Anda di halaman 1dari 23

EKSPERIMEN INDEK BIAS GELAS DAN AKRILIK

EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh :
Nama : Naufal Nurrofiqi Hafidz J
NIM : 181810201067
Kelompok : A2
Asisten : Alvi Nur Sabrina

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1 Indeks Bias Gelas dan Akrilik.............................................................3
2.2 Hukum Snellius.....................................................................................3
2.3Peristiwa Terjadinya Indeks Bias........................................................5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN..................................................................7
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................7
3.2 Desain Eksperimen ..............................................................................8
3.2.1 Prosedur Kerja............................................................................9
3.2.2Langkah Kerja...........................................................................10
3.3 Metode Analisis Data.........................................................................12
3.3.1 Skala Pengukuran.....................................................................12
3.3.2 Tabel........................................................................................12
3.3.3Grafik........................................................................................13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………14
4.1 Hasil……………………………………………………………………14
4.2 Pembahasan……………………………………………………………17
BAB 5. PENUTUP……………………………………………………………..18
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….18
5.2 Saran……………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................…...19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Ilustrasi Indeks Bias……………………………………………..5


Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian…………………….7
Gambar3.2 Pemecahan Masalah EksperimenIndeks Bias Gelas dan
Akrilik…………………………………………………………………………….8
Gambar 3.3 Set up percobaan pengukuran indek bias gelas dan akrilik……..9
Gambar 3.4 Grafik hubungan jumlah frinji (N) dengan pergeseran sudut putar (θ)
………………………………………………………………………………..13

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Sudut Dengan Jumlah Frinji Pada Indeks
Bias Gelas………………………………………………………………………..14

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Sudut Dengan Jumlah Frinji Pada Indeks
Bias Akrilik………………………………………………………………………15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Indeks bias medium ……………………………………………….5


Tabel 3.1 Pergeseran Sudut Putar Berdasarkan Jumlah Frinji………………..12
Tabel 4.1 Tabel Indeks Bias Gelas ……………………………………………14
Tabel 4.2 Tabel Indeks Bias Akrilik…………………………………………...15

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indeks bias merupakan perbandingan antara panjang gelombang cahaya


melewati medium pertama dengan panjang gelombang cahaya yang melewati
medium kedua dalam fenomena gelombang cahaya yang melintasi dua medium
yang berbeda. Nilai indeks bias secara sederhana dapat diketahui dari perubahan
lintasan gelombang cahaya yang dapat teramati dari perbandingan anatara niali
sinus sudut datang dengan sinus pada sudut bias. Hukum Snellius menjelaskan
bahwa perubahan posisi lintasan gelombang cahaya tersebut diakibatkan oleh
perbedaan karakteristik dua medium yang meliputi kerapatan dan impedansi
(Bahruddin, 2006).

Eksperimen dilakukan dengan menyusun peralatan eksperimen seperti pada


gambar. Diletakkan pointer putar diantara beam splitter dan movablemirror, tegak
lurus terhadap arah lintasan optik. Diletakkan bidang gelas pada magnetik backing
pada meja putar. Diposisikan penunjuk sehingga tepi nol pada skala vernier searah
dengan angka nol pada skala derajat dalam skala dasae interferometer.
Dipindahkan lensa dari depan keluaran laser. Dipegang layar pengamatan diantara
gelas plate dengan movable mirror, jika pada layar nampak satu titik terang dan
beberapa titik sekunder, diatur sudut meja putar sehingga pada layar hanya tinggal
satu titik terang. Diatur kembali skala pointer, agar jelas tegak lurus terhadap
lintasan optik. Dipindahkan layar pengamatan dan lensa dan aturlah seperlunya
secara perlahan agar mendapatkan satu set frinji pada layar. Pointer diputar secara
perlahan dengan menggerakan lengan pointer dari pointer putar. Dihitung jumlah
frinji yang bergeser pada saat memutar pointer. Dicatat sala yang ditunjukkan oleh
sudut putar terhadap pergeseran frinji. Dilakukan langkah yang sama dengan
jumlah frinji yang berbeda.
Eksperimen ini dilakukan guna menentukan indeks bias gelas dan akrilik
dengan menggunakan Interferometer Michelson. Eksperimen indeks bias gelas
dan akrilik mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan teknologi saat ini
yaitu dalam hal sistem komunikasi, pengukuran dan diagnosis. Penentuan nilai

1
indeks bias suatu medium sangat penting untuk menentukan karakteristik suatu
benda. Penentuan nilai indeks bias dengan menggunakan interferometer ini
banyak digunakan sebagai karakteristik benda yang banyak dipakai dalam
bidangoptika untuk menentukan kualitas, khususnya perusahaan-perusahaan kaca,
acryglass, akrilik, plastik, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam eksperimen Indeks Bias dan
Akrilik adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi besar sudut (θ)terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan?
2. Bagaimana grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ)?
3. Bagaimana perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur?
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dalam eksperimen Indeks Bias dan Akrilik adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahuipengaruh variasi besar sudut (θ)terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan.
2. Mengetahuigrafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ).
3. Mengetahui perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menentukan indeks bias
gelas dan akrilik juga dapat membandingkan hasil praktikum yang dilakukan
dengan indeks bias sebenarnya.Penentuan nilai indeks bias suatu medium sangat
penting untuk menentukan karakteristik suatu benda. Penentuan nilai indeks bias
dengan menggunakan interferometer ini banyak digunakan sebagai karakteristik
benda yang banyak dipakai dalam bidang optika untuk menentukan kualitas,
khususnya perusahaan-perusahaan kaca, acryglass, akrilik, plastik, dan lain
sebagainya.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indeks BiasGelas dan Akrilik


Setiap medium mempunyai suatu indeks bias tertentu, yang merupakan
suatu ukuran seberapa besar suatu bahan membiaskan cahaya. Indeks bias suatu
zat adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya di
dalam zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada di dalam
zat lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu lebih besar dari
1.Semakin besar indeks bias suatu zat maka semakin besar cahaya dibelokkan
oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang
cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya bervariasi
dari gelombang merah yang terpanjang sampai gelombang ungu yang terpendek
(Bahrudin,2006).

Indeks bias (n) merupakan perbandingan antara kecepatan rambat cahaya


dalam vakum (medium pertama) dengan kecepatan rambat cahaya dalam medium
kedua. Hal tersebut dinyatakan dalam hukum Snellius bahwa sinar datang, garis
normal, dan sinar bias berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang
datar. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan
mendekati garis normal, sedangkan sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal (Bahrudin,2006).

2.2 Hukum Snellius


Menurut Soeharto (1992), sudut bias bergantung pada laju cahaya dari
kedua medium dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara θ1 dan θ2 dapat
ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell.
Hubungan tersebut dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:
n1 sin θ1=n 2 sin θ2 (2.1)
dimana :
θ1= sudut datang
θ2= sudut bias
n1= indeks bias medium 1

3
n2= indeks bias medium 2
Hukum Snell jelas bahwa jika n2 > n1, maka θ2> θ1, artinya yaitu jika cahaya
memasuki medium dimana n lebih besar (lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya
dibelokkan menuju normal, sedangkan jika n1 > n2, maka θ1> θ2, maka berkas akan
dibelokkan menjauhi normal.Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama
Willebrord Snell melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut
datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell
yang berbunyi :

 Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
 Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan
tetap (disebut indeks bias).

Ketika cahaya merambat didalam suatu bahan yang jernih maka kecepatannya
akan turun karena ditentukan oleh karakteristik bahan tersebut yang dinamakan
indeks bias. Indeks bias merupakan nilai perbandingan atau rasio antara kecepatan
cahaya didalam ruang hampa terhadap kecepatan chayadalam suatu bahan, maka
besaran indeks bias tidak memiliki satuan. Indeks bias berperan sebagai factor
pembagi dalam menentukan kecepatan cahaya di dalam suatu bahan, hal ini
berarti bahwa semakin rendah nilai indeks bias maka akan semakin tinggi
kecepatan cahaya di dalam bahan yang terkait. Cahaya yang melewati dua
medium dengan indeks bias yang berbeda akan memngalami penyerapan,
pemantulan atau pembiasan. Saat cahaya dari medium udara melalui medium air
akan terjadi pemisahan cahaya (Bahrudin,2006).

Tabel 2. 2 Indeks bias medium

No Medium Indeks Bias


1. Udara Hampa 1,00
2. Air 1,33
3. Kaca Kuarsa Lebur 1,46
4. Kaca Koran 1,52

4
Bahwa cahaya merambat lebih lambat pada suatu zat dibandingkan dengan udara
hampa yang dapat dijelaskan pada tingkat atomic akibat serapan dan
penggemukan antara kembali cahaya oleh atom-atom dan molekul-molekul pada
bahan tersebut (Giancoli,2001).
2.3 Peristiwa Terjadinya Indeks Bias Gelas dan Akrilik
Menurut Artoto dan Lutfi (2007), hubungan antara interferensi gelombang
dengan indeks bias dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : Hukum prmantulan
berlaku untuk semua jenis gelombang dan hokum pemantulan tersebut dapat
diturunkan dari persamaan Huygens dimana setiap titik pada bidang gelombang
yang diberikan dapat dianggap sebagai titik dari anak gelombang sekunder.
Hukum pemantulan cahaya menyatakan bahwa sinar datang , garis normal, serta
sinar pantul selalu berada pada bidang yang sama dengan sudut pantul sehingga
dari hokum pemantulan dapat diapresiasi bahwa berkas cahaya yang mengenai
sebuah permukaan rata dan halus maka akan terjadi pemantulan sejajar.
Menurut Zemansky (1991), gelas ketika diputar sebesar θ maka akan
terjadi perubahan lintasan di dalam gelas berupa dg (θ ¿ dan di udara sebesar da (
θ ¿ .Perubahan tersebut menyebabkan adanya pergeseran frinji pada interferometer
Michelson sebanyak N. Pergeseran tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :
2 nu d u ( θ )+ 2n g d g ( θ )
N= (2.3)
λo
Dimana :
N =Jumlah frinji yang terbentuk
nu = indeks bias udara
ng = indeks bias gelas
du = perubahan lintasan udara
dg = perubahan lintasan di dalam gelas
λo = panjang gelombang cahaya dalam vakum
Menurut Zemansky (1991), jika cahaya masuk dari zat optic kurang rapat
ke zat optic yang lebih rapat contohnya udara ke air maka cahaya dibiaskan
mendekati garis norma. Sebaliknya jika cahaya masuk dari zat optic yang lebih
rapat menuju ke zat optic yang kurang rapat contohnya kaca ke udara maka
5
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normaladalah garis yang
tegak lurus dalam bidang batas medium. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 : Ilustrasi Indeks Bias

6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

Metode eksperimen menjelaskan terkait pelaksanaan eksperimen. Metode


eksperimen ini terdiri dari alat dan bahan serta langkah kerja yang menjadi acuan dari
eksperimen yang akan dilakukan. Metode eksperimen dan analisis data yang akan
digunakan dalam eksperimen Indeks Bias Gelas dan Akrilik sebagai berikut :
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimenIndeks Bias Gelas dan Akrilik
adalah sebagai berikut :
1. Precision interferometer(OS-2955A) yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
perlengkapan Variasi Indeks Bias Udara terhadap Tekanan Udara.
2. Sumber laser He-Ne (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
digunakan dalam eksperimen Variasi Indeks Bias Udara terhadap Tekanan
Udara
3. Bangku laserHe-Ne (OS-9172) berfungsi sebagai tempat laser He-Ne .
4. Perlengkapan Variasi Indeks Bias Udara terhadap Tekanan Udara:
a. Beam splitter sebagai pemisah berkas cahaya menjadi dua bagian. Sebagian
menuju Movable mirror (M1) dan sebagian lagi menuju Adjustable
mirror(M2).
b. Movable mirror (M1) berfungsi sebagai transmisi berkas menuju pemisah
bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas cahaya tersebut akan
direfleksikan oleh pemisah berkas menuju layar pengamatan dengan posisinya
yangberubah-ubah.
c. Adjustable mirror (M2) berfungsi sebagai pereflaksi berkas menuju pemisah
bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas cahaya tersebut akan
ditransmisikan oleh pemisah berkas menuju layar pengamatan dengan
posisinya yangtetap.
d. Convex lens18 nm berfungsi sebagai pemfokus serta penyebar berkas cahaya
yang berasal dari sumbercahaya (laserHe-Ne).
7
e. Glass Plate/Acrylic Plate berfungsi sebagai tempat menempatkan medium.
5. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur benda yang memiliki tingkat ketelitian
1/100 milimeter.
3.2 Desain Eksperimen
Kegiatan rancangan penelitian yang dilakukan pada penelitian Indek Bias Gelas
dan Akrilik ini digambarkan dalam bentuk diagram alir pada gambaar 3.1 sebagai
berikut :

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian

8
Langkah awal untuk melakukan Eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilikyakni dengan mengidentifikasi permasalahan. Kajian pustaka dilakukan
setelah permasalah dalam eksperimen dapat diidentifikasi, serta mengumpulkan
sumber – sumber data. Kajian pustaka dilakukan setelah permasalah dalam
eksperimen dapat diidentifikasi, serta mengumpulkan sumber data. Melalui kajian
pustaka ini, praktikan mengumpulkan sumber-sumber data, dilakukan operasional
pada variabel yang akan digunakan untuk menunjang eksperimen yang akan
dilakukan. Hasil yang diperoleh akan dianalisis berupa angka dan gambar. Hasil
analisis akanmendapatkan kesimpulan berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan.
Variabel yang sering dimunculkan pada penelitian antara lain variabel bebas, variabel
terikat dan variabel kontrol. Variabel – variabel tersebut dapat menjelaskan tentang
data yang ada dalam eksperimen.Variabel bebas merupakan variabel yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang nantinya akan diukur dan dipilih.
Variabel bebas dalam Eksperimen Indek Bias Gelas dan Akrilik adalah perubahan
jumlah frinji (N). Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur dan
menentukan ada tidaknya pengaruh terhadap variabel bebas. Variabel terikat dalam
Eksperimen Indek Bias Gelas dan Akrilik adalah pergeseran sudut putar dalam satuan
θ. Varibel kontrol merupakan variabel yang menyebabkan variabel bebas dan variabel
terikat tetap konstan. Variabel kontrol dalam Eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilik adalah panjang gelombang laser (sumber cahaya).
3.2.1 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada eksperimen Indek Bias Gelas dan
Akrilikyaitu:

9
Mulai

Penyusunan Peralatan

Pointer putar diletakkan antar beam splitter dan movable mirror

Letakkan gelas padamagnetic bacjking

Variasi sudut terhadap jumlah frinji

Pengukuran

Selesai

Gambar 3.2 Pemecahan Masalah EksperimenIndeks Bias Gelas dan Akrilik

3.2.2 Langkah Kerja


Langkah kerja yang digunakan pada Eksperimen Indeks Bias Gelas dan
Akrilikadalah :
a. Indek bias gelas
1. Peralatan eksperimen disusun seperti pada gambar 3.3.

10
2. Pointer putar diletakkan diantara beam splitter dan movable mirror (M 1), tegak
lurus terhadap lintasan optik.

Gambar 3.3 Set up percobaan pengukuran indek bias gelas dan akrilik
(Sumber: Tim Penyusun, 2020)
3. Bidang gelas pada magnetik backing diletakkan pada meja putar.
4. Penunjuk diposisikan sehingga tepi nol pada skala vernier searah dengan
angka nol pada skala derajat dalam skala dasar interferometer.
5. Lensa dipindahkan dari depan keluaran laser. Layar pengamatan dipegang
diantara glass plate dengan movable mirror (M 1), jika pada layar nampak satu
titik terang dan beberapa titik sekunder, sudut meja putar diatur sehingga pada
layar hanya tinggal satu titik terang. Kemudian skala pointer diatur kembali.
Atur agar gelas tetap tegak lurus terhadap lintasan optik.
6. Layar pengamatan dan lensa dipindahkan dan diatur seperlunya secara
perlahan agar mendapatkan satu set frinji pada layar.
7. Pointer putar diputar secara perlahan dengan menggerakkan lengan pointer
dari pointer putar. Jumlah frinji yang bergeser saat memutar pointer dihitung.
Skala yang ditunjukkan oleh sudut putar terhadap pergeseran frinji dicatat.
8. Langkah 7 diulangi dengan jumlah frinji yang berbeda.
b. Indek bias akrilik
Langkah 1 sampai langkah 8 dilakukan kembali dengan medium yang berbeda,
yaitu berupa akrilik.

11
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam eksperimen Indeks Bias Gelas dan Akrilik
ini diantaranya adalah :
3.3.1 Skala Pengukuran
Skala penngukuran yang digunakan pada Indeks Bias Gelas dan Akrilik adalah
sebagai berikut:
1. Ralat
( 2 t−N λ0 ) + ( 1−cosθ ) N λ0
n g=
2t (1−θ)
2
π ´ )2 ´ )2
θ ( rad )=θ x
√ Σ ( θn −θ́ )
180 ∆ θ❑ = n ( n−1 ) ∆ ng=
´

Σ ( ng−ng
n ( n−1 )
∆ na=
´
√Σ ( na−na
n ( n−1 )

D= |n eksperimen−n referensi
n referensi | x 100%
3.3.2 Tabel
Tabel 3.1 Pergeseran Sudut Putar Berdasarkan Jumlah Frinji
dg
N d́ g
dg1 dg2 dg3

3.3.3 Grafik 12

N
Gambar 3.4 Grafik hubungan jumlah frinji (N) dengan pergeseran sudut putar (θ )

BAB 4. HASIL 13
DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang didapatkan dari praktikum indeks bias gelas dan akrilik adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.1 Percobaan Indeks Bias Gelas

N θ(°) θrata-
No. t (cm)
(Jumla θ1(°) θ2(°) θ3(°) rata(°)
h
1 10 2,6 2,6 2,6 2,60
2 20 4,0 4,0 4,0 4,00
3 30 5,0 5,0 5,0 5,00
4 40 5,8 5,8 5,8 5,80
5 50 6,6 6,6 6,6 6,60
0,567
6 60 7,2 7,5 7,3 7,33
7 70 8,0 8,1 8,0 8,03
8 80 8,4 8,6 8,5 8,50
9 90 9,0 9,2 9,0 9,07
10 100 9,6 9,7 9,5 9,60

Jumlah θ rad
θ rata ng ±
Frinji t (m) ng ∆ng D (%)
θ θ θ - rata ∆ng
(N)
10 0,00567 0,05 0,05 0,05 0,05 1,05
20 0,00567 0,07 0,07 0,07 0,07 1,08
30 0,00567 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
40 0,00567 0,10 0,10 0,10 0,10 1,12
50 0,00567 0,12 0,12 0,12 0,12 1,13 1,14
0,05 ± 25
60 0,00567 0,13 0,13 0,13 0,13 1,15 0,05
70 0,00567 0,14 0,14 0,14 0,14 1,17
80 0,00567 0,15 0,15 0,15 0,15 1,18
90 0,00567 0,16 0,16 0,16 0,16 1,19
100 0,00567 0,17 0,17 0,17 0,17 1,21
RATA
1,14
14 RATA
0.18 12.00
0.16
10.00
0.14

Sudut θ (derajat)
Sudut θ (Radian)

0.12 8.00
0.10
6.00
0.08
0.06 4.00
0.04
2.00
0.02
0.00 0.00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jumlah Frinji (N)

Sudut θ (Radian) sudut θ (derajat)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Sudut dengan Jumlah Frinji pada Indeks Bias
Gelas

Tabel 4.2 Percobaan indeks Bias Akrilik

N θ(°)
θrata-
No. (Jumlah t (cm)
θ1(°) θ2(°) θ3(°) rata(°)
Frinji)
1 10 1,4 1,3 1,3 1,33
2 20 2,1 2,1 2,1 2,10
3 30 2,6 2,6 2,6 2,60
4 40 3,2 3,1 3,2 3,17
5 50 3,6 3,5 3,6 3,57
1,762
6 60 4,0 4,0 4,1 4,03
7 70 4,4 4,4 4,5 4,43
8 80 4,7 4,7 4,7 4,70
9 90 5,0 5,0 5,0 5,00
10 100 5,4 5,3 5,3 5,33

15
Frinji θ rad θ rata - ng ±
t (m) ng D (%)
(N) θ θ θ rata ∆ng ∆ng
10 0,01762 0,02 0,02 0,02 0,02 1,02
20 0,01762 0,04 0,04 0,04 0,04 1,04
30 0,01762 0,05 0,05 0,05 0,05 1,05
40 0,01762 0,06 0,05 0,06 0,06 1,06
50 0,01762 0,06 0,06 0,06 0,06 1,07 1,07 ±
0,03 28
60 0,01762 0,07 0,07 0,07 0,07 1,08 0,03
70 0,01762 0,08 0,08 0,08 0,08 1,09
80 0,01762 0,08 0,08 0,08 0,08 1,09
90 0,01762 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
100 0,01762 0,09 0,09 0,09 0,09 1,10
RATA
          RATA 1,07      

0.10 6.00
0.09
5.00
0.08

Sudut θ (derajat)
Sudut θ (Radian)

0.07
4.00
0.06
0.05 3.00
0.04
2.00
0.03
0.02
1.00
0.01
0.00 0.00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah Frinji (N)

Sudut θ (Radian) sudut θ (derajat)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Sudut dengan jumlah Frinji pada Indeks Bias
Akrilik

4.2 Pembahasan 16
Eksperimen Indeks Bias Gelas Dan Akrilik dilakukan dengan menggunakan
Interferometer Michelson. Eksperimen ini dilakukan dengan pengamatan terhadap
dua variable, yaitu pengamatan terhadap hasil visualisasi pola interferometer dari
jumlah frinji dan perubahan sudut pada indeks bias gelas serta akrilik. Pergeseran
sudut pada masing-masing medium dilakukan dalam orde yang sangat kecil.Dalam
eksperimen ini dibutuhkan ketelitian untuk mengamati gerakan pergeseran frinji
untuk mendapatkan data yang valid. Data eksperimen yang didapatkan menunjukkan
bahwa semakin banyak nilai pergeseran frinji maka akan semakin besar pula nilai
pergeseran sudut yang terjadi. Hal ini menunjukkan hubungan antara nilai frinji
dengan pergeseran sudut berbanding lurus.

Pola serupa juga terjadi pada hubungan antara jumlah frinji dengan nilai
indeks bias yang terbentuk baik pada indeks bias gelas maupun indeks bias akrilikdan
jumlah frinji dengan perubahan lintasan yang teramati. Grafik hubungan antara
jumlah frinji dengan sudut pada kedua eksperimen indeks bias gelas dan indeks bias
akrilik menunjukkan hasil grafik yang linier. Grafik tersebut menunjukkan semakin
banyak nilai frinji maka akan semakin besar pula nilai pergeseran sudut yang terjadi.
Hubungan antara keduanya sebanding.

Hasil eksperimen Indeks Bias Gelas Dan Akrilik yang dilakukan telah sesuai
dengan teori yang ada. Ketika nilai frinji semakin besar maka nilai dari pergeseran
sudut juga akan semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang ada serta
dari hasil pengolahan excel yang telah didapat. Hal yang sama terjadi pada kedua
eksperimen yaitu pada indeks bias gelas dan indeks bias akrilik. Grafik yang
ditunjukkan sesui dengan teori yaitu grafik linier yang menunjukkan hubungan yang
berbanding lurus.

BAB 5. PENUTUP
17
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum indeks bias gelas dan
akrilik adalah sebagai berikut :

1. Data eksperimen yang didapatkan menunjukkan bahwa semakin banyak nilai


pergeseran frinji maka akan semakin besar pula nilai pergeseran sudut yang
terjadi. Hubungan antara nilai frinji dengan pergeseran sudut berbanding
lurus.
2. Grafik tersebut menunjukkan semakin banyak nilai frinji maka akan semakin
besar pula nilai pergeseran sudut yang terjadi. Hubungan antara keduanya
sebanding.
3. Hasil eksperimen Indeks Bias Gelas Dan Akrilik yang dilakukan telah sesuai
dengan teori yang ada. Ketika nilai frinji semakin besar maka nilai dari
pergeseran sudut juga akan semakin besar.

5.2 Saran

Eksperimen indeks bias gelas dan akrilik harus dilakukan dengan sangat teliti
pada saat mengamati pola frinji yang terbentuk. Movable mirror (dm) harus hati-hati
ketika melakukan pergeseranya karena dapat mengakibatkan jumlah frinji yang
dihasilkan berbeda. Pengamat harus fokus dalam menghitung frinji-finji yang
didapatkan, serta mampu membaca skala-skala pada micrometer sekrup. Kevalidan
data sangat dipengaruhi oleh kalibrasi awal yang dilakukan, yaitu pengentrian posisi
adjustable mirror, movable mirror, split, dan sumbercahaya yang masuk harus ada
pada posisi sesuai.

DAFTAR
18 ISI
A, Artoto & R, Lutfi. 2007. Optika. Jakarta: Universitas Terbuka

Bahruddin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Bandung: Epsilon Group

Giancolli, 2001. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Academic Press: Sydney, Australia.

Soeharto. 1992. Fisika Dasar II. Jakarta: Gramedia

Tim Penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen II. Jember :


Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNEJ.

Zemansky. 1991. Fisika Universitas. Jakarta: Trimitra Mandiri.

19

Anda mungkin juga menyukai