DIAJUKAN OLEH :
PK 115018026
Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit pada awal abad ke-19, kaum
beragama menciptakan hospice yang memberikan perawatan untuk orang sakit dan sekarat di London
dan Irlandia. Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi suatu pergerakan yang
besar, yang mempengaruhi banyak penduduk. Pergerakan ini dimulai sebagai sebuah gerakan yang
dipimpin relawan di Negara-negara Amerika dan telah berkembang menjadi bagian penting dari system
perawatan di kesehatan.
Palliative care dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an. Cicely Saunders seorang
pekerja yang merintis perawatan ini dimana sangat memiliki peran penting dalam menerik perhatian
pasien pada akhir kehidupannya saat mengidap penyakit ganas stadium lanjut. Palliative care mulai
didefinisikan sebagai subyek kegiatan ditahun 1970 dan dating untuk menjadi sinonim dengan dukungan
fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan penyakit yang membatasi hidup, disampaikan oleh
tim multidisipliner.
Standar perawatan pertama kali diperkenalkan pada 1997 di Jepang. Pendidikan palliative care masuk
dalam kurikulum sekolah-sekolah kedokteran dan semua sekolah keperawatan. Dua puluh layanan yang
terkait dengan palliative care tersedia di seluruh negeri. Tiga belas organisasi yang dibangun di
Singapura untuk menyediakan palliative care. Modul palliative care ditambahkan ke kurikulum sekolah
kedokteran. Pemerintah mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah sakit umum untuk
memperkenalkan suatu palliative care pada tahun 1998 di Malaysia. Palliative care dimasukkan ke dalam
rencana kesehatan nasional Mongolia. Modul palliative care termasuk dalam kurikulum sekolah
kedokteran di Mongolia. Sebuah program pendidikan palliative care telah diterapkan untuk asisten
keperawatan di Selandia Baru. Empat puluh satu pelayanan palliative care ini sudah tersebar di seluruh
negeri dan mulai tahun 2005 palliative care diakui sebagai spesialisasi medis di Australia.
Sejarah dan perkembangan palliative care di Indonesia bermula dari adanya perubahan yang terus-
menerus setiap rapat kerja untuk membahas system penanggulangan penyakit kanker pada tahun 1989.
Penanggulangan penyakit kanker ini harus dilaksanakan secara paripurna dengan mengerjakan berbagai
intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan perawatan paliatif.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
812/Menkes/SK/VIII/2007 pada tanggal 19 Juli 2007 yang berisi keputusan Menkes tentang kebijakan
palliative care. Dengan terbitnya surat keputusan tersebut diharapkan bisa menjadi pedoman-pedoman
pelaksanaan palliative care di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya pengembangan palliative care
secara kualitas maupun kuantitas.
Tujuan Palliative Care.
Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala tidak nyaman lainnya, meningkatkan
kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai saat meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-
saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit serta disaat sedih.
Palliative care tidak bertujuan untuk mempercepat ataypun menunda kematian.
Pengertian perspektif Secara singkat dapat disampaikan bahwa perspektif adalah kerangka kerja
konseptual,sekumpulan asumsi,nilai,gagasan yang mempengaruhi prespektif manusia sehingga
menghasilkan tindakan dalam satu konteks situasi tertentu.
Paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan
dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertip serta penanganan
nyeri dan masalah lain baik fisik,psikososial dan spiritual (WHO 2011)
Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala tidak nyaman lainnya, meningkatkan
kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai saat meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-
saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit serta disaat sedih.
Palliative care tidak bertujuan untuk mempercepat ataypun menunda kematian.
Permasalahan perawatan paliatif yang sering di gambarkan pasien yaitu kejadian-kejadian yang dapat
mengancam diri sendiri dimana masalah yang seringkali dikeluhkan pasien yaitu mengenai masalah
seperti nyeri, masalah fisik, psikologi sosial, kultural serta spiritual (IAHPC, 2016).
Menghormti atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien, dukungan untuk
Caregiver, paliative care merupakan acces yang competent dan compassionet, mengembangkan
profesional dan social suport untuk pediatric paliative care, menunjukan serta mengembangkan
pediatrik paliative care melalui penelitian dan pendidikan (Ferell, & Coyle. 2007)
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
3. Puskesmas
4. Rumah perawatan/hospis
5. Fasilitas kesehatan
- Keluarga
- Perawat
- Dokter spesialis
- Dokter umum
- Ahli gizi
- Psycholog
- Rohaniawan
- Relawan
- Farmasi
- Fisioterapist
- Sosial medis
Keberhasilan TIM
1. Kerja sama efektif dan pendekatan interdisipliner
Ruang lingkup
1. Kangker
2. HIV/AIDS
3.Gagal Ginjal
4. Strooke
5. Diabetes
6. CHF
8. Usia
1. Penatalaksanaa nyeri.
3. Asuhan keperawatan
4. Dukungan psikologis
5. Dukungan sosial
6. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah kematian.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga nya, termasuk
konseling masa dukacita, jika diindikasikan.
8. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif memengaruhi perjalanan penyakit.
3. Palliative Care adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan pendekatan
multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, dan juga memberikan support kepada
keluarganya. Dari definisi tersebut didapatkan bahwasannya salah satu tujuan dasar dari palliative care
adalah mengurangi penderitaan pasien yang termasuk didalamnya adalah menghilangkan nyeri yang
diderita oleh pasien tersebut.
Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan
perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada konsep terapi yang
eksklusif dalam menyembuhkan penyakit daripada meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi
penderitaan. Itulah mengapa, seringkali keputusan untuk mengambil tindakan paliatif baru dilakukan
setelah segala usaha penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif. Padahal seharusnya, palliative care
dilakukan secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut.
Seiring dengan berkembangnya bidang ilmu ini, ruang lingkup dari palliative care yang dulunya hanya
terfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas menjadi perawatan
holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, psikologis, dan spiritual. Perubahan perspektif ini dikarenakan
semakin hari semakin banyak pasien yang menderita penyakit kronis sehingga tuntutan untuk suatu
perkembangan adalah mutlak adanya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis membuat makalah
tentang Palliative Care untuk mengulas materi tersebut lebih dalam.