DISUSUN OLEH
VAULYN JOVANDA
1611116102
Pada hari Jum’at tanggal 30 Oktober 2020 pukul 22.00 WIB pasien Ny.FD
(28 tahun) G1P0Ao masuk VK IGD dengan indikasi ketuban telah pecah, usia
kehamilan 39 minggu. Hasil VT menunjukkan pembukaan 2, dan sudah
menunjukkan tanda-tanda kelahiran. Pasien segera dibawa keruangan bersalin
untuk dilanjutkan pemantauan persalinan atau disebut juga dengan partograf.
Pukul 04.30 WIB dini hari pasien sudah pembukaan lengkap. 2 jam proses
persalinan hanya kepala bayi yang berhasil keluar, dokter yang membantu
persalinan mendiagnosis keadaan janin dengan the turtle sign. Kondisi ibu sudah
sangat lemah, sehingga posisi ibu dirubah menjadi menungging dengan bertumpu
pada lutut dan tangan. Tetapi hal ini tidak menunjukkan kemajuan, akibat
terjadinya perburukan kondisi pada ibu maka tindakan gawat darurat harus segera
dilakukan, dengan diagnosis kegawatdaruratan maternal, salah satu tindakan
gawat darurat yang dilakukan untuk menangani masalah ini adalah pasien
diindikasikan untuk operasi segera (immediately).
Pasien masuk ruang operasi pukul 06.58 WIB dengan jenis tindakan Sectio
Caesarea, dengan anestesi regional: Spinal dengan TD 135/100 mmHg, RR 22 x/i,
HR 100 x/i, T 36,3oC, SpO2 98%, DJJ 145 x/menit. Operasi berlangsung selama
84 menit. Prosedur SC yang dilakukan setelah membuat jalan lahir diabdomen
dilanjutkan dengan episiotomy, selanjutnya memutar posisi janin dan
mengeluarkan salah satu tangan janin, sehingga janin bisa dilahirkan setelah bahu
yang menyangkut sudah teratasi. Bayi lahir dan tidak langsung menangis.
Sehingga bayi segera dibawa keruangan resusitasi bayi baru lahir. Beberapa saat
bayi menangis dengan Afgar Score 10, HR 176 x/menit, BB 4030 gr, TB 49 cm.
sedangkan kondisi ibu TD 143/88 mmHg, RR 28 x/i, HR 98 x/i, T 36.0oC, SpO2
96%.. Operasi selesai pukul 08.45 WIB dengan total perdarahan 100 cc. pasien
masuk Recovery Room (RR) pukul 08.55 WIB dengan kondisi sadar, bibir pucat,
sianosis, akral dingin, kojungtiva tidak anemis, badan teraba dingin. TD 150/100
mmHg, HR 112 x/I, T 36.0oC, SpO2 95%, pasien terpasang RM dengan dosis 8
liter/menit. Posisi pasien supinasi, Kedua ekstremitas pasien kaku dan tidak dapat
menggerakkan kaki sama sekali. Hasil pengkajian didapatkan luas luka insisi
pasien diabdomen bawah kuadran 7 dan 8 sebesar 6 cm, kondisi luka baik dan
tidak ada tanda perdarahan. Luka episiotomy seluas 3 cm dengan terpasang
tampon divagina, kondisi episiotomy baik, dan tampon terlihat adanya darah.
Pasien dimonitoring ketat dalam 5 menit pertama, hasil monitoring didapatkan TD
140/90 mmHg, RR 25 x/i, HR 108 x/i, T 36.2oC, SpO2 96%, ekstremitas masih
kaku, RM diganti simple mask 4 liter per menit, tidak ada tanda perdarahan,
cairan RL 30 tpm dengan drip ketorolac 30 mg. 5 menit berikutnya pasien sudah
mampu menekuk lutut kedua kakinya. Vital sign menunjukkan TD 130/90 mmHg,
RR 23 x/i, HR 100 x/i, T 36.2oC, SpO2 97%, O2 diturunkan menjadi 2 liter
permenit, dan IVFD menjadi 20 tpm.
Pertanyaan
Terminologi
Berdasarkan kasus diatas maka Status ASA pasien dapat digolongkan pada
ASA II yaitu pasien dengan gangguan sistemik ringan.
1. Anestesi spinal merupakan tipe blok kondusif saraf yang luas dengan
memasukkan anastesia lokal kedalam ruang subarakhnoid di tingkat lumbal
(biasanya L4 dan L5). Cara ini menghasilkan anastesia pada ekstremitas
bawah, perineum dan abdomen bawah.
2. Bromage score merupakan kriteria penilaian yang digunakan untuk
menentukan kesiapan pasien spinal anastesi dikeluarkan dari ruang anastesi
care unit. Bromage score merupakan salah satu indikator respon motorik
pasca anastesi. Penilaiannya sebagai berikut:
a. 0 = gerakan penuh dari tungkai
b. 1 = tidak mampu ekstensi tungkai
c. 2 = tidak mampu fleksi lutut
d. 3 = tidak mampu fleksi pergelangan kaki
Jika nilai bromage score pasien telah mencapai 2 maka pasien dinyatakan
pulih dari anastesi.
Turtle sign adalah kepala bayi tertarik kembali ke perineum ibu setelah
keluar dari vagina. Pipi bayi menonjol keluar, seperti kura-kura yang menarik
kepala kembali ke cangkangnya. Penarikan kepala bayi ini terjadi akibat bahu
depan bayi terperangkap di simfisis pubis ibu sehingga mencegah lahirnya tubuh
bayi. Lakukan pemantauan DJJ untuk memastikan janin tidak masuk dalam
keadaan gawat darurat, normal DJJ 120-160 x/menit.
PENGKAJIAN
PERIOPERATIF PROGRAM
STUDI PROFESI NERS FKp UNRI
PENGKAJIAN PRIMER
Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : Frekuensi nafas normal, RR= 22 x/i, Tidak ada menggunakan
otot bantu pernafasan, nafas spontan, SpO2 98%.
Circulation : TD=135/100 mmHg, HR=100 x/i, T = 36,3OC.
Disability : Kondisi pasien sadar, lemas, kurang mampu mobilitas, GCS
15, Composmentis.
Exposure : Tidak ada trauma fisik
Folly Chateter : Tidak ada pemasangan kateter
Gastric Tube : Pasien tidak terpasang NGT
Heart Monitor : TD=135/100 mmHg, HR=100 x/i, T = 36,30C, RR= 22 x/i
PRE OPERASI
( ) Sopor ( ) Koma
Total GCS:15
Wajah: Pucat
Hidung: Bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak terdapat perdarahan
Abdomen:
8. Riwayat Kesehatan: Tidak ada riwayat penyakit pada pasien akan tetapi
15. Data Penunjang Lainnya : DJJ awal = 150 x/menit, DJJ= 140 x/
menit, DJJ= 145 x/menit, HIS (+)
ANALISA DATA
Partus Lama
Resiko Tinggi Gawat Janin
Partus Lama
Resiko Perdarahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Identitas : Ny. FD
Pasien masuk Recovert Room (RR) pukul 08.55 WIB dengan kondisi sadar,
bibir pucat, sianosis, akral dingin, konjungtiva tidak anemis, badan teraba
dingin. TD 150/100 mmHg, HR 112 x/menit, T 36.0oC, SpO2 95%, pasien
terpasang RM dengan dosis 8 liter/menit. Kedua ekstremitas kaku dan tidak
dapat digerakkan sama sekali. Monitoring ketat 5 menit pertama didapatkan
TD 140/90 mmHg, RR 25 x/i, HR 108 x/i, T 36,2oC, SpO2 96%, ektremitas
masih kaku, RM diganti simple mask 4 l/menit. 5 menit berikutnya pasien
sudah mampu menekuk lutut kedua kakinya, vital sign menunjukkan TD
130/90 mmHg, RR 23 x/menit, HR 100 x/i, T 36,2 oC, SpO2 97%, O2 menjadi
2 l/menit. Monitoring berikutnya tidak ada perdarahan, pasien sudah mampu
mengankat kaki, nilai bromage score 1, TD 125/80 mmHg, RR 20 x/i, HR 100
x/i, T 36,0oC, SpO2 97%.
PENGKAJIAN PRIMER
Pucat, sianosis
Nyeri akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Akbar, H., Prabowo, A. Y & Rodiani. (2017). Kehamilan aterm dengan distosia
bahu. Medula, 7 (4) 1-7.
Fitria, W. E., Fatonah, S & Purwati. (2018). Faktor yang berhubungan dengan
bromage score pada pasien spinal anastesi di ruang pemulihan. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Sari Betik, 14 (2) 182-186