumlah penduduk bertambah
α
setiap tahun yang dengan sendiri nya dengan membagi kedua ruas persamaan
kebutuhan konsumsi sehari-hari juga dengan I dan mengalikannya dengan α
bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan didapat :
penambahan pendapatan setiap tahun
(Tambunan, 2003: 35) . Untuk itu

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 72


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

ΔI kenaikan pendapatan, yaitu I/ΔY; dan S


= α σ (Jhigan, 2007:231) adalah kecenderungan menabung rata-rata
I yaitu S/Y. Dengan memasukkan rasio-rasio
Model Harrod ini ke dalam persamaan di atas diperoleh :
Harrod mencoba menunjukkan ΔY I S I S
modelnya bagaimana pertumbuhan mantap x = atau
(yaitu equilibrium) dapat terjadi dalam atau I=S
perekonomian. Sekali laju pertumbuhan Y ΔY Y Y Y
mantap itu terganggu dan perekonomian jatuh Laju pertumbuhan terjamin, menurut
ke dalam dis-ekuilibrium, kekuatan-kekuatan Harrod, adalah laju pertumbuhan di mana
kumulatif cenderung mengabaikan perbedaan para produsen merasa puas atas apa yang
tersebut yang selanjutnya akan membawanya dikerjakan. Laju pertumbuhan ini terutama
ke deflasi jangka panjang atau inflasi jangka berkaitan dengan tingkah laku para pengusaha.
panjang. Pada laju pertumbuhan terjamin ini, mereka
Model Harrod didasarkan pada 3 akan terus memproduksi dengan persentase
macam laju pertumbuhan. Pertama, laju laju pertumbuhan yang sama. Dengan
pertumbuhan aktual, dinyatakan dengan G, demikian ia merupakan lintasan di mana
yang ditentukan oleh rasio tabungan dan rasio penawaran dan permintaan barang dan jasa
modal output. Laju ini menunjukkan variasi akan tetap berada dalam ekuilibrium,
siklis jangka pendek dalam laju pertumbuhan berdasarkan kecenderungan menabung
pendapatan kapasitas penuh suatu tertentu. Persamaan laju petumbuhan terjamin
perekonomian. Terakhir, Laju pertumbuhan ini ialah :
alamiah (natural growth rate), dinyatakan Gw Cr = s
dengan Gn, yang oleh Harrod dianggap Dimana Gw merupakan laju
sebagai “optimum kesejahteraan”. Dapat juga pertumbuhan terjamin atau laju pertumbuhan
disebut sebagai laju pertumbuhan potensial pendapatan dalam kapasitas penuh yang akan
atau laju pertumbuhan pekerjaan penuh. sepenuhnya memanfaatkan stok modal yang
Laju pertumbuhan aktual di dalam sedang membengkak sehingga memuaskan
model Harrod persamaan dasarnya yang para pengusaha atas jumlah investasi yang
pertama ialah : GC = S mereka tanam. Jadi Gw dalam hal ini adalah
Dimana G merupakan laju pertumbuhan nilai ΔY/Y. Cr, atau modal yang dibutuhkan,
output dalam periode waktu tertentu dan dapat menunjukkan jumlah modal yang diperlukan
dinyatakan sebagai ΔY/Y; C adalah untuk mempertahankan laju pertumbuhan
tambahan netto terhadap modal yang terjamin tersebut yaitu rasio modal-output
didefinisikan sebagai rasio investasi terhadap yang diperlukan.

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 73


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Gambar Model Pertumbuhan Harrod


Tabungan &
Investasi
Y S

I2 S4
I1
S3 C

S2 B

S1 A

0 Y1 Y2 Y3 Y4 X
Pendapatan
Sumber : Jhigan (2007:234)
Jika pendapatan tumbuh dengan laju Domar. GW dalam Harrod = s/CR = α σ dalam
yang terjamin, stok capital dalam Domar.
perekonomian akan sepenuhnya terpakai oleh Model Pertumbuhan Jangka Panjang
para pengusaha yang berkeinginan untuk terus Solow
menginvestasikan tabungan yang tercipta Keseimbangan yang peka antara Gw
dalam pendapatan potensial penuh. Gw oleh dan Gn tersebut timbul dari asumsi pokok
karena itu merupakan laju pertumbuhan mengenai proporsi produksi yang dianggap
swadaya dan jika perekonomian itu terus tetap, suatu keadaan yang memungkinkan
tumbuh pada laju ini, maka pertumbuhan untuk mengganti buruh dengan modal. Jika
tersebut akan mengikuti lintasan ekuilibium asumsi ini dilepaskan, keseimbangan tajam
yang ditunjukkan dalam gambar. antara Gw dan Gn juga lenyap bersamanya.
Persamaan untuk laju pertumbuhan Output di dalam perekonomian
alamiah adalah : sebagai satu keseluruhan, sebagai satu-satunya
Gn . Cr = atau ≠ S komoditi. Laju produksi tahunannya
Laju pertumbuhan terjamin (GW) dinyatakan sebagai Y(t) yang menggambarkan
dalam Harrod adalah sama dengan laju pendapatan nyata masyarakat, sebagian
pertumbuhan pekerjaan penuh (α σ) dalam daripadanya dikonsumsikan dan sisanya
ditabung dan diinvestasikan. Bagian yang

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 74


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

ditabung s adalah konstan, dan laju tabungan t. Ruas kanan persamaan di atas
adalah sY(t). K(t) adalah stok modal. Jadi menunjukkan laju gabungan pertumbuhan
investasi netto adalah laju kenaikan stok tenaga buruh dari periode 0 ke t. Persamaan
modal ini, yaitu dk/dt atau K. Persamaan di atas secara alternatif dapat dianggap
pokoknya ialah : sebagai kurva penawaran buruh. “Dikatakan
K = Sy .......………………………………..(1) bahwa tenaga buruh yang tumbuh secara
Karena output diproduksi dengan eksponensial memberikan kesempatan bagi
menggunakan modal dan buruh, maka pekerja secara inelastis penuh. Kurva
kemungkinan teknologi dinyatakan dengan penawaran buruh merupakan garis vertikal
fungsi produksi: yang bergeser ke kanan pada waktu tenaga
Y=F(K,L) …………………………………(2) buruh tumbuh sesuai dengan persamaan di
Yang menunjukkan returns to scale yang atas. Kemudian tingkat upah nyata
konstan. menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga
Dengan menggabungkan persamaan kedua ke semua buruh yang ada terpakai, dan
dalam pertama maka diperoleh : persamaan produktivitas marginal menentukan
K = sF(K,L) ……………………………...(3) tingkat upah yang benar-benar akan berlaku.
Di dalam persamaan di atas L menggambarkan Dengan memasukkan persamaan di atas,
keseluruhan pekerja (total employment). Solow memberikan persamaan dasar:
Karena penduduk berkembang secara eksogen, K=sF(K, Locnt) ……………………………(5)
tenaga buruh meningkat dalam laju n yang Berikut adalah gambar pertumbuhan jangka
relatif konstan sehingga persamaannya panjang Solow :
menjadi seperti berikut :
L(t) = Locnt ……………………………………………………(4)
Solow menganggap n seperti laju
pertumbuhan alamiah Harrod dalam ketiadaan
perubahan teknologi; dan L(t) sebagai
penawaran buruh yang tersedia dalam waktu

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 75


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Gambar Model Jangka Panjang Solow


L nr

sF(r,1)

0 r’ r

Sumber : Jhigan (2007:278)

Dalam gambar III.2, garis lurus yang yang semakin menurun. Pada titik pertemuan
melalui titik origin adalah fungsi nr. Sedang dua kurva itu nr=sF(r,1), dan r=0. Pada waktu
kurva lainnya menggambarkan fungsi sF(r,1). r=0, rasio modal buruh adalah konstan dan
Garis ini ditarik sedemikian rupa sehingga capital stock harus diperluas sama besar
menunjukkan produktivitas marginal modal dengan laju tenaga kerja yaitu n.
Gambar Produksi Tanpa Modal
τ

nr

sF(r,1)

0 r1 r2 r3

Sumber : Jhigan (2007:279)


Stabilitas mantap tergantung pada memotong garis lurus nr pada titik r1,r2 dan r3.
bentuk kurva produktivitas sF(r,1). Pada r1 dan r3 adalah stabil sedang re tidak.
gambar di atas kurva produktivitas sF(r,1) Tergantung pada rasio modal-buruh
yang diketahui sebelumnya, system itu akan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 76


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

berkembang ke arah pertumbuhan berimbang Q=F(I,P).


dengan rasio modal buruh r1 atau r3. Pada Di mana :
rasio yang mana pun penawaran buruh, Q = pertumbuhan ekonomi Indonesia
persediaan modal dan output nyata akan I = investasi swasta
bertambah secara asimtot pada laju n, tetapi P = penduduk umur produktif
modal yang terdapat di sekitar r1 lebih kecil Untuk aplikasi negara sedang
dari pada di sekitar r3, karena itu tingkat output berkembang seperti Indonesia, maka teori
per kepala pada rasio yang pertama akan lebih Solow ditranferkan ke fungsi Cobb-Douglas.
rendah daripada rasio yang kedua. Fungsi produksi dapat ditulis dalam notasi
Pertumbuhan berimbang yang relevan adalah Yule dengan cara sebagai berikut :
pada r1 untuk rasio awal antara 0 dan r2, dan Yi = β1,23X2iβ12,3X3iβ13,2
pada r3 untuk rasio awal yang lebih besar Persamaan ini bisa dinyatakan dengan lebih
daripada r2. Rasio r2 itu sendiri merupakan mudah dalam bentuk Logaritma sebagai
rasio pertumbuhan ekuilibrium. Sistem ini berikut :
dapat menyesuaikan diri dengan sembarang Ln Y1=βo+β12,3lnX2i+β13,2lnX3i (Gujarati,
laju pertumbuhan tenaga buruh yang ada, dan 2006:99)
bahkan mendekati suatu keadaan perluasan Penelitian Sebelumnya
proporsional yang mantap, dalam hal ini : Bariyah (1998) menganalisis
ΔK ΔL ΔY pertumbuhan interaktif perekonomian
= =
Indonesia, yang hasil penelitiannya
K L L
2. Pengaruh Penduduk Umur Produktif mengungkapkan bahwa modal dan tenaga
terhadap Pertumbuhan Ekonomi kerja berpengaruh positif dan nyata terhadap
Dari berbagai teori yang telah ada pertumbuhan ekonomi. Pendidikan
maka untuk kesepadanan teori dengan berpengaruh positif dan nyata terhadap
penelitian ini, maka penelitian ini lebih pertumbuhan ekonomi, sedangkan gizi dan
menitik berat pada teori pertumbuhan Solow. kesehatan berpengaruh negative terhadap laju
Hal ini sesuai dengan variabel yang dipakai pertumbuhan ekonomi. Dari data penelitian
sama dengan variabel dasar yang dipakai oleh ini dapat disimpulkan bahwa penanaman
Solow yaitu buruh dan modal. Jika modal dan tenaga kerja yang produktif
diaplikasikan dengan penelitian ini, maka mempunyai peranan penting dalam
buruh sebagai penduduk produktif dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi,
modal sebagai investasi swasta dan produksi sehingga usaha-usaha meningkatkan
sebagai pertumbuhan ekonomi Indonesia. penanaman modal dan memperluas
Persamaan dasar yang dikembangkan oleh kesempatan kerja haruslah dengan usaha-
Solow adalah Y = F(K.L). Dalam penelitian usaha peningkatan mutu modal manusia.
ini persamaan tersebut dimodifikasikan Nurrahmi (1998) menganalisis
menjadi: investasi dan pertumbuhan ekonomi

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 77


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Indonesia. Variabel-variabel sumber terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan


pertumbuhan dalam negeri seperti tabungan pendidikan yang dilihat dari tingkat partisipasi
dan laju pertumbuhan angkatan kerja, ternyata sekolah menengah, sebagian besar tidak
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
ekonomi, akan tetapi ekspor yang diharapkan Untuk perusahaan PMA di bidang elektronika
positif ternyata pengaruhnya negative. dibutuhkan tingkat pendidikan yang lebih
Meskipun ekspor berpengaruh positif ternyata tinggi, sedang untuk perusahaan garmen hanya
tabungan akan tetapi variabel pendapatan membutuhkan pendidikan rendah.
perkapita berpengaruh secara negatif terhadap Suparlan (1998) meneliti factor-faktor
tabungan domestik Indonesia. yang mempengaruhi investasi swasta di
Rasidin dan Bonar (2008) meneliti Indonesia. Hasil penelitian menemukan
dampak investasi sumberdaya manusia bahwa Produk Domestik Bruto, angkatan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan kerja, dan deregulasi 1 juni 1983 berpengaruh
kemiskinan di Indonesia. Investasi positif dan signifikan terhadap investasi swasta
sumberdaya manusia diwakili oleh di Indonesia. Sedangkan tingkat bunga riil
pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan deposito tahunan pada bank-bank pemerintah
kesehatan. Hasil simulasi menunjukkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
bahwa investasi sumberdaya manusia mampu investasi swasta di Indonesia.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan Rizal (2000) menganalisis faktor-
pendapatan rumahtangga. Indeks rasio faktor yang mempengaruhi investasi swasta
kemiskinan, indeks kesenjangan dan indeks sector pertanian di Indonesia. Hasil
intensitas kemiskinan juga menurun, kecuali penelitian menemukan bahwa Produk
untuk rumah tangga bukan angkatan kerja di Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif
kota. Investasi sumber daya manusia untuk sedangkan variabel tingkat suku bunga dan
pendidikan memberi manfaat besar bagi rumah angkatan kerja berpengaruh negative terhadap
tangga pedesaan dibandingkan dengan rumah investasi swasta di sektor pertanian di
tangga perkotaan, terutama untuk rumah Indonesia. Implikasi dari penelitian ini ,
tangga buruh pertanian dan pengusaha bahwa perlu diupayakan adanya pemerataan
pertanian di pedesaan, sedangkan investasi investasi di seluruh wilayah di Indonesia
kesehatan memberi manfaat lebih besar bagi terutama investasi di sektor pertanian dan juga
rumahtangga bukan pertanian golongan atas perlu adanya pertimbangan terhadap tingkat
di kota. suku bunga pinjaman sektor pertanian.
Setiati (1996, 145) tentang pengaruh Muchtar (2005) menganalisis faktor-
penggunaan variabel demografi dalam model faktor yang mempengaruhi investasi swasta di
pertumbuhan ekonomi di 25 propinsi di Indonesia. Menemukan bahwa PDB
Indonesia periode 1983-1992, menemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
bahwa investasi berpengaruh positif dan nyata investasi swasta di Indonesia, sedangkan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 78


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

tingkat suku bunga dan krisis ekonomi pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh :
berpengaruh negative terhadap investasi pertama, pandangan tentang konsep faktor
swasta di Indonesia. Hasil analisis juga produksi atau sumber daya dalam
menunjukkan bahwa analisis secara serentak pembangunan, dan kedua peranan tenaga
PDB, suku bunga dan krisis ekonomi kerja dalam proses produksi barang dan jasa
berpengaruh secara signifikan terhadap atau pembangunan ekonomi. Pada mulanya
investasi swasta di Indonesia. Implikasi dari tenaga kerja dipandang sebagai satu
temuan penelitian ini : Perlu adanya kesatuannya sumber daya atau faktor produksi
peningkatan PDB setiap tahunnya, perlu yang mengisi dan membentuk nilai guna suatu
upaya nyata dalam menurunkan tingkat suku barang dan jasa. Dalam perkembangannya
bunga, dan perlu menghilangkan krisis kemudian timbul konsep fungsi produksi di
ekonomi. mana diketahui bahwa tidak hanya kerja
Hianti (2000) menyatakan manusia saja yang membentuk nilai suatu
produktifitas selalu dikaitkan dengan barang dan jasa, melainkan juga modal. Lalu
pertanyaan bagaimana sebaiknya. Hal ini timbul perincian lebih lanjut mengenai unsur-
disebabkan karena pengertian produktifitas unsur kerja maupun modal. Dengan
sebenarnya bukan hanya tertuju pada output berkembangnya kompleksitas ekonomi, baik
melainkan juga input. Produktifitas dalam hal mikro maupun makro, maka yang disebut
ini bukanlah produksi semata. Produktifitas sumber daya itu bertambah banyak jenis dan
mempunyai pengertian yang lebih luas variasinya. Sungguhpun begitu, pada
dibandingkan dengan produksi dan efisiensi dasarnya berbagai pandangan itu akhirnya
karena dalam produktifitas meliputi hubungan memilih dua sumber daya yang dianggap
antara output dan input yang biasanya paling utama dalam proses produksi dan
dinyatakan dalam rasio atau indeks atau dapat pembangunan ekonomi, yaitu tenaga manusia
juga dinyatakan dalam fungsi produksi. dan modal.
Tarmizi (2002) menyatakan Todaro (1999:136) menyatakan bahwa
produktivitas secara sederhana dapat selama empat dasawarsa terakhir ini, perhatian
didefinisikan sebagai output (keluaran per utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
unit input atau masukan). Berdasarkan pada cara-cara untuk mempercepat tingkat
definisi tersebut maka produktifitas lebih pertumbuhan pendapatan nasional. Para
banyak ditentukan oleh factor organisatoris, ekonom dan politisi dari semua negara, baik
pemupukan modal, jumlah dan mutu tenaga itu Negara-negara kaya maupun miskin, yang
kerja, di samping oleh factor yang bersifat menganut system kapitalis maupun campuran,
teknis baik yang berbentuk skala produksi, semuanya sangat mendambakan dan
teknologi dan kepekaan substitusi. menomorsatukan pertumbuhan ekonomi
Dawan (2003) menyatakan persepsi (economic growth). Menurut Todaro, ada
atau konsepsi tentang peranan pekerja dalam tiga faktor atau komponen utama dalam

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 79


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, Dasar dari fungsi produksi tiga variabel
ketiganya adalah : adalah : Q = ƒ (K,L). Fungsi tersebut
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua kemudian diubah menjadi persamaan non
bentuk atau jenis investasi baru yang linier : Q = A.Kα.Lß . Ini adalah fungsi dari
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, Cobb-Douglas (Charles W. Cobb dan Paul H.
dan modal atau sumber daya manusia. Douglas).
2. Pertumbuhan penduduk yang beberapa Fungsi produksi non linier ini kemudian
tahun selanjutnya akan memperbanyak di Ln kan sehingga menjadi linier dalam Ln
jumlah angkatan kerja. agar memenuhi asumsi Regresi Linier Klasik :
3. Kemajuan teknologi. Ln Q = ln A + α ln K + β ln L + εt
Hipotesis Aplikasi untuk penelitian ini adalah
Berdasarkan kerangka teori dan Ln Q = ln A + α ln P + β ln I + et
penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam di mana:
penelitian ini dinyatakan bahwa jumlah A = konstanta
penduduk umur produktif dan investasi swasta Q= Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan P= Penduduk umur produktif
ekonomi Indonesia. et= faktor pengganggu
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN
Penelitian ini mempunyai ruang PEMBAHASAN
lingkup pada jumlah penduduk umur Hasil Regresi Metode OLS (Ordinary Least
produktif, investasi swasta dan pertumbuhan Squares)
ekonomi Indonesia. Jumlah penduduk umur Analisis data dalam penelitian ini
produktif dan investasi swasta mempengaruhi menggunakan pendekatan kuadrat terkecil
pertumbuhan ekonomi Indonesia. (OLS). Spesifikasi model yag dianalisis
Penelitian ini menggunakan data adalah sebagai berikut :
sekunder menurut runtun waktu (time series) Ln Q = ln A + α ln P
tahunan, yaitu dari tahun 1990 hingga tahun di mana :
2010. Data yang diolah adalah penduduk Q = Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
umur produktif, investasi swasta dan P = Penduduk Umur Produktif
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data I = Investasi Swasta
bersumber dari Badan Pusat Statistik, Badan A= Konstanta
Koordinasi Penanaman Modal, Bank α = koefisien
Indonesia dan sumber-sumber lain yang terkait
dengan penelitian ini

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 80


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Tabel IV.1 Hasil Estimasi Pengaruh Penduduk Umur Produktif dan Investasi
Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia \
Tahun 1990-2014
Variabel Koefisien Standar error T – Hitung
Konstanta 27,661 0,797 34,711
Ln P 0,052 0,027 1,900

F= 49.552 DW Test = 1.020


R-Square (R2) = 0,846 t tabel = 1,734

Sumber : hasil pengolahan data tahun 2015


Hasil persamaan regresinya adalah sebagai ekonomi Indonesia meningkat sebesar 0,052
berikut : persen.
Ln Q = 27,661 + 0,052 Ln P Analisis Regresi
Dari persamaan regresi maka dapat Untuk melihat pengaruh penduduk
dibuat interpretasi bahwa nilai koefisien produktif dan investasi swasta terhadap
penduduk umur produktif 0,52 menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dapat dilihat
bahwa setiap1 persen kenaikan penduduk hasil penghitungan dalam model summary,
umur produktif menyebabkan pertumbuhan khususnya angka R square di bawah ini :

Tabel IV.2 Model Summary Pengaruh Penduduk Umur Produktif dan Investasi
Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .920a .846 .829 .1028029069 1.020
Sumber : hasil pengolahan data tahun 2015

Besarnya angka R square (r2) adalah Angka tersebut mempunyai maksud bahwa
0,846. Angka tersebut dapat digunakan untuk pengaruh penduduk umur produktif dan
melihat besarnya pengaruh penduduk umur investasi swasta secara gabungan terhadap
produktif terhadap pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 84,6
Indonesia dengan cara menghitung koefisien persen. Adapun sisa 15,4 persen (100 % -
determinan (KD) dengan menggunakan rumus 84,6 %) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
sebagai berikut : kata lain, variabilitas pertumbuhan ekonomi
KD = r2 x 100 % Indonesia yang dapat diterangkan dengan
KD = 0,846 x 100% menggunakan variabel penduduk umur
KD = 84,6 % produktif dan investasi swasta adalah 84,6

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 81


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

persen sedangkan pengaruh sebesar 15,4 diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis
persen disebabkan oleh variabel-variabel lain menggunakan angka F sebagaimana tertera
di luar model ini. dalam tabel di bawah ini :
Untuk mengetahui apakah model
regresi di atas sudah benar atau salah

Tabel IV.3 ANOVA dari Pengaruh Penduduk Umur Produktif


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1990-2014

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.047 2 .524 49.552 .000a
Residual .190 18 .011
Total 1.238 20
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2015

Hipotesis berbunyi sebagai berikut : dikurang 1 atau 3-1=2 dan denumerator :


Ho: Tidak ada hubungan linier antara jumlah kasus dikurang 4 atau 21-4=17 .
penduduk umur produktif terhadap Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F
pertumbuhan ekonomi Indonesia tabel sebesar 3,59. Setelah itu menentukan
H1: Ada hubungan linier antara penduduk kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
umur produktif terhadap pertumbuhan Jika F peneliti > F tabel maka H0 ditolak dan
ekonomi Indonesia H1 diterima.
Pengujian dapat dilakukan dengan Jika F peneliti < F tabel maka H0 diterima dan
menggunakan dua cara. Pertama dengan H1 ditolak.
membandingkan besarnya angka F penelitian Terakhir mengambil kesimpulan bahwa dari
dengan F tabel. Cara kedua ialah dengan hasil penghitungan didapat angka F penelitian
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) sebesar 49.552 > F tabel 3,59 sehingga H0
hasil penghitungan dengan taraf signifikansi ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada
0,05 (%). hubungan linier antara penduduk umur
Menggunakan cara pertama atau produktif terhadap pertumbuhan ekonomi
membandingkan besarnya angka F penelitian Indonesia. Dengan demikian model di atas
dengan F tabel mula-mula adalah menghitung sudah layak dan benar. Kesimpulannya ialah
F penelitian. F penelitian dari pengolahan data penduduk umur produktif secara gabungan
didapat sebesar 49.552. Kemudian mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
menghitung F tabel dengan melihat taraf Indonesia. Besarnya pengaruh ialah 84,60
singnifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (DK) persen. Besarnya pengaruh variabel lain di
dengan ketentuan numerator : jumlah variabel luar model regresi tersebut dihitung dengan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 82


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

rumus : 1-r2 atau 1-0,846=0,154 atau sebesar penduduk umur produktif terhadap
15,4 persen. pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menggunakan cara kedua atau Baik penggunaan angka F atau angka
membandingkan besarnya angka taraf signifikansi menghasilkan keputusan yang
signifikansi (sig) penelitian dengan taraf sama. Untuk meyakinkan peneliti, maka
signifikansi sebesar 0,05 dengan menggunakan kedua cara dipaparkan.
kriteria sebagai berikut : Untuk melihat besarnya pengaruh
Jika sig penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan varibel penduduk umur produktif dan investasi
H1 diterima swasta terhadap pertumbuhan ekonomi
Jika sig penelitian > 0,05 maka H0 diterima Indonesia secara sendiri-sendiri/parsial,
dan H1 ditolak digunakan uji T, sedangkan untuk melihat
Berdasarkan perhitungan angka signifikansi besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau
sebesar 0,00<0,05 maka H0 ditolak dan H1 Standardized Coeffecient di bawah ini:
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara
Tabel IV.4 Coefficients dari Pengaruh Penduduk Umur Produktif
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1990-2014

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 27.661 .797 34.711 .000
PPr .052 .027 .176 1.900 .074

Sumber : hasil pengolahan data, 2015

Hubungan antara penduduk umur ekonomi Indonesia. Langkah kedua,


produktif dengan pertumbuhan ekonomi menentukan besarnya angka penelitian.
Indonesia Hasil penelitian diperoleh angka t
Untuk melihat apakah ada hubungan sebesar 1,907. Langkah ketiga menghitung
linier antara penduduk umur produktif dan besarnya angka t tabel dengan ketentuan
pertumbuhan ekonomi Indonesia, dapat sebagai berikut: Taraf signifikansi 0,05 dan
dilakukan langkah-langkah analisis sebagai Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan:
berikut, Langkah pertama menentukan DK =n-2, atau 21-2=19. Dari ketentuan
hipotesis : tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,729.
H0: Tidak ada hubungan linier antara Langkah keempat menentukan kriteria
penduduk umur produktif dengan Kriteria uji hipotesisya sebagai berikut:
pertumbuhan ekonomi Indonesia Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak
H1: Ada hubungan linier antara penduduk dan H1 diterima
umur produktif dengan pertumbuhan

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 83


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima Langkah kelima membuat keputusan.
dan H1 ditolak Keputusan didasarkan pada hasil
Langkah kelima membuat keputusan bahwa penghitungan. Penghitungan diperoleh angka
setelah didasarkan hasil penghitungan angka t t penelitian sebesar 9,890 < t tabel sebesar
penelitian sebesar 1,900 > t tabel sebesar 1,729 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak
1,729. Oleh karena itu, H0 ditolak dan H1 Artinya ada hubungan linier antara investasi
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara swasta dengan pertumbuhan ekonomi
penduduk umur produktif dengan Indonesia.
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besarnya PENUTUP
pengaruh penduduk umur produktif terhadap Dari pembahasan hasil analisis yang
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,74 telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
atau 74 persen. kesimpulan dalam penelitian ini sebagai
Hubungan antara investasi swasta dengan berikut :
pertumbuhan ekonomi Indonesia. 1. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun
Untuk melihat apakah ada hubungan 2014, jumlah penduduk umur produktif
linier antara investasi swasta dengan dan investasi swasta berpengaruh positif
pertumbuhan ekonomi, dapat diikuti langkah - dan signifikan terhadap pertumbuhan
langkah sebagai berikut: Langkah pertama, ekonomi Indonesia. Koefisien penduduk
menentukan hipotesis : umur produktif adalah 0,052 yang artinya
H0: Tidak ada hubungan linier antara setiap 1 persen penduduk umur produktif
investasi swasta dengan pertumbuhan meningkat maka pertumbuhan ekonomi
ekonomi Indonesia Indonesia meningkat sebesar 0,052 persen.
H1: Ada hubungan linier antara investasi 2. Variabilitas pertumbuhan ekonomi
swasta dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat diterangkan dengan
Indonesia. menggunakan variabel penduduk umur
Langkah kedua, menghitung besarnya anka t produktif adalah 84,6 persen sedangkan
penelitian. Hasil penghitungan penelitian pengaruh sebesar 15,4 persen disebabkan
diperoleh angka t penelitian sebesar 9,890. oleh variabel-variabel lain di luar model
Langkah ketiga, menghitung besarnya angka t ini.
tabel dengan ketentuan seperti tersebut di atas 3. Penduduk umur produktif mempengaruhi
sehingga diperoleh angka t tabel sebesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1,729. Langkah keempat menentukan kriteria. Rekomendasi
Kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Kesimpulan di atas merupakan
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan rangkaian dari pemaparan yang selama ini
H1 diterima. terjadi di negara Indonesia yang berhubungan
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dengan penduduk umur produktif, investasi
dan H1 ditolak swasta dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 84


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

tahun 1990-2014. Dari kesimpulan di atas, maupun non formal sehingga tercipta
dibuat saran-saran sebagai berikut : kualitas sumber daya manusia yang tinggi.
1. Penduduk umur produktif perlu 3. Dengan lancarnya investasi swasta
ditingkatkan lagi. Semakin banyak diharapkan seluruh penduduk umur
penduduk umur produktif sangat memberi produktif ikut terlibat dalam
pengaruh besar bagi pertumbuhan pembangunan sehingga pertumbuhan
ekonomi Indonesia. ekonomi Indonesia meningkat. Penduduk
2. Upaya peningkatan kualitas sumber daya umur produktif adalah pendorong utama
penduduk umur produktif harus terus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
dilakukan baik melalui jalur formal Indonesia yang tinggi.

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 85


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

Daftar Pustaka

Afrida, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi 1, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.

Abbas, Tarmizi, 2002, Produktivitas Faktor Total dan Pertumbuhan Ekonomi, Jurnal Mondial Volume
2, Nomor 3, Juli-Desember 2002, Lembaga Kajian Sosial dan Kemasyarakatan, Bandung.

Bank Indonesia, (2010), Indikator Ekonomi Indonesia, Jakarta, Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS), (1990-2010), Statistik Indonesia, berbagai terbitan, Indonesia.

Badan Koordinasi Penanaman Modal, Perkembangan Penanaman Modal, Edisi November 2010,
BKPM, Jakarta.

Bariyah, 1998, Analisis Pertumbuhan Interaktif Perekonomian Indonesia, Tesis. Tidak


Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Chau Ngoc Ta, 2001,Aspek-aspek perencanaan demografi, Bhatara, Jakarta

Dumairi.1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta.

Dornbusch,R dan S.Fisher, 1997, Makro Ekonomi, Edisi Keempat, Alih Bahasa : Julius A. Mulyadi,
Erlangga, Jakarta

Gujarati, Damodar, 2007, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.

Hianti 2000, Produktivitas sebagai ukuran kinerja, Jurnal ekonomi dan bisnis, volume 3, nomor 1,
Desember 2000, Fakultas Ekonomi, Universitas Surabaya.

Jhingan, M.L.2007, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada.

Muchtar, Zulkifli, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia,
Tesis, Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Mantra Bagoes Ida, 2004, Demografi Umum, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakara

Nachrowi, 2006, Penggunaan Teknik Ekonometrik, PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Nurrahmi ,1998, Analisis Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tesis. Tidak
Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Raharjo, Dawam, 2003, Peranan Pekerja Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal Reformasi Ekonomi,
Volume 4, Nomor : 1, Januari-Desember 2003.

Rizal, Samsul, 2000, Analisis factor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta Sektor Pertanian
di Indonesia, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Setiati, Ira, 1996. Pengaruh Penggunaan Variabel Demografi dalam Model Pertumbuhan Ekonomi:
Kasus 25 Propinsi di Indonesia, 1983-1992. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol
XLIV No.02, LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, halaman 121-161.

Sitepu Rasidin K dan Sinaga Bonar M (2008), Dampak Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia, Internet, Institute Pertanian Bogor.

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 86


Rahmattullah, Pengaruh Penduduk Umur ...

S. Mulyadi, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, Cetakan ke 2,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, 2004:126, Metoda Statistika, Edisi keenam, Penerbit Tarsito, Bandung

Suparlan, 1998, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia, Tesis,
Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Solahuddin, 2007, Kependudukan:Dilema dan Solusi, Penerbit Nuansa, Bandung

Todaro, Michael P, 2000, Ekonomi Untuk Negara Berkembang, Edisi 4, Bumi Aksara, Jakarta.

Todaro, Michael P, 1999, Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga, Erlangga, Jakarta.

ISSN 2086 – 1397 Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 87

Anda mungkin juga menyukai