PENDAHULUAN
Suatu model pembelajaran tidak akan terimplementasi dengan baik jika peserta
didik yang akan diajarkan telah beranggapan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang menakutkan, menegangkan, dan sulit untuk dipahami karena
memiliki banyak rumus yang harus diingat. Salah satu alasan terbentuknya pola
pikir seperti ini adalah karena kebanyakan guru matematika mengajar dalam
suasana yang menegangkan dan tidak memperhatikan metode pembelajaran yang
digunakan.
Oleh karena itu, langkah awal yang harus dilakukan guru adalah mengubah
pola pikir peserta didik yang menjadikan matematika sebagai sesuatu yang
1
menakutkan, menjadi mata pelajaran yang menyenangkan untuk mempersiapkan
generasi muda Indonesia yang dapat menguasai teknologi guna menjawab
tantangan globalisasi.
Salah satu metode yang sesuai dengan penyeimbangan kinerja otak kanan dan
kiri ini adalah metode mind mapping. Hal ini dikarenakan cara kerja mind
mapping menggunakan tiga prinsip brain management, yakni pelibatan dua belahan
otak, cara belajar efektif dan efisien, serta memfasilitasi kinerja otak secara alami.
Oleh karena itu, peserta didik perlu menyimpan ingatannya terhadap definisi
ini dalam memori jangka panjang. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru
adalah dengan menerapkan metode mind mapping pada saat pembelajaran.
Selain mengingat dalam memori jangka panjang, peserta didik juga harus
memahami definisi dari sinus, cosinus, tangen, cotangen, secan, dan cosecan dari
suatu sudut segitiga siku-siku. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru
adalah dengan cara mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri konsep
dari perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku melalui pengalaman
belajarnya dengan cara menganalisis dan menkontruksinya hingga terbentuk
pemahaman yang baru. Usaha ini dapat dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.
Untuk itu, penulis tertarik membuat makalah yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dengan Metode Mind Mapping
(Peta Pikiran) pada Sub Materi Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku di
Kelas X SMA”.
3
1.2 Masalah atau Topik Pembahasan
Dalam makalah ini penulis mengangkat topik pembahasan mengenai
bagaimana penerapan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
dengan metode mind mapping pada sub materi perbandingan trigonometri pada
segitiga siku-siku di kelas X SMA?
4
BAB II
LANDASAN TEORI
6
2.2 Metode Mind Mapping
Secara etimologis, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metodos.
Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati
dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan untuk mencapai
tujuan. Dengan begitu dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran
(Kamsinah, 2008:102).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan”.
7
penelitian yang dilakukan oleh Profesor Robert Ornstern, Doktor Robert Bloch, dan
yang lainnya menunjukkan bahwa mengembangkan kedua kelompok aktivitas
dengan selaras akan menghasilkan penggandaan kemampuan dasar secara sinergis.
Mind Mapping adalah cara mencatat yang efektif, efisien, kreatif, menarik,
mudah dan berdayaguna karena dilakukan dengan cara memetakan pikiran-pikiran
kita (Swadarma, 2013:3).
Metode mind mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya
disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Secara
umum otak kiri manusia memproses logika, kata-kata, matematika, analitik
dan urutan, yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan memproses
irama, rima, musik, gambar atau imajinasi, dan global yang disebut dengan
aktivitas kreatif (Mustangin, 2009:297).
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mind
mapping adalah metode pembelajaran yang memadukan fungsi kinerja kedua
belahan otak manusia dengan cara memetakan pikiran untuk memudahkan dalam
mengingat informasi yang diterima.
Sebuah mind map dibuat oleh kata-kata, warna, garis, dan gambar. Mind map
bisa membantu untuk lebih baik dalam mengingat, mendapatkan ide brilian,
menghemat waktu dan memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya,
mendapatkan nilai yang bagus, serta mengatur pikiran, hobi, dan hidup (Buzan,
2007:4).
Menurut Tony Buzan (2007:6), mind map membuat kita tetap fokus kepada ide
utama dan semua ide tambahan lainnya. Mind map membantu kita untuk
menggunakan kedua belah otak sehingga malah ingin terus-terusan belajar.
“The visual argument theory mentioned above also posits that graphics such
as mind maps make material more memorable but for a different reason: because
they convey information more efficiently than text, through both their individual
elements and the spatial arrangement of those elements. Specifically, they require
less working memory and fewer cognitive transformations” (Biktimirov, 2006:75).
Ini berarti bahwa grafis seperti mind map membuat materi lebih mudah diingat
9
karena mereka menyampaikan informasi lebih efisien daripada teks, baik melalui
elemen masing-masing dan pengaturan tata ruang dari elemen-elemen.
Menurut Swadarma (2013:9) unsur pembentuk mind map terdiri dari tema
besar, sub tema, urutan, dan garis hirarki. Tema besar berisi topik yang akan
dijadikan sebagai pokok pembahasan dan terletak di tengah-tengah. Sub tema
merupakan cabang dari tema besar yang telah dikelompokkan secara sistematis
berdasarkan kategori tertentu. Sub tema dapat dikembangkan lagi menjadi sub-
subtema yang lebih spesifik. Urutan menghubungkan antar tema besar, subtema,
dan sub-subtema yang terjalin berdasarkan analisis yang dilakukan. Garis hirarki
menandakan adanya hubungan sebab-akibat, waktu, tempat, atau pelaksanaan.
Ada beberapa aturan dalam pembuatan mind mapping. Pertama, kertas yang
diguankan adalah kertas putih polos berorientasi landscape. Kedua, menggunakan
spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar 2-7 warna, dan tiap cabang
berbeda warna. Ketiga, buatlah garis lengkung yang bentuknya mengecil dari
pangkal menuju ujung. Keempat, pada cabang utama dimulai dari central image
menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan huruf kecil,
dengan posisi garis dan huruf yang sama panjang. Kelima, keyword yang digunakan
jangan terlalu panjang, sebab hal-hal yang penting saja yang dituliskan. Keenam,
penggunaan key image atau kata bergambar untuk mempermudah kita dalam
mengingat. Dan yang terakhir, tema besar diletakkan di tengah kertas yang akan
memancar melalui sub tema yang terdiri dari 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas
sesuai arah jarum jam. (Swadarma 2013:10-13)
B. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan
13
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu
peserta didik.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini
adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
C. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara
dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
E. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari
keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
15
F. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
A. Tahap Orientasi
Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan hal-hal yang
harus dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran ini. Kegiatan awal
seharusnya mampu menggugah dan menumbuhkan minat dan semangat belajar.
B. Tahap Pelacakan
Tahapan saat guru mencoba mencari tahu melalui dialog dan tanya jawab
mengenai pemahaman, pengalaman dan kemampuan dasar peserta didik akan
persoalan yang akan dibahas. Pada tahap ini, guru mengajak siswa mengingat
kembali materi kesebangunan pada segitiga melalui ilustrasi gambar. Pada tahap ini
pendekatan scientific yang muncul adalah mengamati.
16
C. Tahap Konfrontasi
Guru harus mengonfrontasikan atau menyajikan persoalan pokok yang harus
dipecahkan peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
D. Tahap Inkuiri
Peserta didik mengerahkan segenap pengetahuan, pemahaman dan
pengalamannya untuk memecahkan persoalan yang disajikan guru. Di tahap ini
muncullah proses menanya, mengumpulkan informasi, dan menalar siswa, serta
langkah mempelajari konsep suatu materi pada metode mind mapping.
Selanjutnya, Siswa akan menentukan ide pokok dan menjawab permasalahan yang
diberikan dengan bantuan mind mapping, berarti siswa menentukan ide-ide pokok
dan membuat peta pikiran yang merupakan langkah pada metode mind mapping.
E. Tahap Akomodasi
Tahap pembentukan pengetahuan baru, karena ditahap ini peserta didik mulai
menyimpulkan dan mengakomodir pengetahuan beserta dengan kata-kata
kuncinya. Sebelum memasuki tahap ini, siswa terlebih dahulu mempresentasikan
hasil mind mapping yang telah dibuat oleh kelompoknya yang merupakan
langkah terakhir pada metode mind mapping, serta proses membentuk jejaring
pada pendekatan scientific.
F. Tahap Transfer
Tahapan saat guru menyajikan masalah baru yang sepadan dengan masalah yang
telah diberikan sebelumnya seperti penugasan, PR, maupun proyek dengan
maksud agar peserta didik mampu mentransfer kemampuan berpikirnya untuk
memecahkan masalah-masalah baru.
Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m.
Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar.
17
Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah
bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan
senyum, Ayahnya menjawab 8 m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya
membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda
ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan
panjang bayangan tiang bendera, yaitu 3 m dan 15 m. Tetapi dia tidak dapat
mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti
pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur bayangan
kamu sendiri?.
Dimana:
AB = tinggi tiang bendera (8 m)
BC = panjang bayangan tiang (15 m)
DE = tinggi pak Yahya (1,6 m)
EC = panjang bayangan pak Yahya (3 m)
FG = tinggi Dani (1,2 m)
GC = panjang bayangan Dani
Siswa diharapkan dapat mencari definisi dari sinus, cosinus, tangen, cotangen,
secan, dan cosecan dari suatu sudut segitiga siku-siku dengan cara seperti berikut
ini:
Berdasarkan gambar segitiga di atas terdapat tiga segitiga, yaitu ∆ABC, ∆DEC, dan
∆FGC sebagai berikut.
18
Karena ∆ABC, ∆DEC, dan ∆FGC adalah sebangun, maka berlaku:
FG GC 1,2 f
= = = , sehingga diperoleh f= 2,25
DC EC 1,6 3
Dengan menggunakan Teorema Phytagoras diperoleh nilai FC = g = √ 6,5025 =
2,55
Berdasarkan kesebangunan ∆ABC, ∆DEC, dan ∆FGC diperoleh perbandingan
sebagai berikut.
FG DE AB 1,2 1,6 8 sisi didepan sudut
a. = = = = = = = 0,47
FC DC AC 2,55 3,4 17 sisi miring segitiga
8
Perbandingan ini disebut sinus sudut C, ditulis sin x0 atau sin C =
17
19
BAB III
PEMBAHASAN
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan suatu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik melalui
pengalamannya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan anak
untuk memecahkan masalah sosial adalah sasaran teknik dari model pembelajaran ini,
dengan cara menyesuaikan pada tahapan perkembangan anaknya masing-masing
Metode mind mapping merupakan suatu metode dalam pembelajaran dimana siswa
dapat mengoptimalisasikan kedua fungsi belahan otak melalui catatan yang menarik
sehingga dapat menyimpan suatu ingatan dalam memori jangka panjang. Metode mind
mapping di kembangkan bertujuan untuk menjadikan siswa yang diajarkan secara
mandiri dapat memahami konsep yang diberikan dengan mengoptimalkan penggunaan
otak kanan dan otak kiri.
Kedua gambar diatas memiliki bentuk yang sama, namun ukurannya berbeda.
Dari gambar di atas guru memberikan ilustrasi dengan memberikan ukuran dari
setiap sisi pada gambar,sebagai berikut:
G 2cm H M
C 1cm D ? 3cm
21
2cm 1c m O
A B E F K N L
1cm ?
Dari ilustrasi diatas, siswa diberi pertanyaan: Bagaimana cara mendapatkan
panjang EG pada persegi panjang dan panjang KL pada segitiga ?
Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk mengingat materi kesebangunan.
Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m.
Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar.
Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah
bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan
senyum, Ayahnya menjawab 8 m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya
membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda
ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan
panjang bayangan tiang bendera, yaitu 3 m dan 15 m. Tetapi dia tidak dapat
mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti
pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur bayangan
kamu sendiri?.
Setelah semua peserta didik berada pada kelompoknya, guru akan membagikan
kertas HVS kepada setiap kelompok. Guru akan menginstruksikan kepada setiap
kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat dalam LKS dan
membuat mind mapping untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
membuat langkah-langkahnya.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari, maka guru memberikan kuis dengan satu pertanyaan yang
berkaitan dengan sub materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
Pada akhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
ingin bertanya mengenai sub materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku, sehingga nantinya peserta didik dapat mengikuti materi selanjutnya dengan
maksimal.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan suatu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik
melalui pengalamannya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Model
pembelajaran ini bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya
tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana peserta didik dapat mengembangkan
gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Sasaran
akhirnya adalah kemampuan peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan
sesuai dengan taraf perkembangannya.
Metode mind mapping merupakan metode pembelajaran yang memadukan
fungsi kinerja kedua belahan otak manusia dengan cara memetakan pikiran untuk
memudahkan dalam mengingat informasi yang diterima dalam jangka waktu yang
lama. Belahan otak kiri menjadi aktif ketika otak harus berurusan dengan logika,
daftar, garis, kata, angka, dan analisis. Sementara itu belahan otak kanan menjadi
aktif pada saat otak berurusan dengan irama, warna, citra (imajinasi), angan-angan,
dan “melihat gambaran secara menyeluruh”.
Penyelarasan fungsi kedua belahan otak ini, dapat menarik perhatian dan
motivasi siswa untuk belajar dan memahami konsep-konsep dalam matematika.
Mind map terdiri dari kata-kata, warna, garis, dan gambar. Secara singkat metode
mind mapping meliputi tahap (1) mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2)
menentukan ide-ide pokok, (3) membuat peta pikiran, dan (4) mempresentasikan
didepan kelas.
4.2 Saran
1. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir dengan metode mind mapping sebagai alternatif ataupun
variasi dari model dan metode pembelajaran yang digunakan, guna menarik
motivasi siswa untuk belajar matematika dan mebentuk pemahaman pada
26
peserta didik dengan cara menganalisis dan menkontruksi pengalaman yang
dimilikinya.
2. Bagi calon guru, makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran
untuk di praktekkan dilapangan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Biktimirov, Ernest.2006. “Show Them The Money: Using Mind Mapping In The
Introductory Finance Course “. Journal of financial education, No. 32 Fall: 72-86
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kamsinah. 2008. “Metode dalam Proses Pembelajaran: Studi Tentang Ragam dan
Implementasinya”. Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 11. No. 1: 101-114
Mestangin & A. Debora. 2009. Penerapan Global Learning dan Mind Mapping dalam
Pembelajaran Matematika sebagai Jaringan Konsep. Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 5 Desember.
28
Pradana, Arya. 2013. ”Cara Mmembuat Mind Map”.
(http://prezi.com/4krwlq4ztsyx/cara-membuat-mind-map/, diakses pada 5
Oktober 2014).
29
LAMPIRAN
(RPP)
Pertemuan ke :1
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
30
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku
peduli lingkungan.
3.15 Memahami konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku
melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi
yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku- siku sebangun.
4.14 Menerapkan perbandingan trigonometri dalam menyelesaikan masalah.
C. INDIKATOR
1. Berpikir kritis, bertanggung jawab, dan terlibat aktif dalam menyelesaikan
masalah pada pembelajaran perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
2. Menjelaskan kembali konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi
yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku- siku sebangun.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku ini, siswa diharapkan dapat terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan mendapat dan
menjawab pertanyaan, serta dapat:
1. Menjelaskan kembali konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi
yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku- siku sebangun.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengingatkan kembali materi kesebangunan pada segitiga melalui gambar
berikut:
31
Kedua gambar diatas memiliki bentuk yang sama, namun ukurannya berbeda.
Dari gambar di atas guru memberikan ilustrasi dengan memberikan ukuran dari
setiap sisi pada gambar,sebagai berikut:
G 2cm H M
C 1cm D ? 3cm
2cm ? 1c m O
A B E F K N N L
1cm N
?
Dari ilustrasi diatas, siswa diberi pertanyaan: Bagaimana cara mendapatkan
panjang EG pada persegi panjang dan panjang KL pada segitiga ?
Jawaban:
32
KN KO 1 1
KL
= KM = KL = 3
1 x KL = 1 x 3
KL = 3 cm
Siswa diberikan suatu masalah: Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah.
Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani.
Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak
yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi
tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8 m. Suatu
sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani
melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan
mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera,
yaitu 3 m dan 15 m. Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya
sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani,
dapatkah kamu mengukur bayangan kamu sendiri?.
Dimana:
AB = tinggi tiang bendera (8 m)
BC = panjang bayangan tiang (15 m)
DE = tinggi pak Yahya (1,6 m)
EC = panjang bayangan pak Yahya (3 m)
33
FG = tinggi Dani (1,2 m)
GC = panjang bayangan Dani
Jawaban:
Berdasarkan gambar segitiga di atas terdapat tiga segitiga, yaitu ∆ABC, ∆DEC,
dan ∆FGC sebagai berikut.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik. Model pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir dengan metode mind mapping, diskusi dan tanya
34
jawab.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
35
berdiri dengan kokoh
4. Guru menyampaikan tujuan 4. Siswa mendengarkan
pembelajaran. penjelasan dari guru
Tahap-2 5. Sebagai apersepsi untuk 5. Siswa berpikir dan
Pelacaka mendorong rasa ingin tahu berusaha untuk mengingat
n dan berpikir kritis, guru konsep yang telah
mengajak siswa mengingat diketahui sebelumnya
kembali materi
kesebangunan pada segitiga
melalui gambar berikut:
Ilustrasi 1
Ilustrasi 2
36
masing-masing kelompok kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Inti 60 menit
1. Guru memberikan salah satu 1. Siswa memperhatikan
contoh mind mapping dan penjelasan dari guru
menjelaskan langkah-
langkah pembuatan mind
mapping.
Langka 2. Guru memberikan LKS 2. Siswa mengamati LKS
h-1 (Lembar Kerja Siswa) yang diberikan guru. Siswa
Mempel kepada tiap kelompok akan diberikan suatu
ajari permasalahan yang
konsep nantinya dapat menggiring
Tahap- siswa untuk menemukan
3&4 definisi sinus, kosinus, dan
Konfront tangen pada segitiga siku-
asi & siku (menanya dan menalar)
Inkuiri
Langka 3. Guru memperhatikan dan 3. Siswa menentukan ide
h-2 & 3 mendorong siswa untuk pokok dan menjawab
Menentu berpartisipasi dalam diskusi, permasalahan yang
kan ide dan membimbing siswa diberikan dengan bantuan
pokok mind mappig
dan
membua
t mind
mapping
4. Guru menginstruksikan siswa 4. Siswa menuliskan
untuk menuliskan kesimpulan berdasarkan
kesimpulan definisi sinus, mind mapping yang telah
kosinus, dan tangen pada dibuat
segitiga siku-siku
37
Langka 5. Guru menunjuk dua 5. Siswa memperhatikan dan
h-4 kelompok untuk menanggapi apa yang
Mempre mempresentasikan mind dipresentasikan oleh
sentasika mappingnya di depan kelas. temannya. (membentuk
n mind jejaring)
mapping
6. Guru mengumpulkan semua 6. Siswa mengumpulkan
laporan kelompok laporan kelompoknya
7. Guru memberikan kuis yang 7. Siswa mengerjakan kuis.
terdiri dari 1 soal untuk
dikerjakan tiap siswa dan
dikumpulkan.
Penutup 10 menit
Tahap-5 1. Dengan bantuan mind 1. Siswa membacakan definisi
Akomod mapping, guru menyajikan relasi yang bersifat
asi kesimpulan definisi sinus, antisimetris dan ekuivalensi
kosinus, dan tangen pada bersama-sama
segitiga siku-siku.
2. Guru mengumumkan 2. Siswa mendengarkan
kelompok dengan mind pengumuman dari guru
mapping terbaik yang
nantinya akan dipajang di
kelas
Tahap-6 3. Guru memberikan penugasan 3. Siswa mendengarkan
Transfer berupa Pekerjaan Rumah penjelasan guru
(PR) pada uji kompetensi 8.2
nomor 3 sampai 7
4. Guru mengakhiri kegiatan 4. Siswa menyimak penjelasan
belajar dengan mengingatkan dan pesan dari guru
kepada siswa untuk terus
belajar mengingatkan kepada
siswa untuk terus belajar dan
memberikan pesan moral
38
“Belajar adalah investasi
tercerdas yang bisa anak-
anak lakukan. Karena
investasi akan kembali
dengan jumlah yang ratusan
bahkan ribuan kali lebih
besar dari sebelumnya”
5. Guru menginformasikan 5. Siswa menyimak informasi
kegiatan pembelajaran untuk dari guru
pertemuan berikutnya yaitu
yaitu nilai perbandingan
trigonometri di berbagai
kuadran.
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian : pengamatan dan tes tertulis (kuis)
2. Prosedur penilaian
39
2. Pengetahuan
Menjelaskan kembali konsep Tes tertulis Penyelesaian
perbandingan trigonometri pada (kuis) tugas individu
segitiga siku-siku
3. Keterampilan
Dapat membuat mind maping Pengamatan Selama proses
dengan kreatif dan optimal dengan lembar diskusi kelompok
pengamatan
4
Q
b) Q 6
P R
10
2. Diketahui suatu segitiga siku-siku, dengan nilai sinus salah satu sudut
√3
lancipnya adalah . Tentukanlah nilai kosinus dan tangen sudut
2
tersebut!
Kunci Jawaban
QR PQ QR
1. a) Sin P = Cos P = Tan P =
RP RP PQ
4 8
RP2 = PQ2 + QR2 Cos P = Tan P =
4 √5 4
40
√5
= 42 + 8 2 Cos P = Tan P = 2
5
= 16 + 64
= 80
RP = 4√ 5
8
Sin P =
4 √5
2√5
Sin P =
5
QR PQ QR
b) Sin P = Cos P = Tan P =
RP RP PQ
8 6
PQ2 = PR2 - QR2 Cos P = Tan P =
10 8
= 102 - 62 Cos P = 0,8 Tan P = 0,75
= 100 - 36
= 64
PQ = 8
6
Sin P =
10
Sin P = 0,6
A B
√3
Misalkan Sin B = , maka :
2
1 √3
AB2 = BC2 - AC2 Cos B = Tan B =
2 1
= 22 –( √ 3)2 Cos B = 0,5 Tan B = √ 3
=4-3
=1
AB = 1
41
Rubrik Penilaian Kuis
42
tangennya saja
Tidak tahu sama sekali 0
Total Skor 100
43
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas :X
Kelompok :
Nama : 1. ……………………
2. ……………………
3. …………………….
4. …………………….
5. …………………….
Petunjuk kerja :
Amatilah permasalahan di bawah ini dan jawab sesuai dengan pertanyaan melalui
diskusi kelompok !
Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m. Dia
mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi
badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya
kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya
menjawab 8 m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di
lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan
mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 3 m
44
dan 15 m. Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena
bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu
mengukur bayangan kamu sendiri?.
Pemecahan Masalah:
Amatilah ilustrasi di bawah ini!. Ilustrasi ini merupakan model tiang bendera, ayah
Dani, dan Dani.
. . . Selamat bekerja . . .
45
PEMBAHASAN OLEH PARA PEMBAHAS
1. Tolong diperhatikan penulisan Anda, karena masih ada beberapa penulisan yang
tidak sesuai.
2. Pada landasan teori, saya menemukan nama penulis Mestangin, namun di bagian
lain yang ditulis adalah Mustangin. Tolong diklarifikasi nama yang benar yang
mana?
3. Jelaskan karakteristik materi untuk metode mind mapping?
4. Salah satu tahapan metode mind mapping adalah menentukan ide-ide pokok.
Bagaimana teknis penentuan ide-ide pokok tersebut?
46
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
(Swadarma, 2013:73)
47
BAB II
LANDASAN TEORI
48
BAB II
LANDASAN TEORI
49
BAB II
LANDASAN TEORI
50
BAB II
LANDASAN TEORI
51
BAB II
LANDASAN TEORI
52
BAB II
LANDASAN TEORI
53
BAB II
LANDASAN TEORI
Swadarma (2013:5,3)
54
BAB II
LANDASAN TEORI
(Mustangin, 2009:297).
55
BAB II
LANDASAN TEORI
56
BAB II
LANDASAN TEORI
(Biktimirov, 2006:75)
57
BAB II
LANDASAN TEORI
58
BAB II
LANDASAN TEORI
(Mustangin, 2009:303).
59
BAB II
LANDASAN TEORI
60
BAB II
LANDASAN TEORI
61
62