Disusun Oleh:
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengaruh penggunaan kemasan plastik pada
pengemasan buah dan sayur segar.
2. Mahasiswa memahami pengaruh pemberian ventilasi pada kemasan plastik
pada pengemasan buah dan sayur segar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kuning Sedikit
Kuning Kuning
Sedikit cokelat Cokelat
dan dan keras dan
kuning dan agak dan
keras keras
dan keras lembek lembek
Berventilasi
Hijau
Hijau tua Hijau tua Hijau tua
Hijau tua Hijau tua tua
dan keras
dan keras dan keras dan keras dan keras dan
keras
Berventilasi
Hijau
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
muda
muda muda muda muda muda
dan
dan keras dan keras dan keras dan keras dan keras
keras
43,6
43,4
43,2
Berat (gram)
Tanpa ventilasi
43
42,8 Berventilasi
42,6
42,4
42,2
42
1 2 3 4 5 6
Hari
44,5
44
Berat (gram)
43,5
43 Tanpa ventilasi
Berventilasi
42,5
42
1 2 3 4 5 6
Hari
130
120
Berat (gram)
110
Tanpa ventilasi
100
Berventilasi
90
1 2 3 4 5 6
Hari
Perubahan Berat Pada Labu Siam Suhu Ruang
99
98
97
Berat (gram)
96
95
Tanpa ventilasi
94
Berventilasi
93
92
1 2 3 4 5 6
Hari
Pada praktikum kali ini membahas tentang prepacking buah dan sayur. Pada
dasarnya, kemasan memiliki peranan awal dan utama sebagai perlindungan kepada
produk yang dikemasnya. Hal ini harus selalu diperhitungkan, terutama ketika
menyangkut kemasan untuk produk makanan. Menurut Practical Action, kemasan
seharusnya mampu menjaga produknya dari faktor-faktor, seperti kontaminasi (agar
produk tetap terjaga kehigenisannya); kerusakan ketika dibawa dan didistribusikan;
serta unsur-unsur lain, seperti cuaca, panas, dan air. Selain fungsi perlindungan ini,
ditambahkan pula fungsi kemasan sebagai pemberi identifikasi dan informasi terkait
dengan produknya (Karina, 2014). Akbar (2013) mengatakan bahwa Intensitas
penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain. Plastik
jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam dan tidak mudah pecah. Bahan ini
bisa dibentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong atau dibuat kaku sehingga bisa
dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan.
Plastik yang digunakan dalam praktikum ini berukuran ½ kg. Bahan yang
diamati yaitu labusiam. Bahan dimasukkan kedalam dua plastik yang diberi ventilasi
dan dua plastik tidak diberi ventilasi dengan masing-masing satu disimpan pasa suhu
ruang dan suhu dingin. Menurut Anggraini dan Permatasari (2017) Lubang perforasi
digunakan agar tidak terjadi penumpukan gas CO2 maupun penyusutan gas O2 dalam
kemasan. Pelubangan pada plastik kemas bertujuan untuk menghindari kemungkinan
kerusakan akibat akumulasi CO2 dan penyusutan O2 atau kemungkinan aroma yang
tidak diinginkan karena dalam kemasan yang rapat, oksigen bebas akan terpakai habis
dalam waktu singkat dan respirasi menjadi anaerob sehingga terbentuklah zat-zat
menguap seperti alkohol dan CO2.
Pada praktikum prepacking buah dan sayur kali ini, praktikan melakukan
pengamatan terhadap buah dan sayur yang dikemas menggunakan plastik. Ada dua
perlakuan dalam pengamatan ini yaitu bahan yang dikemas plastik tanpa ventilasi dan
berventilasi. Ada tiga parameter yang kami amati yaitu keadaan bahan selama
penyimpanan seperti tekstur, warna, keadaan kemasan selama penyimpanan (ada atau
tidaknya keringat/embun pada plastik), dan perubahan berat selama penyimpanan.
Bahan yang saya amati yaitu pisang dan labusiam. Masing-masing bahan disimpan
pada suhu ruang dan suhu dingin yang diamati selama 6 hari.
Pada komoditas pisang, keadaan buah selama penyimpanan hari pertama
sampai hari keenam baik yang berventilasi maupun tanpa ventilasi pada suhu dingin,
masih bagus mulai dari tekstur, warna dan aromanya. Keadaan kemasan tiap hari
terdapat uap air dan semakin bertambah. Untuk berat semakin hari semakin
berkurang.
Pada buah pisang suhu ruang baik berventilasi dan tanpa ventilasi semakin
hari keadaan pisang mengalami penurunan mutu seperti tekstur mulai melunak, warna
semakin tidak segar dan terdapat sedikit uap air pada kemasan. Pada hari keenam
keadaan buah telah mengalami pembusukan yang dicirikan teksturnya lembut/sangat
lembut, warna kuning kehitaman bahkan ada yang hitam dan bau busuk. Pada
perlakuan ini, yang cepat mengalami penurunan mutu adalah bahan yang dikemas
berventilasi. Hal ini disebabkan karena bahan mengalami respirasi cepat jika terdapat
ventilasi karena ada oksigen sehingga mempercepat proses pembusukan.
Pada komoditas labusiam pada suhu dingin dan suhu ruang tidak mengalami
perubahan baik yang berventilasi maupun tanpa ventilasi tekstur dan warna sama
selama pengamatan enam hari begitu juga pada labusiam suhu ruang. Sedangkan
keadaan kemasan pada suhu dingin lebih lama ada penguapan sedangkan pada suhu
ruang lebih cepat yaitu pada hari kedua sudah ada embun atau uap air yang muncul
sedangkan yang pada suhu dingin dihari ketiga baru muncul uap pada kemasan.
Untuk berat semakin hari semakin berkurang baik pada suhu dingin dan suhu ruang
yang berventilasi maupun tanpa ventilasi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pengaruh penggunaan plastik pada pengemasan buah dan sayur segar yaitu
untuk mempertahankan dan menjaga kesegaran bahan dan memperpanjang
umur simpan buah dan sayuran. Adapun plastik yang biasa dikemas untuk
buah dan sayur adalah plastik.
2. Pengaruh pemberian ventilasi pada kemasan plastik, buah atau sayuran akan
mengalami penurunan mutu lebih cepat seperti mengalami pencokelatan
bahkan terjadi pembusukan dan menimbulkan bau tidak sedap. Hal ini
dikarenakan banyaknya lubang yang terdapat pada kemasan dapat
mempercepat transpirasi maupun respirasi. sehinga terjadi pematangan dini
dan susut bobot. Sampel juga mengalami reaksi enzimatis sehingga terjadi
diskolorasi berupa pencokelatan, cita rasa yang menyipang dan pelunakan
jaringan pembusukan.
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan harus benar-benar teliti dalam mengamati bahan agar
data yang diperoleh akurat dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, F., Anita, Z., & Harahap, H. 2013. Pengaruh waktu simpan film plastik
biodegradasi dari pati kulit singkong terhadap sifat mekanikalnya. Jurnal
Teknik Kimia USU, 2(2).
Handayani, RT. 2008. Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus Ostreatus). Skripsi, Departemen Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Herawati, H. (2008). Penentuan umur simpan pada produk pangan. Jurnal Litbang
Pertanian, 27(4), 124-130.
Johnrencius. M, Herawati. N dan Vonny. S.J. 2017. Pengaruh Penggunaan Kemasan
Terhadap Mutu Kukis Sukun Influence The Use Of Packaging For The
Quality Cookies Breadfruit. Jom Faperta Ur. Vol 4 No 1. Hal 1-15.
Julianti, E., & Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Universitas Sumatra
Utara, Medan.
Karina, Y. A., Hartanto, D. D., & Sylvia, M. 2014. Perancangan Kemasan Inovatif
Sate Ayam Lisidu Surabaya. Jurnal DKV Adiwarna, 1(4), 12.
Kusumiyati, Nurjanah. R, Wawan. S. 2017. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan
terhadap Kualitas Kentang Olahan (Solanum tuberosum L.) Kultivar
Atlantik. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian. Vol. 1 No. 2. Hal 1-12.
Marisi, Rona. J. N dan Elisa. J. 2016. Pengaruh Komposisi Udara Ruang
Penyimpanan Terhadap Mutu Jeruk Siam Brastagi (Citrus Nobilis Lour Var
Microcarpa) Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Jurnal Rekayasa Pangan
dan Pert.Vol. 4 No. 3. Hal 332-340.
Tim Dosen. 2018. Penuntun praktikum pengemasan. Bengkulu: Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Bengkulu
Winarno, F.G, 2009. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta :PT Gramedia.