Avian Dwiputra - Skripsi
Avian Dwiputra - Skripsi
Oleh
AVIAN DWIPUTRA
200612010
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi Sebahagian Syarat
Dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh
Avian Dwiputra
2006
2010
NIM : 200612010
Penguji :
Penguji,
Ketua,
( Dr. Paulina )
NIM : 200612010
Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
NIM : 200612010
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari
penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain,
Penulis,
(Avian Dwiputra)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat guna
BUDGETING.
yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Taufiq Hidayat SE., Ak., M. BankFin. selaku dosen pembimbing sekaligus
2. Ibu Dr. Siti Sundari selaku ketua STIE Indonesia Banking School.
3. Bapak Nugroho Endopranoto, SE, MBA selaku Wakil Ketua II, dan Bapak Antyo
Pracoyo, SE, Msi selaku Wakil Ketua III STIE Indonesia Banking School.
4. Ibu Etika Karyani SE.,Ak. MSM. selaku Ketua Jurusan Akuntansi STIE
5. Bapak Bambang Basuki dan Ibu Novani selaku orang tua dan seluruh keluarga
besar yang telah memberikan dorongan semangat, dukungan dalam doa, maupun
6. Para Dosen STIE Indonesia Banking School, yang telah memberikan arahan,
7. Mas Untung, Pak Yusuf, Pak Dede, Mbak Ika, Mbak Wiwin, dan seluruh staff
administrasi penulis.
teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu secara langsung
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
( Avian Dwiputra)
Basically, a business or project was born from an idea or ideas from business
owners or managers. Idea or ideas can not be directly implemented in the form of
investment. Investment to a business idea is done by sacrificing some money at the
moment, so we need an assurance that these investments can provide benefits in the
future. Therefore, a study needs to be done to assess the feasibility of a business idea.
Business feasibility study aims to assess to what extent the feasibility of a business idea.
Study the feasibility of the implementation of business ideas will minimize the risk faced
by capital owners. Business feasibility study carried out in depth to obtain various
information related to the respective business activities. Implementation of a business
feasibility study covers several aspects related to business functions, namely the market
and marketing aspects, technical aspects of production and technology, aspects of
management and human resources, legal aspects, and financial and economic aspects.
From several aspects, research and decision making focused on the financial aspects by
utilizing the Net Present Value method, Internal Rate of Return method, Payback Period
Method, and Profitability Index method. Based on those four methods calculations have
been performed, the obtained results that Bamba's Cold & Creamery business idea is
feasible for acceptance.
Kata Pengantar……………………………………………………………………… i
Abstrak……………………………………………………………………................. iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………….. iv
Daftar Gambar.……………………………….…………………………………….. x
Bab 1 PENDAHULUAN
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 77
5.2. Saran………………………………………………………………….. 78
Tabel 4.5. Kebutuhan Biaya Sumber Daya Manusia per Bulan .…………………… 59
PENDAHULUAN
Sering kali, seorang manajer atau pemilik usaha akan dihadapkan kepada
beberapa pilihan untuk melakukan investasi atau tidak. Investasi yang akan dipilih
tentunya adalah investasi yang layak untuk dibiayai, yaitu yang dapat memberikan
keuntungan di masa depan dan memberikan pengembalian dalam waktu relatif singkat.
Di sisi lain, perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai semua
investasi tersebut. Atas dasar keterbatasan dana yang dimiliki oleh perusahaan atau
investor, maka atas rencana pelaksanaan investasi perlu diawali dengan kegiatan studi
Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis
tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.1 Studi perlu dilakukan
Pada dasarnya, sebuah bisnis lahir dari sebuah ide atau gagasan dari pemilik
usaha ataupun manajer. Ide ataupun gagasan tidak dapat secara langsung diwujudkan
dalam bentuk investasi. Apakah ide atau gagasan tersebut nantinya mampu memberikan
keuntungan di masa depan atas sejumlah uang yang telah dikorbankan pada saat ini,
perlu dilakukan studi yang lebih mendalam. Untuk memberikan gambaran atas hal
tersebut, maka yang setiap gagasan bisnis perlu dilakukan studi atas kelayakannya.
Sebuah bisnis atau investasi memiliki sebuah potensi resiko dan kerugian yang
besar. Kekeliruan dan kesalahan dalam penilaian resiko membuat bisnis atau investasi
1
Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
bertahan. Studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menilai kelayakan suatu rencana
investasi. Dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis yang tepat, setiap resiko kerugian
kegiatan studi kelayakan suatu bisnis, adalah (1) Aspek Pasar dan Pemasaran, (2) Aspek
Teknis Produksi dan Teknologi, (3) Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia, (4)
Dengan melakukan studi terhadap aspek pasar dan pemasaran, dilakukan untuk
memperoleh informasi apakah produk yang mereka tawarkan akan mampu diterima oleh
masyarakat dengan baik. Informasi yang berkaitan dengan aspek pasar meliputi
perbandingan kualitas produk dengan produk milik kompetitor, profil demografi dari
tentang teknis produk yang akan diproduksi. Aspek teknis produksi dan teknologi
mencakup spesifikasi fisik produk, kapasitas produksi perusahaan, lokasi usaha akan
didirikan, dan proses produksi. Kajian aspek manajemen dan sumber daya manusia juga
meliputi kajian tentang besaran gaji, jumlah karyawan, kualifikasi karyawan, dan job
description.
Untuk aspek manajemen dan sumber daya manusia, studi yang dilakukan akan
terkait keabsahan dan perizinan dari usaha yang akan didirikan serta memastikan usaha
tersebut tidak melanggar aturan. Kajian aspek hukum dan legalitas tersebut meliputi
kepemilikan akta pendirian usaha, surat keterangan domisili usaha, dan Nomor Pokok
Wajib Pajak.
Aspek terakhir yang harus dikaji adalah aspek keuangan dari usaha yang
bersangkutan. Studi terhadap aspek keuangan mencakup modal yang dibutuhkan untuk
modal awal, arus kas, dan metode analisis arus kas. Ada beberapa teknik dan metode
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis arus kas, yaitu (1) Net Present Value,
(2) Internal Rate of Return, (3) Discounted Payback Period, dan (4) Profitability Index.
Metode Net Present Value digunakan untuk menghitung jumlah ekspektasi dari
keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari proyek atau bisnis tersebut dengan
cara melakukan discount terhadap seluruh aliran kas masuk dan keluar yang diharapkan,
kembali ke saat ini. Kriteria sebuah proyek atau usaha diterima atau layak adalah jika Net
pada saat present value dari kas masuk yang diharapkan sama dengan present value kas
keluar yang diharapkan. Hasil perhitungan IRR akan menghasilkan sebuah nilai
persentase yang menggambarkan profit yang diterima dari kegiatan investasi yang
mereka lakukan terhadap proyek atau bisnis yang bersangkutan. Kriteria sebuah proyek
diterima atau layak adalah jika Internal Rate of Return lebih besar dari persentase biaya
modal.
tentang kapan uang yang telah mereka investasikan kepada proyek atau bisnis tersebut
akan kembali. Hal ini dimungkinkan dengan melakukan proyeksi cash flow yang akan
Metode Profitability Index adalah suatu ukuran relatif dari sebuah proposal
investasi, yaitu rasio antara present value dari manfaat yang diperoleh di masa depan
terhadap biaya awal investasi. Kriteria sebuah bisnis layak untuk diterima adalah apabila
nilai rasio Profitability Index bernilai lebih besar atau sama dengan 1,0.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan melakukan studi
kelayakan bisnis terhadap investasi bisnis Bamba’s Cold & Creamery. Analisis ini
berguna untuk mengambil keputusan, apakah investasi bisnis Bamba’s Cold & Creamery
Studi kelayakan yang dilaksanakan terhadap gagasan bisnis Bamba’s Cold &
Creamery dibatasi hanya terfokus kepada aspek keuangan dengan menggunakan kriteria
Net Present Value, Internal Rate of Return, Discounted Payback Period, dan
Profitability Index. Studi terhadap aspek-aspek selain aspek keuangan tetap dilaksanakan
Sebagai sebuah usaha yang baru akan terbentuk, Bamba’s Cold & Creamery
membutuhkan studi kelayakan bisnis untuk menentukan apakah investasi bisnis tersebut
layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti
Adapun tujuan dari peneliti melakukan studi kelayakan bisnis mengenai masalah
• Untuk mengetahui kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery jika dikaji
• Untuk mengetahui kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery jika dikaji
• Untuk mengetahui kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery jika dikaji
• Untuk mengetahui kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery jika dikaji
Penelitian ini diharapkan dapat mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dan dapat menjadi acuan pembanding bagi penelitian di masa depan.
kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery jika ditinjau berdasarkan kriteria Net
Index.
Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab yang akan terdiri dari sub bab. Bab
Pertama, merupakan pendahuluan yang akan memuat latar belakang secara umum dan
Bab Kedua, membahas tentang pembahasan permasalahan. Di dalam bab ini akan
Bab Ketiga akan dijelaskan tentang metodologi penelitian. Dalam bab ini akan
memaparkan objek penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
akan mencakup gambaran umum obyek penelitian dan analisis atau pembahasan hasil
penelitian.
LANDASAN TEORITIS
terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.
Apabila dikaitkan dengan bisnis, maka studi kelayakan adalah penelitian yang dilakukan
secara mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang kelayakan ide tersebut untuk
dilaksanakan. Menurut Hadi3 dan Ibrahim4, suatu bisnis dapat dikatakan layak atau tidak
layak untuk dijalankan apabila diperkirakan mampu memberikan laba atau manfaat yang
memadai bila dijalankan dan sebaliknya. Pelaksanaan studi kelayakan bisnis mencakup
lima aspek yang berkaitan dengan fungsi bisnis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis produksi dan teknologi, aspek manajemen, aspek legal dan perizinan, dan aspek
keuangan.
Pasar menurut Mankiw5, adalah sekelompok pembeli dan penjual berbagai jenis
barang dan jasa. Sedangkan menurut Subagyo6, pasar adalah titik pertemuan antara
2
Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
3
Hadi, Rio Imanoto. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Powerline Communications (PLC) di
Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.
4
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
5
Mankiw, N. Gregory. 2004. Principles of Economics Third Edition. Ohio: Thomson-
South Western.
6
Subagyo, op. cit.
transaksi. Proses terjadinya suatu transaksi tidak selalu disertai dengan kehadiran fisik
antara penjual dan pembeli. Transaksi terjadi ketika tercapainya kesepakatan antara
pihak penjual dan pembeli, walaupun tanpa kehadiran fisik. Sedangkan kesepakatan
a. Permintaan
produk dan jasa yang bersedia dibeli oleh konsumen. Analisis terhadap permintaan
dilakukan untuk mengetahui secara riil seberapa besar kebutuhan produk dan jasa.
b. Penawaran
konsumen dengan jumlah produk yang tersedia di pasar, dapat menjadi pedoman
c. Persaingan
Ketika perusahaan memutuskan untuk mengisi tingkat permintaan yang belum dapat
kompetitor. Hal ini terutama perlu ketika perusahaan memutuskan untuk masuk ke
dalam pasar bukan untuk mengisi tingkat permintaan yang belum dapat terpenuhi,
tetapi untuk masuk dan merebut pangsa pasar dari perusahaan kompetitor. Dengan
kompetitor.
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa
Aspek pasar dan pemasaran memiliki peran penting dalam pelaksanaan studi
kelayakan bisnis. Dengan menganalisis aspek pasar dan pemasaran, akan diperoleh
kesimpulan apakah produk yang hendak dijual mampu diterima pasar dengan baik atau
tidak. Apabila hasil dari analisis aspek pasar dan pemasaran menyimpulkan bahwa
produk tersebut tidak marketable, maka sebaiknya studi kelayakan bisnis dihentikan dan
mencari gagasan bisnis yang lain. Sebab, analisis terhadap keempat aspek lainnya akan
menjadi tidak berarti apabila produk yang akan dijual ternyata tidak mampu diterima
oleh masyarakat.
Menurut Sofyan8, market base data adalah kumpulan data lengkap yang menyangkut
berbagai aspek penting tentang pemasaran dari industri, dimana pilihan usaha akan
bergerak. Memiliki market base data penting untuk mempertimbangkan kondisi pasar di
mana produk barang atau jasa akan dipasarkan. Data yang dikumpulkan untuk memenuhi
7
Griffin, Ricky W., dan Ronald J. Ebert. 2004. Business Seventh Edition. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
8
Sofyan, Iban. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
dan potensial bagi produk dan jasa atas dasar kebutuhan dan keinginan mereka secara
umum. Sedangkan menurut Griffin dan Ebert10, segmentasi pasar adalah proses
pemasaran. Tiap klasifikasi ditentukan oleh karakter tertentu antara kelas atau jenis
b. Strategi
Segmentasi pasar telah memberikan informasi mengenai pasar yang dituju. Aktivitas
menyalurkan produk barang dan jasa kepada konsumen. Kegiatan pemasaran perlu
yang termasuk ke dalam strategi the marketing mix adalah: product, pricing, place,
dan promotion.
9
Subagyo, op. cit.
10
Griffin, op. cit.
proses produksi dalam bentuk barang atau jasa. Sedangkan menurut Griffin dan
Ebert12, produk adalah barang, jasa, atau ide yang dipasarkan untuk memenuhi
yang diciptakan oleh produsen harus menarik bagi konsumen dan mampu bersaing
fitur atau tampilan yang membuat sebuah produk cukup berbeda dari produk yang
sudah ada untuk menarik konsumen. Menciptakan sebuah produk yang memiliki
tampilan atau fitur yang berbeda dapat membantu perusahaan untuk menawarkan
produknya kepada konsumen, terutama apabila fitur yang ditawarkan tidak terdapat
di produk lain atau tampilan produk yang ditawarkan lebih menarik dibanding
Convenience goods/services adalah produk barang dan jasa dengan harga tidak mahal
yang dibeli dan dikonsumsi berulang kali dan rutin. Shopping goods/services adalah
produk barang dan jasa dengan harga relatif agak mahal yang dibeli dan dikonsumsi
secara tidak rutin. Specialty goods/services adalah produk barang dan jasa dengan
11
Subagyo, op. cit.
12
Griffin, op. cit.
13
Ibid.
menentukan apa yang akan diterima oleh perusahaan dengan menukarkan produknya.
Menentukan harga produk pada tingkat yang tepat sangat penting untuk
dilaksanakan. Di satu sisi, harga harus mampu menutupi segala biaya yang timbul
selama proses produksi. Sedangkan di lain sisi, harga harus mampu bersaing dengan
Pendekatan ini hampir serupa dengan pendekatan standar penaikan harga. Tetapi,
karena persaingan harga di pasar saling menyerupai antara satu dan yang lainnya,
Pendekatan ini diterapkan pada bisnis yang baru berdiri, terutama ketika
memiliki struktur biaya yang lebih rendah dari bisnis yang sudah berdiri lebih
dulu. Harga yang ditetapkan lebih rendah dibanding kompetitor yang telah
Pendekatan ini menerapkan harga yang lebih tinggi untuk menutupi biaya-biaya
yang terbentuk pada saat proses produksi. Apabila produsen mampu meyakinkan
14
Griffin, op. cit.
15
Sofyan, op. cit.
memasarkan produknya. Mereka dapat memasarkannya atas dasar kerja sama dengan
buah komponen di dalam strategi promosi, yaitu siapa, apa, kapan, dan dimana.
akan lebih mengenal karakter dan preferensi populasi pada suatu pasar yang
16
Sofyan, op. cit.
promosi setiap waktu karena terbentur dengan kebutuhan biaya yang muncul
akibat kegiatan promosi. Hal ini membuat perusahaan harus mampu menentukan
pengoperasian dan proses pendirian bisnis ditinjau secara teknis. Analisis terhadap teknis
tentang operasional bisnis ketika bisnisnya berjalan. Secara umum, analisis terhadap
a. Produk
Menurut Subagyo18, produk adalah hasil yang diperoleh melalui proses produksi
dalam bentuk barang atau jasa. Sedangkan menurut Griffin dan Ebert19, produk
adalah barang, jasa, atau ide yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
17
Subagyo, op. cit.
18
Subagyo, op. cit.
19
Griffin, op. cit.
informasi mengenai produk yang akan ditawarkan kepada konsumen serta strategi
membantu untuk menentukan desain produk yang akan diproduksi. Apabila dari
analisis produk diperoleh beberapa produk yang diminati untuk diproduksi, maka
dalam analisis aspek teknis produksi akan diterapkan seleksi produk. Melalui seleksi
produk, produsen akan mengetahui produk yang siap dan berpotensi untuk
Menurut Griffin dan Ebert20, terdapat tiga alat bantu penting dalam melakukan
oleh suatu produsen tertentu. Menentukan merek bagi produk penting untuk
konsumennya.
Packaging, menurut Griffin dan Ebert22 adalah wadah fisik yang digunakan
wadah produk tidak hanya dilakukan untuk menarik perhatian konsumen, tetapi
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Griffin, op. cit.
Label, menurut Griffin dan Ebert23, adalah bagian dari kemasan produk yang
mengidentifikasikan nama, pabrikan, dan isi dari produk tersebut. Label dapat
berfungsi sebagai identitas bagi sebuah produk atau merek. Selain itu, label juga
b. Proses Produksi
Proses produksi melibatkan kegiatan produksi sebuah produk mulai dari perencanaan
hingga menjadi barang jadi yang siap dikosumsi. Alur proses produksi sebuah barang
atau jasa memberikan informasi tentang biaya-biaya yang akan muncul dan
c. Penentuan Lokasi
Menentukan lokasi bisnis akan turut menentukan tingkat kesuksesan bisnis yang
dijalankan. Jarak antara tempat produksi dengan sumber bahan baku yang terlalu
jauh akan meningkatkan biaya transportasi. Lalu, apabila lokasi pemasaran terlalu
jauh dengan pasar tujuan, maka tidak akan tergapai oleh konsumen. Tujuan penilaian
lokasi, yaitu:
23
Ibid.
24
Subagyo, op. cit.
kondisi ketenagakerjaan yang perlu menjadi pertimbangan, antara lain (1) Moral
dan Etika Kerja, (2) Etos Kerja, (3) Kedisiplinan, (4) Loyalitas dan Dedikasi, (5)
penentuan lokasi. Semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita suatu daerah
membuat tingkat Upah Minimum Regional yang lebih tinggi. Di sisi lain,
tingginya pendapatan per kapita berhubungan dengan daya beli masyarakat yang
3. Kebijakan pemerintah
Faktor tingkat suku bunga berpengaruh terhadap usaha atau bisnis berskala kecil
dan lokal. Pengusaha mikro dan kecil akan sangat bergantung kepada program
pembiayaan oleh lembaga keuangan setempat. Tingkat suku bunga yang mereka
tersedianya bahan baku. Bahan baku diperlukan sebagai bahan dasar dalam proses
melakukan proses produksi. Sebuah produk tidak dapat diciptakan apabila bahan
Bahan baku juga memegang peran penting dalam menentukan kualitas produk akhir
berupa barang jadi siap jual. Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi
juga perlu mendapatkan pengawasan mutu sebagaimana halnya pada produk jadi.
Pemilihan material atau bahan baku menjadi penting untuk menjamin daya tahan
2.2.2.2. Teknologi
mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Teknologi menawarkan kemudahan bagi
perusahaan dalam berproduksi karena tidak butuh waktu istirahat, sehingga proses
2.2.3.1. Manajemen
Menurut Hadi25 tujuan dari analisis aspek manajemen adalah menyusun struktur
organisasi yang akan mendukung operasional bisnis yang akan dijalankan. Analisis
ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
25
Hadi, op. cit.
Robbins dan Coulter27, terdapat empat fungsi utama di dalam proses manajemen, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
strategi untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna memadukan
Pengertian sasaran menurut Robbins dan Coulter28 adalah hasil yang diinginkan
adalah dokumen yang merangkum cara mencapai sasaran yang mencakup alokasi
sumber daya, penyusunan jadwal, dan tindakan yang diperlukan lainnya untuk
b. Pengorganisasian (Organizing)
tugas-tugas tersebut, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkatan apa keputusan
harus diambil. Dalam proses pengorganisasian, menurut Robbins dan Coulter29 ada
26
Griffin, op. cit.
27
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2002. Management 7th Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
28
Ibid.
29
Robbins, op. cit.
pertama kali diungkapkan oleh Adam Smith pada tahun 1776 ketika menerbitkan
untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok atau satu grup.
Rantai komando. Pengertian rantai komando adalah garis wewenang yang tidak
terputus, yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling
sentralisasi adalah sejauh mana pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik
organisasi itu terstandarisasi dan sejauh mana perilaku karyawan dibimbing oleh
30
Ibid.
individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memilih saluran komunikasi yang paling
d. Pengendalian (Controlling)
proses memantau atau evaluasi kegiatan guna meyakinkan bahwa kegiatan tersebut
control).
kebutuhan perusahaan atas sumber daya manusia yang berkualitas. Kajian terhadap
aspek manajemen dan sumber daya manusia meliputi kajian tentang besaran gaji yang
sesuai, jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan job description untuk
masing-masing karyawan.
yang berkaitan dengan legalitas usaha dan kesesuaian usaha dengan hukum dan
peraturan yang berlaku. Aspek hukum dan legalitas akan memberikan kepastian
31
Robbins, op. cit.
aspek hukum dan legalitas akan diketahui keabsahan dan legalitas dari proses produksi
hingga produk yang akan ditawarkan kepada kosumen. Analisis aspek hukum dan
legalitas juga memastikan keharmonisan antara kegiatan usaha dengan lingkungan yang
berada di sekitar wilayah produksi dan lokasi usaha. Kajian terhadap aspek hukum dan
legalitas mencakup:
a. Legalitas usaha
1. Skala usaha
yaitu:
a) Usaha mikro
Usaha mikro merupakan usaha yang tidak berbadan hukum, biasanya tidak
usaha informal. Aset usaha yang dimiliki skala mikro maksimal sebesar Rp
b) Usaha kecil
Usaha kecil umumnya telah memiliki izin usaha dengan bentuk badan
hukum, seperti usaha dagang (UD), perusahaan dagang (PD), dan beberapa
(PT). Aset usaha yang dimiliki oleh usaha kecil maksimal sebesar Rp
c) Usaha menengah
aset yang dimiliki oleh usaha menengah adalah antara Rp 200.000.000 dan
d) Usaha besar
Klasifikasi skala usaha besar sebagian besar bentuk badan hukumnya adalah
perseroan terbatas (PT). Aset yang dimiliki oleh skala usaha besar adalah di
a) Perusahaan Perseorangan
usaha.
b) Firma
suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah satu
nama bersama.
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
pelaksanaannya.
Negara, pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
dipisahkan.
f) Koperasi
b. Legalitas Produk
Analisis legalitas produk di dalam aspek ini berkaitan dengan hukum negara dan
legalitas menurut syariat agama. Komoditas usaha yang akan dipasarkan di dalam
hukum.
c. Legalitas Merek
adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Merek digunakan sebagai tanda
pembeda atas barang atau jasa bagi satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
ditinjau dari aspek keuangan dan ekonomi. Informasi dan data yang diperoleh dari
analisis pada aspek-aspek sebelumnya menjadi dasar bagi perhitungan aspek keuangan
dan ekonomi. Aspek keuangan dan ekonomi dianalisis dengan langkah, yaitu
kebutuhan bahan baku dan pembantu, menghitung total biaya produksi, dan melakukan
a. Kebutuhan Investasi
Tahap pertama yang perlu dilakukan ketika melakukan analisis studi kelayakan
bisnis terhadap aspek keuangan dan ekonomi adalah menentukan kebutuhan investasi
Studi terhadap kebutuhan modal kerja akan membantu untuk memperoleh informasi
Kebutuhan bahan baku memberikan informasi mengenai jumlah biaya yang timbul
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembentuk es krim dalam setiap kegiatan
memproduksi es krim.
d. Biaya Produksi
kegiatan produksi. Biaya total terbentuk dari jumlah antara biaya variabel dengan
biaya tetap. Total biaya per cup yang diperoleh ditambahkan dengan besarnya laba
yang diinginkan, menjadi dasar untuk menentukan besarnya harga es krim per cup.
melakukan analisis terhadap aspek keuangan dan ekonomi terlebih dahulu. Melalui
mereka perlu melalui tahapan-tahapan untuk menilai kelayakan bisnis tersebut. Yang
proyeksi arus kas, menentukan sumber pembiayaan dan menentukan required rate of
Time Value of Money adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa setiap satu
satuan mata uang pada hari ini bernilai lebih besar dari satu satuan mata uang di masa
yang akan datang karena setiap satu satuan mata uang saat ini dapat diinvestasikan dan
menghasilkan bunga.
menghitung berapa nilai nominal mata uang yang perlu diinvestasikan untuk
present value. Present value melakukan perhitungan dengan cara mendiskontokan nilai
aliran kas masuk di masa depan ke waktu saat ini menggunakan tingkat bunga dan masa
periode tertentu. Penggunaan konsep present value dapat digunakan untuk menentukan
besarnya nilai investasi awal (initial outlay) sebuah proyek. Formula yang digunakan
FVn = PV(1+i)n
di mana FVn = future value dari nilai investasi pada akhir periode tahun ke-n,
PV = present value atau nilai nominal uang yang diinvestasikan di awal tahun
pertama,
n = lamanya periode, dan
i = tingkat bunga.
Capital budgeting adalah suatu konsep yang digunakan oleh investor untuk
menilai kelayakan ide bisnis atau proyek dengan cara membandingkan antara aliran kas
masuk dengan aliran kas keluar. Menurut Keown dkk.32 dan Horngren dkk.33, terdapat
beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kelayakan
bisnis, yaitu (1) Net Present Value, (2) Internal Rate of Return, (3) Discounted Payback
Metode Net Present Value digunakan untuk menghitung jumlah ekspektasi dari
keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari proyek atau bisnis tersebut
32
Keown, Arthur J., dkk. 2005. Financial Management Principles and Applications 10th
Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
33
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2006. Cost Accounting
th
12 Edition.
yang diharapkan, kembali ke saat ini. Metode ini menganalisis keuangan dengan
cara membandingkan antara investasi awal dengan present value dari arus kas
bersih, serta dengan turut memerhatikan adanya perubahan nilai uang karena
Kriteria sebuah bisnis atau usaha diterima atau layak adalah jika Net Present
Value bernilai sama dengan nol atau positif. Sedangkan kriteria sebuah bisnis
atau usaha tidak diterima atau tidak layak adalah jika Net Present Value bernilai
NPV ≥ 0 : Diterima
NPV < 0 : Ditolak
2. Internal Rate of Return
pada saat present value dari kas masuk yang diharapkan sama dengan present
value kas keluar yang diharapkan. Hasil perhitungan IRR akan menghasilkan
sebuah nilai persentase yang menggambarkan profit yang diterima dari kegiatan
investasi yang mereka lakukan terhadap proyek atau bisnis yang bersangkutan.
Kriteria sebuah usaha atau bisnis diterima atau layak adalah jika Internal Rate of
Return lebih besar dari persentase biaya modal. Sedangkan kriteria sebuah bisnis
atau usaha tidak diterima atau tidak layak adalah jika Internal Rate of Return
lebih kecil dari persentase biaya modal. Kriteria tersebut dapat dinyatakan
dengan:
suatu bisnis menerapkan arus kas yang seragam atau sama setiap periode. Hasil
4. Profitability Index
Profitability Index adalah sebuah rasio antara present value dari future cash flow
dari sebuah proposal investasi, yaitu rasio antara present value dari manfaat yang
atau
Kriteria sebuah bisnis layak untuk diterima adalah apabila nilai rasio Profitability
Index bernilai ≥ 1,0. Sebaliknya, sebuah bisnis ditolak apabila memiliki nilai
PI ≥ 1,0
PI < 1,0
2.2.5.3. Konsep Weighted Average Cost of Capital
digunakan untuk menghitung biaya modal perusahaan, di mana pada setiap kategori
pembiayaan yang masuk ke dalam komponen perhitungan WACC, yaitu saham, obligasi,
dan hutang jangka panjang lainnya. Perhitungan WACC dapat dilihat melalui persamaan
berikut, yaitu:
Sebuah bisnis atau investasi memiliki sebuah potensi resiko dan kerugian yang
besar. Kekeliruan dan kesalahan dalam penilaian resiko membuat bisnis atau investasi
yang dilaksanakan menjadi gagal, merugi, atau bahkan tutup karena tidak mampu
bertahan. Studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menilai kelayakan suatu rencana
investasi. Selain itu, studi kelayakan bisnis juga bertujuan untuk memperkecil tingkat
resiko kerugian dan memastikan bahwa investasi yang akan dilakukan memang
menguntungkan. Dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis yang tepat, setiap resiko
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan studi kelayakan
bisnis, terutama bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak terkait dan manfaat
a. Calon investor
Pihak yang paling berkepentingan atas hasil studi kelayakan bisnis adalah calon
mengetahui jaminan keselamatan dari modal yang ditanam dan mereka akan
bisnis yang akan dijalankan dan melalui studi kelayakan bisnis mereka akan
b. Perbankan
hasil studi kelayakan bisnis sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
menyalurkan kredit.
c. Pemerintah
Pihak pemerintah memiliki kepentingan atas hasil dari studi kelayakan bisnis.
dilaksanakan melalui aspek legalitas dan perizinan. Setiap produk dan proses
METODOLOGI PENELITIAN
Bamba’s Cold & Creamery. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan bisnis ditinjau melalui beberapa aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis produksi dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek
hukum dan legalitas, dan aspek keuangan. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kelayakan bisnis Bamba’s Cold & Creamery ditinjau dari aspek-aspek
Dalam penelitian ini akan digunakan analisis studi kasus untuk melakukan
analisis mendalam terhadap situasi yang dialami pada saat dilaksanakannya penelitian.
wawancara untuk memperoleh studi kasus yang otentik terkadang sulit tercapai karena
banyak perusahaan yang memilih untuk tidak menjawab dan melindunginya sebagai data
rahasia milik perusahaan. Oleh karena itu, penggunaan media pengamatan perlu
dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh melalui media wawancara.
Data yang digunakan di dalam penelitian ini diperoleh dalam kurun waktu bulan
Juni-Juli 2010 melalui pengamatan di wilayah Jakarta. Seluruh data yang dibutuhkan
dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu, sehingga peneliti menggunakan metode cross-
Data yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer dan
data sekunder. Data primer, menurut Sekaran34, mengacu kepada informasi yang
diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk
tujuan spesifik studi. Sedangkan data sekunder mengacu pada informasi yang
Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama kurun waktu periode Juni-Juli 2010.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui beberapa sumber, seperti buku literatur
maupun internet.
memperoleh data primer dengan cara observasi atau pengamatan sehingga tidak akan
studi lapangan di mana seluruh pekerjaan berjalan secara normal tanpa ada intervensi
dari peneliti, sehingga situasi yang terjadi pada saat dilakukan penelitian cenderung
pembahasan menggunakan data primer dan sekunder yang telah diperoleh, sesuai dengan
34
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business (Terj.). Jakarta: Salemba Empat.
Analisis terhadap aspek keuangan melibatkan analisis terhadap Net Present Value,
Internal Rate of Return, Discounted Payback Period, dan Profitability Index. Analisis
suatu bisnis. Ketika hasil dari analisis tidak memenuhi syarat atau justifikasi kelayakan,
maka hendaknya gagasan tersebut tidak dijalankan atau dijalankan dengan beberapa
perubahan dan penyesuaian. Tabel 3.1 memberikan kriteria dan justifikasi untuk
Tabel 3.1
Kriteria Kelayakan Bamba’s Cold & Creamery
Munculnya sebuah ide atau gagasan untuk membentuk sebuah usaha yang
memproduksi produk es krim berawal dari kesukaan dari pendiri usaha terhadap
makanan es krim semenjak kecil. Es krim sebagai makanan dingin dirasa sangat sesuai
dengan kondisi iklim panas di Indonesia, sehingga menjadi salah satu makanan favorit
bagi sang pendiri usaha. Kecintaan kepada es krim menjadi lebih besar ketika beberapa
yang lebih variatif di berbagai pusat perbelanjaan. Berbagai merek baru yang
menawarkan es krim dengan kelas premium yang memiliki kualitas sangat baik dan lebih
merek tersebut, memberikan sebuah gagasan untuk mendirikan Bamba’s Cold &
Creamery. Gagasan yang muncul berupa merek es krim dengan kualitas baik, namun
diproduksi secara lokal baik lokasi maupun bahan baku sehingga mampu menekan harga
jual es krim. Berbagai merek es krim yang bermunculan dan berkembang di pusat-pusat
perbelanjaan beberapa tahun terakhir adalah merek-merek usaha impor. Oleh karena itu,
gagasan yang muncul kemudian coba dilaksanakan dengan mendirikan Bamba’s Cold &
Creamery.
Bamba’s Cold & Creamery, yaitu terdiri dari seorang manajer dan dua orang pegawai.
Manajer
Produksi Pemasaran
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Produk awal yang ditawarkan oleh Bamba’s Cold & Creamery adalah es krim,
sesuai dengan gagasan awal. Pada awal pendiriannya, Bamba’s Cold & Creamery hanya
akan menawarkan sebuah varian rasa, yaitu vanila. Pemilihan rasa vanila karena
dianggap variasi rasa yang paling dasar dan mampu dengan mudah diterima oleh
masyarakat. Di masa yang akan datang, berbagai macam variasi rasa akan terus
Dalam periode jangka panjang, Bamba’s Cold & Creamery juga akan
menyediakan berbagai macam makanan beku. Selain produk es krim, juga akan
menyediakan produk frozen yoghurt atau yogurt beku dan sorbet. Produk-produk
makanan beku ini cocok dikonsumsi di wilayah tropis seperti Indonesia dan diharapkan
akan mampu diterima oleh masyarakat sebagai salah satu makanan favorit.
Konsep bisnis yang akan diterapkan oleh Bamba’s Cold & Creamery adalah one
stop products. Maksud dari konsep ini adalah Bamba’s Cold & Creamery akan
menawarkan berbagai macam jenis makanan beku di dalam satu gerai. Konsep yang
selama ini ada di pasar adalah setiap gerai hanya menawarkan satu jenis produk makanan
beku, yaitu hanya es krim atau yogurt beku saja. Dengan konsep one stop products,
diharapkan konsumen akan mendapatkan berbagai macam makanan beku dan berbagai
mudah memperoleh produk makanan beku yang mereka sukai dan mereka inginkan.
Jaringan pemasaran yang akan digunakan oleh Bamba’s Cold & Creamery adalah
dengan cara melakukan penjualan langsung melalui pendirian kedai tersendiri. Sebuah
kedai akan didirikan pada awal beroperasinya kegiatan bisnis. Dalam perkembangannya
di masa depan, Bamba’s Cold & Creamery juga akan memperluas jaringan dengan
dilakukan dengan asumsi ketika Bamba’s Cold & Creamery telah memiliki beberapa
tidak hanya disukai oleh anak-anak tetapi juga kaum dewasa. Letak geografis Indonesia
yang berada di wilayah tropis, membuat produk-produk makanan dan minuman beku
seperti es krim memiliki potensi pasar yang luas. Iklim tropis yang cenderung panas
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia sekaligus sebagai pusat kegiatan
perekonomian di Indonesia, memiliki potensi luas untuk pasar es krim. Hal ini bisa
dilihat dari besarnya nilai konsumsi terhadap makanan dan minuman jadi yang selalu
mengalami kenaikan sejak tahun 2001 hingga tahun 2008. Tahun 2001, menurut data
pada tabel 4.1 yang diperoleh peneliti melalui Biro Pusat Statistik Jakarta, rata-rata
pengeluaran rumah tangga per bulan terhadap makanan dan minuman jadi sebesar Rp
31.522. Nilai konsumsi ini relatif selalu naik hingga tahun 2008, kecuali pada periode
15,27% dan -2,85%. Dari nilai-nilai konsumsi ini dapat terlihat bahwa masyarakat di
makanan dan minuman jadi, selain dari konsumsi terhadap makanan pokok.
Tingkat permintaan masyarakat terhadap produk es krim per harinya juga tidak
sedikit. Melalui pengamatan yang peneliti lakukan terhadap beberapa outlet es krim di
beberapa pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat saja, pada hari
kerja bisa terjadi penjualan hingga mencapai 50 cup es krim. Sedangkan pada periode
akhir minggu, bisa terjadi penjualan hingga 100 cup es krim. Satu cup es krim setara
dengan satu porsi es krim, sehingga per hari bisa terjadi permintaan hingga 50 porsi pada
hari kerja dan 100 sendok es krim pada akhir minggu. Jumlah ini menunjukkan bahwa
minuman di luar dari kebutuhan makanan pokoknya. Berdasarkan kepada analisis pasar,
Bamba’s Cold & Creamery menargetkan jumlah penjualan sebanyak 16 cup es krim per
Jakarta memiliki pasar potensial bagi produk es krim mengingat masih belum
maraknya perusahaan es krim buatan dalam negeri. Menurut Swa Majalah35, per tahun
2008 industri es krim dirasakan masih mengalami penetrasi yang begitu lambat. Jumlah
perusahaan yang secara nasional berjalan di industri es krim hanya terdapat beberapa
saja, yaitu PT Campina Ice Cream Industry dengan merek Campina, PT Unilever
Indonesia Tbk. dengan merek Wall’s, PT Indomeiji Dairy Food dengan produk
Indoeskrim Meiji, dan PT Sukanda Jaya dengan produk Diamond. Sedangkan sisanya
dipercaya merupakan produsen tingkat rumah tangga yang bersifat lokal dan tidak
35
Taufik Hidayat. “Adu Strategi di Pasar Es Krim,” http://202.59.162.82/swamajalah,
29 Mei 2008.
Sumber: http://jakarta.bps.go.id/
Selain berbagai produk es krim tersebut, masih terdapat beberapa merek es krim
krim super premium dengan harga yang lebih mahal. Beberapa merek tersebut adalah
Cold Stone, Haagen Dazs, New Zealand, dan Cream and Fudge. Seluruh merek tersebut
ke pasar adalah ketat. Di segmen es krim menengah atau premium telah diisi oleh
Campina, Wall’s, Indoeskrim, dan Diamond. Merek-merek tersebut sudah sangat dikenal
masyarakat dan telah memiliki posisi yang kuat di pasar. Sedangkan untuk segmen es
krim super premium, banyaknya merek es krim waralaba dari luar negeri juga akan
mempersulit kemampuan Bamba’s Cold & Creamery untuk masuk ke pasar. Bamba’s
Cold & Creamery harus mampu membuat produk yang lebih variatif, inovatif, dan
berharga lebih murah, untuk dapat bersaing dengan segmen premium. Merek-merek
waralaba memiliki kelemahan harganya yang mahal karena bahan baku yang masih
harus dipasok dari luar negeri demi menjaga kualitasnya. Sedangkan Bamba’s Cold &
Selain dari pasar es krim, persaingan juga datang dari produk makanan dan
minuman beku lainnya, yaitu yogurt beku atau frozen yoghurt. Sebagaimana es krim
premium, yogurt beku juga beroperasi di pusat-pusat perbelanjaan. Produk yogurt beku
ini digemari oleh konsumen karena rasanya yang relatif lebih manis dan menawarkan
jenis taburan yang bervariasi. Beberapa merek yogurt beku yang terdapat di pasar adalah
Produk dari Bamba’s Cold & Creamery mulai dipasarkan di wilayah Jakarta.
Jakarta memiliki jumlah penduduk yang besar, yaitu mencapai hingga 9,1 juta jiwa per
tahun 2008. Dengan jumlah penduduk yang hampir menyentuh 10 juta jiwa, kesempatan
Bamba’s Cold & Creamery dalam melakukan penjualan akan semakin luas. Jakarta
sendiri memiliki iklim tropis dengan udara yang cenderung panas. Kondisi geografis
Jakarta yang cenderung panas memberikan potensi luas bagi Bamba’s Cold & Creamery
standar.36 Ketiga kelas tersebut dibagi berdasarkan atas kandungan lemak pada bahan
susu yang digunakan. Kelas super premium mengandung kadar lemak paling tinggi,
yaitu sekitar 17%. Sedangkan untuk kelas premium dan standar mengandung kadar
lemak sekitar 15% dan 11%. Untuk setiap produk yang diproduksi oleh Bamba’s Cold &
Creamery menggunakan susu dengan kadar lemak hingga 14%, maka produk es krim
Satu hal penting dalam memproduksi es krim adalah kualitas tekstur dari produk
es krim yang diproduksi. Kualitas es krim terbaik adalah ketika es krim memiliki tekstur
memberikan kualitas produk yang semakin baik. Bamba’s Cold & Creamery
Selain kualitas tekstur dari tiap produk es krim yang ditawarkan, Bamba’s Cold
& Creamery juga akan menawarkan variasi rasa baru di setiap periode tertentu. Selera
konsumen yang berbeda antara satu dengan yang lainnya menuntut Bamba’s Cold &
Creamery untuk selalu mengembangkan berbagai variasi rasa. Menciptakan variasi rasa
yang lebih beragam perlu dilakukan untuk menghindari rasa bosan para konsumen.
merek yang dapat diingat dan dapat dengan mudah diterima oleh konsumen. Merek yang
36
“Es Krim nan Lembut dan Menggoda,” http://koran.republika.co.id/, 27 November 2008.
Bamba’s Cold & Creamery digunakan sebagai merek karena merepresentasikan kegiatan
bisnis yang dijalankan serta memberikan gambaran tentang produk yang ditawarkan.
Kata Bamba’s berasal dari sebuah nama, yaitu Bambang yang kemudian disingkat
menjadi Bamba. Pemilihan nama Bambang karena nama tersebut sangat akrab di telinga
masyarakat. Nama Bambang sendiri sangat identik dengan nama Indonesia. Untuk
merek, terutama karena mendapatkan imbuhan bahasa asing. Sedangkan untuk kata Cold
& Creamery mengacu kepada produk yang ditawarkan oleh Bamba’s Cold & Creamery.
Kata imbuhan Cold menggambarkan bahwa produk yang dijual oleh Bamba’s Cold &
Creamery berupa makanan dingin, terutama beku. Cold juga menggambarkan bahwa di
masa depan, Bamba’s tidak hanya menawarkan produk es krim, tetapi juga berbagai
produk makanan beku lainnya, seperti frozen yoghurt dan sorbet. Kata imbuhan
Creamery mengacu kepada suatu istilah yang sering digunakan untuk para produsen es
Bamba’s Cold & Creamery memasarkan produk es krim dengan membuka kedai
sendiri sehingga tidak memerlukan kemasan produk khusus. Kemasan yang dibutuhkan
harus bersifat fleksibel, berbiaya rendah, dan ramah lingkungan atau mudah untuk di
daur ulang. Kemasan dalam bentuk cup kertas atau karton, mampu memberikan
fleksibilitas bagi para konsumen, baik ketika mereka ingin mengonsumsi produk di kedai
atau untuk langsung dibawa pulang. Cup kertas atau karton yang digunakan sebagai
kemasan es krim, yogurt beku, dan sorbet biasanya tahan terhadap cairan sehingga tidak
merusak kemasan walaupun ketika produk telah menjadi cair. Penggunaan cup kertas
bentuk digital printing. Penggunaan kemasan cup kertas atau karton biasanya digunakan
penentuannya. Label yang digunakan harus mencantumkan merek produk dan logo dari
secara tidak langsung dapat memberi daya tarik kepada konsumen. Label yang telah
ditentukan kemudian dicetak secara langsung pada bagian dinding luar kemasan produk.
Sebagai produsen es krim yang baru berdiri, Bamba’s Cold & Creamery lebih
pasar terhadap harga cocok untuk diadopsi oleh perusahaan yang baru berdiri. Sebagai
produsen yang baru berdiri dan masuk ke dalam pasar, Bamba’s Cold & Creamery dapat
melakukan pengamatan dan penyesuaian harga terhadap produk kompetitor yang telah
lebih dulu masuk. Bamba’s Cold & Creamery harus bisa lebih rendah dibandingkan
menggunakan alternatif pendekatan lain, yaitu pendekatan harga pasar. Pendekatan ini
akan memberikan alternatif apabila biaya produksi sebagai pembentuk harga produk
Bamba’s Cold & Creamery lebih mahal dibandingkan dengan produk kompetitor. Harga
yang terbentuk melalui pendekatan harga pasar ditentukan dengan menambahkan seluruh
biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi kemudian ditambahkan dengan mark
up. Target mark up laba untuk menentukan harga jual adalah 10% dari total biaya
produk.
Mayoritas bahan baku yang dibutuhkan oleh Bamba’s Cold & Creamery dapat
diperoleh dari produk lokal. Penggunaan bahan baku dari produk lokal dapat menekan
biaya yang timbul dalam kegiatan proses produksi. Untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku, Bamba’s Cold & Creamery perlu bekerja sama dengan berbagai perusahaan
distributor bahan baku. Dengan melakukan kerja sama langsung dari perusahaan
distributor, Bamba’s Cold & Creamery dapat memperoleh bahan baku dengan harga
diperhatikan. Lokasi yang menjadi tempat pusat keramaian adalah tempat yang sesuai
untuk mendirikan sebuah kedai es krim. Kedai es krim biasanya bukanlah sebuah
destinasi utama dalam beraktivitas. Oleh karena itu, kedai es krim yang didirikan di
Pertimbangan lain yang dapat digunakan adalah sesuai dengan pendapat Subagyo
1. Tenaga Kerja
Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi Indonesia menjadi daya tarik bagi
kebutuhan tenaga kerja. Selain jumlah penduduk yang banyak, Jakarta juga
daerah lain di Indonesia, sehingga Bamba’s Cold & Creamery akan lebih mudah
Tidak ada data resmi mengenai besaran pendapatan per kapita untuk wilayah
sebagai patokan. Besarnya tingkat upah minimum provinsi DKI Jakarta sebesar
Rp 1.118.009,00.
3. Kebijakan Pemerintah
usahanya. Setiap usaha yang berdiri diwajibkan memiliki berbagai izin yang
usahanya.
Dalam melakukan promosi terhadap produk yang ditawarkan, Bamba’s Cold &
Creamery dapat memanfaatkan empat komponen di dalam strateginya, yaitu siapa, apa,
1) Siapa
yang membeli produk es krim tidak terbatas hanya kepada segmen tertentu. Dari
seluruh pembelian yang terjadi selama proses pengamatan, baik dari usia remaja
paling dominan dalam melakukan konsumsi adalah usia remaja hingga usia muda
Namun, karena segmen yang luas ini pula, Bamba’s Cold & Creamery akan
2) Apa
antara lain yaitu variasi yang dimiliki oleh merek bersangkutan, dan harga yang
menawarkan produk es krim, tetapi juga berbagai macam makanan beku lainnya,
seperti yogurt beku dan sorbet. Bamba’s Cold & Creamery perlu menjelaskan
konsumen sulit memilih merek produk mana yang akan mereka pilih. Rasa dan
penampilan antara merek produk yang satu dengan merek produk yang lain
konsumen kesulitan dalam memilih produk yang diinginkan. Oleh karena itu,
Bamba’s Cold & Creamery harus menciptakan produk yang berbeda dari para
3) Kapan
tersebut membutuhkan biaya yang tidak kecil. Oleh karena itu, kegiatan promosi
sebaiknya dilakukan pada saat yang tepat, seperti melakukan promosi ketika
musim liburan di saat masyarakat cenderung lebih bersifat konsumtif atau ketika
musim kemarau di saat masyarakat berupaya mencari cara untuk mengurangi rasa
4) Dimana
membutuhkan biaya yang tidak kecil, maka kegiatan promosi harus dilakukan
mencapai jumlah jutaan orang dan tanpa biaya, internet dapat membantu kegiatan
promosi Bamba’s Cold & Creamery. Selain media internet, promosi juga dapat
diawali dengan tahap pertama, yaitu tahap pemasakan susu dan krim. Adonan
susu dan krim yang telah dimasak kemudian dicampurkan dengan kuning telur.
pembekuan. Alur proses produksi dapat dilihat pada gambar 4.2. Maka, melalui
penjelasan proses produksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bamba’s Cold &
Creamery membutuhkan bahan baku berupa susu, krim, gula pasir, telur, dan
garam. Selain itu, dalam proses produksinya, Bamba’s Cold & Creamery juga
Pengentalan
Pengolahan Akhir
Gambar 4.2
Alur Proses Produksi
4.3.2. Penentuan Lokasi
Bagi sebuah usaha yang baru berdiri, terutama dengan modal yang terbatas
seperti Bamba’s Cold & Creamery, akan menghadapi kesulitan untuk menentukan
sebuah tempat sebagai lokasi bisnisnya. Memilih lokasi strategis untuk kebutuhan bisnis
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena semakin strategis letak suatu lokasi bisnis
Produk es krim yang dipasarkan dengan cara membuka kedai sendiri memerlukan
tempat strategis yang mudah dijangkau konsumen atau setidaknya sering dilintasi oleh
banyak orang sehingga keberadaannya dapat diketahui. Tempat yang mudah dijangkau
dan sehari-harinya dilalui oleh banyak orang memberikan kemungkinan yang lebih besar
untuk menarik minat konsumen. Namun, tempat yang strategis membutuhkan biaya sewa
yang tinggi. Memasarkan dengan cara membuka kedai tersendiri bisa dengan
memanfaatkan ruang sewa pada pusat-pusat perbelanjaan atau dengan menyewa ruko
yang berada dekat dengan wilayah pemukiman, pusat keramaian, atau sekolah.
baku dan bahan pembantu. Tabel 4.2 mencantumkan daftar bahan baku berikut harga per
satuan yang digunakan dalam memproduksi es krim. Bahan baku yang dibutuhkan dalam
Tabel 4.2
Daftar Harga Bahan Baku
untuk kebutuhan perasa dan aroma bagi es krim. Penggunaan bahan pembantu dapat
Tabel 4.3
Daftar Harga Bahan Pembantu
4.3.4. Teknologi
canggih dan kompleks. Untuk pembuatan secara manual, pembuatan es krim hanya
memerlukan fasilitas teknologi berupa kompor gas dan lemari es pendingin yang
memiliki fasilitas pembeku. Selain dengan cara manual, saat ini juga terdapat mesin
pembuat es krim untuk skala rumah tangga yang memiliki kapasitas produksi beragam,
mulai dari kapasitas 1,5 liter hingga 3,8 liter. Mesin pembuat es krim memberikan
efisiensi waktu dan kualitas produk yang jauh lebih baik dibandingkan dengan produksi
membutuhkan Ice Cream Maker dengan kapasitas yang terlalu besar. Bahkan, dengan
jumlah target penjualan hingga 16 cup, es krim masih dapat diproduksi secara manual
tanpa membutuhkan Ice Cream Maker. Peralatan lain yang dibutuhkan secara mutlak
adalah freezer dan kompor gas. Daftar peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan
a. Perencanaan (Planning)
segala sasaran yang ingin dicapai di masa depan serta langkah-langkah apa saja yang
sasaran yang ingin dicapai. Sasaran dibentuk berdasarkan kepada tujuan perusahaan pada
perkembangan usaha ke depan akan lebih terkendali. Adapun sasaran Bamba’s Cold &
b. Pengorganisasian (Organizing)
organisasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Struktur organisasi yang dibentuk harus
Sebagai perusahaan yang baru saja berdiri, Bamba’s Cold & Creamery belum
tidak terlalu dalam. Setiap karyawan yang bekerja di Bamba’s Cold & Creamery paling
ketergantungan proses produksi hanya kepada satu orang karyawan. Selain mengetahui
proses produksi, seluruh karyawan Bamba’s Cold & Creamery juga harus menguasai
fungsi. Fungsi paling sederhana adalah fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Oleh
karena itu, jenis departementalisasi yang sesuai untuk diaplikasikan oleh Bamba’s Cold
Cold & Creamery tergolong sederhana karena jumlah karyawan yang terbatas. Struktur
organisasi yang hanya terdiri dari dua lapisan, membuat seluruh rantai komando masing-
Sebagai perusahaan yang baru berdiri dan beroperasi, Bamba’s Cold & Creamery
memiliki keterbatasan atas sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, bentuk
operasi dan kegiatan bisnis juga masih terbatas dan sederhana. Kedua hal tersebut
tersentralisasi. Seluruh keputusan diambil langsung oleh manajer, kecuali untuk hal-hal
produksi adalah tinggi. Fungsi produksi memiliki standar yang harus diikuti untuk
menjamin kualitas akhir produk, sehingga tingkat formalisasi yang diterapkan tinggi.
Sedangkan untuk fungsi pemasaran, tidak terdapat suatu standar yang harus diterapkan
c. Pengarahan/Kepemimpinan (Directing)
Sebagai perusahaan yang baru berdiri, Bamba’s Cold & Creamery hanya
memiliki seorang manajer dan jumlah karyawan yang terbatas. Manajer Bamba’s Cold &
mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para karyawan, untuk memastikan tercapainya
tujuan perusahaan.
Dalam memimpin perusahaan Bamba’s Cold & Creamery, ada beberapa teori
menjadi mitra bagi para bawahannya, yang peduli dan perhatian dengan
keadaan bawahannya.
d. Pengendalian (Controlling)
dilaksanakan, berjalan sesuai dengan rencana dan mengoreksi atas segala penyimpangan
yang terjadi. Pada perusahaan yang baru berdiri seperti Bamba’s Cold & Creamery, jenis
kegiatan operasi berlangsung. Setiap permasalahan yang terjadi dikoreksi saat kegiatan
masih berlangsung untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih mahal. Sedangkan
yang muncul pada saat kegiatan operasi berjalan sebelumnya. Pengendalian umpan balik
hubungan keluarga karena lebih mudahnya pengendalian terhadap mitra kerja. Selain itu,
memiliki mitra kerja dengan hubungan keluarga dapat memberikan fleksibilitas yang
lebih baik untuk beberapa keputusan yang perlu diambil secara bersama-sama. Untuk
personal yang baik sebagaimana pada mitra kerja dengan hubungan keluarga. Tetapi
belum mampu memberikan tingkat fleksibilitas yang sama dengan hubungan keluarga.
Alternatif lain rekrutmen dapat dilakukan melalui iklan berbasis internet. Pemanfaatan
internet sebagai wahana pencari mitra kerja memberikan keuntungan berupa biaya yang
penetapan besaran upah pegawai. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No. 167 Tahun 2009 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun
tersebut, pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari nominal yang telah
Setiap fungsi yang berada di dalam struktur organisasi Bamba’s Cold &
ini berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan
mengapa pekerjaan itu dikerjakan oleh setiap fungsi di dalam struktur organisasi
• Manajer:
1. Mengambil keputusan untuk hal-hal yang sifatnya tidak rutin dan tidak
sebagai bahan evaluasi atas kegiatan yang telah berjalan untuk kegiatan
• Produksi:
• Pemasaran:
Tabel 4.5
Kebutuhan Biaya Sumber Daya Manusia per Bulan
Pada tabel 4.5 berisi daftar kebutuhan sumber daya manusia berikut dengan
Legalitas suatu usaha akan turut membantu suatu perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usahanya apabila usahanya telah dinyatakan legal atau tidak melanggar hukum
dua orang pekerja. Dengan kepemilikan secara perorangan, Bamba’s Cold & Creamery
diperoleh dari kegiatan usahanya sekaligus bertanggung jawab atas seluruh resiko dan
Tabel 4.6
Kebutuhan Biaya Legalitas Usaha
Beberapa perizinan yang perlu dimiliki oleh Bamba’s Cold & Creamery adalah
sebagai berikut:
Daftar kebutuhan legalitas usaha yang diperlukan oleh Bamba’s Cold &
Bamba’s Cold & Creamery adalah sebuah usaha yang menawarkan produk yang
masuk ke dalam kategori makanan dan minuman. Memastikan legalitas sebuah produk
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap produk bersangkutan. Sertifikasi perlu
dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan produk yang akan berpengaruh
masyarakat dan keamanan produk pangan yang bersangkutan akan lebih terjamin.
a. Komposisi
b. Spesifikasi bahan
c. Cara produksi
• .Penilaian label:
e. Gambar/logo
Cold & Creamery juga dapat melakukan sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Melakukan sertifikasi halal terhadap produk akan memberikan kepastian dan
jaminan bagi para konsumen yang mengonsumsi produk bersangkutan bahwa seluruh
bahan baku dan proses produksi berlangsung secara halal dan telah mengikuti syariat
Islam. Menyertakan sertifikasi halal pada produk Bamba’s Cold & Creamery akan
Merek sebagai tanda pembeda antara produk perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa, memerlukan
pengaturan agar tidak terjadi sengketa. Perusahaan yang telah mendaftarkan mereknya
secara resmi dan legal akan memiliki kepastian hukum dari kemungkinan munculnya
pihak-pihak yang tidak memiliki hak dalam penggunaan merek yang telah perusahaan
daftarkan.
Untuk memiliki kepastian hukum atas merek produk yang digunakan, Bamba’s
Cold & Creamery harus mendaftarkannya melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
menggunakan dan menyalah-gunakan nama merek Bamba’s Cold & Creamery tanpa izin
dan hak. Menurut Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek, merek yang
merek.
Tabel 4.7
Kebutuhan Biaya Legalitas Merek
Jenis Biaya
Permohonan pendaftaran merek Rp 600.000,00
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
& Creamery beserta perhitungan biaya depresiasinya. Pada tabel tersebut merinci semua
aktiva tetap yang dibutuhkan oleh Bamba’s Cold & Creamery dalam kegiatan
investasi yang berbeda dengan kebutuhan aktiva tetap lainnya karena sifat kontraknya
per tahun, sehingga Bamba’s Cold & Creamery harus mengeluarkan biaya investasi rutin
setiap tahun.
Tabel 4.8
Kebutuhan Investasi dan Biaya Overhead
Pada tabel 4.9 menunjukkan perhitungan kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan
oleh Bamba’s Cold & Creamery dalam sebulan. Seluruh komponen biaya yang masuk ke
dalam modal kerja dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasional setiap hari
Jenis Biaya
es krim bisa mencapai hingga 50 cup per hari, maka Bamba’s Cold & Creamery akan
menargetkan penjualan hingga 16 cup per hari. Bamba’s Cold & Creamery
membutuhkan bahan baku berupa susu, krim, gula pasir, telur, dan garam dalam setiap
kegiatan produksinya. Tabel 4.10 menunjukkan nilai total kebutuhan bahan baku yang
dibutuhkan Bamba’s Cold & Creamery dalam kegiatan produksinya setiap bulan yaitu
sebesar Rp 1.588.200,00.
Bamba’s Cold & Creamery membutuhkan bahan pembantu dalam setiap kegiatan
produksinya, yaitu berupa ekstrak vanila, sirup coklat, sirup strawberry, sirup blueberry,
dan biskuit. Tabel 4.11 menunjukkan nilai total kebutuhan bahan pembantu yang
dibutuhkan Bamba’s Cold & Creamery dalam kegiatan produksinya setiap bulan atau
Tabel 4.12 menunjukkan perhitungan biaya produksi es krim Bamba’s Cold &
Creamery tiap bulan. Di dalam tabel tersebut, setiap biaya yang timbul digolongkan ke
dalam biaya variabel dan biaya tetap. Masing-masing biaya variabel kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh nilai total biaya variabel dan masing-masing biaya tetap
Nilai total biaya per cup diperoleh dengan menjumlahkan antara nilai total biaya
variabel dengan nilai total biaya tetap. Maka, nilai biaya total yang diperoleh adalah
sebesar Rp 17.930,00 per cup. Untuk menentukan harga es krim per cup, nilai biaya total
ditambahkan dengan laba sebesar 10% dari nilai total biaya, sehingga harga jual per cup
4.7.5.1. Asumsi
Tabel 4.13 menunjukkan asumsi jumlah penjualan dan harga produk Bamba’s
Cold & Creamery setiap tahun dalam periode 5 tahun ke depan. Perkiraan jumlah
penjualan dan harga jual diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 5% per tahun.
Angka-angka yang diperoleh pada tabel 4.13 kemudian menjadi dasar perhitungan
Asumsi
Kenaikan Harga
5%
Jual/Thn
Kenaikan
5%
Penjualan/Thn
Kenaikan Biaya
Tetap dan 5%
Variabel/Thn
Harga
Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Dasar
Jumlah
- 5,760 6,048 6,350 6,668 7,001
penjualan
Harga jual Rp Rp Rp Rp Rp Rp
es krim/cup 19.800 19.800 20.790 21.830 22.921 24.067
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
Pada tabel 4.14 menunjukkan perhitungan proyeksi terhadap arus kas Bamba’s
Cold & Creamery selama periode 5 tahun. Perhitungan proyeksi arus kas menggunakan
Arus kas diproyeksi dengan cara mengurangi antara arus kas yang masuk dengan
arus kas yang keluar. Nilai arus kas yang masuk diperoleh dari perkalian antara target
jumlah penjualan es krim per tahun dengan harga jual es krim per cup. Sedangkan arus
kas keluar diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan selama
periode satu tahun tersebut, yaitu investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Pengurangan
antara arus kas masuk dengan arus kas keluar menghasilkan operating income before
tax. Untuk memperoleh operating cash flow, nilai operating income before tax dikurangi
dengan nilai pajak yang dihitung dengan menggunakan PPh pasal 21 wajib pajak orang
Rincian nilai kebutuhan investasi terdapat di tabel 4.8. Sedangkan, rincian biaya
tetap dan biaya variabel terdapat di tabel 4.12. Biaya tetap dan biaya variabel
berdasarkan kepada proyeksi arus kas. Pada tahun ke-1 tidak dilakukan perhitungan
pajak karena termasuk pada Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu sebesar Rp
Tabel 4.15
Pajak Terhutang
Pajak Penghasilan Bamba's Cold & Creamery
Pada tabel 4.16 memberikan gambaran sumber pembiayaan bagi Bamba’s Cold
& Creamery. Pembiayaan terbagi melalui dua sumber, yaitu melalui penerbitan saham
Tabel 4.16
Sumber Pembiayaan
After-Tax
Sumber Modal Cost of %x
% Investasi Jumlah
Pembiayaan Kerja Capital ATCC
(ATCC)
Rp Rp Rp
Saham 45% 15% 6,75%
45.941.137 43.303.500 89.244.637
Rp Rp Rp
Pribadi 55% 15% 8,25%
56.150.279 52.926.500 109.076.779
Rp Rp Rp WACC
Total 100% 15%
102.091.416 96.230.000 198.321.416 (RRR)
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
sebesar 15%. Nilai WACC berfungsi sebagai nilai RRR pada perhitungan proses
Pada tabel 4.17 menunjukkan perhitungan Net Present Value dari gagasan bisnis
Bamba’s Cold & Creamery. Perhitungan NPV menggunakan tingkat RRR sebesar 15%
yang diperoleh melalui perhitungan pada tabel 4.16 tentang sumber pembiayaan.
Hasil yang diperoleh melalui perhitungan pada tabel 4.17 adalah nilai Net Present
manajemen, usulan investasi bisnis Bamba’s Cold & Creamery dapat diterima karena
diinvestasikan ke dalam bisnis tersebut dapat menghasilkan present value cash flow
sebesar Rp 43.712.470,00.
Tabel 4.17
Penilaian Net Present Value
Pada tabel 4.18 menunjukkan perhitungan Internal Rate of Return dari gagasan
bisnis Bamba’s Cold & Creamery. Perhitungan IRR pada tabel 4.18 menunjukkan nilai
sebesar 31%. Dengan menggunakan discount rate sebesar 31%, maka nilai NPV yang
Melalui perhitungan pada tabel 4.18, diperoleh nilai IRR sama dengan 31%.
Maka berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, gagasan bisnis Bamba’s
Cold & Creamery dapat diterima karena tingkat IRR yang diperoleh lebih besar dari
Tabel 4.18
Penilaian Internal Rate of Return
Pada tabel 4.19 diketahui bahwa Bamba’s Cold & Creamery akan memperoleh
pengembalian atas uang yang diinvestasikan, pada tahun ke-4. Perhitungan tersebut
belum memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai perkiraan periode bulan
pengembalian.
Tabel 4.19
Penilaian Discounted Payback Period
Year Cash Flows PV Discounted FCF Running Total
0 Rp (96,230,000) 1.000 Rp (96,230,000) Rp (96,230,000)
1 Rp 29,956,588 0.870 26,049,207 Rp (70,180,793)
2 Rp 35,617,806 0.756 26,932,178 Rp (43,248,615)
3 Rp 42,710,575 0.658 28,082,896 Rp (15,165,719)
4 Rp 50,800,778 0.572 29,045,510 Rp 13,879,791
5 Rp 60,004,174 0.497 29,832,679 Rp 43,712,470
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
Untuk mengetahui perkiraan yang lebih spesifik dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut:
= 6 bulan
investasi terjadi pada bulan ke-6. Maka, berdasarkan kepada tabel 4.19 dan formula di
atas, manajemen Bamba’s Cold & Creamery akan memperoleh pengembalian pada tahun
adalah apabila nilai yang dihasilkan sama dengan atau lebih dari 1 ( ≥1). Dari hasil
perhitungan profitability index berikut, diperoleh nilai sebesar 1,454 yang berarti
memenuhi kriteria dan berarti pula gagasan bisnis Bamba’s Cold & Creamery dapat
diterima. Dari nilai tersebut, kesimpulan yang dapat diambil bahwa setiap Rp 1 yang
diinvestasikan dalam usaha Bamba’s Cold & Creamery akan memperoleh pengembalian
sebesar Rp 1,454.
PI = 1+
PI = 1 +
PI = 1,454 ≥ 1
variabel yang mempengaruhi nilai net present value Bambas’ Cold & Creamery. Analisis
Tabel 4.20
Penilaian Sensitivitas NPV
NPV 20% Normal -20% Selisih
Qty Rp 187,393,746 Rp (121,441,507) Rp 308,835,253
Price Rp 187,393,746 Rp Rp (121,441,507) Rp 308,835,253
VC Rp 4,912,718 43,712,470 Rp 88,748,371 Rp 83,835,653
FC Rp (5,171,757) Rp 112,974,370 Rp 107,802,613
komponen jumlah penjualan dan harga yaitu bernilai Rp 308.835.253,00. Nilai ini
menunjukkan bahwa net present value Bamba’s Cold & Creamery sensitif terhadap perubahan
pada jumlah penjualan dan harga, sehingga akan membutuhkan perhatian dari manajemen.
mempengaruhi nilai internal rate of return Bambas’ Cold & Creamery. Dari tabel
tersebut menunjukkan bahwa nilai selisih IRR paling tinggi adalah pada komponen biaya
tetap yaitu sebesar 36%. Nilai ini menunjukkan bahwa internal rate of return Bamba’s
Cold & Creamery sensitif terhadap perubahan pada komponen biaya tetap, sehingga
Tabel 4.21
Penilaian Sensitivitas IRR
IRR 20% Normal -20% Selisih
Qty 60% - -
Price 60% - -
31%
VC 17% 43% 26%
FC 13% 49% 36%
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
mempengaruhi nilai profitability index Bambas’ Cold & Creamery. Dari tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai selisih P/I paling tinggi adalah pada komponen jumlah
penjualan dan harga yaitu sebesar 3,21. Nilai ini menunjukkan bahwa profitability index
Bamba’s Cold & Creamery sensitif terhadap perubahan pada komponen jumlah
penjualan dan harga, sehingga akan membutuhkan perhatian khusus dari manajemen.
Berdasarkan kepada hasil dari ketiga tabel analisis sensitivitas di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa perubahan pada komponen jumlah penjualan dan harga dapat
memberikan pengaruh terhadap penilaian kelayakan usaha Bamba’s Cold & Creamery.
Oleh karena itu, manajemen perlu memberikan perhatian kepada dua komponen tersebut.
Pada tabel 4.23 menyajikan ringkasan dari berbagai analisis aspek keuangan yang
bisnis Bamba’s Cold & Creamery sesuai dengan kriteria dan justifikasi kelayakan yang
telah ditentukan.
Tabel 4.23
Penilaian Kelayakan
Justifikasi
No Kriteria Nilai Layak/Tidak
Kelayakan
1 Net Present Value Rp 43.712.470,00 > Rp 0,00 Layak
2 Internal Rate of Return 31% > 15% Layak
3 Discounted Payback Period 4 Tahun 6 Bulan < 5 tahun Layak
4 Profitability Index 1,454 ≥ 1,0 Layak
Sumber: Bamba’s Cold & Creamery
Berdasarkan kepada hasil perhitungan Net Present Value, Internal Rate of
Return, Discounted Payback Period, dan Profitability Index, nilai yang diperoleh telah
memenuhi kriteria dan justifikasi kelayakan yang ditentukan oleh manajemen. Oleh
Bamba’s Cold & Creamery akan memasuki pasar yang ketat yang di dalamnya
terdapat sejumlah kompetitor yang telah dikenal oleh konsumen. Untuk dapat bertahan,
manajemen Bamba’s Cold & Creamery hendaknya mampu menciptakan inovasi agar
produk yang ditawarkan mampu memiliki diferensiasi atau keunikan terhadap produk
kompetitor. Keunikan yang dimiliki oleh sebuah produk akan mampu menjadi daya tarik
bagi konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan oleh Bamba’s Cold & Creamery.
beberapa variabel, antara lain jumlah penjualan, harga, biaya variabel, dan biaya tetap,
terhadap perhitungan NPV, IRR, dan P/I. Hasil yang diperoleh adalah Net Present Value
dan Profitability Index sensitif terhadap perubahan pada variabel jumlah penjualan dan
harga. Sedangkan untuk Internal Rate of Return, lebih sensitif terhadap perubahan pada
variabel biaya tetap. Berdasarkan kepada hasil analisis sensitivitas tersebut, manajemen
Bamba’s Cold & Creamery hendaknya memberikan perhatian yang lebih tinggi kepada
variabel-variabel jumlah penjualan, harga, dan biaya tetap. Perubahan yang terjadi pada
ketiga variabel tersebut, baik kenaikan maupun penurunan, akan memberikan perubahan
5.1. Kesimpulan
dilaksanakan studi yang mendalam terlebih dahulu. Kebutuhan modal yang perlu
disediakan dan juga keterbatasan dana yang diperlukan untuk kebutuhan modal,
Adanya resiko kegagalan dan kehilangan atas dana yang digunakan sebagai
modal, membuat studi kelayakan bisnis sebagai satu hal penting yang harus
dilakukan.
2. Pelaksanaan studi terhadap kelayakan suatu gagasan bisnis menilai seluruh aspek
yang berkaitan dengan kegiatan bisnis. Studi kelayakan di dalam penelitian ini
melibatkan beberapa aspek, antara lain aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
produksi dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek
hukum dan legalitas, dan aspek keuangan. Hasil studi terhadap berbagai aspek
dilaksanakan.
3. Berdasarkan kepada perhitungan Net Present Value diperoleh hasil positif yang
mampu memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
yang mampu memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditentukan. Oleh karena
yang mampu memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditentukan. Oleh karena
memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, gagasan
gagasan bisnis Bamba’s Cold & Creamery layak untuk diterima dan
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini,
komponen jumlah penjualan, harga, dan biaya tetap. Ketiga komponen tersebut
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Pakaian Jadi Muslim.
Jakarta: Bank Indonesia.
Griffin, Ricky W., dan Ronald J. Ebert. 2004. Business Seventh Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Hadi, Rio Imanoto. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Powerline Communications (PLC) di
Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2006. Cost Accounting 12th
Edition.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Indonesia Banking School. 2007. Pedoman dan Tehnik Penyusunan Skripsi Edisi 1.
Jakarta
Keown, Arthur J., et al. 2005. Financial Management Principles and Applications 10th
Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2002. Management 7th Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business (Terj.). Jakarta: Salemba Empat.
Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Salusinus, L., Andi Arif Simping, H. Liong Misi, dan Soedibjo Edy Santoso. 2008. Studi
Kelayakan Industri Pakan Ternak Unggas Berbasis Jagung. Sulawesi Selatan:
BPPMD.
www.dgip.go.id/
www.investopedia.com/terms/w/wacc.asp
www.jakarta.bps.go.id/
www.pajak.go.id/
www.teachmefinance.com/capitalbudgeting.html
Data Pribadi:
Jakarta
E-Mail : aviandwiputra@yahoo.com
Telepon : 085811260006
Pendidikan:
Pengalaman Organisasi:
( Avian Dwiputra )