Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN XIII
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV DAN V
A. WAKTU PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Waktu : 11.00-14.00 WITA
B. JUDUL PRAKTIKUM
Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan IV dan V.
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi Ba2+, Ca2+, Sr2+, Mg2+, dan NH4+.
D. DASAR TEORI
Klasifikasi kation dalam golongan-golongan dibagi menjadi 5 dengan
dasar sifat-sifat kation itu terhadap beberapa magnesia. Dengan memakai apa
yang disebut reagensia golongan, kation dapat dipisahkan menjadi golongan-
golongan untuk mengidentifikasi lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide, dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation
garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa
sehingga pengendapan kation, golongan kation selanjutnya tidak terganggu
atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak
dianalisis.
Kation golongan keempat yaitu barium, strontium, dan kalsium. Kation
golongan ini akan membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Pemisahan
golongan IV didasarkan pembentukan senyawa karbonat yaitu dengan
penambahan amonium karbonat (NH4)2CO3 dalam larutan basa yang
mengandung NH4Cl berlebih. Penambahan pereaksi tersebut dapat
menyebabkan terjadinya endapan putih dari kation golongan IV yaitu BaCO3,
CaCO3, dan SrCO3. Sedangkan kation golongan V tetap berada dalam
larutan.
Kation golongan kelima yaitu magnesium, natrium, kalium, dan
ammonium. Kation golongan V tidak memiliki reagensia umum untuk kation-
kation golongannya. Pada reaksi golongan kation-kation, golongan V tidak
bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide, atau
dengan ammonium karbonat.
2. Bahan
No Nama Sifat Fisik Sifat Kimia
Bahan
1. Ammonium Berat molekul : 130 gr/mol a. Tidak larut dalam
sulfat Berat jenis : 1,77 gr/lt alkohol, aseton, dan
Warna : dalam keadaan ammonia.
murni berwarna putih b. Ammonium sulfat
Sifat : mudah larut dalam merupakan senyawa
ammonia dan air dan mudah yang mempunyai
menyerap panas tingkat keracunan yang
Rumus molekul : rendah.
(NH4)2SO4 c. Tidak mudah terbakar.
Bentuk : kristal, higroskopik (Mangundap, 2013)
Titik leleh : 513◦C
Kelarutan dalam air : -70,6
gr/100mL (0◦C) 103,8
gr/100mL (100◦C).
(Mangundap, 2013)
2. Asam asetat Berat molekul : 60,05 g/gmol Asam asetat mengandung
(CH3COOH) Specific gravity : 1,049 tidak kurang dari 36,0
Titik didih : 118,1℃ %b/b dan tidak lebih dari
Berat jenis : 1,0468 g/ml 37,0 %b/b C2H4O2. Asam
Titik kritis : asetat mudah menguap di
Tekanan : 5,74 kPa udara terbuka, mudah
Temperatur : 591,95 K terbakar, dan dapat
Larut dalam air, etanol, dan menyebabkan korosif pada
eter dalam segala logam. Asam asetat larut
perbandingan dan dalam air dengan suhu
merupakan pelarut yang baik 20℃, etanol (9,5%) pekat,
untuk senyawa-senyawa dan gliserol pekat. Asam
organic. asetat jika diencerkan tetap
(Kurniawati, 2012) bereaksi asam. Penetapan
kadar asam asetat biasanya
menggunakan basa natrium
hidroksida, dimana 1 mL
NaOH 1N setara dengan
60,05 mg CH3COOH.
(Kurniawati, 2012)
3. Asam Titik leleh : 101,5℃ - Asam oksalat dengan
oksalat Densitas : 1,653 g/cm3 glycerol akan
(C2H2O4) Panas pembentukan standart membentuk alkyl
pada 18°C : -1422 kJ/mol alkohol.
pH (0,1 M larutan) : 1,3 - Asam oksalat anhidrat
Berat molekul : 126,07 menyublim pada suhu
Tidak berbau, berwarna 150℃, tetapi jika
putih, dan tidak menyerap dipanaskan lagi akan
air. terdekomposisi menjadi
(Atikah, 2017) karbondioksida dan
asam formiat.
- Jika asam oksalat
dipanaskan dengan
penambahan asam
sulfat, akan
menghasilkan karbon
monoksida,
karbondioksida, dan
H2O.
(Gabriella, 2014)
2+
4. Ba a. Fase: solid a. Barium bereaksi
(Barium) b. Titik lebur: 1000 K (727 dengan air dalam udara
oC, 1341 oF) yang lembab,
c. Titik didih: 2170 K membentuk oksida atau
(1897 oC, 3447 oF) hidroksida.
d. Kepadatan: 3.51% b. Kestabilan peroksida
e. Kalor pengleburan: 7.12 semakin stabil sesuai
kJ/mol dengan arah panah.
f. Kalor penguapan: 140.3 c. Sifat oksida: Basa.
kJ/mol d. Logam barium mudah
g. Kapasitas Kalor molar: diserang oleh
28.07 J/(mol.K). kebanyakan cairan
(Ilham, 2020) asam.
(Widanarto, dkk., 2015)
2+
5. Ca a. Titik leleh: 842°C. a. Bersifat trimorfik.
(Kalsium) b. Titik didih: 1484°C. b. Kurang reaktif.
c. Berwarna perak ke abu- c. Mudah dioksidasi.
abuan. d. Bereaksi mudah dengan
d. Kalor penguapan: 154,7 air dan asam.
kJ/mol. (Ryan, 2011)
e. Kalor peleburan: 8,54
kJ/mol.
f. Kapasitas kalor: 25,929
J/mol.K.
b. g. Fase: Solid.
(Suryaningsih, dkk.,
2018)
6. HCl Rumus molekul : HCl - Gas berwarna kuning
Berat molekul (g/mol) : 36,5 kehijauan dan berbau
Wujud : Cairan tak berwarna merangsang
Kemurnian : 37% - Merupakan oksidator
Titik leleh (℃) : -25,4 kuat
Titik didih (℃) : 50, 5 - Dapat larut dalam
(Santoso, 2019) alkali hidroksida,
kloroform, dan eter
- Merupakan zat beracun
(karsinogen).
(Santoso, 2019)
3
7. K2CrO4 a. Berat jenis : 2,732 g/cm a. Bersifat karsinogenik.
(Kalium b. Titik leleh 975 ° C. b. Senyawa ini juga
kromat) c. Kristal kuning bersifat korosif dan
d. Larut dalam air. paparan dapat
menyebabkan
(Giovani & Puteri, 2020)
kerusakan mata atau
kebutaan yang parah.
c. Kalium kromat
(K₂CrO₄) merupakan
garam basa, karena
terbentuk dari reaksi
antara asam kromat
(H₂CrO₄) yang
merupakan asam
lemah, dan kalium
hidroksida (KOH) yang
merupakan basa kuat.
F. BAGAN
G. PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan
Pereaksi A B C D E
Asam oksalat, Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
jika terjadi berwarna menjadi tetap tetap tetap
endapan, bening keruh dan bening bening bening
tambahkan berwarna
asam asetat putih
encer
K2CrO4, jika Larutan Larutan Larutan Larutan Terbentuk
terbentuk berwarna menjadi berwarna berwarna endapan
endapan, kuning kuning kuning kekuning putih keruh
endapan dibagi bening bening bening an
dua: Endapan 1
1. tambah +
asam asetat CH3COOH
encer warna tetap
2. tambah HCl putih
kekuningan
dengan
endapan
kuning
Endapan 2
+ HCl
larutan
menjadi
kuning tua
Asam asetat Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
encer, jika berwarna tetap tetap tetap tetap
terbentuk bening bening bening bening bening
endapan,
endapan
ditambahkan
amonium
sulfat
NH4OH + Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
asam tetap tetap tetap tetap sedikit
berwarna bening bening bening lebih keruh
bening
Larutan NaOH Larutan Larutan Terdapat Larutan Larutan
tetap menjadi endapan tetap tetap
berwarna putih putih bening bening
bening keruh
Larutan NaOH Tidak Tidak Larutan Kertas Kertas
6M, letakkan terjadi terjadi berwarna lakmus lakmus
sepotong perubahan perubahan keruh dan merah merah
kertas lamus warna warna lakmus menjadi tidak
merah pada kertas kertas berwarna kebiruan berubah
mulut tabung lakmus lakmus merah warna
b. Sampel B + K2CrO4
Larutan menjadi kuning bening.
c. Sampel C + K2CrO4
Larutan berwarna kuning bening.
d. Sampel D + K2CrO4
Didapatkan hasil larutan berubah
warna dari bening menjadi
kekuningan.
e. Sampel E + K2CrO4
Berubah warna menjadi endapan
putih keruh.
b. Sampel B + NaOH
Larutan menjadi putih.
c. Sampel C + NaOH
Menghasilkan larutan dengan sedikit
endapan putih keruh.
d. Sampel D + NaOH
Didapatkan hasil larutan tetap
bening/tidak terjadi perubahan warna
larutan.
e. Sampel E + NaOH
Larutan tetap bening dan tidak ada
endapan.
b. Sampel B + NaOH 6M
Tidak terjadi perubahan warna
spesifik pada kertas lakmus/tetap
berwarna merah.
c. Sampel C + NaOH 6M
Didapatkan hasil larutan keruh dan
lakmus tetap berwarna merah.
d. Sampel D + NaOH 6M
Didapatkan hasil bahwa terjadi
perubahan kertas lakmus merah
menjadi kebiruan.
e. Sampel E + NaOH 6M
Tidak terjadi perubahan warna
larutan dan kertas lakmus merah
tidak berubah warna.
3. Reaksi
a. Ba2+
1) Ba2+ + asam oksalat
Ba2+ + C2H2O4 → BaC2O4 + 2H+
2) Ba2+ + kalium kromat
Ba2+ + K2CrO4 → BaCrO4 + 2K+
3) Ba2+ + asam asetat encer
Ba2+ + 2CH3COOH → Ba(CH3COO)2 + 2H+
4) Ba2+ + NH4OH + asam klorida
Ba2+ + NH4OH + HCl ↛ (tidak bereaksi)
5) Ba2+ + NaOH
Ba2+ + 2NaOH → Ba(OH)2 + 2Na+
b. Mg2+
1) Mg2+ + asam oksalat + asam asetat encer
Mg2+ + C2H2O4 → MgC2O4 + 2H+
MgC2O4 + 2CH3COOH → Mg(CH3COO)2 + H2CrO4
2) Mg2+ + kalium kromat
Mg2+ + K2CrO4 → MgCrO4 + 2K+
3) Mg2+ + asam asetat encer
Mg2+ + 2CH3COOH → Mg(CH3COO)2 + 2H+
4) Mg2+ + NH4OH + asam klorida
c. Ca2+
1) Ca2+ + asam oksalat
Ca2+ + C2H2O4 → CaC2O4 + 2H+
2) Ca2+ + kalium kromat
Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 + 2K+
3) Ca2+ + asam asetat encer
Ca2+ + 2CH3COOH → Ca(CH3COO)2 + 2H+
4) Ca2+ + NH4OH + asam klorida
d. NH4+
1) NH4+ + asam oksalat
2NH4+ + C2H2O4 → (NH4)2C2O4 + 2H+
2) NH4+ + kalium kromat
2NH4+ + K2CrO4 → (NH4)2CrO4 + 2K+
3) NH4+ + asam asetat encer
NH4+ + CH3COOH → NH4CH3CO2 + H+
4) NH4+ + NH4OH + asam klorida
e. Sr2+
1) Sr2+ + asam oksalat
Sr2+ + C2H2O4 → SrC2O4 + 2H+
2) Sr2+ + kalium kromat + asam asetat encer + HCl
Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 + 2K+
SrCrO4 + 2CH3COOH → Sr(CH3COO)2 + H2CrO4
SrCrO4 + 2HCl → SrCl2 + H2CrO4
3) Sr2+ + asam asetat encer
Sr2+ + 2CH3COOH → Sr(CH3COO)2 + 2H+
4) Sr2+ + NH4OH + asam klorida
LEMBAR PENGESAHAN
Samarinda, 29 Mei 2021
Asisten Praktikum, Praktikan,