Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial
dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah
merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja
interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan
perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi.
Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog   antara orang
satu”.

Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare “to form as or
into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana
dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin
bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa
terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di
masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.

BAB II ISI

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Dalam  kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.Widjaja (2008: 1)

Menurut Ruslan (2008:83) bahwa:
“Komunikasi merupakan alat yang penting dalam fungsi public relations.”
Publik menaungi dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi secara efektif dan
sekaligus kinerja yang baik tersebut untuk menarik perhatian publik serta tujuan penting yang lainnya dari
fungsi public relations.

Menurut Suprapto (2011:6) komunikasi adalah:


“Suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.”
Menurut Keith Davis dalam  bukunya “Human  relation at work”adalah :
“Komunikasi adalah  proses jalur  informasi dan pengertian dari seorang ke orang lain”
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, komunikasi dapat disimpulkan merupakan  kegiatan interaksi yang
dilakukan dari satu orang ke orang lain, sehingga akan tercipta persamaan makna dan tercapai satu tujuan.

2.2 Model Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai
dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
            
A. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap
komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :

 Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan

 Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)

 Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.

B. Model Komunikasi David K.Berlo


Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama
yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback,
Efek, dan Lingkungan.
 Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi
dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun
dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau
lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
 Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh
seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa
bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui
tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message,
Content, atau Information
 Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian.
Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan
tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang
digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang
bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat
menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV,
Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa
bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya.
 Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator
melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses
komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga
disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.

C. Model Komunikasi Bovee dan Thill


Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses
komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
 Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang
pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
 Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca
oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan
agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan
dinamakan ENCODING.
 Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus
dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau
Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
 Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
 Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai
pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh
penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka
pesan harus diulang.

2.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Penginterprestasian
            Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya,
proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses
penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

b. Penyandian
            Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh
akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia
berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.

c. Pengiriman
            Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.

d. Perjalanan
            Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima
oleh komunikan.

e. Penerimaan
            Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.

f. Penyandian Balik
            Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

g. Penginterpretasian
            Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk
pesan.

2.4 Jenis-Jenis Komunikasi

A. Komunikasi formal

Komunikasi formal sangat struktural, berjalan melalui hirarki perusahaan, dan menunjukkan
posisi seseorang dalam perusahaan atau posisi dalam struktur manajemen project, dalam hal event
management. Komunikasi ini dijalankan dalam situasi formal atau resmi seperti pertemuan resmi,
meeting pembahasan project, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Komunikasi email pun
seringkali bersifat formal dan menggunakan bahasa formal, terutama dalam konteks profesi

B. Komunikasi informal

Komunikasi inforamal tidak mempedulikan struktur, hirari atau bahkan posisi dalam perusahaan
atau project management. Komunikasi ini dijalankan dalam situasi tidak resmi, menggunakan bahasa
sehari-hari. Dalam perusahaan-perusahaan Asia, komunikasi formal dianggap sangat sakral dan harus
dijaga dengan baik. Setiap pemimpin harus dihormati dan diperlakukan secara formal. Namun dengan
adanya berbagai perubahan dan dinamika dunia, hal ini harus dipertimbangkan oleh manajemen, terutama
dalam konteks event management.

C. Komunikasi Verbal
 
 Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan
dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
 Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
 Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
 Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa
dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan
fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
 Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung
pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
 Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk
mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

D. Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non verbal
memberikan arti  pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
 Ekspresi wajah               ,Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
 Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan
bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata  juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
 Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari
pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan
emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
 Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep
diri, dan tingkat kesehatannya.
 Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu
ungkapan perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau
suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
 Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress

2.5 Hubungan antara Persepsi dan Komunikasi

Persepsi sangat penting di dalam proses komunikasi karena persepsi merupakan inti dari
komunikasi. Di dalam prakteknya, keefektivan komunikasi seringkali tidak tercapai karena ketidak-
akuratan persepsi yang dilakukan pihak-pihak yang berkomunikasi. Keefektivan proses komunikasi
sangat ditentukan oleh ketrampilan persepsi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan ketrampilan persepsi sangat penting memahami
proses persepsi beserta segala faktor yang menentukannya. Termasuk dalam hal ini penting bagi
komunikasi untuk memahami permasalahan-permasalahan yang sering muncul di dalam persepsi pada
saat melakukan komunikasi.
Berikut ini terdapat sebuah kasus proses komunikasi berbentuk video cuplikan sebuah tayangan sinetron
yang banyak mengungkapkan kesalahan-kesalahan persepsi. Mahasiswa diminta untuk menonton
cuplikan sinetron tersebut dengan seksama kemudian mendiskusikan di dalam KK masing-masing untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang di dalam cuplikan sinetron tersebut
menimbulkan kesalahan persepsi.

Sebagai pedoman, faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang dapat memunculkan kesalahan persepsi
meliputi faktor stimulus, faktor orang yang mempersepsi, dan faktor situasi komunikasi, serta kondisi-
kondisi di dalam proses persepsi tersebut.

1) Faktor stimulus: kekuatan stimulus dan faktor-faktor penarik perhatian


2) Faktor individu perseptor: faktor biologis dan sosio-psikologis
3) Faktor situasi komunikasi: lingkungan fisik dan non-fisik (suasana)
4) Pengalaman
5) Selektivitas
6) Dugaan dalam penafsiran
7) Evaluasi
8) Konteks
9) Atribusi
10) Kepribadian implicit
11) Ramalan yang dipenuhi sendiri
12) Aksentuasi perceptual
13) Primasi-resensi
14) Konsistensi
15) Stereotip

2.6 Pengaruh Persepsi dalam Komunikasi Interpersonal

Terdapat pengaruh persepsi dalam komunikasi interpersonal yang perlu kita ketahui supaya kita
bisa mengetahui betapa pentingnya menjaga persepsi supaya bisa tetap terjaga selama proses komunikasi.
Persepsi bisa disebut sebagai suatu cara pandang seseorang dalam menerima suatu informasi. Manakala
terjadi suatu kesalahan persepsi, atau sudah menggunakan persepsi yang salah, maka proses komunikasi
mungkin bisa berjalan dengan kurang efektif. Inilah mengapa kita perlu mengetahui apa saja pengaruh
dari persepsi dalam proses komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan proses komunikasi yang
terjadi antara seorang individu dengan individu atau kelompok lainnya. Persepsi di dalam proses
komunikasi ini harus sangat diperhatikan, supaya kita bisa membagikan informasi dengan baik dan pesan
yang diterima pada penerima juga tetap utuh, tidak mengalami perubahan makna. Apa saja kira-kira
pengaruh persepsi ini dalam komunikasi antar pribadi?

1) Menimbulkan Perdebatan

Manakala terjadi kesalahan persepsi, perdebatan di dalam komunikasi antar individu bisa saja
timbul. Persepsi harus disamakan terlebih dahulu sehingga tidak memicu terjadinya perdebatan. Hal
ini akan sangat berguna terutama untuk mencegah terjadinya kesalahan pengiriman pesan. Dengan
adanya persepsi yang baik, seseorang bisa menjadi lebih mudah dalam melaksanakan komunikasi
antar pribadi.

2) Terjadinya Kegagalan Penyampaian Pesan

Kegagalan penyampaian pesan bisa terjadi akibat sempitnya persepsi seseorang. Pesan yang
seharusnya bisa diterima dengan baik, akan ditolak oleh seseorang hanya karena dari awal ia sudah
memiliki persepsi yang berbeda. Ini merupakan sebuah hal yang harus dihindari. Menambah
wawasan merupakan cara supaya persepsi kita bisa menjadi lebih luas. (Baca juga: Teori persepsi
dalam Komunikasi Antar Pribadi)

3) Perubahan Informasi

Hampir mirip dengan kegagalan penyampaian pesan, perubahan informasi juga bisa terjadi jika
seseorang memiliki persepsi yang berbeda, tetapi tidak dibahas pada saat itu juga. Seseorang
mungkin bisa menerima informasi yang disampaikan, tetapi pada saat mengulangi isi pesan rupanya
ia memberikan informasi yang berbeda jauh dari pesan awal. Ini adalah salah satu pengaruh persepsi
dalam komunikasi interpersonal yang sering juga kita jumpai dan menimbulkan kesalahpahaman.

4) Timbulnya Komunikasi Kurang Efektif

Komunikasi akan menjadi kurang efektif karena adanya persepsi yang tidak diluruskan.
Klarifikasi menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan supaya proses komunikasi bisa berjalan
dengan semestinya. Proses komunikasi bisa menjadi kurang efektif hanya karena adanya perbedaan
persepsi elemen komunikasi interpersonal yang terlibat di dalamnya.

5) Memicu Terjadinya Perselisihan

Akumulasi dari ada banyaknya perbedaan persepsi dalam komunikasi adalah terjadinya
perselisihan. Ini menjadi masalah yang patut dihindari, mengingat hanya karena kesalahpahaman
dari perbedaan persepsi, justru timbul suatu sikap saling memusuhi. Sekali lagi, klarifikasi bisa
sangat membantu untuk menyelesaikan masalah ini.

6) Mengembangkan Sikap Saling Menghargai

Dengan adanya perbedaan persepsi, ini juga bisa menciptakan sikap saling menghargai.
Seseorang bisa mencerna informasi dengan lebih baik terlebih dahulu sebelum menanggapi lawan
bicara. Sikap saling menghargai ini akan menjadi hal yang positif apabila perbedaan persepsi bisa
diterapkan dengan baik.

7) Mengenalkan Sudut Pandang Lain

Perbedaan persepsi juga bisa memunculkan cara berpikir yang bisa mengenali sudut pandang
lain. Ini dikenal dengan istilah memperluas persepsi kita. Kita tidak akan mudah untuk mengambil
kesimpulan hanya dari satu sudut pandang saja.

8) Menumbuhkan Sikap Tidak Judgemental

Karena mampu untuk memperluas persepsi, maka sikap yang tidak judgemental juga bisa tumbuh
dari diri seseorang. Seseorang akan berusaha bersikap netral terlebih dahulu selama proses
komunikasi antar pribadi, hingga kemudian menyimpulkan berdasarkan pemikiran yang sudah
membandingkan persepsi lain. Ini juga merupakan pengaruh persepsi dalam komunikasi
interpersonal yang sifatnya positif.

2.7 Hambatan dan Masalah dalam Komunikasi

A. Hambatan Teknis
            Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan
adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran
komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.Menurut  dalam bukunya, 1976,
Cruden dan Sherman  Personel Management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
 Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
 Kurangnya informasi atau penjelasan
 Kurangnya ketrampilan membaca
 Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.

B. Hambatan Semantik
            Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau  secara secara
efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata
membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi
seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang
disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari
apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat
kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.

C. Hambatan Manusiawi
            Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Menurut   Cruden dan Sherman :
 Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi
 Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.Suasana iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi

2.8 Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi


1) Meningkatkan hubungan antar persona

2) Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan  sikap bertahan atau
menghentikan proses

3) Menyampaikan informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan,


kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja

4) Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar

5) Berusaha menjernihkan hubungan. Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi


menimbulkan kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan, dan pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian.

Anda mungkin juga menyukai