EKSPERIMEN FISIKA II
Oleh :
Nama : Naufal Nurrofiqi Hafidz J
NIM : 181810201067
Kelompok : A2
Asisten : Alvi Nur Sabrina
Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1 Indeks Bias Gelas dan Akrilik.............................................................3
2.2 Hukum Snellius.....................................................................................3
2.3Peristiwa Terjadinya Indeks Bias........................................................5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN..................................................................7
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................7
3.2 Desain Eksperimen ..............................................................................8
3.2.1 Prosedur Kerja............................................................................9
3.2.2Langkah Kerja...........................................................................10
3.3 Metode Analisis Data.........................................................................12
3.3.1 Skala Pengukuran.....................................................................12
3.3.2 Tabel........................................................................................12
3.3.3Grafik........................................................................................13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………14
4.1 Hasil……………………………………………………………………14
4.2 Pembahasan……………………………………………………………17
BAB 5. PENUTUP……………………………………………………………..18
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….18
5.2 Saran……………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................…...19
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Sudut Dengan Jumlah Frinji Pada Indeks
Bias Gelas………………………………………………………………………..14
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Sudut Dengan Jumlah Frinji Pada Indeks
Bias Akrilik………………………………………………………………………15
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
indeks bias suatu medium sangat penting untuk menentukan karakteristik suatu
benda. Penentuan nilai indeks bias dengan menggunakan interferometer ini
banyak digunakan sebagai karakteristik benda yang banyak dipakai dalam
bidangoptika untuk menentukan kualitas, khususnya perusahaan-perusahaan kaca,
acryglass, akrilik, plastik, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam eksperimen Indeks Bias dan
Akrilik adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi besar sudut (θ)terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan?
2. Bagaimana grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ)?
3. Bagaimana perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur?
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dalam eksperimen Indeks Bias dan Akrilik adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahuipengaruh variasi besar sudut (θ)terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan.
2. Mengetahuigrafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ).
3. Mengetahui perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menentukan indeks bias
gelas dan akrilik juga dapat membandingkan hasil praktikum yang dilakukan
dengan indeks bias sebenarnya.Penentuan nilai indeks bias suatu medium sangat
penting untuk menentukan karakteristik suatu benda. Penentuan nilai indeks bias
dengan menggunakan interferometer ini banyak digunakan sebagai karakteristik
benda yang banyak dipakai dalam bidang optika untuk menentukan kualitas,
khususnya perusahaan-perusahaan kaca, acryglass, akrilik, plastik, dan lain
sebagainya.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
n2= indeks bias medium 2
Hukum Snell jelas bahwa jika n2 > n1, maka θ2> θ1, artinya yaitu jika cahaya
memasuki medium dimana n lebih besar (lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya
dibelokkan menuju normal, sedangkan jika n1 > n2, maka θ1> θ2, maka berkas akan
dibelokkan menjauhi normal.Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama
Willebrord Snell melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut
datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell
yang berbunyi :
Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan
tetap (disebut indeks bias).
Ketika cahaya merambat didalam suatu bahan yang jernih maka kecepatannya
akan turun karena ditentukan oleh karakteristik bahan tersebut yang dinamakan
indeks bias. Indeks bias merupakan nilai perbandingan atau rasio antara kecepatan
cahaya didalam ruang hampa terhadap kecepatan chayadalam suatu bahan, maka
besaran indeks bias tidak memiliki satuan. Indeks bias berperan sebagai factor
pembagi dalam menentukan kecepatan cahaya di dalam suatu bahan, hal ini
berarti bahwa semakin rendah nilai indeks bias maka akan semakin tinggi
kecepatan cahaya di dalam bahan yang terkait. Cahaya yang melewati dua
medium dengan indeks bias yang berbeda akan memngalami penyerapan,
pemantulan atau pembiasan. Saat cahaya dari medium udara melalui medium air
akan terjadi pemisahan cahaya (Bahrudin,2006).
4
Bahwa cahaya merambat lebih lambat pada suatu zat dibandingkan dengan udara
hampa yang dapat dijelaskan pada tingkat atomic akibat serapan dan
penggemukan antara kembali cahaya oleh atom-atom dan molekul-molekul pada
bahan tersebut (Giancoli,2001).
2.3 Peristiwa Terjadinya Indeks Bias Gelas dan Akrilik
Menurut Artoto dan Lutfi (2007), hubungan antara interferensi gelombang
dengan indeks bias dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : Hukum prmantulan
berlaku untuk semua jenis gelombang dan hokum pemantulan tersebut dapat
diturunkan dari persamaan Huygens dimana setiap titik pada bidang gelombang
yang diberikan dapat dianggap sebagai titik dari anak gelombang sekunder.
Hukum pemantulan cahaya menyatakan bahwa sinar datang , garis normal, serta
sinar pantul selalu berada pada bidang yang sama dengan sudut pantul sehingga
dari hokum pemantulan dapat diapresiasi bahwa berkas cahaya yang mengenai
sebuah permukaan rata dan halus maka akan terjadi pemantulan sejajar.
Menurut Zemansky (1991), gelas ketika diputar sebesar θ maka akan
terjadi perubahan lintasan di dalam gelas berupa dg (θ ¿ dan di udara sebesar da (
θ ¿ .Perubahan tersebut menyebabkan adanya pergeseran frinji pada interferometer
Michelson sebanyak N. Pergeseran tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :
2 nu d u ( θ )+ 2n g d g ( θ )
N= (2.3)
λo
Dimana :
N =Jumlah frinji yang terbentuk
nu = indeks bias udara
ng = indeks bias gelas
du = perubahan lintasan udara
dg = perubahan lintasan di dalam gelas
λo = panjang gelombang cahaya dalam vakum
Menurut Zemansky (1991), jika cahaya masuk dari zat optic kurang rapat
ke zat optic yang lebih rapat contohnya udara ke air maka cahaya dibiaskan
mendekati garis norma. Sebaliknya jika cahaya masuk dari zat optic yang lebih
rapat menuju ke zat optic yang kurang rapat contohnya kaca ke udara maka
5
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normaladalah garis yang
tegak lurus dalam bidang batas medium. Seperti pada gambar dibawah ini :
6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
Identifikasi Permasalahan
Kajian Pustaka
Variabel Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis
Kesimpulan
8
Langkah awal untuk melakukan Eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilikyakni dengan mengidentifikasi permasalahan. Kajian pustaka dilakukan
setelah permasalah dalam eksperimen dapat diidentifikasi, serta mengumpulkan
sumber – sumber data. Kajian pustaka dilakukan setelah permasalah dalam
eksperimen dapat diidentifikasi, serta mengumpulkan sumber data. Melalui kajian
pustaka ini, praktikan mengumpulkan sumber-sumber data, dilakukan operasional
pada variabel yang akan digunakan untuk menunjang eksperimen yang akan
dilakukan. Hasil yang diperoleh akan dianalisis berupa angka dan gambar. Hasil
analisis akanmendapatkan kesimpulan berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan.
Variabel yang sering dimunculkan pada penelitian antara lain variabel bebas, variabel
terikat dan variabel kontrol. Variabel – variabel tersebut dapat menjelaskan tentang
data yang ada dalam eksperimen.Variabel bebas merupakan variabel yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang nantinya akan diukur dan dipilih.
Variabel bebas dalam Eksperimen Indek Bias Gelas dan Akrilik adalah perubahan
jumlah frinji (N). Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur dan
menentukan ada tidaknya pengaruh terhadap variabel bebas. Variabel terikat dalam
Eksperimen Indek Bias Gelas dan Akrilik adalah pergeseran sudut putar dalam satuan
θ. Varibel kontrol merupakan variabel yang menyebabkan variabel bebas dan variabel
terikat tetap konstan. Variabel kontrol dalam Eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilik adalah panjang gelombang laser (sumber cahaya).
3.2.1 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilikyaitu:
9
Mulai
Penyusunan Peralatan
Pengukuran
Selesai
10
2. Pointer putar diletakkan diantara beam splitter dan movable mirror (M 1), tegak
lurus terhadap lintasan optik.
Gambar 3.3 Set up percobaan pengukuran indek bias gelas dan akrilik
(Sumber: Tim Penyusun, 2020)
3. Bidang gelas pada magnetik backing diletakkan pada meja putar.
4. Penunjuk diposisikan sehingga tepi nol pada skala vernier searah dengan
angka nol pada skala derajat dalam skala dasar interferometer.
5. Lensa dipindahkan dari depan keluaran laser. Layar pengamatan dipegang
diantara glass plate dengan movable mirror (M 1), jika pada layar nampak satu
titik terang dan beberapa titik sekunder, sudut meja putar diatur sehingga pada
layar hanya tinggal satu titik terang. Kemudian skala pointer diatur kembali.
Atur agar gelas tetap tegak lurus terhadap lintasan optik.
6. Layar pengamatan dan lensa dipindahkan dan diatur seperlunya secara
perlahan agar mendapatkan satu set frinji pada layar.
7. Pointer putar diputar secara perlahan dengan menggerakkan lengan pointer
dari pointer putar. Jumlah frinji yang bergeser saat memutar pointer dihitung.
Skala yang ditunjukkan oleh sudut putar terhadap pergeseran frinji dicatat.
8. Langkah 7 diulangi dengan jumlah frinji yang berbeda.
b. Indek bias akrilik
Langkah 1 sampai langkah 8 dilakukan kembali dengan medium yang berbeda,
yaitu berupa akrilik.
11
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam eksperimen Indeks Bias Gelas dan Akrilik
ini diantaranya adalah :
3.3.1 Skala Pengukuran
Skala penngukuran yang digunakan pada Indeks Bias Gelas dan Akrilik adalah
sebagai berikut:
1. Ralat
( 2 t−N λ0 ) + ( 1−cosθ ) N λ0
n g=
2t (1−θ)
2
π ´ )2 ´ )2
θ ( rad )=θ x
√ Σ ( θn −θ́ )
180 ∆ θ❑ = n ( n−1 ) ∆ ng=
´
√
Σ ( ng−ng
n ( n−1 )
∆ na=
´
√Σ ( na−na
n ( n−1 )
D= |n eksperimen−n referensi
n referensi | x 100%
3.3.2 Tabel
Tabel 3.1 Pergeseran Sudut Putar Berdasarkan Jumlah Frinji
dg
N d́ g
dg1 dg2 dg3
3.3.3 Grafik 12
N
Gambar 3.4 Grafik hubungan jumlah frinji (N) dengan pergeseran sudut putar (θ )
BAB 4. HASIL 13
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum indeks bias gelas dan akrilik adalah
sebagai berikut :
N θ(°) θrata-
No. t (cm)
(Jumla θ1(°) θ2(°) θ3(°) rata(°)
h
1 10 2,6 2,6 2,6 2,60
2 20 4,0 4,0 4,0 4,00
3 30 5,0 5,0 5,0 5,00
4 40 5,8 5,8 5,8 5,80
5 50 6,6 6,6 6,6 6,60
0,567
6 60 7,2 7,5 7,3 7,33
7 70 8,0 8,1 8,0 8,03
8 80 8,4 8,6 8,5 8,50
9 90 9,0 9,2 9,0 9,07
10 100 9,6 9,7 9,5 9,60
Jumlah θ rad
θ rata ng ±
Frinji t (m) ng ∆ng D (%)
θ θ θ - rata ∆ng
(N)
10 0,00567 0,05 0,05 0,05 0,05 1,05
20 0,00567 0,07 0,07 0,07 0,07 1,08
30 0,00567 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
40 0,00567 0,10 0,10 0,10 0,10 1,12
50 0,00567 0,12 0,12 0,12 0,12 1,13 1,14
0,05 ± 25
60 0,00567 0,13 0,13 0,13 0,13 1,15 0,05
70 0,00567 0,14 0,14 0,14 0,14 1,17
80 0,00567 0,15 0,15 0,15 0,15 1,18
90 0,00567 0,16 0,16 0,16 0,16 1,19
100 0,00567 0,17 0,17 0,17 0,17 1,21
RATA
1,14
14 RATA
0.18 12.00
0.16
10.00
0.14
Sudut θ (derajat)
Sudut θ (Radian)
0.12 8.00
0.10
6.00
0.08
0.06 4.00
0.04
2.00
0.02
0.00 0.00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jumlah Frinji (N)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Sudut dengan Jumlah Frinji pada Indeks Bias
Gelas
N θ(°)
θrata-
No. (Jumlah t (cm)
θ1(°) θ2(°) θ3(°) rata(°)
Frinji)
1 10 1,4 1,3 1,3 1,33
2 20 2,1 2,1 2,1 2,10
3 30 2,6 2,6 2,6 2,60
4 40 3,2 3,1 3,2 3,17
5 50 3,6 3,5 3,6 3,57
1,762
6 60 4,0 4,0 4,1 4,03
7 70 4,4 4,4 4,5 4,43
8 80 4,7 4,7 4,7 4,70
9 90 5,0 5,0 5,0 5,00
10 100 5,4 5,3 5,3 5,33
15
Frinji θ rad θ rata - ng ±
t (m) ng D (%)
(N) θ θ θ rata ∆ng ∆ng
10 0,01762 0,02 0,02 0,02 0,02 1,02
20 0,01762 0,04 0,04 0,04 0,04 1,04
30 0,01762 0,05 0,05 0,05 0,05 1,05
40 0,01762 0,06 0,05 0,06 0,06 1,06
50 0,01762 0,06 0,06 0,06 0,06 1,07 1,07 ±
0,03 28
60 0,01762 0,07 0,07 0,07 0,07 1,08 0,03
70 0,01762 0,08 0,08 0,08 0,08 1,09
80 0,01762 0,08 0,08 0,08 0,08 1,09
90 0,01762 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
100 0,01762 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
RATA
RATA 1,07
0.10 6.00
0.09
5.00
0.08
Sudut θ (derajat)
Sudut θ (Radian)
0.07
4.00
0.06
0.05 3.00
0.04
2.00
0.03
0.02
1.00
0.01
0.00 0.00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Sudut dengan jumlah Frinji pada Indeks Bias
Akrilik
4.2 Pembahasan 16
Eksperimen Indeks Bias Gelas Dan Akrilik dilakukan dengan menggunakan
Interferometer Michelson. Eksperimen ini dilakukan dengan pengamatan terhadap
dua variable, yaitu pengamatan terhadap hasil visualisasi pola interferometer dari
jumlah frinji dan perubahan sudut pada indeks bias gelas serta akrilik. Pergeseran
sudut pada masing-masing medium dilakukan dalam orde yang sangat kecil.Dalam
eksperimen ini dibutuhkan ketelitian untuk mengamati gerakan pergeseran frinji
untuk mendapatkan data yang valid. Data eksperimen yang didapatkan menunjukkan
bahwa semakin banyak nilai pergeseran frinji maka akan semakin besar pula nilai
pergeseran sudut yang terjadi. Hal ini menunjukkan hubungan antara nilai frinji
dengan pergeseran sudut berbanding lurus.
Pola serupa juga terjadi pada hubungan antara jumlah frinji dengan nilai
indeks bias yang terbentuk baik pada indeks bias gelas maupun indeks bias akrilikdan
jumlah frinji dengan perubahan lintasan yang teramati. Grafik hubungan antara
jumlah frinji dengan sudut pada kedua eksperimen indeks bias gelas dan indeks bias
akrilik menunjukkan hasil grafik yang linier. Grafik tersebut menunjukkan semakin
banyak nilai frinji maka akan semakin besar pula nilai pergeseran sudut yang terjadi.
Hubungan antara keduanya sebanding.
Hasil eksperimen Indeks Bias Gelas Dan Akrilik yang dilakukan telah sesuai
dengan teori yang ada. Ketika nilai frinji semakin besar maka nilai dari pergeseran
sudut juga akan semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang ada serta
dari hasil pengolahan excel yang telah didapat. Hal yang sama terjadi pada kedua
eksperimen yaitu pada indeks bias gelas dan indeks bias akrilik. Grafik yang
ditunjukkan sesui dengan teori yaitu grafik linier yang menunjukkan hubungan yang
berbanding lurus.
BAB 5. PENUTUP
17
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum indeks bias gelas dan
akrilik adalah sebagai berikut :
5.2 Saran
Eksperimen indeks bias gelas dan akrilik harus dilakukan dengan sangat teliti
pada saat mengamati pola frinji yang terbentuk. Movable mirror (dm) harus hati-hati
ketika melakukan pergeseranya karena dapat mengakibatkan jumlah frinji yang
dihasilkan berbeda. Pengamat harus fokus dalam menghitung frinji-finji yang
didapatkan, serta mampu membaca skala-skala pada micrometer sekrup. Kevalidan
data sangat dipengaruhi oleh kalibrasi awal yang dilakukan, yaitu pengentrian posisi
adjustable mirror, movable mirror, split, dan sumbercahaya yang masuk harus ada
pada posisi sesuai.
DAFTAR
18 ISI
A, Artoto & R, Lutfi. 2007. Optika. Jakarta: Universitas Terbuka
Bahruddin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Bandung: Epsilon Group
19