Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di susun Oleh :
Kelompok 8
2020/2021
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Dimensi dan aliran
pemikiran islam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Fitra Zuli Taufan,M.H.I pada Metode studi islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang dimensi dan aliran pemikiran islam bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Fitra Zuli Taufan,M.H.I selaku dosen
Metode studi islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. saya juga menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan ................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dimensi Dalam Islam ............................................. 3
B. Hubungan Dimensi Antara Iman, Islam dan Ihsan .................. 4
C. Aliran Pemikiran Islam ........................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Agama islam sudah tidak asing lagi didengar dikalangan masyarakat. Salah satunya
di Indonesia yang mayoritas masyarakat menganut agama islam. Seiring
perkembangan zaman banyak yang hanya mengetahui nama islam tanpa mengetahui
arti kata tersebut. Begitu pula di era modern saat ini banyak juga yang hanya
memandang agama islam sebatas status tetapi tidak melaksanakan syariat-syariat
yang diajarkannya.
Dalam agama islam kita perlu mengetahui konsep iman dan ihsan. Iman seseorang
sangat berpengaruh terhadap dunia akhirat kelak. Dimana kita sebagai manusia
berlomba-lomba mencari pahala untuk bekal diakhirat. Memiliki iman yang baik akan
membawa kita kepada keselamatan. Sebagai seorang manusia pasti kita memiliki
keinginan yang begitu banyak dimana untuk mencapai keinginan tersebut
membutuhkan tuntunan dalam mencapainya.
Setiap manusia ingin mencapai keimanan yang sempurna maka hati yang
dimilikinya hendaklah sebersih mungkin. Karena setelah ia memiliki kebersihan hati
itu, maka ia akan membenarkannya dengan syahadah, sehingga ia mencapai
perbuatan-perbuatan yang baik, namun kenyataannya pada awalnya terdapat
pemikiran- pemikiran yang berbeda dalam islam yang terutama dalam hal keimanan
seseorang. Maka dimakalah ini akan dijelaskan mengenai dimensi dan aliran
pemikiran islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan dimensi dalam Islam (Islam, Iman, dan Ihsan) ?
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dan dia
adalah agama yang berintikkan keimanan dan perbuatan (amal).[1] Pada dasarnya Al-
Islam yaitu Islam yang dikehendaki oleh agama ialah tunduk dan takluk kepada segala
perintah dan petunjuk yang diberitahukan oleh Rasulullah saw.
Iman berasal dari kata “aamana”, artinya setia, mematuhi, dan kata “amina”,
artinya berada dalam keamanan (aman), tidak kuatir akan mara-bahaya. Al-Iman yaitu
iman yang dimaksudkan oleh agama Islam ialah pengakuan kebenaran sesuatu dengan
hati dan “syara” ialah itikad (Ketetapan keyakinan) dengan hati dan ikrar (pengakuan)
dengan lidah, maka dinyatakanlah bahwa barang siapa yang menyatakan pengakuan
(syahadat) dan berbuat (menurut pengakuan itu) padahal tidak disertai dengan itikad,
maka ia adalah munafik, dan barang siapa menyatakan pengakuan tetapi tidak berbuat
walaupun ada itikad, ia fasik, dan barang siapa memungkiri syahadat ia kafir. Nabi
Muhammad mendefenisikan kata “iman” dengan sabdanya, “ iman adalah sebuah
pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan dan aktivitas anggota badan”.
Pada dasarnya perlu diketahui bahwa Ihsan berasal dari kata husn, yang artinya
menunjuk pada kualitas sesuatu yang baik dan indah, karena pada mulanya jika manusia
itu berbuat sesuatu yang indah, tentunya hal itu akan membawa kebaikan pada Tuhan.
Berulang kali al-Qur’an memerintahkan manusia mengerjakan perbuatan baik, dan pada
saat yang bersamaan, al-Qur’an menjanjikan orang-orang yang berbuat kebajikan akan
dibawa naungan kelembutan, keramahan Tuhan. Seperti yang telah dijelaskan dalam al-
Qur’an surah Yunus ayat 26 yang artinya “Bagi orang-orang yang berbuat baik,
disediakan pahala yang terbaik dan tambahannya”. Dimana dalam melaksanakan
perbuatan baik itu seorang manusia yang pertama kali adalah melakukan tauhid.
3
Setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak bisa
pisah tanpa iman, dan iman juga mustahil tanpa Islam. Pada dasarnya setiap seorang
yang mengaku beragama Islam bukanlah hanya sekedar Islam, namun seseorang tersebut
harus mempunyai kepercayaan (ketauhidan), membenarkan dengan hati lalu dibuktikan
dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Dalam istilah Islam, iman, dan ihsan terdapat
tumpang tindih.
Iman dan Islam memiliki tingkatan dan derajat. Derajat pertama yaitu derajat Islam
dimana setiap orang dengan mengucapkan dua kalimat syahadat "Asyhadu an laa ilaha
illaLah wa asyahdu anna muhammadan Rasululullah." (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan
selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah) maka ia termasuk
sebagai seorang Muslim dan hukum-hukum sebagai seorang Muslim berlaku padanya.
Badannya suci (thahir) dan anak-anaknya juga suci. Pernikahannya dengan seorang
wanita muslimah dan transaksinya dengan seorang muslim adalah sah dan legal. Harta,
jiwa dan wibawanya mendapatkan penghormatan dan nilai khusus. Dan tentu saja
keniscayaan hukum-hukum ini adalah pelaksanaan kewajiban-kewajiban agamanya
seperti shalat, puasa, khumus, zakat, haji, beriman kepada yang ghaib, menerima adanya
hari kiamat, surga dan neraka dan membenarkan seluruh nabi sebagai pembawa berita
dari sisi Allah Swt.
4
mereka berada pada tingkatan rendah dalam Islam dan dengan semata-mata tidak
mengamalkan hukum-hukum Islam tidaklah menjadi penyebab ia keluar dari Islam.
Iman sebagai landasan keyakinan, Islam dan Ihsan sebagai bukti nyata dari
keyakinan tersebut.
1. Bagaikan rumah kita, dimana Rukun Iman sebagai pondasinya, Rukun Islam sebagai
tiang penyangganya dan Ihsan sebagai atapnya.
2. Iman, Islam dan Ihsan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung,
menguatkan dan tidak dapat dipisahkan.
3. Bagaikan segitiga sama sisi, masing-masing mempunyai nilai dan fungsi yang sama
pentingnya.
5
yang terlambat dan menyetujui tahkim dalam ajaran aliran ini, orang Islam
yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukum kedudukannya dengan
hukum dunia. Mereka tidak boleh ditentukan akan tinggal di neraka atau di
surga, kedudukan mereka ditentukan di akhirat. Dan bagi mereka Iman
adalah pengetahuan tentang Allah secara mutlak. Sedangkan kufur adalah
ketidaktahuan tentang Tuhan secara mutlak, iman itu tidak bertambah dan
tidak berkurang.
c. Qodariah adalah aliran yang memandang bahwa Manusia memiliki
kebebasan dan kemerdekaan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
menurut paham ini manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri
untuk mewujudkan perbuatan perbuatannya.
d. Jabariyah, menurut aliran ini manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
menentukan perjalanan hidup dan mewujudkan perbuatannya, mereka hidup
dalam keterpaksaan ( jabbar ), karena aliran ini berpendapat sebaliknya;
bahwa dalam hubungan dengan manusia, tuhan itu Maha Kuasa. Karena itu,
tuhanlah yang menentukan perjalanan hidup manusia dan yang
mewujudkannya. Ajaran ini dipelopori oleh Al-ja'd bin Dirham.
e. Mu'tazilah secara etimologi berasal dari kata a'tazala yang berarti mengambil
jarak atau memisahkan diri. Secara terminologi adalah aliran teologi Islam
yang memberi porsi besar kepada akal atau rasio di dalam membahas
persoalan-persoalan ketuhanan.
Aliran mempunyai beberapa karya yang masih bisa ditemukan antara lain
yaitu kitab Syarahal Ushul al-Khamsah, kitab al-Majmu' fi al-Muhit bi al-
Taklif, kitab al Mughni fi Abwab al-Tauhid wa al-'adl, kitab Tasbi Dalail al
Nubuwwah, kitab Mutasyabih al Qur'an, dan kitab Tanzih al-Qur'an 'an
Mata'in.
f. Ahl sunnah wal jama'ah. Ahl sunnah wal jama'ah terbentuk akibat dari
adanya penentangan terhadap aliran Mu'tazilah oleh orang Mu'tazilah itu
sendiri, mereka adalah Abu al-Hasan, Ali bin Isma'il bin Abi basyar ishak bin
Salim bin isma'il bin abd Allah bin Musa bin Bilal bin Abi burdah amr bin
Abi musa al-asy'ari.
2. Aliran-Aliran Fiqih
Secara historis, hukum Islam telah menjadi 2 aliran pada zaman sahabat Nabi
Muhammad SAW. Dua aliran tersebut adalah Madrasat Al- Madinah dan Madrasat
6
Al-Baghdad/ Madrasat Al Nabi Muhammad SAW. Dua aliran tersebut adalah
Madrasat Al-Madinah dan Madrasat Al-Baghdad/Madrasat Al Hadits dan Madrasat
Al-Ra'y. Aliran Madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di Madinah,
aliran Baghdad/kuffah juga terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di kota
tersebut. Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah,
terbentuklah Fuqaha Sab'ah yang juga mengajarkan dan mengembangkan gagasan
guru-gurunya dari kalangan sahabat.
Diantara fuqaha sab'ah adalah Sa'id bin Al-Musayyab. Salah satu murid Sa'id
bin Al-Musayyab adalah Ibnu Syihab Al Zuhri dan diantara murid Ibnu Syihab Al-
Zuhri adalah Imam Malik pendiri aliran Maliki. Ajaran Imam Maliki yang terkenal
adalah menjadikan Ijma dan amal ulama madinah sebagai hujjah. Dan di Baghdad
terbentuk aliran ra'yu, di Kuffah adalah Abdullah bin Mas'ud, salah satu muridnya
adalah Al-Aswad bin Yazid Al-Nakha'i salah satu muridnya adalah Amir bin
Syarahil Al Sya'bi dan salah satu muridnya adalah Abu Hanifah yang mendirikan
aliran Hanafi. Salah satu ciri fiqih Abu Hanifah adalah sangat ketat dalam
penerimaan hadits. Murid Imam Malik dan Muhammad As-Syaibani (sahabat dan
penerus gagasan Abu Hanifah) adalah Muhammad bin Idris Al-Syafi'I, pendiri
aliran hukum yang dikenal dengan Syafi'iyah atau aliran Al-Syafi'i. Imam ini
sangat terkenal dalam pembahasan perubahan hukum Islam karena pendapatnya ia
golongkan menjadi Qoul Qodim dan Qoul Jadid.
Dengan Syafi'iyah atau aliran Al-Syafi'i. Imam ini sangat terkenal dalam
pembahasan perubahan hukum Islam karena pendapatnya ia golongkan menjadi
Qoul Qodim dan Qoul Jadid. Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah
aliran hukum islam yaitu Madrasah Madinah, Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi,
Aliran Maliki, Aliran Syafi'l, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan Aliran
Jaririyah. Tidak dapat informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam
karena banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena tidak ada
yang mengembangkannya.
3. Aliran-Aliran Tasawuf
Para penulis ajaran tasawuf, termasuk Harun Nasution, memperkirakan
adanya unsur-unsur ajaran non-Islam yang mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-
unsur yang dianggap berpengaruh pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib
Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan materi. Pada dasarnya tasawuf
merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud), kemudian ia berkembang dan
7
namanya diubah menjadi tasawuf dan pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama
adalah Al-Hasan A-Basir. Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha' dalam
bidang teologi, ia berpendapat bahwa orang mu'min tidak akan bahagia sebelum
berjumpa dengan Tuhan. Zahid dari kalangan perempuan adalah Rabi'ah Al-
Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa membenci orang lain,
bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad SAW, karenya cintanya hanya
untuk Allah SWT.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Iman ialah percaya kepada allah percaya kepada utusannya dan percaya kepada
amanat atau apa yang dibawa atau berita yang dibawa oleh nya.
Ihsan ialah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya dan
kalau engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya dia melihat engkau. Seorang yang
ber-ihsan disebut muhsin sebagai seorang yang beriman disebut mu’min dan yang
berislam disebut muslim.
Iman yang merupakan landasan awal sedangkan islam merupakan entitas yang
berdiri diatasnya, Maka, apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan
condong, lebih lebih akan rubuh.
Dalam aliran pemikiran islam dapat dikelompokan menjadi 3 aliran yang dimana
aliran tersebut telah ada sejak rasulullah dan telah berkembang hingga saat ini.
Adapun ketiga aliran tersebut yaitu aliran kalam, aliran fiqh dan aliran tasawuf.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sidi Gazalba, Asas Agama Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1975) hlm. 179.
Ja’far Siddiq, Jejak Langkah Intelektual Islam ( Epistemologi, tokoh dan karyanya).
(Medan: IAIN Press, 2010) hlm.19.
Sachiko Murata, Trilogi Islam ( Islam, Iman dan Ihsan). ( Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1997) hlm.8.
10