Presented By:
1. Habibi (16703261….)
2. Moh Irma S (16703261023)
Kusnendi (2008: 98): tujuan utama dari CFA adalah untuk mengkonfirmasikan
model, yaitu model pengukuran yang perumusannya berasal dari teori.
4. Proses CFA
Karena CFA mengacu pada model RMT, maka:
a. Pertama mengkaji teori tentang konstruk yang akan diukur.
b. Teori konsep teoritis dan definisi konstitutif (definisi secara teoritis) tentang
konstruk yang akan diukur.
c. Identifikasi dimensi atau indikator-indikator terukur sebagai refleksi atau
manifest dari konstruk.
5. Persyaratan Analisis (Asumsi)
Sebelum melakukan analysis lebih lanjut, perlu dilakukan Uji asumsi analisis factor:
1. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi antar independen variabel
harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.
2. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi
terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.
3. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur dengan
besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy
(MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara
paling sedikit beberapa variabel.
(https://www.statistikian.com/2014)
Uji Determinant of Correlation Matrix:
Asumsi Analisis Faktor yang pertama adalah: Uji Determinant of Correlation
Asumsi
Matrix. Matrik korelasi dikatakan antar variabel saling terkait apabila determinan
bernilai mendekati nilai 0.
Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling (KMO)
Adalah indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien
Asumsi
korelasi parsialnya. Nilai KMO dianggap mencukupi jika lebih dari 0,5.