Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, Current Ratio (CR), Debt to Equity

Ratio (DER) DAN Return On Assets (ROA) TERHADAP PERINGKAT


OBLIGASI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE
2016-2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga pembiayaan adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan


dalam bentuk penyediaan barang-barang modal yang dimanfaatkan oleh suatu
perusahaan dalam tempo waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Pengguna leasing membayar dengan jumlah yang telah ditentukan secara rutin
kepada pemilik.

Lembaga pembiayaan memiliki peran sebagai lembaga altenatif dalam hal


pembiayaan yang juga potensial dalam menunjang pertumbuhan ekonomi
nasional. Lembaga pembiayaan juga memegang peranan penting dalam bidang
pembangunan seperti menampung aspirasi dan minat masyarakat. Selain itu,
Lembaga pembiayaan juga ikut serta dalam pembangunan dimana para pelaku
usaha dan masyarakat umum mengharapkan lembaga ini bisa mengatasi masalah
yang vital yaitu masalah keuangan dan permodalan.

Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,


seiring dengan perkembangan teknologi berkembang pula kebutuhan hidup yang
semakin meningkat mengikuti arus perkembangan jaman, sehingga
mengakibatkan semakin banyak pula lembaga pembiayaan baik itu bank maupun
lembaga pembiayaan bukan bank yang mana lembaga pembiayaan tersebut
menjadi tujuan dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan khususnya
pembiayaan, baik itu pembaiayaan dalam bentuk penyediaan dana maupun barang
modal.

Meskipun lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-


sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari padanan istilah dan
penekanan usahanya antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan berbeda.
Lembaga pembiayaan ini kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi
pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak
menarik dana secara langsung dari masyarakat. Adapapun lembaga lembaga
keuangan menjalankan usahanya di bidang keuangan, baik penyediaan dana untuk
membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif, dengan demikian istilah
lembaga pembiayaan lebih sempit pengertianya dibandingkan dengan istilah
lembaga keuangan. Lembaga pembiayaan adalah bagian dari lembaga keuangan.

Alasan peneliti memilih perusahaan lembaga pembiayaan dikarenakan


perusahaan lembaga pembiayaan merupakan salah satu sektor keuangan yang
memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sektor keuangan dan stabilitas
perkonomian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat
Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On
Assets (ROA) terhadap Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2016-2020.

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi perjanjian antara
perusahaan emiten sebagai peminjam dana dengan investor sebagai pemberi dana.
Penerbit obligasi wajib membayarkan bunga secara rutin serta melunasi pokok
pinjaman saat jatuh tempo. Bursa Efek Indonesia (BEI) mendefinisikan obligasi
adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang
berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Obligasi dapat diterbitkan oleh korporasi maupun pemerintah, tentunya


obligasi yang dimiliki pemerintah dan korporasi mempunyai perbedaan,
dimana obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, biasanya mendapatkan
peringkat obligasi investment grade (level A), dikarenakan pemerintah
dianggap akan mampu untuk melunasi kupon dan pokok utang saat obligasi
jatuh tempo, namun obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan (corporate
bonds), bisa mengalami gagal bayar (default risk) atau perusahaan dinyatakan
tidak mampu lagi untuk melunasi seluruh hutang yang dimilikinya. sehingga
perlu diperhatikan kesehatan keuangan perusahaan emiten. Untuk
menghindari risiko tersebut, investor harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain peringkat obligasi perusahaan emiten (Sunarjanto, 2013).

Sucipta dan Rahyuda (2015) menyatakan bahwa salah satu informasi


yang diperlukan investor dalam menganalisis dan memperkirakan risiko yang
ada dalam investasi obligasi adalah dengan informasi peringkat obligasi (bond
rating). Darmadji & Fakhruddin (2013) berpendapat bahwa peringkat obligasi
dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan peringkat
atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Dengan adanya peringkat
tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar
risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/22/PBI/2014 pasal 1


mengatakan peringkat utang (credit rating) adalah penilaian yang dilakukan
oleh lembaga pemeringkat untuk menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban secara
tepat waktu (credit worthiness). Sedangkan menurut PEFINDO (2017)
peringkat obligasi adalah sebuah kajian menyeluruh atas kelayakan kredit
sebuah perusahaan, atau kemampuannya untuk memenuhi seluruh kewajiban
keuangannya, kajian tersebut merujuk pada penilaian atas tiga risiko utama
perusahaan, yaitu risiko industri, risiko bisnis dan risiko keuangan. Veronika
(2015) menyatakan peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan
publik untuk membatasi investasi spekulatif para investor institusional seperti
Bank, Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun, kualitas obligasi dapat
dimonitor dari informasi peringkatnya.

Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat yang independen,


obyektif, dan dapat dipercaya. Di Indonesia terdapat 6 lembaga pemeringkat
efek yang diakui oleh Bank Indonesia, yaitu Fitch Ratings, PT Fitch Ratings
Indonesia, Moody’s Investor Service, Standard & Poor’s, PT COVA
Indonesia dan PT PEFINDO. Penelitian ini lebih mengacu pada hasil yang
diberikan oleh PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Hal ini
dikarenakan 108 perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek
Indonesia 96 perusahaan menggunakan jasa PT PEFINDO untuk
memeringkati obligasi yang akan diterbitkannya. Pemilihan ini diharapkan
dapat memberikan informasi yang relevan karena sebagian besar perusahaan
telah mempercayakan obligasinya diberikan rating oleh PT PEFINDO, serta
perusahaan pemeringkat ini aktif dalam menginformasikan peringkat obligasi
terbaru kepada publik.

Dalam memberikan peringkat obligasi, PEFINDO dapat memberikan


peringkat tanpa permintaan dari perusahaan (unsolicited rating) atau
berdasarkan permintaan perusahaan itu sendiri (solicited rating). Unsolicited
rating dilakukan karena PEFINDO melihat suatu perusahaan memiliki pangsa
pasar yang tinggi dan informasi peringkatnya sangat dibutuhkan oleh publik,
akan tetapi mempublikasikan hasil dari peringkat, harus mendapatkan
persetujuan dari perusahaan tersebut. Sebelum mempublikasikan hasil
peringkat PEFINDO juga memberikan kesempatan terhadap issuer untuk
menanggapi kemungkinan kekeliruan informasi atau hal lain yang belum
diketahui oleh PEFINDO, dan segera melakukan evaluasi atas tanggapan
tersebut (PEFINDO, 2010). Aspek penilaian obligasi yang digunakan oleh PT.
PEFINDO mencakup tiga aspek utama, yang pertama adalah risiko industri
yang menganalisa secara mendalam mengenai pertumbuhan industri dan
stabilitas, pendapatan dan struktur biaya, hambatan masuk dan tingkat
persaingan dalam industri, serta profil keuangan dari industri. Kemudian,
aspek yang kedua yaitu risiko keuangan yang mencakup analisa mengenai
kebijakan keuangan perusahaan, profitabilitas, permodalan, perlindungan cash
flow, dan fleksibilitas keuangan. Aspek yang terakhir yaitu risiko bisnis yang
berkaitan dengan posisi pasar, infrastruktur dan kualitas layanan, diversifikasi,
kualitas manajemen .

Informasi peringkat obligasi sangat dibutuhkan oleh investor sebagai


pertimbangan jika ingin berinvestasi. Karena peringkat obligasi sangat penting
bagi investor, maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi peringkat obligasi. Pinanditha dan Suryantini (2016)
menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
adalah faktor keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
leverage, dan growth (pertumbuhan perusahaan), sedangkan faktor non
keuangan yaitu ukuran perusahaan, umur obligasi, jaminan, dan reputasi
auditor. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang memiliki
pengaruh terhadap peringkat obligasi yaitu Tingkat Suku Bunga, Current
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA.

Tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan


adalah biaya, semakin tinggi suku bunga semakin rendah laba perusahaan. Hal
sebaliknya juga terjadi apabila tingkat suku bunga mempengaruhi harga
saham secara negatif, artinya bila tingkat suku bunga turun maka harga saham
naik (Musdalifah,2015 h.84).

current ratio menurut Kasmir (2014:134) menyatakan bahwa Rasio


lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek
yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk
untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

menurut Kasmir (2014:157), menyatakan bahwa Debt to equity ratio


merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio
ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah
dana yang disediakan peminjam (kredior) dengan pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan hutang.

Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan


perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Sedangkan
menurut Riyanto (2008:336).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to


Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Perusahaan
Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2016-2020 secara parsial?
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Perusahaan
Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2016-2020 secara simultan?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan analisis penelitian berupa ruang lingkup penelitian yaitu


membahas tentang bagaiman pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap
Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2016-2020.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:


1. Bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Perusahaan
Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2016-2020 secara parsial?
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Perusahaan
Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2016-2020 secara simultan?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan


dan pengalaman peneliti khususnya tentang hubungan Tingkat Suku
Bunga, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On
Assets (ROA) terhadap Peringkat Obligasi.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini di harapkan memberikan sumbangan pemikiran


dan pengambilan keputusan untuk mengetahui pengaruh Tingkat
Suku Bunga, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return On Assets (ROA) terhadap Peringkat Obligasi.

3. Bagi Pembaca
Penelitian ini di harapkan bisa bermanfaat dalam menambah
wawasan dan untuk mendukung adanya pengembangan penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA)
terhadap Peringkat Obligasi.

Anda mungkin juga menyukai