Anda di halaman 1dari 2

NAMA: AISHA DHIYA TASMILA (6)

KELAS: XI MIPA 5
SMAN 42
PRINSIP DAN PRAKTEK EKONOMI ISLAM

1. Apa Pengertian dari Asuransi Syari'ah..?


2. Bagaimana Prinsip-prinsip Asuransi Syari'ah.
Jelaskan dengan uraian yang lengkap dengan tulis ayatnya..!
3. Apa perbedaan dari Asuransi Syari'ah dengan Asuransi Kontroversial..?
4. Tuliskan Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam..?
5. Apa saja yang termasuk Rukun dari (Syirkah) Mudarabah..?

JAWAB:

1. Asuransi Syari’ah : Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie artinya pertanggungan.
Dalam bahasa arab at-Ta’min artinya pertanggungan,perlindungan,keamanan, ketenangan atau
bebas dari perasaan takut.

Mu’ammin: si penanggung (assuradeur)


Musta’min: tertanggung (geasrurrerde)

2. Prinsip-prinsip Asuransi Syari’ah.


Allah Swt. Menegaskan hal ini dalam beberapa ayat, dia antaranya berikut ini:

Artinya: “…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Q.S. al-Maidah/5:2)

Kaitan dgn dasar hokum asuransi menurut fiqih islam adalah boleh (jaiz) dgn suatu ketentuan produk
asuransi tersebut harus sesuai dgn ketentuan hokum isalm.
Pada umumnya, para ulama berpendapat asuransi yang berdasarkan syari’ah dibolehkan dan asuransi
konvensional haram hukumnya.

3. Perbedaan Asuransi Syari’ah dgn Asuransi Kontroversional

No. Berdasarkan Asuransi syari’ah Asuransi kontroversional


1. Prinsip Dasar Pertanggungan risiko antara Pemindahan risiko dari peserta
perusahaan asuransi dgn peserta bersifat pennuh (risk transfer) .
(risk sharing). -asuransi akan menanggung
-peserta saling membantu dan risiko atas nama tertanggung,baik
tolong menolong utk asset, kesehatan,jiwa
-pengumpulan dana dgn cara
membagi risiko kpd perusahaan dan
peserta asuransi itu sendiri
2. Akad/Perjanjian Akad takaful (tolong menolong) Akad tabaduli (akad jual-beli)
3. Kepemilikan dana & Semua peserta asuransi, perusahaan Dana premi harus dibayarkan
pengelolaan sbg pengelola dana nasabah/tertanggung seperti
-melibatkan objek yg halal dan tdk transaksi jual-beli
boleh mengandung
ketidakjelasan/kesamaran (syubhat)
4. Pengawasan dana Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tidak ada badan pengawas
Tugas: mengawasi proses transaksi khusus.
perusahaan
Bertanggungjawab kpd: MUI
5. Dana hangus Tidak memberlakukan Status dana langsung hangus
ketika periode polis berakhir, tdk
sanggup membayar premi
berjalan.
6. Pembayaran klaim Mencairkan dana tabungan Menanggung klaim asuransi
polis bersama utk membayar klaim nasabah dari dana perusahaan
nasabah.

4. Asas –asas Transaksi Ekonnomi dalam Islam


a. Setiap transaksi yang terjadi mengikat pihak-pihak yang melakukan transaksi tersebut. Kecuali
jika transaksi tersebut sudah menyimpang dari hukum syara, contohnya jual beli barang-barang
yang haram.
b. Syarat syarat melakukan transaksi meskipun dirancang dan dilaksanakan dengan bebas, harus
dilandasi dengan sikap penuh tanggung jawab. Syarat tersebut juga tidak boleh bertentangan
dengan hukum syara serta memiliki adab yang sopan santun.
c. Transaksi dilakukan secara sukarela oleh pihak pihak yang bertransaksi, tidak ada unsur paksaan
dari pihak manapun dan siapapun.
d. Setiap transaksi juga diwajibkan untuk dilandasi atau diawali dengan niat yang baik dan juga
ikhlas karena Allah SWT. Dengan niat tersebut, maka dapat menghindarkan dari bentuk penipuan.
Nabi Muhammad SAW juga melarang segala jual beli yang mengandung penipuan.
e. Jika ada kebiasaan-kebiasaan adat atau yang disebut dengan urf, selama tidak menyimpang dari
aturan syara maka tetap boleh digunakan dalam menentukan kriteria atau batas tertentu dalam
transaksi yang terjadi.

5. Rukun dari (Syirkah) Mudarabah


SyirkahMudhârabah
adalah syirkah antara dua pihak atau lebih dengan ketentuan, satu pihak memberikan konstribusi kerja
(‘amal), sedangkan pihak lain memberikan konstribusi modal (mâl).

Hukum syirkah mudhârabah adalah jâ’iz (boleh) berdasarkan dalil as-Sunnah (taqrîr Nabi Saw) dan
Ijma Sahabat.
Jika ada keuntungan, ia dibagi sesuai kesepakatan di antara pemodal dan pengelola modal, sedangkan
kerugian ditanggung hanya oleh pemodal. Sebab, dalam mudhârabah berlaku hukum wakalah
(perwakilan), sementara seorang wakil tidak menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yang
diwakilkan kepadanya

Rukun Syirkah
1. Ada sighotnya (lafadz akad/ijab qobul)
2. Ada orang yg berakad (aqidani), syratnya memiliki kecakapan (ahliyah) melakukan tasharruf
(pengelolaan harta)
3. Adanya objek akad (mahal), disebut juga ma’qud alayhi, yakni yg mencakup pekerjaan (amal) dan
modal (mal)

Anda mungkin juga menyukai