Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki ratusan suku dengan ratusan keunikan budaya, yang


masing- masing telah sejak lama menjalin hubungan dengan tumbuhan alam
khususnya dalam pemanfaatannya sebagai obat. Tiap-tiap suku di Indonesia
memiliki pola keragaman tertentu terhadap pemanfaatan tumbuhan (Asyari,
2004). Indonesia memiliki ratusan suku dengan ratusan keunikan budaya.
Pemanfaatan tumbuhan tersebut ada yang dimanfaatkan secara langsung dan
ada yang memanfaatkan secara tidak langsung. Di Indonesia masih terdapat
suku-suku pedalaman yang masih memanfaatkan tumbuhan secara langsung.
Banyak pengetahuan tentang tumbuhan obat yang dimiliki masyarakat
Indonesia yang belum didokumentasikansecara baik, bahkan cenderung
menghilang seiring dengan meninggal generasi yang tua. Hal ini sangat
disayangkan karena pengetahuan ini merupakan warisan yang bernilai sangat
tinggi. Obat-obat modern yang kita kenal saat ini sebagian besar merupakan
hasil penelitian lanjut dari pengetahuan tradisional. Inventarisasi tumbuhan
obat ini, diharapkan dapat menjadi salah satu data base yang dapat
merangsang adanya penelitian lebih lanjut, yang lebih mendalam sehingga
pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan secara praktis.

Penelitian tentang tumbuhan berkhasiat obat di Klamono ini bertujuan


untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat dan pola
pemanfaatannya oleh masyarakat Suku Moi Kalabra.Terdapat 26 jenis
tumbuhan berkhasiat obat yang biasa dimanfaatkan oleh Suku Moi Kalabra di
Klamono Kabupaten Sorong. Hasil ini diharapkan akan merangsang
penelitian lebih lanjut, yang lebih mendalam.

1
 B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

 Mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan


masyarakat adat Suku Moi Kalabra di Klamono Kabupaten Sorong .
 Mengetahui pola pengolahan dan pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat
oleh Suku Moi Kalabra di Klamono Kabupaten Sorong.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

 Waktu
Penelitian di lakukan pada bulan Mei 2012
 Tempat
Taman Wisata Alam (TWA) Klamono Kabupaten Sorong

B.  Kondisi Umum Lokasi


TWA Klamono seluas 1.909,37 Ha ditetapkan sebagai kawasan
konservasi berdasarkan SK Menteri Kehutanan 219/Kpts-II/1993 tanggal
27 Maret 1993. Secara geografis TWA Klamono terletak antara 131º 08'
00” BT sampai 131º 21' 30”  BT dan 1º 04' 00” LS sampai 1º 08' 00” LS,
sedangkan secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Klamono,
Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. 
 
Sebagian besar kawasan TWA Klamono berupa tegakan hutan primer,
dimana tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalamnya masih asli berasal
dari anakan ataupun biji tanpa campur tangan manusia. Beberapa jenis

2
tumbuhan kayu yang terdapat di dalam kawasan ini antara lain : Kayu Besi
(Intsia bijuga), Kayu Lawang (Cinamongun culilawang), Matoa (Pometia
spp), Nyatoh (Palaquium spp) dan lainnya. Selain berbagai jenis
tumbuhan, di kawasan juga terdapat jenis-jenis satwa seperti Kakatua Raja
(Probosciger naterimus), Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), Burung Kasuari
(Casuarius casuarius), Cenderawasih Kecil (Paradisiae minor) dan jenis
lainnya.
 
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data jenis tumbuhan obat yang
digunakan oleh masyarakat Suku Moi Kalabra dalam bahasa lokal.
Sebelum melakukan inventarisasi tumbuhan obat, dilakukan pendekatan
terhadap masyarakat lokal. Pendekatan terhadap masyarakat lokal
dilakukan dengan metode wawancara semi structural. Wawancara semi
structural adalah wawancara dengan menggunakan sedikit catatan
penuntun sebagai pembantu wawancara agar wawancara lebih efesien.
Selain pendekatan terhadap masyarakat, wawancara juga dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai ada-tidaknya pengetahuan masyarakat
terhadap jenis-jenis tumbuhan obat, ada-tidaknya yang ahli dalam
pengenalan jenis tumbuhan tersebut dan lainnya.
 
Wawancara diarahkan untuk mengetahui pola pemanfaatan tumbuhan
obat oleh masyarakat Suku Moi Kalabra. Hal-hal yang dipertanyakan
dalam wawancara adalah nama jenis tumbuhan obat (nama lokal), habitus
tumbuhan obat, khasiat tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan,
cara penggunaan tumbuhan obat, dan bagaimana pengolahannya sehingga
jadi obat.

3
 D. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh saat wanwancara kemudian dikompolasikan dan
di kombinasikan dengan data lapangan. Data yang ada kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif. 

BAB II

PEMBAHASAN

Jumlah tumbuhan obat yang berhasil diinventarisasi di Hutan TWA


Klamono sebanyak 26 (dua puluh enam) jenis. Penamaan tiap jenis tumbuhan
tersebut diidentifikasi berdasarkan nama daerah yang dipakai oleh Suku Moi
Kalabra. Penggunaan beberapa jenis tumbuhan obat masih disertai dengan
pembacaan mantera-mantera sebagai bagian dari upacara pengobatan terhadap
penyakit-penyakit tertentu. Pembacaan mantera dilakukan pada penyakit-
penyakit yang dianggap cukup sulit untuk disembuhkan dengan pengobatan
biasa.

Tiap tiap jenis tumbuhan obat memiliki khasiat tertentu untuk


menyembuhkan penyakit. Kegunaan dari tiap tumbuhan tersebut dipaparkan
lebih deskriftif berikut ini.

1. Tali Halaleng

Tumbuhan liana ini dapat berkembang hingga mencapai diameter lebih


dari 5 cm, berkhasiat untuk menyembuhkan sakit perut, diare, dan sakit pada
tubuh bagian belakang. Sakit perut ang dimaksud adalah segala penyakit yang
menggangu perut yang menyebabkan rasa sakit pada perut. Bagian tumbuhan

4
yang digunakan sebagai obat adalah batang yang sudah tua dan mengandung
air berwarna putih. Cara penggunaanya batang yang sudah tua dipotong, lalu
air yang keluar dari batang tersebut diminum.

2. Gohi

Gohi diyakini memiliki khasiat sebagai penyembuh sakit mag. Sakit mag
diidentifikasikan dengan keluhan rasa perih pada perut si penderita. Bagian
tumbuhan yang digunakan adalah daun. Daun yang sudah dipilih dipanaskan
dalam api sampai terlihat layu, lalu daun tersebut dimakan. Selain dipanaskan,
daun gohi juga dapat dimasak dengan menggunakan ramuan lain, lalu dimakan.

3. Palem Hutan

Palem hutan memiliki khasiat sebagai penambah stamina tubuh yang


sedang lemah akibat baru sembuh dari sakit maupun kelelahan setelah bekerja
keras. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah batang tumbuhan
yang sudah cukup besar. Batang tumbuhan dipotong, lalu dikupas sehingga
tinggal bagian batang yang lunak. Bagian yang lunak ini dimakan sebagai obat
penambah stamina tubuh.

4. Gedi

Tumbuhan obat jenis ini diyakini memiliki khasiat untuk mengatasi


sembelit akibat pola makan yang kekurangan serat. Bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai obat adalah daun. Daun yang akan digunakan sebagai obat
direbus lalu airnya diminum oleh penderita sembelit. Selain direbus, daun juga
bisa dimasak lalu dimakan.

5
5. Kowon

Tumbuhan obat ini dipercayai memiliki khasiat sebagai penyembuh


penyakit sariawan atau luka-luka pada bibir. Bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai “penyembuh” adalah daun. Daun ditumbuk (digiling) sampai halus lalu
air hasil gilingan tersebut diambil dan dioleskan pada luka.

6. Daun Gatal

Tumbuhan perdu ini sangat dikenal di masyarakat Papua, berkhasiat


untuk menghilangkan rasa capek-capek pada tubuh. Bagian tumbuhan yang
digunakan adalah daunnya. Tumbuhan ini memiliki duri-duri atau bulu-bulu
halus yang jika terkena tubuh terasa gatal dan pedih. Cara penggunaannya
adalah dengan menggosok-gosokkan daun keseluruh tubuh hingga merata.
Tubuh akan terasa gatal dan perih selama beberapa menit. Pada masa ini,
diharap tidak menggaruk-garuk tubuh sehingga tidak menimbulkan luka.
Setelah beberapa menit, rasa gatal dan perih akan hilang diganti dengan rasa
nyaman pada bagian tubuh yang sudah digosok daun gatal tersebut.

7. Dan Las

Tumbuhan obat ini banyak digunakan sebagai perawatan bagi ibu-ibu


yang baru melahirkan. Tumbuhan ini dipercaya dapat mengeluarkan sisa-sisa
darah kotor yang ada di dalam rahim ibu-ibu yang baru melahirkan. Bagian
tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun tumbuhan
tersebut dipanaskan di dalam api sampai kelihatan layu. Daun yang sudah layu
dioleskan dan diusap secara lembut pada perut ibu tersebut.

6
8. Kayu Susu

Kayu susu (Alstonia scholaris) memiliki khasiat untuk menyembuhkan


sakit malaria dan paru-paru. Bagain tumbuhan yang digunakan sebagai obat
sakit malaria adalah kulitnya yang terasa pahit. Kulit kayu dibersihkan dengan
pisau, lalu bagian yang sudah bersih dikerik. Hasil kerikan kulit tersebut
dimakan. Rasa kulit kayu yang pahit diyakini sebagai obat malaria. Bagian
tumbuhan yang digunakan sebagai obat bagi sakit paru-paru adalah kulit
batangnya. Kulit batang yang akan digunakan dibersihkan dengan pisau, lalu
kulit batang yang sudah dibersihkan dikerik dengan pisau. Hasil kerikan
direbus dengan air sampai mendidih, kemudian air hasil rebusan diminum oleh
penderita.

9. Diara

Tumbuhan Diara digunakan sebagai penyembuh sakit tubuh bagian


belakang (punggung dan pinggang belakang). Bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun dipanaskan di dalam api sampai
daun terlihat layu. Daun yang sudah layu ini dipukul-pukul atau digosok-gosok
pada bagian tubuh yang sakit.

10. Yowon

Khasiat dari tumbuhan ini adalah sebagai obat untuk mengatasi rasa sakit
yang menusuk-nusuk pada dada. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai
obat adalah kulit batang. Kulit batang dibersihkan, lalu dikerik dengan pisau.
Hasil kerikan dimasukkan dalam bungkusan daun berbentuk corong. Air
dialirkan dari corong atas lalu air hasil saringan corong tersebut diminum.

7
11. Tali Kuning

Tumbuhan obat ini merupakan jenis yang dapat menyembuhkan segala


penyakit, mungkin khasiat tumbuhan ini sama dengan tumbuhan buah merah.
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah batangnya. Batang tumbuhan ini
dipukul-pukul, lalu batang tersebut direbus dengan air. Air hasil rebusan
tersebut merupakan obat yang dapat diminum.

12. Omsrohoin

Omsrohoin merupakan tumbuhan liana yang dipercaya memiliki khasiat


untuk menyembuhkan penyakit bisul. Bagian yang digunakan sebagai obat
adalah batangnya. Batang tumbuhan ini dipotong, lalu air yang keluar dari
dalam batang diminum oleh penderita.

13. Sibir

Khasiat tumbuhan obat jenis ini adalah untuk menyembuhkan sakit


akibat gigitan lipan. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya.
Daun-daun yang sudah dibersihkan dengan air ditumbuk/digiling sampai
halus, lalu daun tersebut ditempelkan pada luka bekas gigitan lipan.

14. Alwand

Tumbuhan ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam


penyakit kulit.  Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun-
daun yang sudah dipilih ditumbuk/digiling, dicampur dengan minyak tanah,
sampai halus. Daun hasil tumbukan/gilingan tersebut dioleskan pada luka
kulit.

8
15. Kebeles

Tumbuhan berkayu ini dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan


penyakit maag dan juga perawatan bagi ibu-ibu setelah melahirkan.
Tumbuhan ini dapat mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari rahim ibu yang
baru melahirkan.

Bagian tumbuhan ini yang digunakan sebagai obat adalah daunnya, terutama
daun-daun yang masih muda. Daun-daun tersebut ditumbuk/digiling sampai
halus, lalu diperas hingga mengeluarkan air. Air tersebut diminum oleh
penderita penyakit mag dan ibu-ibu yang baru melahirkan.

16. Yaden

Khasiat dari tumbuhan obat ini adalah untuk menyembuhkan penyakit


diare yang mengandung darah. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah
kulit batangnya. Kulit batang dibersihkan dengan pisau lalu bagian yang
sudah bersih dikerik dengan pisau. Hasil kerikan dimasukkan ke dalam daun
lalu diperas dan airnya ditampung lalu diminum oleh penderita.

17. Liat

Tumbuhan Liat ini dipercaya memiliki khasiat sebagai obat untuk


menyembuhkan rasa sakit-sakit pada badan. Bagian yang digunakan sebagai
obat adalah kulit batangnya. Kulit dibersihkan, lalu bagian yang sudah
dibersihkan dikerik dengan pisau. Hasil kerikan dikumpulkan lalu disiram
dengan air panas. Hasil kerikan yang masih hangat tersebut dimasukkan ke
dalam kain, lalu kain berserta hasil kerikan tersebut dipakai sebagai alat urut.

18. Mrampien

Tumbuhan berkayu ini dipakai sebagai perawatan bagi ibu-ibu yang baru
melahirkan. Bagian yang digunakan adalah daun dengan cara
memanaskannya di dalam api sampai layu. Daun-daun yang sudah layu

9
tersebut ditempelkan pada perut ibu yang baru melahirkan. Pemberian daun
tersebut dipercaya dapat memulihkan kekuatan si ibu yang banyak terkuras
setelah melahirkan.

 19. Slang

Tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan


penyakit tuli. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun
tumbuhan tersebut dipanaskan di dalam api sampai terlihat layu. Daun yang
sudah layu dimasukkan ke dalam telinga penderita tuli.

20. Langsat

Tumbuhan buah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat ni selain


buahnya, masyarakat suku moi kalabra, juga memanfaatkannya sebagai obat
penyakit malaria. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah kulit
batangnya. Sama seperti kayu susu, kulit yang memiliki rasa pahit diyakini
dapat menyembuhkan penyakit malaria. Kulit tumbuhan ini direbus dengan
air sampai mendidih, lalu airnya diminum oleh penderita. 

21. Hewi

Tumbuhan obat jenis ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan


beberapa jenis penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kudis dan lainnya. Bagian
tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah getahnya. Getah diperoleh dari
batang pohon yang dideres. Getah tersebut dioleskan pada luka kulit. 

22. Kalhen

Tumbuhan berhabitus perdu ini diyakini memiliki khasiat untuk


menyembuhkan penyakit paru-paru basah. Bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai obat adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dipilih direbus dengan
air sampai mendidih. Air hasil rebusan tersebut diberikan kepada penderita
penyakit paru-paru basah untuk diminum.

10
23. Gelobak

Tumbuhan herba ini diyakini memiliki khasiat untuk menolong orang


yang digigit ular. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah
akarnya. Akar tersebut dibersihkan lalu digosok-gosokan (dengan ditekan)
pada bekas luka gigitan sampai darah yang terinfeksi bisa ular tersebut keluar.

24. Koyok

Tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan


tubuh bagian belakang yang terasa sakit. Bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai obat adalah kulit batang. Kulit batang tersebut dibersihkan, lalu
dikerik. Hasil kerikan dimasukkan ke dalam di dalam daun lalu ditempelkan
pada bagian tubuh yang sakit.

25. Ainsa

Tumbuhan berhabitus perdu ini digunakan oleh masyarakat kalabra untuk


menyembuhkan luka akibat terkena benda-benda tajam. Bagian tumbuhan
yang digunakan adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dipilih ditumbuk
sampai halus/hancur lalu ditempelkan pada luka.

26. Tali Licin

Tumbuhan ini digunakan untuk menyembuhkan luka akibat terkena


benda-benda tajam. Selain itu, tumbuhan obat jenis ini juga digunakan oleh
masyarakat Kalabra untuk memperlancar proses persalinan bagi ibu-ibu yang
akan melahirkan. Bagian yang digunakan untuk menyembuhkan luka akibat
benda tajam adalah getahnya. Getah diperoleh dari batang yang dipotong.
Getah tersebut dioleskan pada luka sehingga luka itu menjadi kering. Bagian
yang dipakai untuk memperlancar proses persalinan pada ibu-ibu yang akan
melahirkan adalah batangnya. Batang tumbuhan ditumbuk atau digiling
sampai halus, lalu dioleskan pada perut ibu tersebut.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Taman Wisata Alam Klamono, merupakan salah satu kawasan yang


memiliki fungsi sebagai kawasan pelestarian alam, dan juga memiliki potensi
sebagai  penyedia tumbuhan obat yang masih digunakan oleh masyarakat
Suku Moi Kalabra.

B. Saran
 Pengetahuan masyarakat Suku Kalabra tentang tumbuhan obat
merupakan salah satu kekayaan yang patut kita pelihara.
 Pencatatan yang sistematis dan lengkap sangat perlu dilakukan agar
pengetahuan tersebut tidak hilang sehingga kelak kita dapat
mewariskannya kepada generasi yang akan datang.
 Perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan zat kimia yang terdapat
pada tumbuhan-tumbuhan obat tersebut, sehingga dapat diketahui apakah
tumbuhan obat ini benar- benar mengandung zat aktif yang dapat
menyembuhkan penyakit tertentu.
 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nilai potensi dari
tumbuhan obat tersebut, sehingga dikemudian hari data tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu database yang dapat digunakan untuk
menentukan arah kebijakan pengelolaan kawasan. 

12
STUDI PUSTAKA/ DOKUMENTASI

13
DAFTAR PUSTAKA

Asyari R. 2004. Analisa Vegetasi (makalah dalam Buku Panduan


Kegiatan Magang Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen
Kehutanan di Taman Nasional). Departemen Kehutanan dan CTRC.
Jakarta.

Mac Kinnon, J. Dkk. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di


Daerah Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Zuhud. Dkk. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan


Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor.

14

Anda mungkin juga menyukai