Disusun oleh :
Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa
mengalami gejala berupa:
a) Lemas dan cepat lelah
b) Sakit kepala dan pusing
c) Kulit terlihat pucat atau kekuningan
d) Detak jantung tidak teratur
e) Napas pendek
f) Nyeri dada
g) Dingin di tangan dan kaki
2.Leukemia
Leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah
putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.Sel darah putih
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang.
Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan
mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
Ciri-Ciri Leukemia
a) Demam dan menggigil.
b) Tubuh terasa lelah.
Gejala leukimia
a) Sakit kepala hebat
b) Mual dan muntah
c) Nyeri tulang, Linglung, dan Kejang.
Penyebab Leukemia
Penyakit leukemia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh dan tumbuh
secara tidak terkendali. Faktor risiko dapat meliputi:
Jenis Leukemia
Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia terbagi menjadi empat jenis
utama, yaitu:
a. Leukemia limfoblastik akut
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut terjadi
ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit
yang belum matang atau limfoblas.
b. Leukemia limfositik kronis
Chronic lymphocytic leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis terjadi
ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi limfosit yang tidak normal
dan secara perlahan menyebabkan kanker.
c. Leukemia mieloblastik akut
Acute myeloblastic leukemia (AML) atau leukemia mieloblastik akut terjadi
ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel mieloid yang tidak matang
atau mieloblas.
d. Leukemia mielositik kronis
Chronic myelocytic leukemia (CML) atau leukemia mielositik kronis terjadi
ketika sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel mieloid yang matang.
Selain keempat jenis leukemia di atas, ada beberapa jenis leukemia lain yang jarang
terjadi, di antaranya:
a) Leukemia sel rambut (hairy cell leukemia).
b) Leukemia mielomonositik kronis (chronic myelomonocytic leukemia).
c) Leukemia promielositik akut (promyelocytic acute leukemia).
d) Leukemia limfositik granular besar (large granular lymphocytic leukemia).
e) Juvenile myelomonocytic leukemia, yaitu jenis leukemia mielomonositik yang
menyerang anak usia di bawah 6 tahun.
3.Hemofilia
Gejala Hemofilia
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit berhenti atau berlangsung lebih
lama, termasuk perdarahan pada hidung (mimisan), otot, gusi, atau sendi. Tingkat
keparahan perdarahan tergantung dari jumlah faktor pembeku dalam darah.
1. Pada hemofilia ringan, jumlah faktor pembekuan berkisar antara 5-50%. Gejala berupa
perdarahan berkepanjangan baru muncul saat penderita mengalami luka atau pasca
prosedur medis, seperti operasi.
2. Pada hemofilia sedang, jumlah faktor pembekuan berkisar antara 1-5%. Gejala yang
dapat muncul meliputi:
a) Kulit mudah memar.
b) Perdarahan di area sekitar sendi.
c) Kesemutan dan nyeri ringan pada lutut, siku dan pergelangan kaki.
3. Pada hemofilia hemofilia berat dengan jumlah faktor pembekuan kurang dari 1%.
Penderita biasanya sering mengalami perdarahan secara spontan, seperti gusi
berdarah, mimisan, atau perdarahan sendi dan otot tanpa sebab yang jelas. Gejala
perdarahan yang perlu diwaspadai adalah perdarahan di dalam tengkorak kepala
(perdarahan intracranial)
Penyebab Hemofilia
Proses pembekuan darah membutuhkan unsur-unsur dalam darah, seperti platelet dan
protein plasma darah.Di dalam kasus hemofilia, terdapat mutasi gen yang menyebabkan
tubuh kekurangan faktor pembekuan tertentu dalam darah. Penyebab hemofilia A adalah
mutasi gen yang terjadi pada faktor pembekuan VII Sedangkan hemofilia B disebabkan
oleh mutasi yang terjadi pada faktor pembekuan IX (9) dalam darah.
Mutasi gen pada hemofilia A dan B terjadi pada kromoson X dan bisa diturunkan dari
ayah, ibu, atau kedua orang tua.
1.Aterosklerosis
Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah
arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini merupakan
penyebab umum penyakit jantung koroner (atherosclerosis heart disease). Pada awalnya,
aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika aliran darah ke organ
atau jaringan terhambat. Penumpukan plak hingga menimbulkan gejala bisa memakan
waktu hingga bertahun-tahun.
5. Penyebab Aterosklerosis
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat
terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri dapat disebabkan oleh:
a) Kolesterol dan Tekanan darah yang tinggi.
b) Diabetes dan Obesitas.
c) Peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus.
d) Kebiasaan merokok.
2.Arteriosklerosis
Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah arteri yang membawa darah dari
jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Kondisi ini tidak normal karena pembuluh
darah yang sehat seharusnya bersifat lentur, fleksibel, dan elastis. Arteriosklerosis
menyebabkan aliran darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi dari jantung menuju
berbagai jaringan tubuh menjadi terganggu. Aterosklerosis dan arteriolosklerosis
merupakan turunan dari arteriosklerosis, sehingga gejala dan pengobatan ketiganya tidak
jauh berbeda. Ketiganya sama-sama terjadi di pembuluh darah arteri.
Gejala Arteriosklerosis
a) Mati rasa di tangan atau kaki, sulit berbicara, penglihatan terganggu, dan otot
wajah melemah atau bahkan lumpuh, jika penyumbatan terjadi di arteri yang
menuju ke otak.
b) Muncul rasa nyeri di dada yang disebut angina, jika penyumbatan terjadi di
arteri yang menuju ke jantung.
c) Kaki terasa nyeri ketika berjalan, jika penyumbatan terjadi di arteri yang
menuju ke tungkai dan kaki.
d) Tekanan darah tinggi hingga gagal ginjal, jika penyumbatan terjadi di arteri
yang menuju ke ginjal.
Penyebab Arteriosklerosis
Arteriosklerosis disebabkan oleh pengerasan dinding arteri. Hal ini bisa terjadi karena
penumpukkan lemak di lapisan dalam arteri (aterosklerosis) atau karena penebalan otot
dinding arteri akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Ketika lapisan dalam arteri rusak,
sel darah dan lainnya akan menggumpal di area yang rusak. Lama kelamaan, plak yang
terbentuk dari kolesterol juga akan menumpuk dan mengeras di area yang rusak. Risiko
arteriosklerosis bisa meningkat karena beberapa hal berikut ini:
a) Sering merokok dan jarang berolahraga.
b) Obesitas dan melakukan diet yang tidak sehat.
c) Tekanan darah dan kolesterol tinggi.
d) Stres dan mengonsumsi alkohol berlebihan.
e) Kurang asupan nutrisi dari buah dan sayur.
3.Aneurisma Otak
Aneurisma otak adalah pembesaran pembuluh darah pada otak akibat dinding pembuluh
darah yang lemah. Saat aliran darah menekan dinding pembuluh darah, pembuluh darah
akan menggembung seperti balon. Kondisi ini dapat berkembang menjadi sangat serius
ketika aneurisma otak pecah dan terjadi perdarahan subarachnoid.
Aneurisma otak merupakan penyakit yang tergolong serius karena dapat menimbulkan
kerusakan otak atau bahkan kematian. Siapa pun bisa mengalami aneurisma otak.
Namun, kondisi ini umumnya diderita oleh wanita berusia di atas 40 tahun.
Patofisiologi Aneurisma
Selain itu, interaksi dari banyak factor lain dapat menjadi predisposisi
pembentukananeurisma pada dinding aorta. Aliran turbulen pada daerah bifurkasio dapat
ikutmeningkatkaninsiden aneurisma ditempat tempat tertentu. Suplai darah ke pembuluh
darahmelalui vasa vasorum diduga dapat terganggu pada usia lanjut, memperlemah
tunika mediadan menjadi factor predisposisi terbentuknya aneurisma. Apapun
penyebabnya perkembangan aneurisma selalu progresif. Tegangan atau tekanan pada din
ding berkaitanlangsung dengan radius pembuluh darah dan tekanan intra arteri. Dengan
melebarnya dan bertambahnya radiuspembuluh
darah tekanan dinding juga meningkat sehinggamenyebabkan dilatasi pembuluh darah
1. Aritmia
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa
merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.Sebenarnya
aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun bila terjadi terus
menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada organ jantung.
Ada beberapa jenis aritmia yang paling sering dijumpai, yaitu:
a) Atrial fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dan tidak
teratur.
b) AV blok, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat.
a) Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, terdapat beberapa faktor yang
meningkatkan seseorang untuk terkena penyakit aritmia. Berikut ini adalah
beberapa faktor risiko tersebut, yaitu:
b) Pengunaan narkoba atau zat-zat tertentu. Seseorang berisiko mengidap aritmia
jika menggunakan narkoba atau zat zat lainnya. Hal ini karena kerja jantung
bisa terpengaruh, terutama penggunaan narkoba jenis amfetamin dan kokain.
c) Konsumsi alkohol yang berlebihan. Risiko seseorang untuk mengidap aritmia
juga meningkat jika mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Hal tersebut
timbul karena pengaruh dari impuls listrik di jantung.
d) Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Beragam jenis obat dapat menyebabkan
efek samping tertentu, salah satunya adalah penyakit aritmia. Bahkan, dari
obat-obatan untuk penyakit ringan, seperti obat batuk dan pilek, juga dapat
menyebabkan kelainan pada irama jantung ini terjadi.
e) Merokok dan mengonsumsi kafein berlebihan. Baik merokok dan
mengonsumsi kafein jika dilakukan secara berlebihan, maka meningkatkan
risiko seseorang untuk mengidap aritmia. Hal ini dikarenakan merokok dan
kafein menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat.
Gejala Aritmia
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga kadang tidak disadari oleh
penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul antara lain:
a) Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia)
b) Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia)
c) Pusing
d) Pingsan
e) Cepat lelah
f) Sesak napas
g) Nyeri dada
Perlu diketahui, seseorang yang mengalami gejala di atas belum tentu mengalami aritmia.
Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter diperlukan agar dapat diketahui apa yang
memicu gejala tersebut.
Penyebab Aritmia
Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja
dengan baik. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini:
a) Konsumsi obat pilek atau obat alergi
b) Sleep apnea
c) Hipertensi
d) Diabetes
e) Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium.
f) Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
g) Kelainan katup jantung
h) Penyakit jantung bawaan
i) Penyakit jantung koroner
j) Serangan jantung
Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:
a) Tidak dapat mengelola stres dengan baik
b) Kurang tidur
c) Merokok
d) Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
e) Penyalahgunaan NAPZA
GANGGUAN ACUTE
1.Miokard infark
Infark Miokard adalah kerusakan otot jantung pada bagian tertentu yang
menetap akibat kurangnya pasokan aliran darah yang kaya oksigen. Otot-otot jantung
yang sudah mati tersebut tidak dapat berfungsi seperti semula. Dalam istilah sehari-hari,
Infark Miokard (Myocard Infarction) sering disebut juga serangan jantung. Infark
miokard sendiri dalam istilah medis berarti ada kerusakan jaringan otot jantung menetap
karena kurangnya pasokan oksigen. Ketika otot-otot jantung rusak maka tidak dapat
kembali ke fungsi semula, dan kemampuan jantung untuk memompa darah menjadi
berkurang.
a) Merokok
b) Hiperkolessterolemia (kadar kolesterol darah diatas normal)
c) Penyakit diabetes mellitus
d) Hipertensi
e) Obesitas
f) Stress
g) Kurang berolahraga
i) Kecanduan alcohol
j) Dan sebagainya
a) Lemas
b) Rasa tidak nyaman di dada
c) Gelisah
d) Nafas pendek-pendek
e) Mual
f) Pusing
Pada saat terjadi serangan jantung, rasa nyeri di dada sangat khas dengan karakteristik
sebagai berikut :
c) Sensasi dada seperti tertekan, sakit, panas atau terbakar, dan tertusuk-tusuk
Penegakan Diagnosis
Pada saat pasien mengalami serangan jantung, pasien akan merasa sangat kesakitan
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan anamnesa untuk mengetahui riwayat
penyakitnya. Dokter dapat melakukan anamnesis singkat ke keluarga pasien, kemudian
melakukan pertolongan pertama untuk menstabilkan kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan
yang dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnose antara lain :
2.Angina Pektoris
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner. Angin duduk atau angina
pectoris terjadi saat otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup karena pembuluh
darah arteri pada jantung menyempit atau tersumbat.Angina pectoris ini bisa terjadi kapan saja
dan pada siapa saja. Nyeri akibat angina pectoris ini sering disalahartikan sebagai gejala dari
kondisi lain, seperti naiknya asam lambung dan peradangan pada paru-paru.
Gejala Angina Pectoris
Angina pectoris ditandai dengan nyeri dada seperti tertindih, terbakar, tertusuk ataupun
terasa penuh. Rasa sakitnya dapat menjalar ke lengan, bahu, punggung, leher, dan rahang.
Gejala lain yang dapat menyertai rasa nyeri tersebut antara lain:
a) Keringat yang muncul berlebihan, meski cuaca tidak panas.
b) Mual.
c) Lelah.
d) Pusing.
e) Sesak napas.
Sementara itu, faktor risiko yang dapat memicu terjadinya sindrom koroner akut antara
lain:
a) Orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
b) Menderita tekanan darah tinggi.
c) Kadar kolosterol dalam darah yang tinggi.
d) Merokok.
e) Mengonsumsi menu makanan tidak sehat.
f) Obesitas atau kelebihan berat badan.
g) Menderita diabetes.
h) Riwayat keluarga dengan sakit dada, penyakit jantung atau stroke.
i) Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, seperti:
a) Lanjut usia
b) Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
c) Memiliki kebiasaan merokok
d) Jarang berolahraga.
Gejala Hipertensi
Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa gejala,
sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa muncul bila
tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan, antara lain:
a) Sakit kepala
b) Lemas
c) Masalah dalam penglihatan
d) Nyeri dada
e) Sesak napas
f) Aritmia
g) Adanya darah dalam urine
Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh
berbagai kondisi seperti:
a) Penyakit ginjal
b) Kehamilan
c) Penyakit kelenjar tiroid
d) Tumor kelenjar adrenal
e) Kelainan bawaan pada pembuluh darah
f) Kecanduan alkohol
g) Penyalahgunaan NAPZA
h) Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
i) Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa sakit, obat
batuk pilek, atau pil KB.
Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hipertensi, antara lain:
a) Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin
besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada
wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
b) Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki
riwayat darah tinggi
c) Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang
dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
d) Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan
yang mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium
dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam
pembuluh darah.
e) Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan
meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan
peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.
f) Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit,
yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.
5.Gagal Jantung
Heart failure atau gagal jantung adalah kondisi saat pompa jantung melemah,
sehingga tidak mampu mengalirkan darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga
dikenal dengan istilah gagal jantung kongestif. Gagal jantung dapat disebabkan oleh
hipertensi, anemia, dan penyakit jantung.
Gejala Gagal Jantung
Gejala utama yang dialami penderita gagal jantung adalah:
a) Sesak napas
b) Cepat merasa lelah
c) Pembengkakan pada tungkai
Selain itu, ada beberapa gejala lain yang dapat muncul, seperti:
a) Batuk terus-menerus dan memburuk pada malam hari
b) Berat badan naik atau turun secara drastis
c) Cemas
d) Gelisah
e) Nafsu makan berkurang
f) Perut kembung
Gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan
selama hitungan minggu atau bulan (kronis). Segera hubungi dokter atau pergi ke rumah
sakit terdekat, jika gejala yang dirasakan bertambah buruk atau muncul kondisi sebagai
berikut:
a) Nyeri dada.
b) Lemas, seperti ingin pingsan.
c) Jantung berdebar.
d) Batuk yang disertai lendir berwarna merah muda.
e) Sesak napas yang tidak mereda dengan istirahat.
Pada gagal jantung ringan, umumnya gejala tidak dirasakan dan penderita dapat
menjalani aktivitas seperti biasa. Namun pada gagal jantung yang parah, gejala akan
muncul saat penderita beraktivitas atau bahkan ketika sedang beristirahat.
Penyebab Gagal Jantung
Banyak kondisi atau penyakit yang dapat menjadi penyebab gagal jantung, antara lain:
a) Penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab gagal
jantung yang paling sering. Penyakit ini terjadi akibat penyempitan pada
pembuluh darah yang memasok darah ke jantung.
b) Hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa dan
mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sehingga menimbulkan penebalan otot
jantung. Jika dibiarkan, otot jantung akan melemah dan jantung tidak lagi mampu
memompa darah secara efektif.
c) Diabetes. Selain penderita diabetes rentan terkena penyakit jantung koroner yang
merupakan penyebab utama gagal jantung, gula darah yang tinggi juga dapat
merusak jantung.
d) Kelainan atau kerusakan otot jantung (kardiomiopati). Otot jantung memiliki
peran penting dalam memompa darah. Jika otot jantung mengalami kerusakan
atau kelainan, maka pemompaan darah juga akan terganggu.
e) Radang otot jantung (miokarditis). Peradangan pada otot jantung menyebabkan
otot jantung tidak bekerja secara maksimal dalam memompa darah ke seluruh
tubuh. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus.
f) Penyakit katup jantung. Katup jantung berfungsi mengatur aliran darah di
dalam jantung, sehingga jantung bisa memompa darah dengan efektif. Jika katup
jantung rusak, aliran darah akan terganggu. Kondisi ini akan menyebabkan
peningkatan beban kerja otot jantung.
g) Gangguan irama jantung (aritmia). Kondisi ini dapat menyebabkan detak
jantung menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat, dan tidak teratur. Aritmia
membuat kerja jantung menjadi tidak efektif. Lama kelamaan, kondisi ini akan
mengubah struktur jantung dan akhirnya menimbulkan gagal jantung.
h) Penyakit jantung bawaan. Sebagian bayi terlahir dengan sekat ruang jantung
atau katup jantung yang tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan bagian jantung
yang sehat harus bekerja lebih keras dalam memompa darah, dan berpotensi
menimbulkan gagal jantung.
i) Kadar hormon tiroid yang tinggi (hipertiroidisme). Tingginya kadar hormon
tiroid di dalam darah akan meningkatkan denyut jantung, sehingga membuat
jantung bekerja ekstra. Lama kelamaan, jantung akan menjadi lelah dan gagal
berfungsi.
j) Anemia atau kurang darah. Seseorang yang menderita anemia kekurangan alat
transportasi dalam darah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Alat
transportasi ini disebut hemoglobin (Hb). Kondisi ini akan membuat jantung
bekerja lebih keras untuk mempercepat aliran darah, sehingga kebutuhan oksigen
dalam tubuh tetap terpenuhi. Hal inilah yang memicu terjadinya gagal jantung,
akibat kelelahan pada otot jantung.
Selain sejumlah penyakit di atas, ada beberapa hal yang juga membuat seseorang lebih
berisiko mengalami gagal jantung, yaitu:
a) Memiliki berat badan berlebih.
b) Memiliki kebiasaan merokok.
c) Hobi mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol.
d) Kurang olahraga.
e) Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Pada sebagian kasus, gejala bisa tidak terlihat pada waktu bayi lahir, dan baru muncul
saat mencapai usia remaja atau menjelang dewasa
Faktor :
Penyebab PPOK :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
Gejala PPOK :
a. Sesak napas
c. Batuk kronik
d. Mudah lelah
e. Penurunan berat badan
Diagnosis PPOK :
b. X-ray
c. CT-Scan
Pengobatan PPOK :
a. Berhenti merokok
b. Pemberian obat-obatan
c. Terapi paru-paru
d. Operasi
Pencegahan PPOK :
a. Berhenti merokok
2. Hiperventilasi : Kondisi saat Anda mungkin akan lebih banyak mengeluarkan karbon
dioksida daripada menghirupnya.
Penyebab Hiperventilasi :
a. Perdarahan
d. Kehamilan
f. Sakit jantung
Gejala Hiperventilasi :
Pengobatan Hiperventilasi :
a. Pengobatan rumahan
b. Menurunkan stress
c. Akupuntur
d. Obat-obatan
3. Hipoventilasi : Gangguan ketika seseorang bernapas terlalu pendek atau terlalu lambat
sehingga pemenuhan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh terjadi sangat lambat
Gejala Hipoventilasi :
a. Rasa lelah
b. Sering mengantuk
f.
Penanggulangan Hipoventilasi :
a. Ventilasi mekanik
b. Terapi Oksigen
Kondisi kegawatan medis yang terjadi akibat gangguan serius pada sistem
pernapasan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.
Penyebab :
a. Penyakit paru-paru
Gejala :
a. Sesak nafas
b. Nafas cepat
c. Dada berdebar
d. Batuk-batuk
Penanganan :
a. Terapi oksigen
b. . Trakeostomi
c. Ventilasi mekanik
1. Ginjal Akut
b. Kerusakan ginjal
e. Sesak napas
Diagnosis :
b. Pemeriksaan urine
d. Biopsi Ginjal
2. Ginjal Kronik :Kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal.
a. Cuci darah
b. Pemberian obat-obatan
c. Transplantasi ginjal
3. Gangguan Saluran Perkemihan :Kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem kemih,
yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi.
Gejala :
a. Demam
Pencegahan :
a) Berhenti merokok
b) Menjaga berat badan ideal
c) Mengontrol gula darah
d) Menjaga cairan tubuh
e) Minum 8-10 gelas sehari
f) Rutin minum sebelum, saat dan setelah olahraga
g) Batasi minuman berkafein
INFLAMASI
Inflamasi :Kondisi luka tubuh bagian luar seperti pembengkakan atau luka terbuka.
1. .Respon Inflamasi :
Respon inflamasi ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah serta
sekresi cairan dan leukosit di daerah sekitar inflamasi. Akibat respon tersebut
memunculkan gejala area nyeri berwarna kemerahan atau biasa disebtu erythema).
Selama proses inflamasi berlangsung, terdapat 3 hal penting yang terjadi yaitu:
2. Mediator Inflamasi :
Sistem Komplemen :
Pusat dari perkembangan reaksi inflammatory dan salah satu bentuk dari system
imunitas atau pertahanan tubuh.
1. Imunoglobulin-G (IgG)
2. immunoglobulin-M (IgM)
Daftar pustaka
https://www.sehatq.com/penyakit/kelainan-darah
https://www.alodokter.com/anemia
https://www.academia.edu/19637167/Pendekatan_Klinis_dan_Diagnosis_Anemia
https://www.alodokter.com/leukemia
https://www.alodokter.com/hemofilia
https://www.alodokter.com/aterosklerosis
https://www.alodokter.com/arteriosklerosis
https://www.academia.edu/35787393/PATOFISIOLOGI.docx
https://www.alodokter.com/aneurisma-otak
https://www.alodokter.com/aritmiahttps://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-
arrhythmia/diagnosis-treatment/drc-20350674
https://www.honestdocs.id/infark-miokard
https://www.alodokter.com/angina-pektoris
https://www.alodokter.com/sindrom-koroner-akut-kenali-gejala-penyebab-dan-penanganannya
https://www.alodokter.com/hipertensi
https://www.alodokter.com/gagal-jantung/penyebab
https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-bawaan
https://www.alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis
https://www.honestdocs.id/hiperventilasi
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/mengenal-gangguan-hipoventilasi/
https://www.klikdokter.com/penyakit/gagal-napas
https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-akut
https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis
https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih/diagnosis
https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa
https://www.alodokter.com/asidosis-metabolik-dan-respiratorik
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/proses-inflamasi-tubuh/
https://www.academia.edu/24737197/Mediator_inflamasi
http://blog.ub.ac.id/azizah061/2014/09/02/sistem-komplemen/