Rahmattullah1
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penduduk umur produktif, swasta terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang berbentuk data
rangkaian waktu dari periode tahun 1990-2014 yang bersumber dari publikasi khusus BPS dan
BKPM. Analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa penduduk
umur produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai
koefisien penduduk umur produktif sebesar 0,052 menyatakan bahwa setiap 1 persen kenaikan
jumlah penduduk umur produktif menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat sebesar
0,052 persen. mImplikasi kebijakan dari penelitian ini adalah untuk penduduk umur produktif harus
ditingkatkan lagi daya saing sumber daya manusia yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
1
Rahmattullah, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena
ibu rumah tangga dan kaum wanita lainnya Mantra (2004:73) mengatakan kalau
yang melaksanakan pekerjaan yang sama. kelompok umur penduduk 0-14 tahun
Kesukaran yang sejenis juga dihadapi dalam dianggap sebagai kelompok penduduk belum
hubungan dengan bidang pertanian. Dalam produktif secara ekonomis, kelompok
bidang ini, pada dasarnya kegiatan adalah penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok
musiman dan pekerjaan-pekerjaan yang harus umur produktif dan kelompok penduduk
dilakukan berbeda-beda baik menurut umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok
intensitasnya maupun menurut musim ke penduduk yang tidak lagi produktif, maka-
musim dalam setahun. Pada waktu masa Rasio beban tanggungan mudah dihitung.
sibuk-sibuknya, misalnya musim panen, Limit umur 15 – 64 tahun juga
banyak orang disewa tenaganya namun hanya merupakan limit penduduk umur produktif
pada musim itu saja. Apakah mereka ini dapat yang dianut oleh Internasional. Demikian
dimasukkan dalam orang-orang yang juga dengan Indonesia yang juga sama
produktif. Masalah yang sama timbul memakai limit tersebut. Di Indonesia lembaga
mengenai pekerjaan penggal waktu, para yang menghitung jumlah penduduk umur
pemuda yang masuk dinas militer, dan produktif adalah Badan Pusat Statistik (BPS).
sebagainya. Data hasil perhitungan penduduk umur
Untuk menunjukkan kerumitan produktif tersebut dibukukan dalam laporan
penggolongan penduduk umur produktif, tahunan yang terbit setiap tahun.
berikut ini adalah definisi yang diusulkan oleh Jumlah penduduk yang makin besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penduduk umur telah membawa akibat jumlah angkatan kerja
produktif terdiri dari orang-orang dari kedua yang makin besar pula. Ini berarti semakin
jenis kelamin yang merupakan sumber daya besar pula jumlah orang yang mencari
manusia bagi produksi barang dan jasa. pekerjaan atau menganggur. Agar dapat
Secara teoritis ia meliputi kelompok-kelompok dicapai keadaan yang seimbang maka
sebagai berikut. seyogyanya mereka semua dapat tertampung
a. Majikan swasta, karyawan swasta, dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai
pengusaha pribadi, dan pekerja anggota dengan keinginan serta ketrampilan mereka
keluarga tanpa bayaran. (Mulyadi, 2003:56).
b. Anggota angkatan bersenjata. Penduduk umur produktif yang
c. Orang-orang yang bekerja dan yang bekerja dan tidak bekerja mempunyai angka
belum bekerja, termasuk mereka yang perbandingan 2 : 1. Ini menunjukkan bahwa
pertama kalinya mencari lapangan kerja. 66 persen penduduk umur produktif bekerja.
d. Orang-orang yang secara penggal waktu Dasar untuk meningkatkan pertumbuhan
terikat pada kegiatan ekonomi. ekonomi adalah terletak pada penduduk
e. Pembantu rumah tangga umur produktif. Pertumbuhan ekonomi
tidak bisa dilepaskan dari penduduk umur
I2 S4
I1
S3 C
S2 B
S1 A
0 Y1 Y2 Y3 Y4 X
Pendapatan
Sumber : Jhigan (2007:234)
Jika pendapatan tumbuh dengan laju Domar. GW dalam Harrod = s/CR = α σ dalam
yang terjamin, stok capital dalam Domar.
perekonomian akan sepenuhnya terpakai oleh Model Pertumbuhan Jangka Panjang
para pengusaha yang berkeinginan untuk terus Solow
menginvestasikan tabungan yang tercipta Keseimbangan yang peka antara Gw
dalam pendapatan potensial penuh. Gw oleh dan Gn tersebut timbul dari asumsi pokok
karena itu merupakan laju pertumbuhan mengenai proporsi produksi yang dianggap
swadaya dan jika perekonomian itu terus tetap, suatu keadaan yang memungkinkan
tumbuh pada laju ini, maka pertumbuhan untuk mengganti buruh dengan modal. Jika
tersebut akan mengikuti lintasan ekuilibium asumsi ini dilepaskan, keseimbangan tajam
yang ditunjukkan dalam gambar. antara Gw dan Gn juga lenyap bersamanya.
Persamaan untuk laju pertumbuhan Output di dalam perekonomian
alamiah adalah : sebagai satu keseluruhan, sebagai satu-satunya
Gn . Cr = atau ≠ S komoditi. Laju produksi tahunannya
Laju pertumbuhan terjamin (GW) dinyatakan sebagai Y(t) yang menggambarkan
dalam Harrod adalah sama dengan laju pendapatan nyata masyarakat, sebagian
pertumbuhan pekerjaan penuh (α σ) dalam daripadanya dikonsumsikan dan sisanya
ditabung dan diinvestasikan. Bagian yang
ditabung s adalah konstan, dan laju tabungan t. Ruas kanan persamaan di atas
adalah sY(t). K(t) adalah stok modal. Jadi menunjukkan laju gabungan pertumbuhan
investasi netto adalah laju kenaikan stok tenaga buruh dari periode 0 ke t. Persamaan
modal ini, yaitu dk/dt atau K. Persamaan di atas secara alternatif dapat dianggap
pokoknya ialah : sebagai kurva penawaran buruh. “Dikatakan
K = Sy .......………………………………..(1) bahwa tenaga buruh yang tumbuh secara
Karena output diproduksi dengan eksponensial memberikan kesempatan bagi
menggunakan modal dan buruh, maka pekerja secara inelastis penuh. Kurva
kemungkinan teknologi dinyatakan dengan penawaran buruh merupakan garis vertikal
fungsi produksi: yang bergeser ke kanan pada waktu tenaga
Y=F(K,L) …………………………………(2) buruh tumbuh sesuai dengan persamaan di
Yang menunjukkan returns to scale yang atas. Kemudian tingkat upah nyata
konstan. menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga
Dengan menggabungkan persamaan kedua ke semua buruh yang ada terpakai, dan
dalam pertama maka diperoleh : persamaan produktivitas marginal menentukan
K = sF(K,L) ……………………………...(3) tingkat upah yang benar-benar akan berlaku.
Di dalam persamaan di atas L menggambarkan Dengan memasukkan persamaan di atas,
keseluruhan pekerja (total employment). Solow memberikan persamaan dasar:
Karena penduduk berkembang secara eksogen, K=sF(K, Locnt) ……………………………(5)
tenaga buruh meningkat dalam laju n yang Berikut adalah gambar pertumbuhan jangka
relatif konstan sehingga persamaannya panjang Solow :
menjadi seperti berikut :
L(t) = Locnt ……………………………………………………(4)
Solow menganggap n seperti laju
pertumbuhan alamiah Harrod dalam ketiadaan
perubahan teknologi; dan L(t) sebagai
penawaran buruh yang tersedia dalam waktu
sF(r,1)
0 r’ r
Dalam gambar III.2, garis lurus yang yang semakin menurun. Pada titik pertemuan
melalui titik origin adalah fungsi nr. Sedang dua kurva itu nr=sF(r,1), dan r=0. Pada waktu
kurva lainnya menggambarkan fungsi sF(r,1). r=0, rasio modal buruh adalah konstan dan
Garis ini ditarik sedemikian rupa sehingga capital stock harus diperluas sama besar
menunjukkan produktivitas marginal modal dengan laju tenaga kerja yaitu n.
Gambar Produksi Tanpa Modal
τ
nr
sF(r,1)
0 r1 r2 r3
tingkat suku bunga dan krisis ekonomi pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh :
berpengaruh negative terhadap investasi pertama, pandangan tentang konsep faktor
swasta di Indonesia. Hasil analisis juga produksi atau sumber daya dalam
menunjukkan bahwa analisis secara serentak pembangunan, dan kedua peranan tenaga
PDB, suku bunga dan krisis ekonomi kerja dalam proses produksi barang dan jasa
berpengaruh secara signifikan terhadap atau pembangunan ekonomi. Pada mulanya
investasi swasta di Indonesia. Implikasi dari tenaga kerja dipandang sebagai satu
temuan penelitian ini : Perlu adanya kesatuannya sumber daya atau faktor produksi
peningkatan PDB setiap tahunnya, perlu yang mengisi dan membentuk nilai guna suatu
upaya nyata dalam menurunkan tingkat suku barang dan jasa. Dalam perkembangannya
bunga, dan perlu menghilangkan krisis kemudian timbul konsep fungsi produksi di
ekonomi. mana diketahui bahwa tidak hanya kerja
Hianti (2000) menyatakan manusia saja yang membentuk nilai suatu
produktifitas selalu dikaitkan dengan barang dan jasa, melainkan juga modal. Lalu
pertanyaan bagaimana sebaiknya. Hal ini timbul perincian lebih lanjut mengenai unsur-
disebabkan karena pengertian produktifitas unsur kerja maupun modal. Dengan
sebenarnya bukan hanya tertuju pada output berkembangnya kompleksitas ekonomi, baik
melainkan juga input. Produktifitas dalam hal mikro maupun makro, maka yang disebut
ini bukanlah produksi semata. Produktifitas sumber daya itu bertambah banyak jenis dan
mempunyai pengertian yang lebih luas variasinya. Sungguhpun begitu, pada
dibandingkan dengan produksi dan efisiensi dasarnya berbagai pandangan itu akhirnya
karena dalam produktifitas meliputi hubungan memilih dua sumber daya yang dianggap
antara output dan input yang biasanya paling utama dalam proses produksi dan
dinyatakan dalam rasio atau indeks atau dapat pembangunan ekonomi, yaitu tenaga manusia
juga dinyatakan dalam fungsi produksi. dan modal.
Tarmizi (2002) menyatakan Todaro (1999:136) menyatakan bahwa
produktivitas secara sederhana dapat selama empat dasawarsa terakhir ini, perhatian
didefinisikan sebagai output (keluaran per utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
unit input atau masukan). Berdasarkan pada cara-cara untuk mempercepat tingkat
definisi tersebut maka produktifitas lebih pertumbuhan pendapatan nasional. Para
banyak ditentukan oleh factor organisatoris, ekonom dan politisi dari semua negara, baik
pemupukan modal, jumlah dan mutu tenaga itu Negara-negara kaya maupun miskin, yang
kerja, di samping oleh factor yang bersifat menganut system kapitalis maupun campuran,
teknis baik yang berbentuk skala produksi, semuanya sangat mendambakan dan
teknologi dan kepekaan substitusi. menomorsatukan pertumbuhan ekonomi
Dawan (2003) menyatakan persepsi (economic growth). Menurut Todaro, ada
atau konsepsi tentang peranan pekerja dalam tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, Dasar dari fungsi produksi tiga variabel
ketiganya adalah : adalah : Q = ƒ (K,L). Fungsi tersebut
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua kemudian diubah menjadi persamaan non
bentuk atau jenis investasi baru yang linier : Q = A.Kα.Lß . Ini adalah fungsi dari
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, Cobb-Douglas (Charles W. Cobb dan Paul H.
dan modal atau sumber daya manusia. Douglas).
2. Pertumbuhan penduduk yang beberapa Fungsi produksi non linier ini kemudian
tahun selanjutnya akan memperbanyak di Ln kan sehingga menjadi linier dalam Ln
jumlah angkatan kerja. agar memenuhi asumsi Regresi Linier Klasik :
3. Kemajuan teknologi. Ln Q = ln A + α ln K + β ln L + εt
Hipotesis Aplikasi untuk penelitian ini adalah
Berdasarkan kerangka teori dan Ln Q = ln A + α ln P + β ln I + et
penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam di mana:
penelitian ini dinyatakan bahwa jumlah A = konstanta
penduduk umur produktif dan investasi swasta Q= Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan P= Penduduk umur produktif
ekonomi Indonesia. et= faktor pengganggu
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN
Penelitian ini mempunyai ruang PEMBAHASAN
lingkup pada jumlah penduduk umur Hasil Regresi Metode OLS (Ordinary Least
produktif, investasi swasta dan pertumbuhan Squares)
ekonomi Indonesia. Jumlah penduduk umur Analisis data dalam penelitian ini
produktif dan investasi swasta mempengaruhi menggunakan pendekatan kuadrat terkecil
pertumbuhan ekonomi Indonesia. (OLS). Spesifikasi model yag dianalisis
Penelitian ini menggunakan data adalah sebagai berikut :
sekunder menurut runtun waktu (time series) Ln Q = ln A + α ln P
tahunan, yaitu dari tahun 1990 hingga tahun di mana :
2010. Data yang diolah adalah penduduk Q = Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
umur produktif, investasi swasta dan P = Penduduk Umur Produktif
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data I = Investasi Swasta
bersumber dari Badan Pusat Statistik, Badan A= Konstanta
Koordinasi Penanaman Modal, Bank α = koefisien
Indonesia dan sumber-sumber lain yang terkait
dengan penelitian ini
Tabel IV.1 Hasil Estimasi Pengaruh Penduduk Umur Produktif dan Investasi
Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia \
Tahun 1990-2014
Variabel Koefisien Standar error T – Hitung
Konstanta 27,661 0,797 34,711
Ln P 0,052 0,027 1,900
Tabel IV.2 Model Summary Pengaruh Penduduk Umur Produktif dan Investasi
Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Besarnya angka R square (r2) adalah Angka tersebut mempunyai maksud bahwa
0,846. Angka tersebut dapat digunakan untuk pengaruh penduduk umur produktif dan
melihat besarnya pengaruh penduduk umur investasi swasta secara gabungan terhadap
produktif terhadap pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 84,6
Indonesia dengan cara menghitung koefisien persen. Adapun sisa 15,4 persen (100 % -
determinan (KD) dengan menggunakan rumus 84,6 %) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
sebagai berikut : kata lain, variabilitas pertumbuhan ekonomi
KD = r2 x 100 % Indonesia yang dapat diterangkan dengan
KD = 0,846 x 100% menggunakan variabel penduduk umur
KD = 84,6 % produktif dan investasi swasta adalah 84,6
persen sedangkan pengaruh sebesar 15,4 diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis
persen disebabkan oleh variabel-variabel lain menggunakan angka F sebagaimana tertera
di luar model ini. dalam tabel di bawah ini :
Untuk mengetahui apakah model
regresi di atas sudah benar atau salah
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.047 2 .524 49.552 .000a
Residual .190 18 .011
Total 1.238 20
Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2015
rumus : 1-r2 atau 1-0,846=0,154 atau sebesar penduduk umur produktif terhadap
15,4 persen. pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menggunakan cara kedua atau Baik penggunaan angka F atau angka
membandingkan besarnya angka taraf signifikansi menghasilkan keputusan yang
signifikansi (sig) penelitian dengan taraf sama. Untuk meyakinkan peneliti, maka
signifikansi sebesar 0,05 dengan menggunakan kedua cara dipaparkan.
kriteria sebagai berikut : Untuk melihat besarnya pengaruh
Jika sig penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan varibel penduduk umur produktif dan investasi
H1 diterima swasta terhadap pertumbuhan ekonomi
Jika sig penelitian > 0,05 maka H0 diterima Indonesia secara sendiri-sendiri/parsial,
dan H1 ditolak digunakan uji T, sedangkan untuk melihat
Berdasarkan perhitungan angka signifikansi besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau
sebesar 0,00<0,05 maka H0 ditolak dan H1 Standardized Coeffecient di bawah ini:
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara
Tabel IV.4 Coefficients dari Pengaruh Penduduk Umur Produktif
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1990-2014
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 27.661 .797 34.711 .000
PPr .052 .027 .176 1.900 .074
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima Langkah kelima membuat keputusan.
dan H1 ditolak Keputusan didasarkan pada hasil
Langkah kelima membuat keputusan bahwa penghitungan. Penghitungan diperoleh angka
setelah didasarkan hasil penghitungan angka t t penelitian sebesar 9,890 < t tabel sebesar
penelitian sebesar 1,900 > t tabel sebesar 1,729 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak
1,729. Oleh karena itu, H0 ditolak dan H1 Artinya ada hubungan linier antara investasi
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara swasta dengan pertumbuhan ekonomi
penduduk umur produktif dengan Indonesia.
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besarnya PENUTUP
pengaruh penduduk umur produktif terhadap Dari pembahasan hasil analisis yang
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,74 telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
atau 74 persen. kesimpulan dalam penelitian ini sebagai
Hubungan antara investasi swasta dengan berikut :
pertumbuhan ekonomi Indonesia. 1. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun
Untuk melihat apakah ada hubungan 2014, jumlah penduduk umur produktif
linier antara investasi swasta dengan dan investasi swasta berpengaruh positif
pertumbuhan ekonomi, dapat diikuti langkah - dan signifikan terhadap pertumbuhan
langkah sebagai berikut: Langkah pertama, ekonomi Indonesia. Koefisien penduduk
menentukan hipotesis : umur produktif adalah 0,052 yang artinya
H0: Tidak ada hubungan linier antara setiap 1 persen penduduk umur produktif
investasi swasta dengan pertumbuhan meningkat maka pertumbuhan ekonomi
ekonomi Indonesia Indonesia meningkat sebesar 0,052 persen.
H1: Ada hubungan linier antara investasi 2. Variabilitas pertumbuhan ekonomi
swasta dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat diterangkan dengan
Indonesia. menggunakan variabel penduduk umur
Langkah kedua, menghitung besarnya anka t produktif adalah 84,6 persen sedangkan
penelitian. Hasil penghitungan penelitian pengaruh sebesar 15,4 persen disebabkan
diperoleh angka t penelitian sebesar 9,890. oleh variabel-variabel lain di luar model
Langkah ketiga, menghitung besarnya angka t ini.
tabel dengan ketentuan seperti tersebut di atas 3. Penduduk umur produktif mempengaruhi
sehingga diperoleh angka t tabel sebesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1,729. Langkah keempat menentukan kriteria. Rekomendasi
Kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Kesimpulan di atas merupakan
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan rangkaian dari pemaparan yang selama ini
H1 diterima. terjadi di negara Indonesia yang berhubungan
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dengan penduduk umur produktif, investasi
dan H1 ditolak swasta dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 1990-2014. Dari kesimpulan di atas, maupun non formal sehingga tercipta
dibuat saran-saran sebagai berikut : kualitas sumber daya manusia yang tinggi.
1. Penduduk umur produktif perlu 3. Dengan lancarnya investasi swasta
ditingkatkan lagi. Semakin banyak diharapkan seluruh penduduk umur
penduduk umur produktif sangat memberi produktif ikut terlibat dalam
pengaruh besar bagi pertumbuhan pembangunan sehingga pertumbuhan
ekonomi Indonesia. ekonomi Indonesia meningkat. Penduduk
2. Upaya peningkatan kualitas sumber daya umur produktif adalah pendorong utama
penduduk umur produktif harus terus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
dilakukan baik melalui jalur formal Indonesia yang tinggi.
Daftar Pustaka
Afrida, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi 1, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.
Abbas, Tarmizi, 2002, Produktivitas Faktor Total dan Pertumbuhan Ekonomi, Jurnal Mondial Volume
2, Nomor 3, Juli-Desember 2002, Lembaga Kajian Sosial dan Kemasyarakatan, Bandung.
Badan Pusat Statistik (BPS), (1990-2010), Statistik Indonesia, berbagai terbitan, Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Perkembangan Penanaman Modal, Edisi November 2010,
BKPM, Jakarta.
Dornbusch,R dan S.Fisher, 1997, Makro Ekonomi, Edisi Keempat, Alih Bahasa : Julius A. Mulyadi,
Erlangga, Jakarta
Hianti 2000, Produktivitas sebagai ukuran kinerja, Jurnal ekonomi dan bisnis, volume 3, nomor 1,
Desember 2000, Fakultas Ekonomi, Universitas Surabaya.
Jhingan, M.L.2007, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada.
Muchtar, Zulkifli, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia,
Tesis, Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Mantra Bagoes Ida, 2004, Demografi Umum, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakara
Nurrahmi ,1998, Analisis Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tesis. Tidak
Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Raharjo, Dawam, 2003, Peranan Pekerja Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal Reformasi Ekonomi,
Volume 4, Nomor : 1, Januari-Desember 2003.
Rizal, Samsul, 2000, Analisis factor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta Sektor Pertanian
di Indonesia, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Setiati, Ira, 1996. Pengaruh Penggunaan Variabel Demografi dalam Model Pertumbuhan Ekonomi:
Kasus 25 Propinsi di Indonesia, 1983-1992. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol
XLIV No.02, LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, halaman 121-161.
Sitepu Rasidin K dan Sinaga Bonar M (2008), Dampak Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia, Internet, Institute Pertanian Bogor.
S. Mulyadi, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, Cetakan ke 2,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suparlan, 1998, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia, Tesis,
Tidak Dipublikasikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Todaro, Michael P, 2000, Ekonomi Untuk Negara Berkembang, Edisi 4, Bumi Aksara, Jakarta.