Anda di halaman 1dari 17

BAB I.

KONTUR

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari kontur
2. Mengukur jarak dan kemiringan muka tanah dari suatu peta kontur.
3. Menggambarkan garis kontur dari serangkaian ketinggian titik yang
diketahui.
4. Merencanakan bentuk galian badan jalan

Pe ngertian Garis Kontur


Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang sama tinggi
dari suatu datum/bidang acuan tertentu atau garis kontur adalah garis kontinyu
diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang
sama.
Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan
permukaan tanah.
Peta Kontur adalah gambaran secara grafis dengan menggunakan skala tertentu
dari bentuk-bentuk pada jarak dekat atau dibawah permukaan bumi, yang
diproyeksi pada bidang mendatar yaitu pada bidang kertas dimana sebuah peta
digambarkan.
Gambaran atau bentuk permukaan bumi beserta seluruh unsur-unsur yang ada
diatasnya, baik unsur alam maupun buatan manusia disebut Fotografik.
Tujuan pembuatan kontur/pemetaan fotografis adalah untuk menuangkan
data-data ukuran yang diperoleh di lapangan kedalam bidang datar dengan skala
tertentu.
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan relief atau variasi tinggi
rendahnya suatu daerah atau lokasi yang diukur yaitu dengan cara penyajian
garis-garis ketinggian (garis kontur). Untuk membuat garis-garis ketinggian

1
dengan benar dan teliti, maka harus diketahui data-data ketinggian titik-titik yang
cukup banyak dari lokasi atau daerah yang dipetakan.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi
slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang
permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta
timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis
atau bangunan.
Pemahaman konsep garis kontur, dapat dilakukan dengan
membayangkan sebuah kolam yang berisi air. Jika air dalam keadaan tenang,
tepi air akan berada pada ketinggian yang sama di sekeliling kolam membentuk
garis kontur. Jika muka airnya diturunkan misalnya 2 meter, maka muka air akan
membentuk garis kontur kedua, dan begitu seterusnya. Hal ini dapat dilihat
seperti pada gambar berikut.

Gambar 1. Garis kontur

Beberapa sifat (ciri-ciri) garis ketinggian/kontur yang perlu diketahui antara


lain :
 Selalu merupakan garis/lengkung yang tertutup
 Garis kontur tidak ada yang berpotongan satu dengan yang lainnya.
 Garis kontur tidak bercabang.
 Kemiringan (gradien) akan curam bila sejumlah garis kontur berdekatan
dan kemiringan akan landai (datar) bila sejumlah garis kontur berjauhan.
 Perpotongan garis kontur dengan jalan raya akan cenderung cembung ke
arah bagian yang lebih rendah/jalan yang menurun

2
 Perpotongan garis kontur dengan sungai, saluran, parit dan cembung
kearah hulu sungai
 Garis kontur yang menggunakan tanjung/semenanjung akan berbentuk
kearah laut.
 Garis kontur yang menggambarkan bukit akan berbentuk cembung ke
arah rendahnya bukit/lereng yang menurun.
 Kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
 Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
 Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan
punggungan gunung.
 Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu
lembah/jurang.

Gradien (Kemiringan)

Beda tinggi antara sejumlah garis kontur yang berurutan disebut selang vertikal
atau selang kontur. Selang (Interval) ini akan tetap nilainya untuk sebuah peta
atau denah.
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan dan
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.

Dari contoh pada gambar 1 di atas, selang vertikal kontur adalah 2 m artinya
setiap perubahan 2 m terdapat satu garis kontur.
Cara menghitung kemiringan (gradien) tanah adalah:
AB selang vertikal
=
Kemiringan = BC jarak horizontal titik yang ditinjau

3
Contoh:
Lihat Gambar berikut.

Gambar 2. Gradien kontur

Beda t inggi AB
Kemiringan muka tanah sepanjang titik A – C adalah: Jarak Datar AC

Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan,
jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala
peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai
skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan
dengan nilai skala peta.
Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3
garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada
daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.

4
Perhatikan gambar berikut:

Pada gambar 3a di atas menunjukan Gambar 3b menunjukan bagian atas


semua kontur berjarak sama yang lebih curam dari bagian bawah.
menunjukan gradien yang teratur. Kemiringan seperti ini disebut
kemiringan cekung.

Gambar 3c menunjukan kontur


dengan kemiringan cembung.

Gambar 3. Macam-macam kontur

5
Suatu lembah sungai mempunyai bentuk V yang khas, yang dibentuk dari
sejumlah garis kontur seperti gambar berikut.

Gambar 4a, bentuk V selalu gambar 4b, bentuk V menunjukan ke


menunjukan ke arah hulu sungai
arah hilir.
yaitu naik

Gambar 4. Kontur sungai

KEGUNAAN GARIS KONTUR


Selain menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat
digunakan untuk:
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara
dua tempat.

6
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.

c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai


kemiringan tertentu.

d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling


terlihat.

Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis kontur

7
METODE PEMBUATAN KONTUR
Setelah selesai pengukuran pertama yaitu untuk mengetahui posisi koordinat
masing-masing titik, dilakukan pengukuran sifat datar untuk menggambarkan
posisi akurat garis-garis kontur.

Pemilihan selang vertikal


Selang vertikal garis kontur untuk setiap denah tergantung beberapa faktor:
a. Tujuan dan lingkup pengukuran
Untuk keperluan detail, selang vertikal dibuat sampai 0,5 m untuk daerah
yang kecil. Untuk daerah yang agak luas lazim di pakai selang vertikal 1
sampai 2 m.
b. Skala peta atau denah.
Peta skala kecil, selang vertikal agak besar.
c. Sifat lapangan (bentuk permukaan tanah)
Selang vertikal yang berdekatan diperlukan untuk menggambarkan beda
tinggi yang kecil pada daerah yang relatif datar. Bila keadaan lapangan
curam, sebaiknya digunakan selang vertikal yang lebih besar.

Tabel 39. Bentuk muka tanah dan interval kontur.


Skala Bentuk Muka
Skala Bentuk Muka Tanah Interval kontur
1 : 1000 Datar 0.2 - 0.5 m
atau Bergelombang 0.5 - 1.0 m
lebih besar Berbukit 1.0 - 2.0 m
1: 1000 Datar 0.5 - 1.5 m
s/d Bergelombang 1.0 - 2.0 m
1: 10.000 Berbukit 2.0 - 3.0 m
1 : 10.000 Datar 1.0 - 3.0 m
dan lebih kecil Bergelombang 2.0 - 5.0 m
Berbukit 5.0 - 10.0 m
Pegunungan 10.0 - 50.0 m

8
Metode pembuatan kontur:
a. Metode Langsung.
Dengan metode ini semua titik-titik detail garis kontur diikuti jejaknya di atas
tanah dengan cara mencari ketinggian muka tanah yang sama yang ditelusuri
dengan alat sifat datar melalui pembacaan benang tengah rambu.
Pengukuran diawali dari titik ikat (BM) yang terdekat.
Cara pengukurannya bisa menggunakan cara tachymetry, atau kombinasi
antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.

Gambar 5. Penelusuran titik sepanjang garis kontur.

Cara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan cara tidak langsung,
namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara pengukuran
kontur cara langsung, misalnya pengukuran dan pemasangan patok tanda batas
daerah genangan.

9
b. Metode tidak langsung
Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu
yaitu: pola kotak-kotak (spot level) dan profil (grid) atau pola radial.
Dengan pola-pola tersebut garis kontur dapat dibuat dengan cara interpolasi.
Pengukuran titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan cara tachymetry pada
semua medan dan dapat pula menggunakan sipat datar memanjang ataupun
sipat datar profil pada daerah yang relatif datar.

Cara ini dilakukan dengan mengukur serangkaian titik-titik yang telah


ditentukan letaknya. Adapun tahapannya adalah:
 Pembuatan kisi atau grid dengan jarak tertentu maksimum 20 m.
 Setiap ujung titik dibuat siku-siku dengan pita ukur sehingga membentuk
jaringan bujur sangkar.
 Setelah patok rencana dipasang, dilakukan pengukuran sifat datar untuk
menentukan ketinggian masing-masing titik.
 Selanjutnya dilakukan penggambaran garis kontur berdasarkan elevasi
titik-titik yang telah diketahui.
 Penggambaran kontur dapat dilakukan dengan sistem interpolasi
ketinggian.

10
Pengukuran pola radial digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah yang
luas dan permukaan tanahnya tidak beraturan.

Cara Interpolasi Kontur


a. Secara Matematis:
Posisi kontur yang ingin diketahui diinterpolasi secara matematis dengan
mereduksi ketinggian kontur yang terdekat dan telah diketahui elevasinya.

B: (Koord X20:Y40)
Elevasi 92,5 m

Posisi kontur 92 m

1,8 m
A:(Koord X20:Y60) 1,3 m
Elevasi 90,7 m

20 m
X

Gambar 6. Penggambaran garis kontur


Contoh:
Menentukan posisi kontur 92 m dari titik koordinat X20:Y60.
Jarak datar antara stasiun = 20 m
Beda tinggi antara stasiun = 92,5 – 90,7 = 1,80 m
Beda tinggi dari stasiun 20;60 dengan kontur 92 adalah = 92 – 90,7 = 1,30 m
1,3
( x 20) m = 14 ,44m
Maka, jarak kontur 92m dari 90,7 adalah = 1,8

11
Dengan cara yang sama, posisi kontur titik-titik yang lain dapat ditentukan.

b. Cara Grafis
 Manggunakan skala penggaris
Dari gambar 6 di atas, kontur 94 akan dirajah dari elevasi 92,5m dan 94,4m.
Tempatkan posisi mistar dengan skala 2,5 pada posisi 92,5 m seperti pada
gambar 7 di bawah.

Gambar 7. Penentuan posisi kontur secara grafis

Posisi 94,4 ditempatkan sedemikian seperti gambar 7. Skala 4,0 mewakili garis
94,0 dan skala 4,4 mewakili ketinggian 94,4m. Posisi 94,0 ditentukan dengan
menarik garis tegak lurus dari posisi 4 sampai memotong garis vertikal.

 Interpolasi Radial
Menggambarkan grafik pada kertas transparan.

12
Gambar 8. Mal Grafik interpolasi

Bagian C – D dibagi menjadi 20 bagian


Pengaturan letak grafik dapat diubah-ubah untuk memudahkan dalam
perhitungan.
Keuntungannya: proses interpolasi lebih cepat, tetapi lama pembuatan mal
grafik.
Contoh:

Pemakaian Peta Kontur


 Pemetaan suatu daerah guna mendukung suatu kegiatan misalnya data
pembangunan gedung, jalan raya, perencanaan irigasi dan lain-lain.

Penampang Tegak
Penampang tegak adalah gambaran permukaan tanah yang digambarkan
secara tegak lurus dari garis yang memotong kontur tersebut. Cara
menggambarkan penampang tegak:
a. Menentukan Skala vertikal

13
 Jika bentuk permukaan mempunyai beda tinggi yang cukup besar,
maka skala horizontal dapat dipakai sama dengan skala vertikal.
 Jika daerah relatif datar, skala vertikal dapat diambil 5 – 10 kali skala
horizontal.
b. Bidang persamaan digambarkan sejajar terhadap garis penampang sumbu
X-X.
c. Posisi kontur sepanjang garis X-X diproyeksikan tegak lurus bidang
persamaan dan dihubungkan dengan garis lurus untuk membentuk
penampang tegak.

Gambar 9. Penampang Irisan Tegak.

 Jarak yaitu jauh/dekat antara titik satu dengan titik lainnya


 Tinggi titik: Ketinggian setiap titik yang diukur.
 Nomor titik yaitu nomor yang dibuat pada setiap titik untuk memudahkan
pengukuran dan pembacaan gambar.
 Skala horizontal dan skala vertikal untuk mengetahui gambaran bentuk
sebenarnya.

14
Gambar 10. Proyeksi Penampang Tegak Kontur.

Perencanaan Galian dan Timbunan


Timbunan atau galian biasanya mempunyai sudut kemiringan antara 45 0
dan 26,50 tergantung dari jenis tanah (batuan, pasir,lempung) sehingga akan
membentuk lereng dengan kemiringan 1:1 atau 1:2.

Gambar 11. Penampang Timbunan


Pekerjaan konstruksi baru kadang-kadang ditunjukan pada denah dengan suatu
sistem garis kontur. Bagian tanggul seperti yang ditunjukan pada gambar 11 di

15
atas, mempunyai lebar formasi 10m dan tinggi tanggul 10 m. Permukaan jalan
datar dengan panjang 10m. kemiringan tanggul 1(sisi tegak) : 1,5 (sisi datar)
dibangun pada tanah yang datar.
Apabila timbunan dibentuk pada daerah yang datar, maka garis batas luar dari
tanggul akan sejajar dengan permukaan timbunan atau rencana jalan. Garis ini
akan berjarak 15 m ke arah kiri dan kanan sisi jalan, tatapi jarang sekali
permukaan bumi yang membentuk bidang yang datar.

Gambar 12. Penampang galiandan timbunan suatu lereng bukit


Gambar 13 di bawah memperlihatkan garis-garis kontur yang menyatakan
daerah perbukitan. Bagian Selatan dari lereng perbukitan tersebut naik dengan
tajam dari nol s/d 9m, sedangkan lereng di Utara menurun dari 9m s/d 6m.

16
Timbunan yang direncanakan terletak pada garis A-B. Gambaran keadaan
lapangan seperti pada kontur di atas. Tinggi permukaan 1m di bawah tingggi
permukaan timbunan, karena itu lebar timbunan akan menyempit di tengah-
tengah. Garis luar timbunan tidak lagi merupakan garis lurus seperti pada
rencana. Pola perpotongan garis kontur dengan rencana timbunan dapat
dilakukan dengan menghimpitkan mal rencana timbunan yang telah disamakan
skalanya dengan skala kontur. Perpotongan antara garis kontur dengan mal
rencana yang mempunyai ketinggian sama membentuk titik-titik yang
merupakan garis batas luar timbunan. Jika titik-titik dihubungkan akan terlihat
rencana posisi garis batas luar timbunan.

17

Anda mungkin juga menyukai