Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIKUM IPA

INDAH SUSI SUSANTI

NIM : 855874146

UPBJJ SURABAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN

2021
A. Judul Percobaan
Sifat Cahaya

B. Tujuan
a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
d. Menentukan focus cermin cekung
e. Menentukan focus lensa cembung

C. Alat Dan Bahan


a. Cermin datar (3 x 6 cm2)
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lampu senter
e. Busur derajat
f. Kertas putih
g. Lilin
h. Layar (tabir kertas)
i. Celah cahaya

D. Landasan teori
Jenis Pemantulan Cahaya Materi menurut kurikulum 2013 dari buku IPA
Fisika untuk SMP/MTS kelas VIII oleh Tim Abdi Guru (2013: 153-163), adalah
sebagai berikut: Ketika seberkas cahaya mengenai sebuah penghalang datar misalnya
sebuah cermin, maka berkas cahaya baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi
penghalang tersebut. Fenomena ini disebut pemantulan. Apabila seberkas cahaya
sejajar mengenai suatu permukaan benda yang rata, misalnya permukaan cermin, maka
akan dipantulkan dengan arah tertentu secara teratur.
Pemantulan cahaya ke satu arah saja disebut pemantulan teratur (Specular
reflection). Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan benda tidak rata, misalnya
triplek, maka akan dipantulkan ke segala arah secara tidak beraturan. Pemantulan
cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (diffuse reflection) (Tipler, 2001: 442-444).
Pemantulan teratur dan pemantulan baur disajikan pada Gambar 2.1:

1. Hukum Pemantulan Cahaya


Hukum pemantulan cahaya mengatakan bahwa (Kanginan, 2013: 377).: 1)
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar. 2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Hubungan
antara sinar datang, garis normal dan sinar pantul dapat dilihat pada Gambar 2.2:
2. Cermin dan Sifat Bayangannya
a) Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar. Cahaya apabila
mengenai cermin datar maka akan dipantulkan. Sifat bayangan pada cermin
datar adalah maya, tegak, sama besar dan jarak benda sama dengan jarak
bayangan (Kanginan, 2013: 379). Bayangan yang terbentuk pada cermin datar
dapat dilihat pada Gambar 2.3:

Proses pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cermin datar


dapat dilihat pada Gambar 2.4:

b) Pemantulan pada Cermin Cekung


Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya melengkung seperti
bagian dalam permukaan sendok. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar
(konvergen), artinya sinar-sinar yang jatuh pada permukaan cermin cekung
akan dipantulkan ke satu titik yang disebut titik fokus (F) (Halliday & Resnick,
1989: 645). Pembagian ruang pada cermin cekung dapat dilihat pada Gambar
2.5:
Keterangan gambar 2.5
I : Ruang antara cermin dengan titik fokus
II : Ruang antara titik pusat kelengkungan cermin dengan titik fokus
III : Ruang antara titik pusat kelengkungan cermin sampai jauh tak
terhingga
IV : Ruang di belakang cermin

Ada 3 sinar istimewa pada cermin cekung, ketiga sinar tersebut dapat
dilukiskan pada Gambar 2.6:

Berdasarkan gambar diketahui (Halliday & Resnick, 1989: 650):


1) Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
2) Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
kembali melalui pusat kelengkungan cermin.

Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung,


dibutuhkan mininal dua sinar istimewa seperti Gambar 2.7:
c) Pemantulan pada Cermin Cembung
Pada cermin cembung, bagian yang memantulkan cahaya adalah
bagian luar dari permukaan lengkung. Contoh cermin cembng adalah spion
motor atau mobil. Cermin cembung bersifat memancarkan atau menyebarkan
sinar (divergen) (Halliday & Resnick, 1989: 647). Cermin cembung memiliki
titik fokus dan titik pusat kelengkungan di dalam cermin seperti pada Gambar
2.8:

Ada 3 macam sinar istimewa pada cermin cembung, seperti ditunjukan


pada Gambar 2.9:

Berdasarkan gambar diketahui bahwa:


a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus
b. Sinar datang seolah-lah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
c. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan
seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan yang sama. (Halliday &
Resnick, 1989: 650).

Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cembung,


dibutuhkan mininal dua sinar istimewa seperti Gambar 2.10:

Keterangan gambar 2.10:


h = benda
h’ = bayangan

Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung bersifat maya, tegak


dan
diperkecil (Marthen, 2013: 389).
Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak fokus (f)
adalah

Di dalam perhitungan berlaku ketentuan berikut:


a. Untuk cermin cekung titik fokus (f) dan jari-jari (R) bernilai positif (+),
apabila s’ yang dihasilkan bernilai negatif (-), maka bayangan yang
terbentuk bersifat maya.
b. Untuk cermin cembung titik fokus (f) dan jari-jari (R) bernilai negatif (-)
(Marthen, 2013: 386).

Perbandingan antara jarak bayangan ke cermin (s’) dengan jarak benda ke


cermin (s), atau perbandingan antara tinggi bayangan (h’) dengan tinggi benda (h)
disebut perbesaran bayangan (M) dirumuskan sebagai berikut:
Dengan :
M = Perbesaran bayangan
h’ = Tinggi bayangan
h = Tinggi benda
| | = Tanda mutlak yang menyatakan harga M selalu positif

E. Prosedur Percobaan
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
2) Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya.
4) Ukurlah besar sudut datang dan besar sudut pantul tersebut.
5) Letakkan sebuah benda(dalam hal ini lilin) di depan cermin datar dan amati
bayangannya selama benda itu anda geser-geserkan di depan cermin datar.
6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
tersebut.

b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung


1) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
2) Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
3) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.

c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


1) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dansesudah mengenai cermin cekung.
2) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
3) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung
tersebut.
4) Mengatur jarak benda atau letak iayar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam.Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
5) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermi
n cekung pada keadaan tersebut (s).

F. Hasil pengamatan
Pemantulan Cahaya
1) Pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
b. Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

No i (derajat) r (derajat)
1. 45 45
2. 50 50
3. 55 55
4. 60 60

c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


1.Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan
2.Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
3.Tegak.
4.Maya.
5.Sama besar.
2) Pemantulan cahaya pada cermin cembung
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung
b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
1. Maya.
2. Sama tegak.
3. Bayangan lebih kecil dari pada bendanya
c. Hasil pengamatan
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan ( cm )
1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm  4 cm
3 20 cm 2 cm

3) Pemantulan cahaya pada cermin cekung


a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung
b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung

1) Maya
2) Sama banyak
3) Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya
c. Hasil Pengamatan
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 5 cm 8 cm
2. 8 cm 5 cm
3. 10 cm 4 cm
4. 20 cm 2 cm

G. Pembahasan
Percobaan Pemantulan Cahaya
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan dari sinar-sinar pantul.Perhatikan pembentukan bayangan oleh
Cermin datar berikut. Proses pembentukan bayangan :
1) Benda di depan cermin datar
2) Berlaku hukum pemantulan
3) Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin,
akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru
muda)
4) Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah)
5) Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan
merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda
6) Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning),
merupakan bayangan pangkal benda
7) Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar

H. Kesimpulan
1) Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
2) Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)
3) Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali
4) Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)Untuk mendapatkan seluruh
bayangan benda pada cermin datar, kita harus menggunakan cerminyang
panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya.
L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)
Agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari lantai
setinggi;
H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin
h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala

I. Daftar Pustaka
Halliday, D. & Resnick, R. 1978. Physics jilid kedua (3th ed). Translated
by Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. 1989. Jakarta Pusat: Erlangga.

Kangenan, M. 2013. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta Pusat: Erlangga.

Maman Rumanta, dkk. (2014). Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan :


Universitas Terbuka

Tim Abdi Guru. 2014. IPA Fisika untuk SMP/MTS kelas VII. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Tipler, P. A. 1991. Physics for Scientists and Engineers. Translated by:


Bambang Soegijono. 2001. Jakarta Pusat: Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami

Sulitnya mendapatkan ruangan gelap bagaimana praktikum ini berjalan


sesuai dengan petunjuk yang tersedia.
A. Judul Percobaan
Percobaan pembiasan cahaya

B. Tujuan Percobaan
Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dan lensa cembung

C. Alat dan Bahan


a. Lampu senter
b. Celah cahaya
c. Balok kaca
d. Kertas putih
e. Busur Derajat
f. Lensa cembung
g. Lensa cekung
h. Layar (tabir kertas)
i. Lilin
j. Penggaris panjang (100 cm)

D. Landasan Teori
Pembiasan cahaya

E. Prosedur Percobaan
a. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca.
b. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan
sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
d. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa perlahan
lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan
kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat
bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
e. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling
tajam pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan ajarak bayangan (s’), dan catat sifat-
sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
f. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda.
Dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-lahan
menjauhi huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cekung tersebut.

F. Hasil Pengamatan
 Gambar jalanya berkas sinar pada balok kaca

 Sudut yang dibentuk


No Sudut datang (i) sudut bias(r)
1 150 230
2 280 360
3 350 400
4 380 430

G. Kesimpulan
Berkas cahaya yang mengenai permukaan bidang batas yang memisahkan dua
medium yang berbeda (ex : permukaan kaca) energi cahaya akan memantulkan dan
memasuki medium kedua.

H. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

A. Judul Percobaan
Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

B. Tujuan
Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat
cahaya.

C. Alat dan Bahan


1. Lampu TL
2. Kisi disfraksi.

D. Cara Kerja
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000
celah atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu yang
dilihat di lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang anda
amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu TL.

E. Landasan Teori
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda atau
sumber cahaya dalam bentuk gelombang eletromagnetik.Gelombang elektromagnetik
dapat merambat di dalam ruang hampa udara (vakum). Menurut James Maxwell
(1831-1897), cahaya adalah gelombang elektromagnetik, sehingga cepat rambat
cahaya sama dengan cepat rambat gelombang elektromagnetik, yaitu 3.10¬8 m/s.
Cahaya merupakan pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata telanjang
manusia.
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan.Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik
(me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. 
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah.Interferensi dapat bersifat membangun dan
merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang
baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

F. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan dispersi?

G. Pembahasan
1. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning
dan violet atau ungu.
2. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan Interferensi adalah
interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat
membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama
sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang
tersebut.

H. Kesimpulan
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan.Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.Interferensi adalah
interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. 
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Cahaya adalah energi berbentuk
gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–
750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.Cahaya adalah paket partikel yang
disebut foton.

I. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 1999. Fisika edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Imam, poernomo. 1996. Fisika 2 Petunjuk Guru. Jakarta: Balai Pustaka.

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri

Tipler, Paul. A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

A. Judul Percobaan
Lensa Cembung dan Cermin Cekung

B. Tujuan
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung

C. Alat Dan Bahan


a. Meja optik lengkap
b. Lensa cembung
c. Cermin cekung
d. Layar
e. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. Landasan teori
a. Lensa
Alat optik sederhana yang paling penting tentu saja adalah lensa tipis.
Perkembangan alat-alat optik dengan menggunakan lensa berawal dari abad ke-16
dan 17, meskipun catatan tentang kaca mata ditemukan pada akhir abad ke tiga
belas. Beberapa alat optik yang menggunakan lensa diantaranya adalah kacamata,
kamera, kaca pembesar, teleskop, teropong, mikroskop dll. Lensa tipis biasanya
berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya melengkung, salah satu contohnya
adalah lensa pada kaca pembesar. Keutamaan lensa adalah karena lensa
membentuk bayangan benda. Sumbu lensa merupakan garis lurus yang melewati
pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya (Giancoli, 1999: 263).

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau
satu bidang dan satu bidang datar (Imam, 1996). Lensa adalah objek tembus
pandang dengan dua permukaan pembias yang memiliki sumbu utama berbimpit.
Lensa yang menyebabkan sinar sejajar sumbu utama untuk mengumpul biasanya
disebut lensa konvergen. Sebaliknya, jika menyebarkan sinar disebut lensa divergen.
Sebuah lensa dapat menghasilkan bayangan objek hanya karena lensa dapat
membengkokkan sinar, tetapi lensa hanya dapat membengkokkan sinar jika indeks
pembiasannya berbeda dengan indeks bias medium disekitarnya (walker, 2010:
409).

1. Lensa Cembung
Lensa cembung merupakan lensa yang memiliki bentuk tebal di bagian
tengah dan tipis di bagian tepinya (Imam, 1996: 111).
Lensa cembung atau lensa positif terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. lensa bikonveks atau lensa cembung dua
b. lensa plankonveks atau lensa cembung datar
c. lensa konkaf konveks atau lensa cembung cekung
Lensa cembung atau lensa konveks bersifat mengumpulkan sinar-sinar
yang datang menuju lensa. Sinar-sinar sejajar menuju lensa cembung dibiaskan
lensa dan melalui satu titik pada sumbu utama. Titik ini disebut titik fokus utama
(F). Jarak dari F ke O adalah jarak fokus (f). Titik O adalah titik pusat lensa atau
pusat optik. Sinar-sinar sejajar sumbu utama datang dari sebelah kanan lensa
cembung, maka sinar-sinar dibiaskan oleh lensa melalui satu titik yang disebut
titik fokus F seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Jarak fokus ini sama dengan
jarak fokus utama. Lensa cembung memiliki dua titik fokus utama yaitu F' dan F.
Jarak antara F'O dengan FO sama besarnya. Jarak fokus lensa cembung diberi
tanda positif sehingga lensa cembung disebut lensa positif. Jika jarak fokus lensa
adalah f, jarak benda adalah S, dan jarak bayangan adalah S', maka hubungan
antara S, S', dan f dapat dituliskan sebagai berikut.

Untuk menggunakan persamaan diatas perhatikan perjanjian tanda sebagai berikut:


a. Kalau f positif (+) berarti lensa cembung
b. Kalau S positif (+) berarti bendanya nyata.
c. Kalau S' positif (+) berarti bayangan nyata.
d. Kalau S' negatif (-) berarti bayangan maya.

Bayangan yang dibentuk lensa cembung dapat berupa bayangan maya


atau bayangan nyata, bergantung pada jarak benda terhadap lensa. Sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung ada tiga, yaitu:
a. Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
b. Sinar yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama
c. Sinar yang melalui titik pusat optik lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan

Gambar 2.3 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


2. Lensa Cekung
Lensa cekung bentuknya berbeda dengan lensa cembung. Lensa cekung
adalah benda bening yang dibatasi dua bidang lengkung atau satu bidang
lengkung dan satu bidang datar yang tipis di tengah-tengah dan tebal di bagian
tepi.
Lensa cekung terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a. Lensa bikonkaf atau lensa cekung dua
b. Lensa plankonkaf atau lensa cekung datar
c. Lensa konveks konkaf atau lensa cekung cembung (meniscus)

Gambar 2.4 Jenis-jenis dari lensa cekung

Lensa cekung atau lensa konkaf bersifat menyebarkan sinar-sinar yang


datang menuju lensa oleh karena itulensa cekung disebut lensa divergen. Jarak
fokus lensa cekung diberi tanda negatif, sehingga lensa cekung disebut lensa
negatif. Bayangan yang terjadi pada lensa cekung adalah maya, diperkecil, dan
tegak. Bayangan ini dibentuk dari perpotongan maupun perpanjangan sinar-sinar
istimewa yang berlaku pada lensa cekung.
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung adalah:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
focus pertama,
b. Sinar datang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama,
c. Sinar melalui titik pusat optik lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Lensa cekung selalu membentuk bayangan maya walaupun letak benda diubah-
1 1 1
ubah di depan lensa cekung.
= +
𝑓 𝑠 𝑠1

Juga berlaku pada lensa cekung tetapi perlu diperhatikan perjanjian tanda sebagai
berikut.
a. Kalau f negatif (-) berarti titik fokus untuk lensa cekung.
b. Kalau S' positif (+) berarti bayangannya nyata.
c. Kalau S' negatif (-) berarti bayangannya maya.

b. Persamaan Pembuat Lensa


Pada lensa cembung dan lensa cekung berlaku persamaan pembuat lensa.
Persamaan ini menghubungkan panjang fokus lensa dengan radius kelengkungan
kedua permukaannya dan indeks bias. Posisi titik F tidak tergantung pada dimana
berkas cahaya mengenai lensa. Hal ini berarti semua berkas yang paralel dengan
sumbu lensa tipis akan melalui titik yang sama. Lensa cembung yang memiliki dua
permukaan yang sama-sama cembung, R1 dan R2 dianggap positif. Persamaan
yang berlaku untuk lensa cembung dan lensa yang satu atau dua permukaannya
merupakan lensa cekung adalah persamaan dibawah ini, tetapi untuk permukaan
cekung, radius harus dianggap negatif.

Keterangan:

F : Jarak fokus lensa


n : Indeks bias lensa
R1 : jari-jari lensa permukaan pertama
R2 : Jari-jari lensa permukaan kedua

Jika diperhatikan persamaan tersebut simetris dalam R1 dan R2. Hal ini
menyebabkan jika lensa diputar sehingga cahaya mengenai permukaan luar,
panjang fokus sama bahkan jika kedua lensa berbeda (Giancoli, 1999: 277).

1) Bayangan dari Lensa Tipis


Bayangan pada lensa dibentuk akibat dari perpotongan minimal dua
buah sinar istimewa yang berlaku pada masing-masing lensa. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa konvergen atau lensa cembung dapat maya maupun nyata
tergantung dari posisi bendanya diluar atau didalam titik fokus. Jika obyek
berada diluar titik fokus maka lensa cembung membentuk bayangan nyata,
terbalik dari obyek tersebut. Ketika obyek diletakkan di dalam titik fokus
maka bayangan yang dibentuk adalah bayangan maya pada sisi yang sama
dengan obyek, sedangkan ketika bayangan tepat berada di fokus lensa
cembung maka bayangan yang di bentuk berada di tak terhingga.
Gambar 2.7 Bayangan yang terbentuk jika benda tepat di titik fokus

Gambar 2.8 Bayangan yang terbentuk jika benda didalam di antara fokus dan
pusat kelengkungan

Gambar 2.9 Bayangan yang terbentuk jika benda dipusat kelengkungan


Gambar 2.10 Bayangan yang terbentuk jika benda diluar pusat kelengkungan
Sedangkan untuk lensa cekung membentuk bayangan maya dan letaknya disisi
yang sama dengan obyek aslinya jadi lensa divergen atau lensa cekung tanpa
memperhatikan jarak obyek tersebut. Bayangan nyata terbentuk pada sisi lensa
yang berlawanan dengan obyek dan bayangan maya terbentuk pada sisi yang sama
dengan lensa. Menurut Halliday (2010: 411) bayangan maya dibentuk bukan dari
perpotongan sinar datang melainkan terbentuk dari perpotongan perpanjangan
sinar bias. Pembentukan bayangan pada lensa cekung tipis dapat dilihat pada
Gambar dan Gambar 2.12.

Gambar 2.11 Bayangan yang terbentuk jika benda diluar fokus

Gambar 2.12 Bayangan yang terbentuk jika benda didalam fokus


E. Prosedur Percobaan
1. Percobaan Lensa Cembung
a) Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b) Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar terbentuk
bayangan yang paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d) Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]

2.  Percobaan Cermin Cekung
a) Susunlah alat seperti gambar 
b) Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar terbentuk
bayangan paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan
kedudukan benda yang berbeda

F. Hasil Pengamatan
1. LENSA CEMBUNG 
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1. 3 cm 2 cm
2. 2 cm 2 cm
3. 2 cm 3 cm
4. 1 cm 2 cm

2. CERMIN CEKUNG 
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1. 5,5 cm 5 cm
2. 4,5 cm 2 cm
3. 4 cm 5,5 cm
4. 1,5 cm 3 cm

G.   Pertanyaan-Pertanyaan
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan!
2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan?
3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan?

H. Pembahasan
1. Jarak fokus lensa cembung 1,5 cm
2. Kekuatan lensa (p)
1
P=
F
1 2
= =
1,5 3
3. Jarak fokus cermin cekung 2,5 cm

I. Kesimpulan
1. Pada percobaan lensa cembung, jarak benda ( S ) dan jarak bayangan benda S’ dihubung-
kan dengan jarak fokus (f) berlaku rumus = 1/s’ + 1/s = 1/f
2. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung akan sama tegak dengan bendanya jika
jarak benda lebih kecil dari jarak fokus. Bayangannya nyata selalu terbalik terhadap
bendanya. Bila suatu benda ditempatkan pada jarak lebih kecil dai jarak fokus didepan
cermin cekung bayangan maya. Bayangan nampak dibelakang cermin dengan jarak
bayangan ( S’ ) negatif.
3. Cermin cekung, jari-jari kelengkungan dan jarak fokusnya positif , sedangkan jarak
bayangan bisa positif bisa negatif , bergantung letak bendanya. Bentuknya bayangan
lebih kecil sifat cermin mengumpulkan cahaya.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. Kesulitan yang dialami


Kami tidak mengalami kesulitan dalam melakukan praktikum ini.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai