Sebuah nikmat yang sangat besar adalah kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bernafas di
bulan Ramadhan ini. Sehingga kita bisa melaksanakan aktifitas-aktifitas yang bernilai ibadah, khususnya
puasa.
Umat Islam di seluruh dunia kembali menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kalau kita perhatikan, di
bulan ini ada tiga terminologi agama yang sering muncul dibicarakan baik oleh kalangan ulama, ustadz,
kyai dalam pengajian-pengajian, ataupun masyarakat kebanyakan. Ketiga terminologi itu adalah Al
Quran, puasa (shaum) dan taqwa.
Mengapa ketiga terminologi itu sering muncul dalam berbagai kajian Ramadhan? Tidak bisa dipungkiri
bahwa ketiga term ini mempunyai hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Bukankah Al Quran
sebagai firman Tuhan jelas diturunkan pada bulan puasa? Sementara berpuasa diwajibkan karena ada
firman Tuhan dalam Al Quran? Adapun terminologi ketiga “taqwa atau bertaqwa” adalah esensi dan
tujuan utama diwajibkannya kaum beriman untuk berpuasa, yang oleh Allah disebut pada akhir ayat
tentang perintah berpuasa: “agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa salah satu hikmah dari puasa Ramadhan adalah dapat
mengantarkan umat menuju taqwa. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqoroh ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,”
Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum jima’ dan
semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua
itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk
taqwa’
Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal
yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa
diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya
Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah.
Akibatnya maksiat dapat dikurangi
Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang
yang bertaqwa
Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-
orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
Oleh karena itu, marilah kita di bulan Ramadhan ini berusaha untuk menggapai ketaqwaan kepada Allah.
Karena hanya dengan puasa saja tanpa ada usaha kita menuju ke ketaqwaan juga tidak akan bisa.
misalnya kita hanya rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah keluar bulan Ramadhan ibadah
kita kembali seperti semula atau bolong-bolong.
Semoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga
puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala.