Perkalian
Perkalian
KAJIAN PUSTAKA
ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan
dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu
negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas
menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai
b. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya
dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara berkembang. Perdagangan
internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah kegiatan
menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun impor adalah
kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Dengan
memperoleh devisa.
1) Teori Klasik
a) Merkantilis
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan atau logam-logam mulia, khususnya
emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara
maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan
surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan negara
untuk lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan
untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti
semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.
produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Adam Smith sependapat
efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase
penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan
dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain, yaitu karena
menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya
sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Murni berarti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value).
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat
tenaga kerja itu tidak homogen. Dikatakan absolute advantage karena masing-
masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara
absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage
yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor
akan terjadi karena tidak ada keuntungan (Salvatore dan Krugman, 2006; Gerber,
2011).
Teori modern ini mencakup dua teori, yaitu a) Teori Stuart Mill dan David
Teori John Stuart Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan
barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang
kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan
bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan
bahwa nilai penukaran terjadi jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan.
Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat
digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki
nilai yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat
perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan
kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang
monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur
yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini
barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai
dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang
(Gerber, 2011), mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran
1) Perlu diperhatikan adanya kualitas nilai kerja, ada kualitas kerja terdidik dan
tidak terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik
dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk
pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya
2) Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu selain kerja masih banyak lagi
jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan.
David Ricardo (Gerber, 2011) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas
pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara dengan tanpa tembok
pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo
diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor
Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) atau disebut dengan
pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori
eksplisit dinyatakan) antar negara. Namun teori ini tidak memberikan penjelasan
karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment
negara.
kurva: (1) kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi
yang sama, dan (2) kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya
tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan
diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O mencakup, antara lain
sebagai berikut.
1) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilikinya.
2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya.
5) Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis
Hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain sebagai berikut.
1) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
2) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor
3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua negara
sama.
4) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
5) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya kapital dengan negara yang
kaya labor.
sebagai berikut.
1) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi
lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah
produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala
ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O.
memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering
yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi
Gambar 2.1
Ilustrasi Munculnya Perdagangan Global
Sumber: Samson, 2013; http://Ibm-binus-5s.blogspot.com
masyarakat.
memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas dan baju yang
lebih bermerek.
Persediaan barang dan permintaan pasar di setiap negara yang tidak seimbang.
4) Perbedaan teknologi.
Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentu akan
memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfaat tersebut disebut positif, antara
sebagai berikut.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
lain akan memperoleh kerugian disebut negatif bagi negara tersebut. Kerugian
yang masuk (impor) lebih banyak dari barang yang di ekspor (dikeluarkan)
2) Masalah bagi petani dan produksi barang lainnya. Dampak banyaknya barang
yang didapat atau di impor dari luar negeri, mengakibatkan kerugian bagi para
buah-buahan, sayuran dari luar negeri dengan harga yang nisbi lebih murah.
internasional.
negara dapat berjalan dengan lancar. Namun, dijumpai kegiatan yang mengalami
beberapa hambatan. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam
sumber daya yang rendah, 3) Pembayaran antar negara sulit dan risikonya besar,
kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini
dimana hal tersebut membawa ke arah kemunduran besar Britania. Pada tahun-
tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade) dan WTO (World Trade Organization)
protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang
selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif
untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya
dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat
secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk
menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negeri langsung,
perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini
kebanyakan barang dan jasa lainnya. Selama resesi seringkali ada tekanan
negeri. Ini terjadi di seluruh dunia selama depresi besar membuat kolapsnya
Trade Organization) pada level global dan melalui beberapa kesepakatan regional
(North American Free Trade Agreement) antara Amerika Serikat, Kanada dan
Meksiko, dan Uni Eropa antara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun
2005 membicarakan pembuatan dari FTAA (Free Trade Area of America) gagal
serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-
tahun terakhir.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau ASEAN Economic
kompetitif (https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN).
2.1.2 Impor
Prinsip kegiatan impor dalam sistem perekonomian mencakup tiga (3) hal
yaitu dalam produksi, distribusi dan konsumsi. Dalam kaitannya dengan kegiatan
impor yaitu ketiga prinsip ekonomi tersebut dapat berjalan apabila didukung oleh
prasarana dan sarana barang dan jasa dari hasil kegiatan impor. Untuk
baku dan penolong, bahan konsumsi dan barang modal agar kegiatan produksi
berjalan sesuai harapan. Untuk pencapaian dan distribusi barang dan jasa
diperlukan sarana seperti contoh alat mobilisasi, suku cadang dan lain-lain yang
yang di dalam negeri (Indonesia) kurang. Seperti contoh: kedelai, jagung, beras,
garam, bahan baku tekstil, bahan baja dan lain-lain yang merupakan komoditas
pasar internasional. Impor merupakan aliran barang dan jasa ke pasar sebuah
mengimpor aneka ragam barang dan jasa yang bermutu dengan harga yang lebih
rendah daripada yang dapat dihasilkan di dalam negeri (Smith and Blakeslee,
produksi domestik dan dikurangi stok pada akhir tahun lalu. Secara matematis,
Fungsi impor suatu negara dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar negeri,
yaitu nilai tukar atau exchange rate (ER) dan harga impor (PM). Dengan
demikian, secara teoritis fungsi impor komoditas suatu negara dapat ditulis
persamaan:
suatu negara seperti biaya transportasi (TC), tarif (T), selera konsumen (PC),
distribusi pendapatan (Y) dan populasi (P) yang dapat memberikan hasil yang
lebih akurat. Impor dalam sistem perekonomian adalah suatu leakage (kebocoran)
kebutuhan barang bahan baku dan jasa teknologi informasi dalam negeri, 2)
produk dalam negeri sehingga perlu masukan impor untuk pemenuhan dalam
kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
hubungan politik dan dukungan dari negara lain, 8) Adanya era globalisasi
sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri dan 9) Secara
berkelanjutan (http://bhangga1231.blogspot.co.id)
Aktivitas impor tersebut menunjukkan pentingnya impor pada proses
Tabel 2.1
Struktur Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Tahun 2004-2014
1) Tarif Impor
Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan kepada suatu komoditi yang
a) Tarif Ad Valorem (Ad Valorem Tariff): Tarif ad valorem adalah pajak yang
diimpor.
b) Tarif Spesifik (Spesific Tariff): Tarif spesifik dikenakan sebagai beban tetap
tarif spesifik, dimana barang yang diimpor dikenakan pungutan dalam jumlah
jumlah konsumsi dalam negeri, c) Menjual dengan harga yang lebih murah
konsumsi, bahan baku dan bahan penolong serta bahan modal. antara lain 1)
pada beberapa bahan baku Indonesia masih memiliki produksi yang cukup besar
melakukan impor seperti susu, daging dan mentega. Hal ini disebabkan
ataupun sayur; 2) Bahan baku dan bahan penolong yang merupakan barang-
barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik bahan baku ataupun bahan
masih minim akan teknologi yang mendukung produksi bahan baku tersebut.
Seperti kendaraan bermotor Indonesia masih mengimpor dari negara maju seperti
untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang
dan alat-alat berat Indonesia masih bergantung dari impor luar negeri.
sesungguhnya Indonesia sudah mampu untuk berdiri sendiri namun tidak mampu
Indonesia mampu untuk mengolahnya sehingga biaya yang dikeluarkan jauh lebih
(www.bps.go.id http://dokumen.tips/documents/analisis-alasan-indonesia-masih-
melakukan-impor-meskipun-produk-ataupun-jasa-terdapat diindonesia.html)
industri. Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dan kebijakan substitusi
tahap awal umumnya adalah yang bersifat padatkarya dan atau berteknologi
rendah. Sebab industri tersebut relatif sesuai dengan kualitas SDM di Negara
sektor pertanian.
impor makin mengecil. Atau dapat juga dilihat dalam neraca modal, di mana
modal masuk lebih besar dari pada modal keluar. Perbaikan neraca
2) Pasar domestik cepat jenuh. Titik lemah dari kebijakan SI bukanlah pada
produk industri amat kecil. Artinya, skala pasar domestik relatif kecil
ini menjadi salah satu alasan mengapa para investor menuntut hak monopoli
impor. Impor bahan baku dan barang modal justru meningkat jika target
(www.kemendag.go.id/ http://blog.umy.ac.id).
dan jasa yang dihasilkan di suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan berdasarkan tiga cara, yaitu konsep nilai tambah, pendapatan dan
dilihat dari sisi pendapatan merupakan jumlah berbagai pendapatan faktor yang
dihasilkan pada proses memproduksi keluaran akhir ditambah pajak tak langsung
dalam membeli barang-barang hasil buatan luar negeri. Semakin tinggi tingkat
m = ΔM/ΔY
M = Mo + mY ................................................................................... (2.3)
2) Mencari indentor,
dijualnya sendiri.
Eksportir
Pengiriman
Asuransi Rp 10.000/kg
Bank
Bea Cukai
Penerusan
Importir
Rp 20.000/kg
Gambar 2.2
Proses Importasi
Sumber: http://pdf.nscpolteksby.ac.id/9-Proses%20dan%20Prosedur%20Impor-
20140522.pdf
negara, pemerintah mengatur barang yang diimpor dan prosedur impor. Prosedur
impor barang-barang bukan sesuatu yang tidak berubah, tetapi prosedur diatur
LUAR NEGERI
4
DALAM NEGERI
IMPORTIR BANK DALAM
5
PELAYARAN 6 8 BUYER NEGERI (F)
(C) (A)
10
7 9
PABEAN ASURANSI
(D) (E)
Gambar 2.3
Prosedur Impor
Sumber: Sumber: http://pdf.nscpolteksby.ac.id/9-
Proses%20dan%20Prosedur%20Impor-20140522.pdf
Prosedur impor yang sering dipakai adalah dengan pembukaan Letter of Credit
(L/C). Prosedur impor seperti Gambar 2.3 tersebut dapat dijelaskan, sebagai
berikut.
kepada eksportir L.N., bila sepakat, maka dibuat kontrak pembelian (sales
contract) A-B.
untuk dan atas nama eksportir di luar negeri melalui bank di dalam negeri
5. Bank di dalam negeri mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik oleh
maskapai asuransi, dalam hal terdapat kerusakan atau kekurangan A-E & A-B.
10. Melunasi wesel pada hari jatuh temponya, jika hal itu belum diselesaikan
2.1.3 Ekspor
Ekspor diartikan sebagai pengiriman barang dan jasa dari pelabuhan suatu
negara. Penjual barang dan jasa tersebut disebut sebagai eksportir dan berbasis di
diperdebatkan oleh para ekonom dan lain-lain. Dua pandangan tentang perspektif
Pengertian ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi
di dalam negeri untuk dijual di luar negeri. Ditinjau dari sudut pengeluaran,
ekspor merupakan salah satu faktor terpenting dari Produk Domestik Bruto
dalam negeri dan luar negeri, 2) Harga barang-barang di dalam dan di luar negeri,
3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk
membeli mata uang asing, 4) Pendapatan konsumen di dalam negeri dan luar
negeri, 5) Ongkos angkutan barang antar negara, 6) Inflasi dan 7) Kebijakan
memperoleh devisa dari keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dihindari dan
2.1.3.c Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan untuk barang impor dari suatu negara
dan atau ekspor ke negara lain. Tarif ini menjadi penghambat dalam ekonomi
negara baik yang jatuh dan impor dari pesaing asing meningkat, terutama jika
dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan jika penerapan tarif itu gagal,
akhirnya akan menuju ke arah dimana negara menempatkan tarif terhadap negara
Kata bank secara etimologi berasal dari bahasa Italia banque atau banca
yang berarti bangku, dimana para Bankir Florence pada masa Renaissance
melakukan transaksi dengan duduk di belakang meja untuk tempat penukaran
uang. Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia adalah lembaga negara
dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang
Tahun 2004).
tujuan tunggal dalam menjalankan fungsi dan peranan, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain yang dikenal dengan menjaga gejolak moneter.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan
mudah.
Tiga Pilar Utama Fungsi dan Peranan Bank Indonesia
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu
diintegrasi agar mencapai tujuan dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat
kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah
kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan
langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme operasional yang
likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat
suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat
lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Saat ini,
kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5
persen dari dana pihak ketiga yang diterima bank, yang wajib dipelihara dalam
Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam
pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari dan bank
Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam
Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi
peningkatan kegiatan dunia usaha. Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia
telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun
1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun
1978 dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate
system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini,
nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku
permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-
waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat
diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang dapat dikompensasi
oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang
lebih baik.
6. Kredit Program
pemberian kredit program yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar
lingkup tugas Bank Indonesia. Tugas pemberian kredit program akan dilakukan
oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah. Pengalihan
tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian
Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari
peredaran. Di sisi lain, dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem
dana baik yang bersifat real time, sistem kliring ataupun sistem pembayaran
sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran
non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan
oleh perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral
antar bank ataupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan
elektronik, sistem kliring ataupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh
jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan
pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia ataupun pihak lain di luar
Bank Indonesia.
Pilar 3. Mengatur dan Mengawasi Bank
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank dan
kehati-hatian.
mencabut ijin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan ijin
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan ijin kepada bank
(www.bi.go.id).
Suku bunga
deposito dan
FEEDBACK
Gambar 2.4
Model Stabilitas Perekonomian BI
Sumber: Bank Indonesia, 2014
2.1.4.c Jenis Bank Umum Nasional
Bank Umum Nasional di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu: Bank Umum
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat
umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum
pembayaran dalam dan luar negeri (UU RI No. 10 tahun 1998). Bank devisa
adalah bank yang telah mendapat ijin dari Bank Indonesia untuk melaksanakan
transaksi dalam valuta asing. Termasuk pembayaran transaksi ekspor dan impor,
pengiriman uang ke luar negeri dan jual beli valuta asing. Perbedaan utama antara
bank devisa dengan bank umum adalah pada bank devisa mempunyai bagian-
bagian yang khusus melaksanakan dan mengelola transaksi devisa, yaitu bagian
Ekspor Impor (EXIM), bagian transfer luar negeri dan bagian Treasury.
EXIM adalah bagian yang melaksanakan transaksi impor yang tugasnya antara
lain membuka L/C dan membayar dalam valuta asing ke penjual kemudian
transaksi ekspor yang tugasnya meneruskan L/C dan menegosiasi dokumen L/C.
Bagian Treasury adalah bagian yang mengelola dan mencari dana khususnya
dalam valuta asing, jual beli valuta asing dan tugas ini dilakukan oleh dealer
transaksi perdagangan internasional, suatu bank devisa tentu saja tidak akan dapat
bekerja sendiri kalau menginginkan tugasnya sebagai perantara berhasil baik dan
terutama dalam bank-bank utama (first class bank) yakni bank-bank yang dalam
dalam negeri, bank devisa akan mendapatkan keuntungan dari hasil hubungan
dengan bank koresponden tersebut atas dasar timbal balik atau asas resiprositas.
bila bertindak sebagai bank pembuka L/C dengan meminta bantuan bank
pendapatan. Dengan begitu risiko yang dialami oleh bank devisa adalah lebih
komplek dibandingkan dengan apa yang dialami oleh bank non devisa, apalagi
jika ini ditinjau dari segi penggunaan dan penyaluran kredit dalam mata uang
asing. Krisis moneter yang dialami oleh Republik Indonesia pada tahun 1997
hingga 1998 telah meninggalkan bekas kelam bagi bisnis perbankan Indonesia.
Krisis moneter pada masa itu bukan hanya dialami Indonesia tapi juga Asia.
Terutama para perbankan yang telah memiliki portofolio kewajiban dalam bentuk
dollar dan berbagai mata uang asing lainnya mengalami kemacetan atau terjadinya
Untuk mendirikan bank devisa atau mengubah bank non devisa menjadi
bank devisa maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:
b. Jumlah modal yang dimiliki atau yang disetor minimal Rp 150 miliar sampai
c. Diaudit oleh lembaga auditor independent yang memiliki reputasi tinggi dan
Jenis bank berdasarkan kepemilikan dibedakan menjadi tiga (3) yaitu: Bank
milik swasta, Bank milik Pemerintah Daerah dan Bank milik asing. Bank umum
milik swasta yang berpredikat bank devisa sejumlah 35, 4 Bank Devisa BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) yaitu Bank Mandiri Tbk (terbuka), Bank BNI 46
Tbk, Bank Tabungan Negara Tbk dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank
usahanya sesuai dengan ketentuan atau sistem yang dibuat oleh pemerintah.
sebagai sistem ekonomi yang demokrasi sesuai dengan landasan negara yaitu
Pancasila. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Azas Perbankan Indonesia, pada
hatian.
pada 22 November 2011. Setelah OJK dibentuk, secara bertahap otoritas baru ini
sektor jasa keuangan. Itu dimulai dari sektor pasar modal dan Lembaga Keuangan
Non Bank (LKNB) pada 31 Desember 2012. Sebelumnya, pasar modal dan
LKNB diawasi oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
kewenangan penuh sebagai otoritas yang mengatur dan mengawasi seluruh sektor
jasa keuangan. Per 31 Desember 2013, Bank Indonesia melimpahkan tugas dan
kewenangan mengatur dan mengawasi sektor perbankan kepada OJK (UU No. 21,
2011).
2.1.4.f Teori Rahasia Bank
Banyak teori rahasia bank yang bisa dicari namun secara umum ada 2
(dua) teori rahasia bank yang begitu familiar dikenal publik, yaitu:
Menurut teori ini bank mempunyai kewajiban untuk menyimpan rahasia atau
kegiatan usahanya dalam keadaan apapun juga, dalam keadaan biasa atau
situasi dan kondisi yang terjadi. Misalnya dibutuhkan untuk proses penyelidikan
atau tugas perintah pengadilan maka memungkinkan teori kedua ini langsung
diterapkan. Namun jika tidak diperlukan maka cukup hanya yang pertama saja.
Undang-undang yang membahas rahasia bank juga dapat dilihat pada Undang-
tersebut. Kerahasiaan tersebut bukan hanya pada penabung namun juga berlaku
pada yang mengambil kredit di bank tersebut (UU No. 14, 1967; UU No. 7,
1992).
operasional, 4) Risiko lainnya, risiko usaha, risiko strategis dan risiko reputasi.
risiko yang secara inherent melekat pada industri perbankan, yaitu risiko kredit,
risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional, risiko hukum (legal), risiko
Risiko Kredit (credit risk) yaitu risiko yang timbul akibat debitur gagal
bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam pelaksanaan
pemberian kredit bank dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap kolektibilitas
kredit. Risiko kredit dalam perbankan didefinisikan sebagai risiko kerugian yang
tidak dapat melunasi hutangnya (Ghozali, 2007). Risiko kredit dapat timbul
2) Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat
3) Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga dan produk derivatif.
sehingga secara umum risiko kredit harus didefinisikan sebagai potensi kerugian
nilai market to market yang mungkin timbul karena pemberian kredit oleh bank.
Settlemen risk dapat terjadi pada transaksi dengan nilai mata uang yang berbeda
karena perbedaan waktu di dunia. Sumber risiko kredit (Ghozali, 2007), antara
1) Lending risk yaitu risiko akibat debitur atau nasabah tidak mampu melunasi
fasilitas yang telah disediakan oleh bank. Baik fasilitas kredit langsung
2) Counterparty Risk yaitu risiko yang timbul karena pasangan usaha tidak dapat
3) Issuer Risk yaitu yang timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat
tidak membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Oleh karena itu di satu sisi
bank harus membuat cadangan dari penyisihan gross margin. Jika pencadangan
risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada bank. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur risiko kredit
adalah Non Performing Loan (NPL) yang merupakan perbandingan total kredit
Non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu
indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Semakin tinggi nilai NPL,
maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba
yang diterima oleh bank. Keberadaan NPL yang cukup banyak menimbulkan
sebab itu bank dituntut untuk menjaga kreditnya agar tidak berada dalam kategori
(nasabah) tercermin dari besarnya Loan to Deposit Ratio (LDR). Jika LDR
melampaui batas yang ditetapkan regulasi sebesar 100 persen, maka ini berarti
risiko kredit meningkat. Risiko kredit diukur dari rasio NPL, dimana standar
maksimum adalah 5 persen menurut standar dari Bank Indonesia (BI, 2015).
Pengukuran Risiko Kredit
Accord-Basel I) yang hanya mencakup risiko kredit. Dalam hal ini, modal yang
beberapa perhitungan yang terdiri dari bobot risiko aktif, penyetaraan dengan
risiko kredit, target rasio modal dan kalkulasi konsumsi modal yang memenuhi
syarat, kecukupan hasil pada modal yang memenuhi syarat dan struktur modal.
dipublikasikan dalam The Market Risk Amandment to the Original Accord pada
Januari 1996.
perhitungan risiko, yang selanjutnya dikenal dengan Basel II. Secara garis besar
Basel II lebih fokus pada internal model, memiliki tingat sensitivitas risiko yang
lebih tinggi, lebih fleksibel untuk disesuaikan terhadap kebutuhan bank yang
berbeda-beda, serta mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.
Untuk risiko kredit, pada Basel II terdapat 2 (dua) pilihan untuk menentukan
teknik option pricing. Model ini merupakan karya Robert Merton pada
dari penjumlahan total risiko individual. Model ini digunakan secara luas oleh
lembaga pemeringkat rating seperti Standard & Poor’s dan Moody’s Investor
Services Rating.
Selain itu untuk kewajiban penyediaan modal minimum yaitu pada Pilar 1 Basel
II, risiko kredit pada bank dihitung dengan cara, sebagai berikut.
2) The internal rating based (IRB) approach, yang terdiri dari The IRB model
credit rating yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat. Sedangkan untuk the
internal rating based approach baik foundation model ataupun advanced model,
bank diminta untuk mengembangkan credit rating system sendiri (internal credit
rating). Dengan adanya credit rating assessment ini, bobot risiko yang akan
Risiko Likuiditas yaitu risiko bank tidak memiliki uang tunai atau aktiva
jangka pendek yang dapat diuangkan segera dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi permintaan deposan atau debitur, risiko ini terjadi sebagai akibat
kegagalan pengelolaan antara sumber dana dan penanaman dana (mismatch) atau
memenuhi kewajiban keuangan pada waktu yang telah ditetapkan. Besar kecilnya
1) Melaksanakan monitoring secara harian atas semua dana masuk baik melalui
penarikan tunai.
dana berdasarkan pengalaman masa lalu atas penarikan dana bersih terbesar
rata-rata saat ini. Dari analisa tersebut dapat diketahui tingkat ketahanan
likuiditas Bank.
mengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas tersebut terlalu kecil maka
tidak boleh terlalu besar, karena apabila jumlah likuiditas terlalu besar maka akan
1) Risiko likuiditas pasar, dimana risiko yang timbul karena bank tidak mampu
yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasar. Contohnya Bank XXX
persen) agar nasabah dana mau menyimpan dananya padahal pada saat yang
2) Risiko likuditas pendanaan, dimana risiko yang timbul karena bank tidak
lain. Contohnya Bank xxx pada saat membutuhkan likuditas, Bank AAA tidak
cukup besar.
Peristiwa risiko likuiditas yang sering kali terjadi, meliputi tingkat dimana
dibutuhkan penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau menjual aset dengan
assets dan pendanaan, pinjaman jangka pendek (borrow short) dan pembiayaan
jangka panjang (lend long) dengan spread yang lebar dan kontrak mudharabah
berlebihnya dana jangka pendek atau long term asset, keterbatasan secara pada
keuangan, operasional dan lingkungan. Risiko keuangan terdiri atas dua jenis
pendapatan, kredit dan solvabilitas, dapat mengakibatkan kerugian bagi bank jika
tidak dikelola dengan baik. Risiko kas, berdasarkan arbitrase keuangan, dapat
menghasilkan keuntungan jika arbitrase sudah benar atau kerugian jika itu salah.
Kategori utama risiko kas adalah risiko likuiditas, risiko tingkat bunga, risiko
bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid
tanpa menggangu aktivas bank sehari-hari. Dari pengertian tersebut berarti bank
harus mampu menyediakan dana cadangan bilamana ada penarikan dana nasabah
yang bersifat mendadak dan aktiva yang diivestasikan bank juga cukup likuid
Sound Liquidity Risk Management Practices yang dikeluarkan pada tahun 2000
karena dinilai kurang memadai. Selanjutnya, pada September 2008 BCBS telah
Risiko likuiditas diukur dengan LDR yang idealnya adalah 75-80 persen,
maksimum 110 persen menurut standar dari Bank Indonesia (BI, 2015).
Risiko pasar adalah kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko yang menyeluruh,
karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh
perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi di
Indonesia 1997 dan 1998. Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk, yaitu
sebagai berikut.
General market risk (risiko pasar secara umum) ini dialami oleh seluruh
perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga
terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh
sektor bisnis. Contohnya, pada saat bank sentral suatu negara melakukan
Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku
bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan
perusahaan.
situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang
komoditi di pasar yang disebabkan faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini akan
semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam
berbagai urusan. Dalam kontek ini perbankan bias saja terserat dalam ruang risiko
pada saat pihak-pihak tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.
kerugian perusahaan.
Specific market risk (risiko pasar secara spesifik) adalah suatu bentuk
risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja
lembaga penilai dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan
memiliki kinerja yang rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang
Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut langsung
jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan tersebut tidak dikuti oleh
perusahaan lain. Salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang
diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan suku bunga pinjaman
yang diberikan atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga
pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan
disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga
atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin
meningkat. Risiko pasar diukur dengan rasio NIM. Yang idealnya adalah lebih
Secara garis besar ada dua macam sistem kurs, yaitu sistem kurs
mengambang (floating exchange rate system) dan sistem kurs tetap (fixed
exchange rate system). Di antara kedua macam sistem tersebut ada beberapa
variasinya. Sistem kurs mengambang sering juga disebut dengan freely fluctuating
exchange rate system atau sistem kurs bebas dan flexible exchange rate system
namun yang paling populer yaitu istilah floating exchange rate system.
lain 1) dirty float yaitu apabila pemerintah secara aktif melakukan usaha
stabilisasi kurs valuta asing dan 2) clean float yaitu apabila pemerintah tidak
melakukan usaha stabilisasi kurs. Suatu sistem dikatakan menerapkan sistem kurs
Fluktuasi nilai tukar mata uang merupakan interaksi dari berbagai faktor
baik ekonomi ataupun non ekonomi. Keadaan ini secara jelas dapat diilustrasikan
dalam suatu bagan pada Gambar 2.5. Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa
fluktuasi kurs dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu tingkat bunga, persepsi dan
ekspetasi pasar, kinerja perbankan, jangka waktu perubahan, jumlah pinjaman luar
negeri, efek eksternal (contagion effect), defisit transaksi berjalan dan juga aspek
Tingkat bunga
Gambar 2.5
Pengaruh Flukstuasi Kurs Rupiah terhadap Variabel Makroekonomi
(Samiun, 2012; Yuliadi, 2008)
Pada literatur ekonomi, pembahasan mengenai pendekatan teori-teori kurs
(exchange rate theories) dapat dibagi menjadi dua macam pendekatan, yaitu: 1)
pendekatan teori kurs tradisional yang didasarkan pada arus perdagangan dan
paritas daya beli untuk mengetahui pergerakan nilai tukar dalam jangka panjang.
2) pendekatan teori kurs modern dengan menjelaskan perubahan nilai kurs pada
pasar modal dan arus modal internasional serta menganalisis perubahan nilai kurs
dalam jangka pendek. Baik pendekatan teori kurs tradisional ataupun modern
kurs dalam jangka pendek dengan fluktuasi kurs dalam jangka panjang. Sehingga
didasarkan pada kajian terhadap pertukaran barang dan jasa antar negara. Artinya
sejauh mana nilai kurs antara dua mata uang dari dua negara ditentukan
berdasarkan besarnya nilai perdagangan barang dan jasa di antara dua negara
tersebut. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa model ini disebut dengan pendekatan
menyeimbangkan nilai ekspor dan impor suatu negara. Misalnya suatu negara
mengalami defisit neraca perdagangan yaitu nilai ekspor lebih besar daripada nilai
impornya, maka kurs mata uangnya akan meningkat atau dengan kata lain nilai
mata uangnya mengalami penurunan (depresiasi). Artinya bahwa nilai mata uang
suatu negara menjadi semakin rendah dibandingkan mata uang mitra dagangnya.
Dan sebaliknya jika suatu negara mengalami surplus neraca perdagangan dimana
nilai ekspornya lebih besar daripada nilai impornya, maka kurs mata uangnya
akan menurun atau dengan kata lain nilai mata uangnya mengalami peningkatan
(apresiasi).
Dalam sistem kurs bebas nilai kurs yang mengalami depresiasi atau
apresiasi akan mendorong terjadinya arus perubahan ekspor dan impor barang dan
jasa dari suatu negara ke negara lainnya sehingga akan tercapai keseimbangan
nilai kurs dimana nilai ekspor sama dengan nilai impornya. Proses penyesuaian
untuk mencapai keseimbangan nilai kurs ditentukan oleh sejauh mana elastisitas
ekspor dan impor barang dan jasa terhadap perubahan harga (kurs), sehingga
perdagangan yang defisit, maka perlu dilakukan kebijakan depresiasi mata uang
yang lebih besar untuk menggeser penggunaan sumber daya domestik ke produk
keseimbangan nilai kurs. Tetapi jika negara tersebut relatif masih jauh dari
keadaan full employment akan kebijakan depresiasi tidak terlalu besar. Atau dapat
ditempuh cara lain untuk mencapai keadaan keseimbangan kurs yaitu dengan
berorientasi ekspor atau untuk menghasilkan barang dan jasa substitusi impor
perdagangan atau arus pertukaran barang dan jasa dalam pembentukan kurs.
Memang tidak semua fenomena perubahan kurs dapat dijelaskan secara tepat
dengan pendekatan ini namun paling tidak dapat memberikan pondasi terhadap
teori kuantitas uang dengan penentuan nilai tukar. Secara matematis dapat
M
V (r, Y) = Y .................................................................................. (2.4)
P
fungsi dari tingkat bunga dan pendapatan nasional riil yang selanjutnya akan
dijelaskan dengan kerangka teori paritas daya beli. Secara absolut teori paritas
daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang merupakan rasio dari
tingkat harga umum dari dua negara yang bersangkutan. Formulasi persamaan
Dimana : Rab = kurs antara mata uang negara A dan mata uang negara B
Pa = tingkat harga umum yang berlaku di negara A
Pb = tingkat harga umum yang berlaku di negara B
internasional tidak ada biaya transportasi, tarif atau kendala lainnya yang dapat
menghalangi laju perdagangan barang dan uang secara bebas. Juga diasumsikan
bahwa semua jenis komoditas dapat diperdagangkan secara bebas dan tidak terjadi
asumsi yang dikembangkan dari teori PPP secara absolut jauh dari fakta dan
kemudian muncul versi relatif yang lebih realistis dan potensial (Yuliadi, 2008).
Ada teori lain yang dikemukakan oleh Jagdish Baghwati dan Irving Kravis
dari Universitas Pennsylvania dan Robert Lipsey dari City University of New York
yang berupa faktor produksi modal dan tenaga kerja bukan perbedaan tingkat
bahwa kenaikan barang dan jasa yang tidak diperdagangkan terjadi jika ada
kenaikan relatif tingkat pendapatan riil per kapita. Di negara yang kaya rasio
produktivitas marjinalnya relatif lebih besar sehingga tingkat harga di negara maju
tidak mudah terjadi. Untuk produksi barang dan jasa yang tidak diperdagangkan
terjadi, maka diasumsikan bahwa perekonomian hanya terdiri dari dua negara,
misalnya AS dan Indonesia masing-masing dengan mata uang dollar ($) dan
Rupiah (Rp). Kurs atau nilai tukar mata uang antara dollar dan rupiah pada
yang diperlukan untuk membeli satu dollar AS. Simbol yang dipakai untuk
terjadi di antara banyak negara dengan mata uang yang berbeda, maka
pengukuran nilai mata uang juga menyangkut berbagai mata uang di dunia.
Konsep pengukuran nilai suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut
dengan tingkat kurs efektif (effective exchange rate) yang didefinisikan dengan
rata-rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari sejumlah negara
dari interaksi perdagangan antar negara. Karena setiap terjadi perdagangan barang
dan jasa antar negara selalu diikuti dengan pertukaran atau transaksi mata uang
valuta asing ada beberapa pihak yang terkait dalam transaksi tersebut yaitu bank
sentral, bank umum, pedagang perantara, eksportir dan importir. Dalam transaksi
valuta asing akan dijumpai perbedaan kurs pada tiap mata uang. Hal ini
1) Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing atau
bank.
2) Perbedaan kurs yang terjadi karena perbedaan dalam prosedur dan cara
pembayarannya.
Laju inflasi merupakan fenomena ekonomi yang lazim terjadi pada suatu
manakala berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan berada pada level
barang secara umum dan terus menerus. Jadi kenaikan yang terjadi pada
gejala inflasi memang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gejala
ekonomi tersebut sehingga disebut inflasi inersial. Gejala inflasi inersial bersifat
tetap dan jangka panjang sehingga bisa diprediksikan. Namun inflasi inersial akan
agregat atau perubahan harga minyak dunia, pergeseran nilai tukar, kegagalan
dan non ekonomi seperti aspek sosial, politik dan budaya masyarakat. Sehingga
kategorisasi inflasi dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu inflasi berdasarkan
sifatnya, besarnya laju inflasi, sumber asalnya dan berdasarkan faktor penyebab.
Inflasi yang ditandai dengan laju yang relatif rendah kurang dari 10 persen
per tahun. Pergerakan inflasi berjalan secara lamban dan dalam waktu yang cukup
lama. Melihat sifatnya tersebut, inflasi merayap tidak memberikan pengaruh yang
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang relatif cukup besar
biasanya berkisar antara dua digit atau di atas 10 persen. Sifat inflasi menengah
ini berjalan dalam tempo yang singkat serta berdampak akseleratif dan akumulatif
artinya bahwa inflasi bergerak dengan laju yang semakin besar. Pengaruh yang
Inflasi dengan tingkat yang sangat tinggi dan menimbulkan efek merusak
uang. Harga barang naik berlipat-lipat dalam jangka pendek. Inflasi tinggi timbul
pada saat terjadi defisit anggaran untuk membiayai proyek-proyek yang bersifat
a. Inflasi rendah
Inflasi dengan laju kurang dari 10 persen per tahun, sehingga disebut juga
inflasi di bawah dua digit. Sifat inflasi rendah ini sesuai dengan inflasi merayap
untuk lebih bergairah dalam berproduksi karena adanya dorongan kenaikan harga
barang di pasar.
b. Inflasi sedang
c. Inflasi tinggi
Inflasi dengan laju antara 30 sampai 100 persen per tahun. Inflasi tinggi
terjadi pada keadaan politik yang tidak stabil dan menghadapi krisis yang
d. Hyper inflation
Inflasi dengan laju di atas 100 persen per tahun dan menimbulkan krisis
perekonomian lumpuh.
3) Inflasi menurut sebabnya
inflasi ditinjau dari sebabnya dibagi menjadi dua macam (Samuelson dan
Nordhaus, 2004).
demand) sementara produksi telah berada pada kondisi full employment. Pada
meningkatkan produksi total juga menaikkan harga. Namun manakala kondisi full
mendorong terjadinya kenaikan harga atau inflasi sebagaimana terlihat kurva pada
Gambar 2.6.
P
S
P3
P2
P1
D3
D2
D1
Q
0
Q1 Q2 Q3
2
Gambar 2.6
Kenaikan Full Employment Tercapai Dorongan Kenaikan Permintaan Total
Sepenuhnya akan Mendorong Terjadinya Kenaikan Harga atau Inflasi
Sumber: Yuliadi, 2008
Inflasi karena tarikan permintaan timbul jika peningkatan permintaan
menurun dan tenaga kerja langka. Manakala pengangguran masih tinggi maka
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang aktif. Fenomena
inflasi dorongan biaya diawali dari peningkatan upah yang merupakan komponen
peningkatan harga bahan bakar minyak, makanan dan pergeseran nilai tukar.
Inflasi karena pengaruh impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya
harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga
umum di dalam negeri. Negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang
terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun dikatakan tingkat inflasi
rendah, tingkat inflasi berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi tinggi
dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survey biaya hidup di beberapa kota.
IHK mencakup 7 kelompok yaitu bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok
transportasi dan komunikasi. Dari nilai IHK tersebut kemudian dihitung besarnya
laju inflasi dengan rumus sebagai berikut (Samuelson dan Nordhaus, 2004).
IHKt IHKt 1
Inflasi = 100% ................................................. (2.7)
IHKt 1
Metode perhitungan nilai IHK dan IHPB menggunakan formula Laspeyres yang
Pn
Pn 1 Pn 1 Qo
IH = x 100 ................................................. (2.8)
PoQo
Dimana : IH = indeks bulanan
Pn = harga pada bulan ke-n
Pn-1 = harga pada bulan ke n-1
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
upah pada saat terdapat banyak alternatif pekerjaan dan perusahaan akan
menentang permintaan upah pada sat tingkat laba menurun. Masalah utama dan
inflasi upah. Dalam hal ini pengangguran sebagai output dan menerjemahkan
tinggi dan diikuti inflasi yang tinggi disebut sebagai stagflasi (Dornbusch, et al.,
2008). Adapun gambar kurva phillips dapat dilihat pada Gambar 2.7.
20
a
10
c
SRPC
5
Tingkat pengangguran
alamiah
0
3 6 9 12
Tingkat Pengangguran (persentase angkatan kerja)
Gambar 2.7
Short-Run Phillips Curve (SRPC)
Sumber: Dornbusch, Fisher, Startz. 2008
produktivitas.
angka inflasi dan angka pengangguran. Pada umumnya teori Kurva Phillips agak
tingkat harga juga berperilaku untuk tingkat inflasi. Pada tingkat inflasi yang
pengangguran yang rendah harus menerima tingginya tingkat inflasi (Case and
rendah dibarengi oleh tingkat inflasi yang rendah, namu kenyataanya jika terjadi
tingkat penganguuran yang rendah maka akan terjadi tingkat inflasi yang tinggi,
sebaliknya jika dihadapkan pada tingkat inflasi yang rendah maka tingkat
yang lainnya. Tetapi kurva jangka Phillips jangka pendek cenderung bergeser
terus selama inflasi yang diharapkan dan faktor lainnya berubah. Apabila pembuat
pengangguran terendah yang dapat dinikmati tanpa risiko kenaikan inflasi. Hal ini
mewakili tingkat pengangguran dari sumber daya dimana pekerja dan produk
pasar berada dalam keseimbangan inflasi. Berdasarkan teori NAIRU, tidak ada
pertukaran permanen antara pengangguran dan inflasi dan kurva Phillips jangka
dan pengangguran adalah sesuatu hal yang memiliki hubungan yang negatif. Dan
http://strccheesec.blogspot.co.id).
ini bahwa harga yang diperkirakan terjadi (adaptive price) didasarkan atas
sebelumnya apakah lebih besar atau lebih kecil dibandingkan periode sekarang.
dibandingkan tingkat pengangguran alami. Sehingga pada kasus ini kurva Phillips
karena dalam kenyataan bahwa individu bersikap rasional dalam arti akan
depan. Asumsi yang tidak realistik dan tidak rasional bahwa individu akan
melakukan kesalahan yang sama dan berjalan secara periodik karena hanya
sistematik dan secara rasional akan menggunakan semua informasi penting untuk
maka perkiraan harga tidak hanya berdasarkan pengalaman masa lalu saja tetapi
MPRF
P’
PC
UN
0
UN’ UN
Gambar
3 2.8
Kurva Fungsi Reaksi Kebijakan Moneter
(Monetary Policy Reaction Function/MPRF)
Sumber: Yuliadi, 2008
Implikasi dari perkiraan rasional bahwa kebijakan moneter tidak
Keadaan ini terjadi karena pada saat pemerintah melakukan kebijakan moneter
atas. Dengan asumsi bahwa para pelaku ekonomi menggunakan semua informasi
yang ada, maka perubahan AD direspon oleh kaum pekerja dengan menuntut
kenaikan upah. Keadaan ini mendorong kurva agregat supply (AS) bergeser ke
kiri atas. Sehingga dampak kebijakan moneter pada akhirnya hanya meningkatkan
terhadap perekonomian pada keadaan ekspetasi rasional dapat dilihat pada kurva
fungsi reaksi kebijakan moneter (Monetary Policy Reaction Function) atau MPRF
ketika terjadi tingkat perubahan pertumbuhan PDB di suatu negara. Hukum ini
sebesar 5 persen per tahun, maka tingkat pengangguran akan turun 1 persen. Studi
ini berdasarkan studi ekonomi di AS sebelum periode yang dipelajari oleh Okun,
(http://id.termwiki.com).
2.1.8 Teori Crowding Out
akan mempengaruhi sisa pasar, baik pada pasokan atau permintaan sisi pasar.
Salah satu jenis yang sering dibahas adalah ketika kebijakan fiskal ekspansif
crowding out karena menuntut dana investasi lebih dan terjadi peningkatan suku
Salah satu contoh crowding out adalah pengurangan investasi swasta yang
penyesuaian tingkat suku bunga untuk ekspansi output yang disebabkan oleh
pengeluaran pemerintah yang meningkat, dimana dalam setiap kasus, tingkat
crowding out lebih besar dengan efek kenaikan suku bunga ketika belanja
pemerintah naik. Teori ini sangat relevan diterapkan pada kondisi saat ini (Tyson,
2012). Pada awal resesi tahun 2008 di AS terjadi peminjaman pemerintah federal
terjadi crowding out dan suku bunga mencapai titik terendah hingga 0,25 poin
mengatakan bahwa crowding out dapat terjadi pada bidang supply (misalnya
nyata dalam bisnis di Indonesia dimana debitur sebagai importir karena intervensi
plafon kredit dari suatu bank tidak menggunakan fasilitas tersebut karena tidak
NIM (Net Interest Margin) dan LDR (Loan to Deposit Ratio). Hasil
profitabilitas.
saham oleh perusahaan (institusi) dan kurs Rupiah pada Dollar tidak
perbankan.
4) Penelitian yang telah dilakukan oleh Eka Saputra dan Yogi Swara (2013).
impor gula Indonesia dalam kurun waktu 2000-2012 yang secara bersamaan
masuk dalam golongan nilai impor non migas, yang berjudul “Pengaruh
5) Safitri, H., dkk. (2014). Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri
Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di satu
sisi hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satu-satunya andalan
penghasil devisa yang berasal dari kekuatan sendiri, sehingga negara
devisanya ini. Peran devisa ini sangat penting, terutama untuk negara
perdagangan luar negeri dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk
6) Hasil penelitian Adiel Pradipta dan Yogi Swara (2015). Tingginya impor non-
dampak positif dan negatif bagi perekonomian. Semakin tinggi impor non-
harga terhadap produk luar negeri. Namun di sisi lain dengan adanya impor
kurs dollar Amerika dan inflasi signifikan terhadap impor non-migas kurun
waktu waktu 1985-2012. Secara parsial variabel cadangan devisa dan PDB
yang harganya relatif lebih murah. Untuk membatasi akibat dari peningkatan
dan impor.
2) Mario et al. (2005), posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat
mengkonsumsi barang impor ketika mata uang rupiah stabil jumlah uang
yang dibayarkan terhadap barang impor berbeda dengan ketika nilai rupiah
melemah terhadap mata uang asing. Jumlah impor khususnya nilai impor non
nilai tukar.
3) Penelitian di Nigeria yang dilakukan oleh Sa’asa Abba Abdulahi dan Hassan
Latin America”. Menemukan bahwa nilai impor dalam jangka pendek dan
luas wilayah yang luas dibandingkan dengan di beberapa negara maju, hal itu
pengaruh pada kondisi impor dan ekspor. Tingkat inflasi tinggi biasanya
peningkatan.
tukar yang fleksibel akan membawa dampak yang lebih tinggi terhadap
yang umum di gunakan dalam proses perdagangan antar negara ini adalah
mata uang Amerika yaitu dollar AS, yang merupakan mata uang
internasional.
8) Penelitian Lambe Isaac (2015), ini menilai dampak dari risiko nilai tukar
bahwa unit kenaikan nilai tukar didorong oleh peningkatan laba setelah pajak
yang signifikan antara manajemen nilai tukar dan kinerja lembaga keuangan,
terutama bank. Dari hasil ini direkomendasikan bahwa sebagai cara yang
efektif untuk mengelola risiko nilai tukar, bank harus membuat badan terpusat