Anda di halaman 1dari 32

Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

MODUL 03

MODUL KONSEP DAN KARAKTERISTIK BENCANA

PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Konsep dan Karakteristik Bencana sebagai materi
inti/substansi dalam Pelatihan Penanggulangan Bencana Banjir. Modul ini disusun
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di
bidang sumber daya air.

Modul konsep dan karakteristik bencana disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi
atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami materi
konsep dan karakteristik bencana. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul
ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.

Bandung, September 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.


NIP. 19670908 199103 1 006

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... v
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat.......................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................... 1
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok............................................................. 2
E. Estimasi Waktu............................................................................................. 2
MATERI POKOK 1 PRINSIP-PRINSIP PENANGGULANGAN BENCANA ........... 3
1.1 Konsep Penanggulangan Bencana ........................................................... 3
1.1.1 Definisi Manajemen Bencana ............................................................. 3
1.1.2 Tahapan Manajemen Bencana ........................................................... 4
1.2 Prinsip Penanggulangan Bencana ............................................................ 5
1.3 Prinsip Penanggulangan Bencana Internasional ....................................... 7
1.3.1 SPHERE ............................................................................................. 7
1.3.2 CHS (Core Humanitarian Standard on Quality and Accountability) ..... 9
1.4 Latihan .................................................................................................... 10
1.5 Rangkuman............................................................................................. 11
MATERI POKOK 2 SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA ......................... 12
2.1 Sistem Penanggulangan Bencana .......................................................... 12
2.2 Sistem Penanggulangan Bencana dalam Pembangunan ........................ 15
2.3 Latihan .................................................................................................... 15
2.4 Rangkuman............................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. Simpulan .................................................................................................... 17
B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 17
EVALUASI FORMATIF ....................................................................................... 18
A. Soal ............................................................................................................ 18
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 20

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 - Proses manajemen bencana .......................................................... 3


Gambar II.1 - Sistem penanggulangan bencana ................................................ 12

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi
Modul konsep dan karakteristik bencana ini terdiri dari 2 (dua) materi pokok. Materi
pokok pertama membahas prinsip-prinsip penanggulangan bencana. Materi pokok
kedua membahas sistem penanggulangan bencana.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami mengenai
konsep dan karakteristik bencana. Setiap materi pokok dilengkapi dengan latihan
yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari
materi pada materi pokok.

Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik
materi yang merupakan inti/substansi dari Pelatihan Penanggulangan Bencana
Banjir. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih
dahulu materi yang berkaitan dengan konsep dan karakteristik bencana dari sumber
lainnya.

Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan diskusi, tanya jawab dan peragaan.

Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, kertas flipchart, metaplan,
spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.

Kompetensi Dasar

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu


memahami materi konsep dan karakteristik bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai bencana yang telah terjadi di Indonesia memberikan banyak
pembelajaran bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa banyaknya korban jiwa
dan harta benda dalam musibah tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan
dan ketidaksiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana. Di samping itu,
kejadian-kejadian bencana tersebut pun semakin menyadarkan banyak pihak
tentang pentingnya perencanaan dan pengaturan dalam penanggulangan bencana.

Pengalaman terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias
(Sumatera Utara) tahun 2004 telah membuka wawasan pengetahuan di Indonesia
dan bahkan di dunia. Kejadian tersebut mengubah paradigma manajemen
penanggulangan bencana dari yang bersifat tanggap darurat menjadi paradigma
pencegahan dan pengurangan risiko bencana (PRB). Penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Indonesia dilakukan pada berbagai tahapan kegiatan,
yang berpedoman pada kebijakan pemerintah yaitu Undang-Undang No.24 tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah terkait lainnya
yang telah memasukkan Pengurangan Risiko Bencana.

Pentingnya pemahaman mengenai dasar-dasar penanggulangan bencana akan


menjadi landasan atau dasar dalam mengembangkan pengurangan risiko bencana
dalam penanggulangan bencana.

B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan mengenai
konsep dan karakteristik bencana, yang disajikan dengan menggunakan metode
ceramah, diskusi, tanya jawab dan peragaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan
mampu memahami konsep dan karakteristik bencana dengan benar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
a. Menjelaskan prinsip-prinsip penanggulangan bencana,
b. Menjelaskan sistem penanggulangan bencana.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Dalam modul konsep dan karakteristik bencana ini akan membahas materi:
1. Prinsip-prinsip penanggulangan bencana
a. Konsep penanggulangan bencana,
b. Prinsip penanggulangan bencana nasional,
c. Prinsip penanggulangan bencana internasional.
2. Sistem penanggulangan bencana
a. Sistem penanggulangan bencana,
b. Sistem penanggulangan bencana dalam pembangunan.

E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Konsep dan Karakteristik Bencana” ini adalah 4 (empat) jam
pelajaran (JP) atau sekitar 180 menit.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

MATERI POKOK 1
PRINSIP-PRINSIP PENANGGULANGAN BENCANA

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu


(1) menjelaskan konsep penanggulangan bencana, (2) prinsip penanggulangan bencana
nasional, (3) prinsip penanggulangan bencana internasional.

1.1 Konsep Penanggulangan Bencana


1.1.1 Definisi Manajemen Bencana
Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada
tahapan sebelum, saat dan setelah bencana.

Penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang dinamis, yang


dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan dalam
penanggulangan bencana. Proses tersebut juga melibatkan berbagai macam
organisasi yang harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan. mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat. dan pemulihan akibat bencana.

Manajemen Bencana

Manajemen Risiko
Bencana

Mitigasi Manajemen Manajemen


Kedaruratan Pemulihan
Kesiapsiagaan

Pra Bencana Saat Bencana Pasca Bencana

Gambar I.1 - Proses manajemen bencana

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

1.1.2 Tahapan Manajemen Bencana


Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan
melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan terdapat
potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat sedang
terjadi bencana.
3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana.

Dalam keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3 (tiga)


manajemen yang dipakai yaitu :
1. Manajemen Risiko Bencana
Adalah pengaturan/manejemen bencana dengan penekanan pada faktor-faktor
yang bertujuan mengurangi risiko saat sebelum terjadinya bencana. Manajemen
risiko ini dilakukan dalam bentuk :
a. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
b. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
c. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan ini sebenarnya masuk
manajemen darurat, namun letaknya di pra bencana. Dalam fase ini juga
terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
2. Manajemen Kedaruratan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada
faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban serta penanganan
pengungsi saat terjadinya bencana dengan fase nya yaitu :
a. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi


korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
3. Manajemen Pemulihan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada
faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan
hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan
menyeluruh setelah terjadinya bencana dengan fase-fasenya nya yaitu :
a. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana.
b. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.

1.2 Prinsip Penanggulangan Bencana


Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana Nasional berdasarkan UU No. 24 Tahun
2007 adalah sebagai berikut:
1. Cepat dan Akurat – Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah
bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan
tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
2. Prioritas – Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila
terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan
diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

3. Koordinasi – Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa


penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling
mendukung.
4. Keterpaduan – Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang
didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung.
5. Berdaya Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah bahwa
dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang
waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
6. Berhasil Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah bahwa
kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya dalam
mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan
biaya yang berlebihan.
7. Transparansi - Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Akuntabilitas – Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
9. Kemitraan - Cukup jelas.
10. Pemberdayaan – Cukup jelas.
11. Nondiskriminasi – Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi” adalah
bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan
yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apa
pun.
12. Nonproletisi – Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa dilarang
menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana,
terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

1.3 Prinsip Penanggulangan Bencana Internasional


1.3.1 SPHERE
1. Piagam Kemanusiaan
Dalam Bab Piagam Kemanusiaan SPHERE, secara ringkas piagam ini dapat
dipahami sebagai point-point berikut :
a. Komitmen lembaga-lembaga terhadap pemenuhan standar minimum dalam
melakukan respon bencana.
b. Berisi persyaratan paling mendasar bagi kelangsungan hidup dan martabat
orang yang terkena dampak bencana.
c. Memastikan Akuntabilitas upaya-upaya bantuan kemanusiaan.

Dan Piagam Kemanusiaan (Humanitarian Charter) disusun berdasarkan 3 prinsip


berikut :
a. Hak untuk kehidupan yang bermartabat
b. Hak untuk perlindungan dan keselamatan
c. Hak untuk menerima bantuan kemanusiaan

Dimana dalam piagam ini ada penjelasan khusus tentang prinsip-prinsip khusus
dalam konteks “konflik bersenjata”, tentang prinsip “pembedaan antara pemanggul
senjata dan yang bukan”; dan “prinsip tidak mengusir paksa”.

2. Prinsip Perlindungan
Dalam suatu aksi kemanusiaan sebenarnya terdiri dari dua pilar utama yaitu :
perlindungan dan bantuan. Prinsip Perlindungan dalam SPHERE adalah sebagai
jawaban bahwa orang yang mendapat ancaman atau bahaya dalam suatu bencana
atau konflik harus tetap mendapat perlindungan. Prinsip ini akan menjadi panduan
bagi lembaga kemanusiaan bagaimana mereka menyelenggarakan perlindungan
dalam suatu aksi kemanusiaan.

Ada empat prinsip perlindungan dasar dalam suatu aksi kemanusiaan dalam
SPHERE yaitu :
a. Menghindari terjadinya bantuan kemanusiaan yang semakin menyengsarakan
orang yang terkena dampak bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

b. Memastikan setiap orang memiliki akses terhadap bantuan kemanusiaan yang


proposional sesuai kebutuhan mereka tanpa diskriminasi.
c. Melindungi orang yang terkena dampak bencana dari kekerasan secara fisik dan
mental akibat adanya tindak kekerasan dan pemaksaan.
d. Mendampingi orang yang terkena dampak bencana untuk menyuarakan hak –
hak mereka dan memberikan akses penyembuhan atau rehabilitasi akibat dari
suatu tindak kekerasan.

Telah disepakati dalam klaster perlindungan global bahwa tiap lembaga


kemanusiaan harus memiliki focal point untuk beberapa isu perlindungan dibawah
ini yaitu :
 Perlindungan anak
 Kekerasan berbasis gender
 Perumahan, tanah dan hak milik
 Aksi penambangan
 Peraturan tentang hukum dan peradilan

3. Standar-Standar Inti (Core Standards)


Sebelum membahas ke standar-standar minimum, kita harus melihat terlebih
dahulu standar-standar inti dalam SPHERE. Standar ini ibaratnya yang memayungi
standar-standar lainnya dalam SPHERE. Standar-standar ini terdiri dari
enam point sebagai berikut :
a. Aksi kemanusiaan yang berpusat pada orang yang terkena dampak bencana
atau konflik.
b. Koordinasi dan kolaborasi
c. Pengkajian
d. Desain dan respon
e. Kinerja, transparansi dan pembelajaran
f. Kinerja pekerja kemanusiaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

Sama halnya dengan standar-standar minimum, maka Core Standards juga


memiliki strukstur sebagai berikut :
 Core Standards (Standar Inti) : yaitu 6 point di atas yang merupakan ukuran
kualitatif yang harus dicapai dalam suatu aksi kemanusiaan.
 Key Actions (Aksi Kunci) : berisi aktivitas yang disarankan untuk mencapai
standar.
 Key Indicators (Indikator Kunci) : merupakan suatu sinyal atau tanda-tanda
bahwa suatu standar telah tercapai.
 Guidance Notes (Catatan Panduan) : menjelaskan tentang
beberapa point penting yang harus dipertimbangkan dalam mencapai Core
Standards, Key Actions maupun Key Indicators.

1.3.2 CHS (Core Humanitarian Standard on Quality and Accountability)


CHS adalah Perangkat yang terdiri dari sembilan komitmen terhadap komunitas dan
warga terdampak krisis yang menyatakan apa yang dapat mereka harapkan dari
oganisasi dan perorangan yang menyampaikan bantuan kemanisiaan. Setiap
komitmen didukung oleh sebuah kriteria mutu yang menandai bagaimana
organisasi kemanusiaan dan staf harus bekerja untuk memenuhinya.

Sembilan komitmen dan kriteria kualitas :


 Komunitas dan warga terdampak krisis menerima bantuan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Kriteria kualitas: Respons kemanusiaan harus sesuai dan relevan.
 Komunitas dan warga terdampak krisis mempunyai akses terhadap bantuan
kemanusiaan yang mereka perlukan pada waktu yang tepat.
 Kriteria kualitas: Respons kemanusiaan harus efektif dan tepat waktu.
 Komunitas dan warga terdampak krisis bebas dari dampak negatif dan akan
menjadi lebih siap, lebih tangguh dan kurang berisiko setelah menerima aksi
kemanusiaan.
 Kriteria kualitas: Respons kemanusiaan harus mendorong peningkatan
kapasitas lokal dan tidak menimbulkan akibat buruk.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

 Komunitas dan warga terdampak krisis mengetahui hak-hak mereka yang


dijamin oleh hukum, mempunyai akses terhadap informasi dan terlibat dalam
proses pengambilan keputusan yang berdampak pada diri mereka.
 Kriteria kualitas: Respons kemanusiaan berdasarkan pada komunikasi,
partisipasi dan umpan balik.
 Komunitas dan warga terdampak krisis mempunyai akses terhadap mekanisme
pengaduan yang aman dan responsif.
 Kriteria kualitas: Pengaduan disambut baik dan ditangani.
 Komunitas dan warga terdampak krisis menerima bantuan yang terkoordinasi
dan saling melengkapi.
 Kriteria kualitas: Respons kemanusiaan harus terkoordinasi dan saling
melengkapi.
 Komunitas dan warga terdampak krisis dapat mengharapkan penyaluran
bantuan yang lebih baik, karena organisasi belajar dari pengalaman dan refleksi.
 Kriteria kualitas: Pekerja kemanusiaan senantiasa belajar dan meningkatkan
diri.
 Komunitas dan warga terdampak krisis menerima bantuan yang mereka
butuhkan dari staf dan relawan yang kompeten dan dikelola dengan baik.
 Kriteria kualitas: staf didukung dalam melaksanakan pekerjaannya dengan
efektif dan diperlakukan dengan adil dan setara.
 Komunitas dan warga terdampak krisis dapat mengharapkan bahwa organisasi
yang membantu mereka mengelola sumber-sumber daya dengan efektif, efisien
dan etis.
 Kriteria kualitas: sumber-sumber daya dikelola dan digunakan dengan
bertanggungjawab sesuai peruntukkannya.

1.4 Latihan
1. Jelaskan pengertian penanggulangan bencana!
2. Jelaskan prinsip-prinsip penanggulangan bencana!
3. Sebutkan prinsip-prinsip yang menyusun piagam kemanusiaan (Humanitarian
Charter)!

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

1.5 Rangkuman
Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada
tahapan sebelum, saat dan setelah bencana.

Manajemen penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang dinamis,


yang dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan dalam
penanggulangan bencana.

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan


melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan terdapat
potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat sedang
terjadi bencana.
3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

MATERI POKOK 2
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu


(1) menjelaskan sistem penanggulangan bencana, (2) menjelaskan sistem
penanggulangan bencana dalam pembangunan.

2.1 Sistem Penanggulangan Bencana

Gambar II.1 - Sistem penanggulagan bencana


1. Legislasi
a. Yang sifatnya nasional, mulai UU No. 24 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah
ada 3 : PP 21/2008 ttg penyelenggaraan penanggulangan bencana,
PP22/2008 ttg pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana, PP23/2008
ttg peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah
dalam penanggulangan bencana. Perpres No. 8 Tahun 2008 ttg BNPB,
peraturan menteri terkait penanggulangan bencana, peraturan Kepala
BNPB (liat di www.bnpb.go.id) dsb
b. Yang sifatnya daerah : perda, pergub, perbup, perwali, qanun biasanya
mengatur mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah,
pembentukan BPBD.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

2. Kelembagaan
Kelembagaan penanggulangan bencana dapat dibagi 2 : formal dan non formal
Untuk formal : di pusat ada BNPB, di provinsi ada BPBD provinsi dan dikab/kota
ada BPBD kab/kota. Dengan melihat umur UU No. 24 Tahun 2007 baru jalan 5
tahun, capaian kelembagaan per 1 agustus 2011 untuk sudah terbentuk 34
BPBD Provinsi dan 506 BPBD kab/kota.
BNPB sebagaimana dengan BPBD Prov dan BPBD kab/kota terdiri dari unsur
pelaksana dan unsur pengarah, yang membedakan hanya jumlah dan
komposisi unsur pengarah.

3. Perencanaan
Perencanaan dalam penanggulangan bencana dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Perencanaan yang berlaku untuk semua jenis bencana, yaitu rencana
penanggulangan bencana, yang kemudian didiskripsikan menjadi rencana
aksi.
b. Perencanaan untuk 1 (satu) jenis bencana, yaitu :
 Rencana mitigasi : pra bencana tanpa potensi bencana, satu jenis
bencana, upaya mitigasi (struktural dan non struktural), siapa
melakukan apa, budget
 Rencana kontijensi : pra bencana dengan potensi bencana, satu jenis
bencana, gunakan skenario kejadian yang paling mungkin, siaps
melakukan apa, budget, dokumen komitmen antar stakeholder
 Rencana operasi : saat bencana, melaksanakan rencana kontijensi
 Rencana pemulihan : pasca bencana, dasar wilayah terdampak, apa
saja yang dipulihkan, siap melakukan apa, budget.

4. Pendanaan
Pendanaan dalam penangulangan bencana dikelompokkan menjadi 2 :
a. Pendanaan dari pemerintah, dibedakan menjadi 4 berdasarkan
peruntukkannya : 1) kegiatan rutin dan operasional untuk pengurangan
risiko bencana digunakan dana DIPA, termasuk Dana Alokasi Khusus, 2)
kegiatan penanganan kesiapsiagaan dengan Dana Kontigensi 3) untuk
bantuan kemanusiaan pada saat terjadi bencana digunakan Dana Siap

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

Pakai (ON CALL), yang penggunaannya dengan kemudahan akses (rincian


baca : PP22/2008), 4) kegiatan pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi)
pasca bencana dengan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah.
b. Pendanaan dari masyarakat, merupakan dana yang dikumpulkan oleh
masyarakat, baik organisasi masyarakat (Ormas), perguruan tinggi, media
massa, maupun masyarakat internasional.

5. Pengembangan Kapasitas
Pengembangan kapasitas secara efektif akan terjadi bila 3 (tiga) sub sistem
dalam sistem penangulangan bencana dijalankan dengan baik yang secara
umum dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kelembagaan meliputi kelembagaan formal dan non formal sumberdaya,
meliputi sumberdaya manusia termasuk aparat, masyarakat terlatih,
relawan dsb. Dan sumberdaya sarana prasarana termasuk kantor, alat
komunikasi, trasnsportasi, obat-obatan dsb.
b. IPTEK, a) bagaimana penguasaan iptek di daerah mis : sudah
menggunakan komputer atau masih pakai kalkulator dan mesin ketik untuk
olah data, fax, email,b) sudahkah digunakan penerapan iptek terapan untuk
pembangunan rumah tahan gempabumi, sistem peringatan dini, c) berapa
banyak aparat BPBD/stakehoder lain yang sudah mempelajari
penanggulangan bencana lewat jalur perguruan tinggi ? Mengingat
beberapa perguruan tinggi sudah membuka program khusus tentang
penanggulangan bencana seperti UGM, ITB, IPB, Untar (Univ.
tarumanegara), Unhan (univ. pertahanan) dsb.
c. Meningkatkan kapasitas koordinasi, komando dan pelaksanaan
penanggulangan bencana termasuk pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan.

6. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Dengan meningkatnya kapasitas di daerah diharapkan dapat melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan lebih baik.
Penyelenggaraan penanggulangan dibagi menjadi 3 (tiga) sesuai siklus
penanggulangan bencana (baca : UU No. 24 Tahun 2007 dan PP21/2008).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

2.2 Sistem Penanggulangan Bencana dalam Pembangunan


Hal yang perlu direkomendasikan pada sistem penanggulangan bencana dalam
pembangunan:
1. Pertama, perlu kerangka yang jelas bagi kegiatan penanggulangan bencana
berbasis komunitas;
2. Kedua, integrasi kegiatan penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan daerah;
3. Ketiga, peningkatan kapasitas masyarakat;
4. Keempat, adanya nilai dan pemahaman yang sama antar lembaga
pendamping;
5. Kelima, fokus pada kebutuhan masyarakat;
6. Keenam, penanggulangan bencana berbasis masyarakat merupakan tanggung
jawab semua pihak;
7. Ketujuh, peningkatan kapasitas dan kepedulian Pemerintah Daerah terkait
pelibatan masyarakat; dan kedelapan, peningkatan peran Pemerintah Daerah
dalam mendorong kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

2.3 Latihan
1. Sebutkan komponen-komponen sistem penanggulangan bencana!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendanaan dari masyarakat!
3. Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan pada sistem penanggulangan bencana
dalam pembangunan!

2.4 Rangkuman
 Sistem penanggulangan bencana memiliki beberapa komponen yaitu legislasi,
kelembagaan, perencanaan, pendanaan, pengembangan kapasitas,
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
 Adapun beberapa hal yang perlu direkomendasikan pada sistem
penanggulangan bencana dalam pembangunan yaitu pertama, perlu kerangka
yang jelas bagi kegiatan penanggulangan bencana berbasis komunitas; kedua,
integrasi kegiatan penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan daerah; ketiga, peningkatan kapasitas masyarakat; keempat,
adanya nilai dan pemahaman yang sama antar lembaga pendamping; kelima,

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

fokus pada kebutuhan masyarakat; keenam, penanggulangan bencana


berbasis masyarakat merupakan tanggung jawab semua pihak; ketujuh,
peningkatan kapasitas dan kepedulian Pemerintah Daerah terkait pelibatan
masyarakat; dan kedelapan, peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam
mendorong kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

PENUTUP

A. Simpulan
Modul ini membahas tentang konsep dan karakteristik bencana dalam upaya
penanggulangan bencana.

Dalam modul ini dijelaskan bahwa Penyelenggaraan penanggulangan bencana di


Indonesia dilakukan pada berbagai tahapan kegiatan, yang berpedoman pada
kebijakan pemerintah yaitu Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah terkait lainnya yang telah
memasukkan Pengurangan Risiko Bencana. Pentingnya pemahaman prinsip –
prinsip penanggulangan bencana nasional dan prinsip penanggulangan bencana
indonesia. Sistem penanggulangan bencana dalam pembangunan merubah
paradigma penanggulangan bencana yang berfokus pada tanggap darurat berubah
menjadi fokus pada pengurangan risiko bencana.

B. Tindak Lanjut
Perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana dari sebelumnya berbasis
penanganan darurat bencana, sejak diundangkannya UU No. 24 Tahun 2007
berubah menjadi pengurangan risiko bencana. melalui pelatihan terkait dengan
dasar manajemen penanggulangan bencana ini diharapkan akan tercipta
pemahaman komprehensif terahadap perubahan paradigma ini.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

EVALUASI FORMATIF

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul


konsep dan karakteristik bencana pada Pelatihan Penanggulangan Bencana Banjir.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
pelatihan terhadap materi yang disampaikan dalam modul.

A. Soal
Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan-
pertanyaan di bawah ini!

1. Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau


kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya .....
a. Penekanan pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban
serta penanganan pengungsi saat terjadinya bencana dengan fase nya.
b. Pencegahan terhadap saat dan setelah bencana.
c. Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan
setelah bencana.
d. Penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor yang
dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang
terkena bencana.
e. Semua benar.

2. Berikut ini merupakan manajemen yang dipakai dalam tahapan


penanggulangan bencana, kecuali …..
a. Manajemen bencana.
b. Manajemen risiko bencana.
c. Manajemen kedaruratan.
d. Manajemen pemulihan.
e. Semua benar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

3. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip penanggulangan bencana nasional


berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007, kecuali …..
a. Cepat dan akurat
b. Diskriminasi
c. Prioritas
d. Koordinasi
e. Keterpaduan

4. Sistem penanggulangan bencana memiliki beberapa komponen yaitu ….


a. Kelembagaan, perencanaan, pengembangan kapasitas dann pendanaan.
b. Kelembagaan, perencanaan, pengembangan kapasitas, pendanaan dan
penyelenggaraan.
c. Legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan dan penyelenggaraan.
d. Legislasi, kelembagaan, perencanaan, pengembangan, pendanaan,
penyelenggaraan.
e. Legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan, pengembangan
kapasitas, penyelenggaraan penanggulangan bencana.

5. Berikut ini merupakan hal yang perlu direkomendasikan pada sistem


penanggulangan bencana dalam pembangunan, kecuali …..
a. Perlu kerangka yang jelas bagi kegiatan penanggulangan bencana
berbasis komunitas
b. Melihat lingkungan sekitar
c. Integrasi kegiatan penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan daerah
d. Peningkatan kapasitas masyarakat
e. Fokus pada kebutuhan masyarakat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di
paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

Jumlah Jawaban Yang Benar


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = × 100 %
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan :


90 - 100 % : baik sekali
80 - 89 % : baik
70 - 79 % : cukup
< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
memahami konsep dan karakteristik bencana. Proses berbagi dan diskusi dalam
kelas dapat menjadi pengayaan akan materi konsep dan karakteristik bencana.
Untuk memperdalam pemahaman terkait materi konsep dan karakteristik bencana,
diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau
pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-
modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh
akan penanggulanga bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

DAFTAR PUSTAKA

BNPB. 2012. Buku Panduan Fasilitator : Modul Pelatihan Dasar Penanggulangan


Bencana, Diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nasional. Cetakan Pertama.

Sriutomo, S. 2007. Sistem Nasional Penanggulangan Bencana, Menuju Upaya


Penanggulangan Bencana yang Tepat Di lndonesia Berdasarkan UU No. 24
Tahun 2007.

Core Humanitarian Standard.

Sphere Project.

Prinsip-Prinsip Panduan bagi Perlindungan Pengungsi Internal, OCHA.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

GLOSARIUM

Bencana : Sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan)


kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan;
bahaya.

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

CHS : Core Humanitarian Standard on Quality and


Accountability.

Guidance Notes : Beberapa point penting yang harus dipertimbangkan


(Catatan Panduan) dalam mencapai Core Standards, Key
Actions maupun Key Indicators.

Key Actions (Aksi : Berisi aktivitas yang disarankan untuk mencapai


Kunci) standar.

Key Indicators : Suatu sinyal atau tanda-tanda bahwa suatu standar


(Indikator Kunci) telah tercapai.

Manajemen : Penggunaan sumber daya secara efektif untuk


mencapai sasaran.

Mitigasi : Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.

Penanggulangan : Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan


Bencana dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada
tahapan sebelum, saat dan setelah bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut:

Latihan Materi Pokok 1


1. Pengertian Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana
yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan setelah bencana.
2. Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana Nasional berdasarkan UU No.
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
 Cepat dan Akurat – Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah
bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
 Prioritas – Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila
terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan
diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
 Koordinasi – Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa
penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling
mendukung.
 Keterpaduan – Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
 Berdaya Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah
bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

 Berhasil Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah


bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya
dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan.
 Transparansi - Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
 Akuntabilitas – Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
 Kemitraan - Cukup jelas.
 Pemberdayaan – Cukup jelas.
 Nondiskriminasi – Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi” adalah
bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan
aliran politik apa pun.
 Nonproletisi – Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa dilarang
menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana,
terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.
3. Piagam Kemanusiaan (Humanitarian Charter) disusun berdasarkan 3 prinsip
berikut :
 Hak untuk Kehidupan yang bermartabat
 Hak untuk perlindungan dan keselamatan
 Hak untuk menerima bantuan kemanusiaan

Latihan Materi Pokok 2


1. Sistem penanggulangan bencana memiliki beberapa komponen yaitu
legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan, pengembangan kapasitas,
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
2. Pendanaan dari masyarakat merupakan dana yang dikumpulkan oleh
masyarakat, baik organisasi masyarakat (Ormas), perguruan tinggi, media
massa, maupun masyarakat internasional.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 3 Konsep dan Karakteristik Bencana

3. Hal yang perlu direkomendasikan pada sistem penanggulangan bencana


dalam pembangunan:
 Perlu kerangka yang jelas bagi kegiatan penanggulangan bencana
berbasis komunitas;
 Integrasi kegiatan penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan daerah;
 Peningkatan kapasitas masyarakat;
 Adanya nilai dan pemahaman yang sama antar lembaga pendamping;
 Fokus pada kebutuhan masyarakat;
 Penanggulangan bencana berbasis masyarakat merupakan tanggung
jawab semua pihak;
 Peningkatan kapasitas dan kepedulian Pemerintah Daerah terkait pelibatan
masyarakat; dan kedelapan, peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam
mendorong kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :


1. c (Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan
setelah bencana)
2. a (Manajemen bencana)
3. b (Diskriminasi)
4. e (Legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan, pengembangan
kapasitas, penyelenggaraan penanggulangan bencana)
5. b (Melihat lingkungan sekitar)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai