Anda di halaman 1dari 13

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (SPM)

Oleh :

Kelompok 9

Agus Widhyartha (1833121337)

Putu Dicky Ari Pratama (1833121357)

I Kadek Agus Aditya Kusuma (1833121478)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisasi atau perusahaan yang mengelola Sumber Daya haruslah memiliki
pertanggung jawaban ya real guna mempertanggung jawabkan sumber daya yang dikelola
atau yang dipakai. Sistem pengendalian manajemen harus di dukung dengan struktur
organisasi yang baik, Struktur organisasi dalam bentuk struktur pusat pertanggung
jawaban (Responsibility Centers). Pusat pertanggung jawaban merupakan sebuah unit
organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab pada aktivitas pusat
pertanggung jawaban yang dipimpin. Suatu organisasi adalah kumpulan
dari berbagai pusat pertangggung jawaban. Pertanggung jawaban adalah suatu unit yang
begitu penting dan dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Penilaian
kinerja yang dilakukan  para  manajer  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah 
manajer pertanggung jawabantersebut telah melaksanakan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan. Tanggung jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk
menciptakan relasi hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
untuk menghasilkan output yang dihasilkan dengan target kinerja. Input diukur dengan
jumlah sumber daya yang digunakan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk
yang telah dihasilkan.tanpa adanya penguasaan pertanggung jawaban manajemen oleh
pihak perusahaan atau manajemen perusahaan kinerja perusahaan akan tidak efektif dan
efisien serta akan menghambat tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Mengenai
apa yang telah dibahas di atas, untuk itu kami akan menjelaskan secara terperinci
mengenai pusat pertanggung jawaban sistem pengendalian manajemen.
1.2 Rumusan Masalah
Kelompok kami menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini diantaranya sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pusat Pertanggung Jawaban ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Pusat Pendapatan dan Pusat Beban ?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan Pusat Administrasi dan Pendukung, Pusat
Penelitian dan Pengenbangan serta Pusat Pemasaran ?

1.3 Tujuan Masalah


Bersumber pada rumusan masalah yang disusun kelompok kami, sehingga tujuan dalam
menyusun makalah ini merupakan sebagai berikut :
1.3.1 Menjelaskan definisi-definisi Pusat Pertanggung Jawaban.
1.3.2 Menjelaskan definisi mengenai Pusat Pendapatan dan Pusat Beban.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami penilaian kinerja Pusat Administrasi dan
Pendukung, Pusat Penelitian dan Pengenbangan serta Pusat Pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PUSAT TANGGUNG JAWAB


Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakikatnya, perusahaan
merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh
sebuah kotak dalam bagan organisasi. Pusat-pusat tanggung jawab tersebut membentuk
suatu hierarki.
A. Sifat Pusat Tanggung Jawab
Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan cita-cita. Perusahaan secara
keseluruhan memiliki cita-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi
untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggung jawab dalam
suatu perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Jika setiap
pusat tanggung jawab telah memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi atau
perusahaan tersebut telah tercapai.Pusat tanggung jawab menerima masukan, dalam
bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal kerja
kapital pusat tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan
akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud (seperti barang) atau
tidak berwujud (seperti jasa). Dalam sebuh pabrik, outputnya berbentuk barang.
Dalam unit-unit staf, seperti sumber daya manusia, transportasi, teknik, pencatatan,
dan administrasi, maka ouputnya berbentuk jasa. Pendapatan adalah jumlah yang
diperoleh suatu perusahaan atau organisasi dari proses penyediaan output.
Berikut bagan dari Pusat Tanggung Jawab :
B. Hubungan Antara Input dan Output
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara
input dan output. Di sejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal
balik dan langsung, misalnya seperti di departemen produksi, input bahan baku
menjadi bagian fisik dari barang jadi. Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak
secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan, misalnya untuk biaya
periklanan dan biaya penelitian dan pengembangan.
C. Mengukur Input dan Output
Kebanyakan input yang digunakan oleh pusat tanggung jawab dapat dinyatakan dalam
ukuran fisik, seperti jam kerja, liter minyak, rim kertas dan kwh listrik. Dalam sistem
pengendalian manajemen, satuan kuantitas tersebut kemudian diterjemahkan ke
satuan moneter; uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan
berbagai sumber daya yang beragam untuk digabungkan dan dikombinasikan. Biaya
input biasanya digunakan sebagai suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya
yang digunakan oleh suatu pusat tanggung jawab. Adalah lebih mudah untuk
mengukur biaya input daripada menghitung nilai output. Tidak mungkin untuk
mengukur secara akurat nilai dari pekerjaan yang dilakukan oleh bagian humas,
pengendalian mutu atau staf hukum perusahaan. Banyak organisasi bahkan tidak
berupaya untuk mengukur output dari masing-masing pusat tanggung jawab.
D. Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit input. Dalam
banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara membandingkan biaya
aktual dengan standar, di mana biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam output
yang diukur. Kelemahan dari metode ini adalah:
 Biaya yang tercatat bukanlah tolok ukur atas sumber daya yang sebenarnya
digunakan.
 Standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya
harus dicapai dalam kondisi yang ada.
Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input dan
output, efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu
pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan
terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Karena baik tujuan maupun
input sangatlah sukar dikuantifikasi, efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah-
istilah yang subjektif dan nonanalitis, seperti kinerja.Suatu tanggung jawab yang
menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan
efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam memberikan kontribusi
yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi, maka pusat tanggung jawab
tersebut tidaklah efektif. Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat
efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat jika melakukan hal-hal
yang tepat.
E. Peranan Laba
Laba merupakan tolok ukur yang penting atas efektivitas. Karena laba merupakan
selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga
merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas
maupun efisiensi.
F. Jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan/atau
output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian yaitu pusat pendapatan
(revenue center), pusat beban (expense center), pusat laba (profit center), dan pusat
investasi (investment center). Di pusat pendapatan, output diukur secara moneter di
pusat beban, input yang diukurdi pusat laba, baik pendapatan (output) maupun beban
(input) diukur, dan di pusat investasi, kaitan antara laba dan investasi diukur. Masing-
masing pusat tanggung jawab tersebut membutuh-kan perencanaan dan sistem
pengendalian yang berbeda.

2.2 PUSAT PENDAPATAN


Di pusat pendapatan, suatu output (yaitu pendapatan) diukur secara moneter, akan tetapi
tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu beban atau biaya)
dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan
menjadi pusat laba). Pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga
pokok penjualan.

2.3 PUSAT BEBAN


Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, namun
outputnya tidak. Dua jenis pusat beban yaitu pusat beban teknik dan pusat beban
kebijakan. Biaya teknik adalah biaya yang jumlahnya secara tepat dan memadai dapat
diestimasikan dengan keandalan yang wajar, sbagai contoh biaya pabrik untuk tenaga
kerja dan bahan baku. Biaya kebijakan adalah biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya.
Biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manjemen atas jumlah yang memadai
dalam kondisi tertentu.
A. Pusat Beban Teknik
Pusat beban teknik mempunyai ciri-ciri yaitu input dapat diukur secara moneter, input
dapat diukur secara fisik, dan jumlah rupiah optimum dan input yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan. Di suatu pusat beban teknik,
output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari
produk jadi. Selisih antara biaya teoritis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari
pusat beban yang sedang diukur.
Berikut bagan dari jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab :
B. Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif dan pendukung (seperti,
akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia),
operasi litbang, dan aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur
secara moneter. Di suatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya
yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Pada hakikatnya, hal tersebut hanya
merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input sesungguhnya, serta tidak
mencakup nilai output.
C. Ciri-ciri Pengendalian Umum
 Penyusunan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban kebihakan yang
terpisah dari pusat beban teknik. Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat
beban kebijakan terbagi dalam dua kategori umum: berkesinambungan dan
bersifat khusus. Berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Bersifat khusus adalah proyek satu langkah,
misalnya pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba.
 Variasi Biaya
Tidak seperti dalam di pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup
terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta
bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer
cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan
volume penjualan yang diantisipasi, misalnya mengizinkan untuk menambah
tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk mengurangi
tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
 Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya
dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan. Pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada
tahap perencanaan sebelum biaya terjadi.
 Pengukuran Kinerja
Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat
ukur untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer. Pengendalian secara
menyeluruh terhadap pusat beban kebijakan dicapai dengan mengukur kinerja
nonfinansial, misalnya indikasi atas kualitas pelayanan berupa opini dari para
pengguna.

2.4 PUSAT ADMINISTRATIF DAN PENDUKUNG


Pusat administratif meliputi manajemen senior korporat dan manajemen unit bisnis, serta
para manajer unit-unit pendukung. Pusat pendukung merupakan unit-unit yang
menyediakan layanan kepada pusat tanggung jawab.
A. Permasalahan dalam Pengendalian
Pengendalian atas beban administratif cukup sulit dikarenakan masalah-masalah yang
ada dalam pengukuran output, dan banyaknya ketidaksesuaian antara cita-cita staf
departemen dan cita-cita perusahaan secara keseluruhan.
 Kesulitan dalam Pengukuran Output
Dalam aktivitas yang output utamanya adalah pelayanan, merupakan fungsi
yang tidak mungkin dikuantifikasi, maupun dievaluasi. Karena output tidak
dapar diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai tolok
ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
 Tidak Adanya Keselarasan Cita-cita
Para manajer administratif berusaha keras untuk mencapai keunggulan
fungsional. Sekilas, keinginan tersebut akan tampak selaras dengan cita-cita
perusahaan. Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut sebagian besar tergantung
pada bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan.

2.5 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


A. Permasalahan dalam Pengendalian
 Kesulitan dalam Menghubungkan Hasil yang Diperoleh dengan Input
Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan sangat sulit diukur
kuantitasnya. Kaitan antara output dengan input sangat sukar untuk dinilai per
tahun karena produk akhir dari litbang bisa melibatkan usaha selama bertahun-
tahun. Meskipun hubungan itu bisa dirancang, tetapi tidak mungkin untuk
membuat perkiraan yang bisa diandalkan mengenai nilai output.
 Tidak adanya Keselarasan Cita-cita
Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi penelitian
yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang bisa didanai
perusahaan. Masalahnya adalah bahwa orang yang bekerja di bidang
penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang memadai (atau tertarik)
mengenai bisnis untuk menentukan arah kebijakan secara optimal.
B. Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas yang dilakukan oleh organisasi litbang merupakan suatu kesatuan rangkaian,
di mana penelitian dasar sebagai titik awal, sementara pengujian produk sebagai titik
akhir. Penelitian dasar mempunyai dua ciri yaitu tidak terencana, di mana pihak
manajemen hanya membuat keputusan secara umum mengenai bagian yang harus
dieksplorasi dan sering kali ada tenggang waktu yang lama antara dimulainya
penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.
C. Program Litbang
Program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah kelonggaran untuk
pekerjaan yang tidak direncanakan hal tersebut biasanya ditinjau setiap tahun oleh
manajemen senior.
D. Anggaran Tahunan
Jika suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan
telah menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk
menyusun anggaran litbang per tahun dengan melibatkan kalenderisasi selama
periode anggaran.

2.6 PUSAT PEMASARAN


A. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik adalah aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari
perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo dari para
pelanggan. Pusat tanggung jawab yang menjalankan fungsi tersebut merupakan pusat
beban teknik yang dapat dikendalikan melalui penerapan standar dan menyesuaikan
anggaran untuk mencerminkan biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.
B. Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh pesanan. Teknik-teknik pengendalian yang bisa diterapkan terhadap
aktivitas logistik secara umum tidak dapat diterapkkan terhadap aktivitas pemasaran.
Kegagalan dalam melihat fakta ini dapat mengarah pada keputusan yang tidak
tepat.Secara ringkas, terdapat tiga jenis aktivitas dalam organisasi pemasaran dan
sebagai konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas. Pertama, ada aktivitas
logistik, yang banyak dari biayanya merupakan beban teknik. Kedua, ada penciptaan
pendapatan, yang biasanya dievaluasi dengan cara membandingkan antara pendapatan
dan kuantitas fisik aktual yang dijual baik dengan pendapatan dan unit yang
dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan beban kebijakan,
karena tidak seorang pun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus
dikeluarkan. Konsekuensinya, ukuran efisiensi dan efektivitas untuk biaya-biaya
tersebut sangat subjektif.
BAB III

KESIMPULAN

Maka dapat disimpulkan bahwa, pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukannya.
Pada hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang
masing-masing diwakili oleh sebuah kotakdalam bagan organisasi pusat-pusat tanggung
jawab tersebut kemudian membentuk suatu hierarki. Ada empat jenis pusat tanggung jawab
digolongkan menurut sifat input dan output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian :
pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi. Masing-masing pusat
tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan dan system pengendalian yang berbeda.
Ditinjau dari rngkas perencanaan dan teknik-teknik pengendalian yang digunakan di pusat
pendapatan dan kemudian beralih ke diskusi yang lebih luas. Tanpa adanya pusat tanggung
jawab yang benar-benar dikuasai dan diterapkan oleh manajemen perusahaan, maka tujuan
dari perusahaan tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
REFRENSI

Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan. Management Control System, 10 th Edition.


Boston: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai