Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial
dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah
merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja
interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan
perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi.
Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang
satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare “to form as or
into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana
dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin
bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa
terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di
masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
BAB II ISI
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.Widjaja (2008: 1)
Menurut Ruslan (2008:83) bahwa:
“Komunikasi merupakan alat yang penting dalam fungsi public relations.”
Publik menaungi dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi secara efektif dan
sekaligus kinerja yang baik tersebut untuk menarik perhatian publik serta tujuan penting yang lainnya dari
fungsi public relations.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya,
proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses
penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
b. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh
akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia
berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
c. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
d. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima
oleh komunikan.
e. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
f. Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
g. Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk
pesan.
A. Komunikasi formal
Komunikasi formal sangat struktural, berjalan melalui hirarki perusahaan, dan menunjukkan
posisi seseorang dalam perusahaan atau posisi dalam struktur manajemen project, dalam hal event
management. Komunikasi ini dijalankan dalam situasi formal atau resmi seperti pertemuan resmi,
meeting pembahasan project, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Komunikasi email pun
seringkali bersifat formal dan menggunakan bahasa formal, terutama dalam konteks profesi
B. Komunikasi informal
Komunikasi inforamal tidak mempedulikan struktur, hirari atau bahkan posisi dalam perusahaan
atau project management. Komunikasi ini dijalankan dalam situasi tidak resmi, menggunakan bahasa
sehari-hari. Dalam perusahaan-perusahaan Asia, komunikasi formal dianggap sangat sakral dan harus
dijaga dengan baik. Setiap pemimpin harus dihormati dan diperlakukan secara formal. Namun dengan
adanya berbagai perubahan dan dinamika dunia, hal ini harus dipertimbangkan oleh manajemen, terutama
dalam konteks event management.
C. Komunikasi Verbal
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan
dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa
dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan
fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung
pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk
mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Persepsi sangat penting di dalam proses komunikasi karena persepsi merupakan inti dari
komunikasi. Di dalam prakteknya, keefektivan komunikasi seringkali tidak tercapai karena ketidak-
akuratan persepsi yang dilakukan pihak-pihak yang berkomunikasi. Keefektivan proses komunikasi
sangat ditentukan oleh ketrampilan persepsi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan ketrampilan persepsi sangat penting memahami
proses persepsi beserta segala faktor yang menentukannya. Termasuk dalam hal ini penting bagi
komunikasi untuk memahami permasalahan-permasalahan yang sering muncul di dalam persepsi pada
saat melakukan komunikasi.
Berikut ini terdapat sebuah kasus proses komunikasi berbentuk video cuplikan sebuah tayangan sinetron
yang banyak mengungkapkan kesalahan-kesalahan persepsi. Mahasiswa diminta untuk menonton
cuplikan sinetron tersebut dengan seksama kemudian mendiskusikan di dalam KK masing-masing untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang di dalam cuplikan sinetron tersebut
menimbulkan kesalahan persepsi.
Sebagai pedoman, faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang dapat memunculkan kesalahan persepsi
meliputi faktor stimulus, faktor orang yang mempersepsi, dan faktor situasi komunikasi, serta kondisi-
kondisi di dalam proses persepsi tersebut.
Terdapat pengaruh persepsi dalam komunikasi interpersonal yang perlu kita ketahui supaya kita
bisa mengetahui betapa pentingnya menjaga persepsi supaya bisa tetap terjaga selama proses komunikasi.
Persepsi bisa disebut sebagai suatu cara pandang seseorang dalam menerima suatu informasi. Manakala
terjadi suatu kesalahan persepsi, atau sudah menggunakan persepsi yang salah, maka proses komunikasi
mungkin bisa berjalan dengan kurang efektif. Inilah mengapa kita perlu mengetahui apa saja pengaruh
dari persepsi dalam proses komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan proses komunikasi yang
terjadi antara seorang individu dengan individu atau kelompok lainnya. Persepsi di dalam proses
komunikasi ini harus sangat diperhatikan, supaya kita bisa membagikan informasi dengan baik dan pesan
yang diterima pada penerima juga tetap utuh, tidak mengalami perubahan makna. Apa saja kira-kira
pengaruh persepsi ini dalam komunikasi antar pribadi?
1) Menimbulkan Perdebatan
Manakala terjadi kesalahan persepsi, perdebatan di dalam komunikasi antar individu bisa saja
timbul. Persepsi harus disamakan terlebih dahulu sehingga tidak memicu terjadinya perdebatan. Hal
ini akan sangat berguna terutama untuk mencegah terjadinya kesalahan pengiriman pesan. Dengan
adanya persepsi yang baik, seseorang bisa menjadi lebih mudah dalam melaksanakan komunikasi
antar pribadi.
Kegagalan penyampaian pesan bisa terjadi akibat sempitnya persepsi seseorang. Pesan yang
seharusnya bisa diterima dengan baik, akan ditolak oleh seseorang hanya karena dari awal ia sudah
memiliki persepsi yang berbeda. Ini merupakan sebuah hal yang harus dihindari. Menambah
wawasan merupakan cara supaya persepsi kita bisa menjadi lebih luas. (Baca juga: Teori persepsi
dalam Komunikasi Antar Pribadi)
3) Perubahan Informasi
Hampir mirip dengan kegagalan penyampaian pesan, perubahan informasi juga bisa terjadi jika
seseorang memiliki persepsi yang berbeda, tetapi tidak dibahas pada saat itu juga. Seseorang
mungkin bisa menerima informasi yang disampaikan, tetapi pada saat mengulangi isi pesan rupanya
ia memberikan informasi yang berbeda jauh dari pesan awal. Ini adalah salah satu pengaruh persepsi
dalam komunikasi interpersonal yang sering juga kita jumpai dan menimbulkan kesalahpahaman.
Komunikasi akan menjadi kurang efektif karena adanya persepsi yang tidak diluruskan.
Klarifikasi menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan supaya proses komunikasi bisa berjalan
dengan semestinya. Proses komunikasi bisa menjadi kurang efektif hanya karena adanya perbedaan
persepsi elemen komunikasi interpersonal yang terlibat di dalamnya.
Akumulasi dari ada banyaknya perbedaan persepsi dalam komunikasi adalah terjadinya
perselisihan. Ini menjadi masalah yang patut dihindari, mengingat hanya karena kesalahpahaman
dari perbedaan persepsi, justru timbul suatu sikap saling memusuhi. Sekali lagi, klarifikasi bisa
sangat membantu untuk menyelesaikan masalah ini.
Dengan adanya perbedaan persepsi, ini juga bisa menciptakan sikap saling menghargai.
Seseorang bisa mencerna informasi dengan lebih baik terlebih dahulu sebelum menanggapi lawan
bicara. Sikap saling menghargai ini akan menjadi hal yang positif apabila perbedaan persepsi bisa
diterapkan dengan baik.
Perbedaan persepsi juga bisa memunculkan cara berpikir yang bisa mengenali sudut pandang
lain. Ini dikenal dengan istilah memperluas persepsi kita. Kita tidak akan mudah untuk mengambil
kesimpulan hanya dari satu sudut pandang saja.
Karena mampu untuk memperluas persepsi, maka sikap yang tidak judgemental juga bisa tumbuh
dari diri seseorang. Seseorang akan berusaha bersikap netral terlebih dahulu selama proses
komunikasi antar pribadi, hingga kemudian menyimpulkan berdasarkan pemikiran yang sudah
membandingkan persepsi lain. Ini juga merupakan pengaruh persepsi dalam komunikasi
interpersonal yang sifatnya positif.
A. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan
adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran
komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.Menurut dalam bukunya, 1976,
Cruden dan Sherman Personel Management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
Kurangnya informasi atau penjelasan
Kurangnya ketrampilan membaca
Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
B. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau secara secara
efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata
membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi
seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang
disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari
apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat
kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
C. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Menurut Cruden dan Sherman :
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.Suasana iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi
2) Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan atau
menghentikan proses