Anda di halaman 1dari 40

Process Safety

Organization Capability

Computer Based Training


Operating Procedure

IBU

© 2020 Chevron
Tujuan Training

Setelah mendapatkan materi ini, Operation Team diharapkan dapat:


• Memiliki pengetahuan pengetahuan dasar mengenai filosofi Operating
Procedure (OP), penggunaan serta keberlanjutan penerapannya
• Memiliki pengetahuan mengenai penentuan Safe Operating Limit (SOL)
dari critical process parameter yang ada dalam suatu fasilitas
• Memahami filosofi dari Safe Operating Limit (SOL), Critical Process
Parameter, dan Consequence of Deviation (COD) dalam suatu
Operating Procedure
• Memahami jenis Operating Procedure (OP dan SOP) dan
perbedaannya
• Memahami kaitan MOC dengan perubahan Operating Procedure (OP
dan SOP)
• Memahami penggunaan checklist OP

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 2


Mengapa OP itu penting?

Percent of MIS Investigations with Root Cause *

Penyebab Insiden Besar Procedures or Safe Work Practices 57%


di Chervon berdasarkan Design 36%
studi 2016 Risk Assessment 25%
Training/Competency 24%
Human Performance 24%
Prosedur menempati
Supervision/Work Direction 23%
urutan pertama menjadi Leadership Accountability 19%
penyebab insiden besar di Communications 18%
Chevron dan Training/ Preventative Maintenance, Inspection, Testing… 11%
Competency selalu berada Quality Control or Acceptance Testing 9%
Assessments or Audits 8%
di 5 besar penyebab
Management of Change (MOC) 4%
insiden. Natural Phenomenon 3%
Contractor HES Management 2%
Hal ini menandakan Emergency Response 2%
pentingnya OP sebagai Incident and Near-Miss Investigation 1%
pedoman tim O&M Dalam Pre-Startup Safety Reviews (PSSR) 1%

mengoperasikan Fasilitas.
* Investigations can have multiple root causes. 47 events (out of 370) did not have
root cause data and were excluded from this analysis.

Source “Ops Competency Framework“

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 3


Apakah Prosedur Operasi?

• Prosedur Operasi memuat cara


untuk mengoperasikan pabrik
atau fasilitas pada saat start-up,
normal, abnormal, shutdown,
maupun darurat

• Chevron korporasi membuat


Standar Proses yang mengatur
kapan OP diperlukan, apa saja
isinya, siapa yang
memeriksa/menyetujui,
penggunaan dan dokumentasinya

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 4


Kapan OP Diperlukan?

• OP harus tersedia dan digunakan


untuk mengoperasikan fasilitas
atau peralatan yang
berkonsekuensi tinggi (C1 / C2
Facilities atau IC1 /IC2 equipment)

• Untuk fasilitas dengan konsekuensi


menengah (C3), OP juga dibuat
untuk peralatan dengan tingkat
konsekuensi bahaya paling tinggi.

• SOP atau Work Instruction masih


bisa digunakan untuk aktivitas
dengan tingkat bahaya rendah,
akan tetapi standar isi OP dapat
diterapkan sebagai best practice
© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 5
SOP vs OP
OP - Operating Procedure SOP - Standard Operating Procedure

Definisi Operating Procedures didefinisikan pada Upstream OP Digunakan untuk pekerjaan repetitif terkait
Standard (startup; shutdown; steady state, emergency dengan komponen peralatan operasi, yang tidak
and temporary procedures) diharuskan memiliki “Operating Prosedur (OP)”
seperti yang disyaratkan pada bagian 5.1.1 dari
IBU OP Standard
Penggunaan - Peralatan IC1 & IC2 Pekerjaan apapun, yang jika dilakukan dengan
- Peralatan konsekuensi lebih rendah dengan tidak benar, bisa berdampak:
aktivitas yang jika dilakukan dengan tidak benar, bisa • Injury
menyebabkan konsekuensi C3: • Dampak kesehatan ringan
• Kematian • Dampak lingkungan dan kerugian aset yang
• Dampak lingkungan dan kerugian aset yang ringan
signifikan
- Pekerjaan beresiko tinggi (level resiko di bawah 6)
Perbedaan • Isi dari dokumen OP harus mengikuti standar • Pemakaiannya lebih fleksibel, tidak ada
Chevron, termasuk harus adanya tabel SOL/COD ketentuan mengenai isinya.
• Proses review dan approval melibatkan Operation, • Proses review dan approval disesuaikan dengan
Engineering dan HES sebelum disetujui Manager kebutuhan
Ops • Revisi tidak membutuhkan MOC
• Revisi membutuhkan MOC (kecuali kondisi tertentu)

IBU document 1) https://collab001- https://collab001-


template idr.sp.chevron.net/sites/SMOPSMOP/OP/Operati idr.sp.chevron.net/sites/SMOPSMOP/OP/SOP%20
ng%20Procedures%20Template.docx Template.doc
2) https://collab001-
idr.sp.chevron.net/sites/SMOPSMOP/OP/Emerge
ncy%20OP%20Template.docx

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 6


Di mana OP bisa didapatkan?

• Hardcopy di masing-masing Control Room


• Softcopy melalui sharepoint

Link PSM Sharepoint:


https://collab001-
idr.sp.chevron.net/sites/hobb/
default.aspx
Link OP Sharepoint
https://collab001-
idr.sp.chevron.net/sites/SMO
PSMOP/OP/Forms/User_vie
w.aspx
© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 7
Controlled copy policy

• Tujuan dari Controlled Copy adalah memastikan Operation team


menggunakan dokumen yang berasal dari sumber yang dapat
dipercaya.
• Sejak Q2 2019, PSM memberikan felksibilitas kepada Operation untuk
mencetak (print) sendiri document “Controlled Copy” yang sesuai
dengan revisi terakhir di sharepoint.

Old practice New Practice

Controlled Copy
PSM
Date 1 Apr 2019

Stamp in hardcopies

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 8


Apa saja yang tercakup Dalam OP?

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 9


Operational Readiness Review (ORR)

• Operational Readiness Review (ORR) adalah cheklist yang mirip


dengan PSSR yang memastikan kesiapan suatu peralatan atau unit
untuk dioperasikan

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 10


Prosedur Normal Start-up

• Prosedur Normal Start-up berisi langkah-langkah menghidupkan sebuah


peralatan, sistem atau proses

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 11


Steady State Operation
• Merupakan panduan sehari-hari
bagi operator ketika menjalankan
peralatan, sistem atau proses.
Terdiri dari:
– Normal operation
– Limiting Condition for Operation
– Safe Operating Limit
– Consequence for Deviation
– Action to recover

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 12


Prosedur Operasi Normal

• Prosedur Normal Operation berisi aktifitas harian operator terhadap


peralatan, sistem atau proses yang sedang berjalan. Harus selaras
dengan ORDC

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 13


Prosedur Shutdown

• Prosedur Shutdown berisi langkah-langkah untuk mematikan operasi


sebuah peralatan, sistem atau proses dalam kondisi normal

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 14


Definisi SOL, COD, dan Action to Reccover

• Safe Operating Limit (SOL)


Batas nilai dari parameter proses kritikal (critical process parameter) dimana
diluar nilai tersebut resiko dari melanjutkan operasi menjadi terlalu besar.

• Consequence of Deviation (COD)


Menceritakan apa yang akan terjadi pada proses operasi apabila nilai SOL
tercapai atau terlampaui. COD dijelaskan hingga konsekuensi terburuk yang
mungkin terjadi (biasanya sesuai PHA/HAZOP)

• Action to recover
Langkah-langkah yang harus dilakukan operator apabila parameter operasi
sudah keluar dari batas normal nya dan mendekati atau melebihi SOL

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 15


Critical Process Parameter
• Parameter-parameter dalam proses operasi yang vital untuk pengoperasian yang aman.
Parameter ini bisa berupa temperature, pressure, level, flowrate, konsentrasi atau
parameter lainnya.
• Parameter proses yang dikontrol oleh operation seperti temperature stack, temperature
fuel gas.
• Tidak semua parameter proses adalah kritikal dan perlu dicantumkan dalam OP. Hal ini
juga berkaitan dengan aspek Human Performance supaya operator tidak kehilangan fokus
untuk memonitor parameter yang kritikal.
• Parameter proses equipment yang kritikal pada nilai tinggi (ex. LAHH), belum tentu kritikal
pada nilai rendahnya (ex. LALL)
• Contoh dari Critical Process Parameter Pompa
Variabel Critical Process Note
Parameter? (Y/N)
Flow Yes Kondisi proses dari Fluida
Suction/ Discharge Pressure Yes Kondisi proses dari Fluida

Vibration No Variabel dari monitoring kondisi


mechanical
Seal Pot Pressure No Variabel dari auxiliary system
Seal Pot Level No Variabel dari auxiliary system

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 16


Safe Operating Limit dan Consequences of
Deviations dalam Operating Procedure
Berisi informasi batasan parameter operasi yang aman, serta potensi akibat jika terjadi
penyimpangan.
Panduan Chevron mengenai format Tabel SOL-COD dalam OP:
Critical Process Normal Safe Operating Potential COD for operating Required Corrective
Variable Operating Range Limits outside of Safe Operating Limits** Actions
Outlet pressure 30-40 psig 45 psig HIGH- • Pastikan manual
[PIT-XXX; Tag# dari PAHH-XXX aktif @ 45 psig valve yang di gas
critical pressure PSV-XXX aktif @ 60 psig outlet line terbuka
transmitter] • Shutdown aliran
Berpotensi menyebabkan kerusakan inlet dengan
pada vessel mematikan well
Oil Level 7 ft. 3 in- 8 ft.9in 9 ft HIGH- • Buka aliran minyak
[LIT-XXX; Tag# dari LAHH-XXX aktif @ 9ft menuju Recyle tank
critical Level ESD akan menutup • Pastikan 3 pompa
transmitter] bekerja
Berpotensi terjadi loss of • Tutup inlet valve
containment jika ESD gagal bekerja jika level terus naik
3 ft LOW: • Matikan pompa
LALL-XXX aktif @ 3 ft dan secara manual
mematikan pompa
Berpotensi menyebabkan kerusakan
pompa jika LALL gagal bekerja
Flue gas temperature 185 deg F- 215 225 deg F HIGH- • Matikan burner
[TIT-XXX Tag# dari deg F TAHH-XXX aktif @ 225 deg F • Tutup inlet valve
critical temperature ESD akan menutup
transmitter]
Berpotensi menyebabkan kerusakan
© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia pada heater bila ESD gagal bekerja 17
Safe Operating Limit dan Consequences of
Deviations dalam Operating Procedure
Contoh Penerapan SOL dalam Operating Procedure:

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 18


SOL (Safe Operating Limits)
Di luar normal tetapi
masih aman.
Operator sudah bertindak
P, V, T, L
Di atas nilai SOL-HH. Kondisi tidak aman
SOL
High Abnormal
NOR Operating
Range
High

Safe
Normal
Operating
Operating
Range (NOR)
Limit (SOL)

NOR
Abnormal
Low Operating
Range
SOL
Low
Di bawah nilai SOL-LL. Kondisi tidak aman

time Di luar normal tetapi


masih aman.
Operator sudah bertindak

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 19


Grafik yang menunjukkan Safe Operating Limit

Contoh: Scrubber Vessel yang


Best practice IBU adalah memiliki lapisan proteksi terhadap
menggunakan Set Point overpressure berupa PSHH
Equipment Trip / Interlock (berfungsi mematikan sistem), dan
PSV (berfungsi melepas tekanan).
(mis: LSHH, PSHH, TSHH) Maka lebih baik mencantumkan
sebagai nilai SOL dalam OP setpoint PSHH ini sebagai nilai
SOL dalam OP.

!Note: Grafik diatas menggambarkan kondisi ideal, dimana terdapat batasan yang jelas antara Normal Operation Range,
Process/Safety Trip dan/atau design limit. Namun bisa dijumpai kondisi tidak ideal dalam operasi aktual misalnya:
1. Equipment/Sistem tidak memiliki process/safety trip (mis: high level Wash Tank)
2. Normal Operating Range mencapai nilai Process/Safety Trip (mis: operasi pemompaan tangki); dll
Dalam kondisi tidak ideal, penentuan SOL membutuhkan diskusi dan evaluasi yang lebih dalam atau bahkan perhitungan
ulang untuk
© 2020 PT menentukan
Chevron Pacific Indonesiadesign limit. 20
Contoh Penentuan SOL #1
• Condensate Separator merupakan equipment yang digunakan untuk
menampung kondensat yang dihasilkan melalui pendinginan oleh Fin Fan
Cooler.
• Di area 6 NW terdapat 1 unit Condensate Separator dengan dimensi sebagai
berikut 8’-0” DIA x 30’-0” H.
• Level Switch yang ada di Condensate Separator adalah:
– LSHH-0902 (Level Switch High High), akan mengaktifkan horn dan beacon,
serta shutdown Fin Fan Cooler
– LSH-0902 (Level Switch High), akan menghidupkan CVC Condensate Pump
lag
– LSL-0902 (Level Switch Low), akan menghidupkan CVC Condensate Pump
lead, dan mematikan CVC Condensate Pump lag
– LSLL-0902 (Level Switch Low Low), akan mematikan CVC Condensate
Pump Lead
– LSLLL-0902 (Level Switch Low Low Low), akan mematikan semua CVC
Condensate Pump, serta mengaktifkan horn dan beacon
Diskusi: Apakah kondisi upset high dan low level pada separator ini kritikal?

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 21


Contoh Penentuan SOL #1

• LSHH : 19’-6” [Shut-off incoming]


• LSH : 12’-9” [P2 Start]
• LSL : 6’-6” [P1 Start, P2 Stop]
• LSLL : 1’-3” [P1 Stop]
• LSLLL : 0’-0” [P1/2 force stop]

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 22


Contoh Penentuan SOL #1
SOL untuk kondisi High Level

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 23


Contoh Penentuan SOL #1
SOL untuk kondisi Low Level

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 24


Limiting Condition for Operation

• Limiting condition for operation adalah system atau resource (optional)


yang dibutuhkan dan harus tersedia untuk mendukung operasi sebuah
equipment/unit.
• Jika “limiting condition” tidak terpenuhi, operasi harus
dihentikan atau start-up tidak boleh dilakukan

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 25


Emergency Operating Procedure

• Emergency Operating Procedure berisi langkah-langkah yang dilakukan


personel operasi untuk menyelamatkan unit operasi selama terjadinya
kondisi darurat seperti kebakaran, spill, dll.

• Terdiri atas:
– Immediate Action
– Stabilizing Action
– Exit Action

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 26


Immediate Action

• Immediate action berisi langkah yang harus segera dilakukan untuk


mengontrol eskalasi dampak dari kejadian dan mengarahkan fasilitas
menuju kondisi aman.

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 27


Stabilizing Action

• Stabilizing action berisi langkah untuk menstabilkan parameter operasi


fasilitas ketika kondisi darurat sudah mulai terkendali

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 28


Exit Action

• Exit action: adalah langkah menselaraskan kondisi fasilitas untuk


persiapan operasi aman berikutnya(baik untuk start-up ataupun
shutdown)

Exit Actions:

Step/Action Initial / Date /


Time

1. DAPATKAN informasi dari Tim Maintenance mengenai progress perbaikan 

2. LAKUKAN proses pemompaan ketika proses perbaikan selesai dilakukan. 


Lakukan prosedur Mengoperasikan Main Line Pump dan (MLP) atau Electric
Booster Pump (EBP).

3. KOORDINASI dengan Tim Maintenance untuk memastikan tidak ada kebocoran 


di area yang sama

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 29


Apakah Kewajiban Seorang
Operator terhadap OP?

© 2020 Chevron
PT Chevron Pacific Indonesia 30
Kewajiban akan Penggunaan OP

• Mengetahui cara mengakses OP dari sumber yang terkontrol baik


elektronik maupun hard copy
• Merujuk pada OP dalam mengoperasikan fasilitas baik Dalam keadaan
normal, abnormal dan darurat (emergency)
• Menjaga kelengkapan dan keadaan dokumen OP yang ada dilapangan
(jika diperlukan untuk kepentingan project perorangan harap print dari
electronic copy yang ada di sharepoint)
• Catat OP yang digunakan setiap hari dalam OP Log Book

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 31


Kewajiban dalam Pembuatan/Perubahan OP

• Membuat MOC sebelum mengubah OP atau membuat OP baru


• Mendaftarkan OP yang sudah dibuat ke OP Sharepoint supaya record
nya terpusat
• Meluangkan waktu untuk mereview OP yang sedang dibuat apabila
ditunjuk sebagai reviewer

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 32


Workflow Pembuatan OP

1. Untuk perubahan OP, tahal inisiasi harus dibarengi dengan pembuatan MOC
2. Setelah dokumen OP di inisiasi, maka perlu dikirimkan ke OP admin sebagai QC awal
serta menentukan reviewer yang tepat
3. Reviewer minimum terdiri dari perwakilan operation, facility engineer dan HES
4. Approver haruslah satu tingkat diatas “first line supervisor” operation
5. Publish OP harus berupa OP terupdate dalam bentuk elektronik dan paper “controlled
copy” yang disimpan pada tempat yang sudah ditentukan oleh tim PSI
6. Validasi OP bisa berupa hasil LSV leader, temuan selama OP drill atau training, hasil
RCA, atau sekurang-kurang revalidasi 3 tahun semenjak OP terakhir di publish

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 33


Pengaturan revisi di Operating Procedure (OP, SOP)

• Pada prinsipnya, seluruh prosedur yang digunakan oleh Operator harus


disetujui (approved) sesuai ketentuan yang berlaku
• Revisi pada Operating Procedure harus dikontrol menggunakan proses
MOC (Management of Change)
• Level review dari perubahan tersebut bergantung dan sejalan dengan
kompleksitas dari perubahannya. Perubahan yang dapat berpengaruh
pada kondisi operasi normal dari sebuah Fasilitas, Operasi, atau produk
yang memiliki impact pada Health, Safety, Environment, Efficiency, atau
Reliability membutuhkan review yang lebih ekstensif.

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 34


Perubahan pada OP yang membutuhkan MOC
• MOC dibutuhkan apabila revisi prosedur dilakukan dengan perubahan pada 1
atau lebih kondisi berikut:
– Perubahan pada service fluid equipment (Contoh: komposisi, flowrate,
properties).
– Perubahan pada nilai Safe Operating Limit (SOL)
– Typo correction, yang jika tidak dikoreksi akan mengakibatkan human error
dan secara langsung berimplikasi major impact pada health & safety (fatality),
environment, efficiency, dan reliability.
– Revisi pada langkah kerja yang jika langkah tersebut tidak tersedia atau tidak
dilakukan akan secara langsung berimplikasi major impact pada health &
safety (fatality), environment, efficiency, dan reliability.
– Revisi pada langkah kerja yang jika langkah tersebut dilakukan tanpa adanya
perintah kerja akan secara langsung berimplikasi major impact pada health &
safety (fatality), environment, efficiency, dan reliability
– Revisi pada requirement PPE, yang jika PPE tersebut tidak digunakan akan
langsung berimplikasi pada personnel safety
– Revisi pada tool/ equipment, yang jika tool equipment tersebut tidak tersedia
dan tidak digunakan akan langsung berimplikasi pada personnel safety

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 35


Revisi Prosedur tanpa MOC

• Namun, perubahan minor pada prosedur bisa tanpa menggunakan


MOC dengan memperhatikan:
– Revisi OP harus di-review dan di-approved melalui prosedur normal
(IBU menggunakan SharePoint)
– Revisi SOP harus di-setujui (wet sign) oleh GL/ TL/ TM Plant
– Deskripsi revisi harus dicatat dalam record perubahan di masing-
masing prosedur
– Dokumen di lapangan (Hardcopy) yang lama di-musnahkan dan
diganti dengan yang baru

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 36


Kewajiban Dalam Pelatihan OP

• Mengikuti training OP sebelum start-up fasilitas baru dan secara berkala


agar memahami tindakan yang diperlukan sebelum dan saat start-up,
normal operation dan shut-down
• Memahami batas operasi yang aman serta akibat jika batas aman
tersebut terlewati dan tindakan apa yang harus dilakukan
• Menyampaikan masukan apabila OP dirasa kurang tepat atau kurang
jelas
• Melakukan SWA apabila ada permintaan untuk mengoperasikan fasilitas
dari pihak manapun yang tidak sesuai atau memiliki prosedur
• Berpartisipasi aktif selama OP drill /table top training

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 37


Keterkaitan OP dengan Proses lainnya

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 38


Checklist OP

• Checklist OP digunakan untuk membantu mencegah terjadinya error dan sebagai bukti
langkah-langkah pekerjaan telah dilaksanakan sesuai prosedur
• Checklist OP disarankan untuk setiap aktivitas operasi (persiapan operasi/ operational
readiness review, start up, shutdown)
• IBU mewajibkan OP checklist digunakan dan didokumentasikan untuk aktivitas berikut:
– Startup/ Shutdown equipment IC1 / IC2
– Startup boiler dan fired equipment
– Startup equipment setelah maintenance
– Startup equipment yang sudah inactive selama > 3 bulan
– Pigging pipeline
– Aktivitas yang berlangsung multi-shift
• Form checklist bisa dicetak dari OP di SharePoint atau ….
• Untuk kepraktisan, Operation Team diperbolehkan membuat field checklist dengan
mengadaptasi dari approved OP (note: Harap dipastikan urutan dan deskripsi langkah
kerja sesuai dengan OP)
• Informasi minimum di form checklist: Nama personnel, lokasi/ waktu ketika pekerjaan
dilakukan, checkbox

© 2020 PT Chevron Pacific Indonesia 39


© 2020 Chevron

Anda mungkin juga menyukai