Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan energi terbarukan di masyarakat modern,
lihat pengembangan energi terbarukan. Untuk diskusi umum, lihat pengembangan energi masa
depan.
Definisi "terbarukan"
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi
yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan
definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Energi berkelanjutan
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena
senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir
atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak
memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium-235 di
alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa
nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak
cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan
hingga ribuan kali lipat.
Alasannya begini, cadangan nuklir yang dibicarakan para pakar energi dalam ordo puluhan atau
ratusan tahun itu secara implisit dihitung dengan asumsi reaktor yang digunakan adalah reaktor biasa
(umumnya tipe BWR atau PWR), yang notabene hanya bisa membakar U-235. Di satu sisi
kandungan U-235 di alam tak lebih dari 0,72% saja, sisanya kurang lebih 99,28% merupakan U-
238. Uranium jenis U-238 ini dalam kondisi pembakaran "biasa" (digunakan sebagai bahan bakar di
reaktor biasa) tidak dapat menghasilkan energi nuklir, tetapi jika dicampur dengan U-235 dan
dimasukan bersama-sama ke dalam reaktor pembiak, bersamaan dengan konsumsi/pembakaran U-
235, U-238 mengalami reaksi penangkapan 1 neutron dan berubah wujud menjadi U-239. Dalam
hitungan menit U-239 meluruh sambil mengeluarkan partikel beta dan kembali berubah wujud
menjadi Np-239. Np-239 juga kembali meluruh sambil memancarkan partikel beta menjadi Pu-239.
Pu-239 inilah, yang meski tidak tersedia di alam tetapi terbentuk sebagai hasil sampingan
pembakaran U-235, memiliki kemampuan membelah diri dan menghasilkan energi sebagaimana U-
235. Bisa dibayangkan jika semua U-238 yang jumlahnya ribuan kali lebih banyak daripada U-235,
berhasil diubah menjadi Pu-239, berapa peningkatan terjadi jumlah bahan bakar nuklir. Hal yang
serupa juga terjadi untuk atom [thorium-233] yang dengan reaksi penangkapan 1 neutron berubah
wujud menjadi U-233 yang memiliki kemampuan reaksi berantai (reaksi nuklir).
Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir meski
resiko radioaktif yang diterimanya tidak ringan. Reaktor pembiak cepat seperti yang dimiliki
oleh Korea Utara mendapat pengawasan ketat dari IAEA karena mampu memproduksi bahan bakar
baru Pu-239 yang rentan disalahgunakan untuk senjata pemusnah massal.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan" sebagai
sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi
tersebut[rujukan?].
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari
dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara pemanfaatan
panas bumi:
Temperatur inti bumi mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi menuju bebatuan
sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh, membentuk magma. Magma
mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik karena magma yang berupa bebatuan cair
memiliki massa jenis yang lebih rendah dari bebatuan padat. Magma memanaskan kerak bumi dan
air yang mengalir di dalam kerak bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC. Air yang panas ini
menimbulkan tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi[2].
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah. Uap panas atau air
bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan
listrik. Sumber tenaga panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis
seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah yang paling
menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah Yellowstone dan di
utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi dan mengalirkan energi ke 66% dari
semua rumah yang ada di Islandia pada tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung
dan energi listrik melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas
bumi sebagai pemanas rumah[3][4].
Energi surya
Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yacht kecil di laut dapat mengisi baterai 12 V sampai 9 ampere dalam kondisi
cahaya matahari penuh dan langsung.
Karena kebanyakan energi terbaharui berasal adalah "energi surya" istilah ini sedikit
membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan secara langsung
dari cahaya matahari.
Tenaga Angin
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenaga angin
Tenaga air
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenaga air
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air memiliki massa jenis 800 kali
dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain.
Turbin air didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari
jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:
Biomassa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahan bakar bio
Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2.
Bahan bakar bio (biofuel) adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau produk
dari metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan salah satu
sumber energi terbaharui. Biasanya biomass dibakar untuk melepas energi kimia yang tersimpan di
dalamnya, pengecualian ketika biofuel digunakan untuk bahan bakar fuel cell (misal direct methanol
fuel cell dan direct ethanol fuel cell).
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar
jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas tergantung sumbernya. Biomassa
berbentukbiodiesel, bioetanol, dan biogas dapat dibakar dalam mesin pembakaran
dalam atau pendidih secara langsung dengan kondisi tertentu.
Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju pengambilan tidak melebihi laju produksinya,
karena pada dasarnya biomassa merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif
singkat melalui berbagai proses biologis. Berbagai kasus penggunaan biomassa yang tidak
terbarukan sudah terjadi, seperti kasus deforestasi jaman romawi, dan yang sekarang
terjadi,deforestasi hutan amazon. Gambut juga sebenarnya biomassa yang pendefinisiannya sebagai
energi terbarukan cukup bias karena laju ekstraksi oleh manusia tidak sebanding dengan laju
pertumbuhan lapisan gambut[6][7].
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas [8]. Dan secara umum ada
dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan menumbuhkan organisme penghasil
biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Biomassa padat
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar, baik kayu bakar atau
tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran
atau dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil
pengolahan yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar. Pembuatan briket biomassa juga menggunakan
biomassa padat, di mana bahan bakunya bisa berupa potongan atau serpihan biomassa padat
mentah atau yang telah melalui proses tertentu seperti pirolisis untuk meningkatkan persentase
karbon dan mengurangi kadar airnya.
Biogas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Biogas
Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara fisiko-kimia
dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang ada saat ini, seperti
produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan, dan sebagainya. Berbagai aliran limbah
harus diencerkan dengan air dan dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana.
Residu dari aktivitas fermentasi ini adalah pupuk yang kaya nitrogen, karbon, dan mineral.
Piezoelektrik, merupakan muatan listrik yang dihasilkan dari pengaplikasian stress mekanik
pada benda padat. Benda ini mengubah energi mekanik menjadi energi listrik[9].
Beberapa sistem ekstrasi energi terbarukan menghasilkan masalah lingkungan yang unik.
Misalnya, turbin angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan bendungan air
pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan - masalah serius di bagian barat
laut pasifik yang telah mengurangi populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan biofuel
menyebabkan polusi udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil, meskipun karbon yang
dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali jika organisme penghasil biomassa tersebut secara
terus menerus dibudidayakan.
Masalah lain dengan banyak energi terbarukan, khususnya biomassa dan biofuel, adalah sejumlah
besar lahan yang dibutuhkan untuk usaha pembudidayaannya.
Konsentrasi
Masalah lain adalah variabilitas dan persebaran energi terbarukan di alam, kecuali energi panas
bumi yang umumnya terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu namun terdapat pada lokasi yang
ekstrim. Energi angin adalah yang tersulit untuk difokuskan, sehingga membutuhkan turbin yang
besar untuk menangkap energi angin sebanyak-banyaknya. Metode pemanfaatan energi air
bergantung pada lokasi dan karakteristik sumber air sehingga desain turbin air bisa berbeda.
Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun untuk mendapatkan
energi yang banyak membutuhkan luas area penangkapan yang besar.
Sebagai perbandingan, pada kondisi standar pengujian di Amerika Serikat energi yang diterima 1
m2 sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt. Kondisi standar pengujian
yang dimaksud adalah temperatur udara 20 oC dan irradiansi 1000 W/m2[14][15].
Ketersediaan
Salah satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi terbarukan di alam;
beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak setiap saat (intermittent). Misal cahaya matahari
yang hanya tersedia ketika siang hari, energi angin yang kekuatannya bervariasi setiap saat, energi
air yang tak bisa dimanfaatkan ketika sungai kering, biomassa memiliki masalah yang sama dengan
yang dihadapi dunia pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan energi panas bumi bisa
tersedia sepanjang waktu.
Kayu adalah bahan bakar biomassa paling tua dalam sejarah manusia, yang digunakan
sebagai sumber energi panas lewat pembakaran, bahkan hingga kini masih digunakan. Kayu
bakar digunakan saat memasak dan menghangatkan ruangan sehingga manusia dapat bertahan
di cuaca dingin. Jenis kayu tertentu digunakan khusus untuk mengawetkan makanan melalui
pengeringan atau pengasapan sehingga makanan tidak cepat basi atau rusak. Kemudian
ditemukan bahwa pembakaran parsial dalam kondisi miskin oksigen (pirolisis) untuk
menghasilkanarang, yang dapat memberikan panas lebih banyak dalam massa yang relatif lebih
sedikit dibandingkan kayu kering. Namun, energi ini kurang efisien karena membutuhkan bahan
baku kayu/pohon dalam jumlah besar untuk membuat arang.
Tenaga air akhirnya menggantikan kekuatan hewan untuk pabrik dengan mengubah energi
air (kinetik maupun gravitasi) menjadi energi kinetik rotasi. Hingga saat ini, tenaga air
menyediakan energi listrik terbarukan di seluruh dunia lebih banyak dari sumber energi
terbarukan lainnya.
Lemak hewani, terutama minyak ikan paus sudah lama dibakar sebagai minyak untuk lampu.
Energi angin telah digunakan selama beberapa ratus tahun. Pada awalnya digunakan
pada kincir angin berukuran besar bagaikan layar dengan empat hingga enam lengan, seperti
yang terlihat di Belanda. Saat ini, desain kincir angin lebih banyak menyerupai pisau dengan
jumlah lengan hanya tiga pada umumnya, seperti yang terlihat di ladang angin di pegunungan
maupun lepas pantai. Saat ini, tenaga angin merupakan sumber energi dengan pertumbuhan
tercepat di dunia.
Tenaga surya sebagai sumber energi dalam sejarah manusia, lebih banyak ditangkap secara
arsitektural sebagai penerangan dalam bangunan, dan pengeringan bahan pertanian. Dan pada
abad ke-20, matahari telah ditangkap secara mekanis memanfaatkan pergerakan fluida hingga
konversi ke energi listrik secara langsung.
A. Kegunaan Panas dan Cahaya Matahari
Masih ingatkah kalian pelajaran pada Bab 6? Matahari merupakan sumber utama energi panas di bumi.
Matahari juga merupakan sumber cahaya di bumi. Sebutkan manfaat cahaya dan panas matahari?
Panas matahari dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian. Menurutmu, pakaian manakah yang lebih
cepat kering? Pakaian basah yang dijemur saat cuaca cerah? Atau, pakaian basah yang dijemur saat
cuaca mendung?
Makanan yang sudah dikeringkan dapat tahan lama. Biji padi dapat bertahan lama jika dikeringkan.
Padi dikeringkan menggunakan cahaya dan panas matahari. Di pesisir pantai, petani garam
memanfaatkan panas matahari. Panas matahari dimanfaatkan untuk menguapkan air laut. Air laut
mengandung garam. Jika air laut diuapkan, akan terbentuk garam. Panas matahari juga dimanfaatkan
untuk alat pemanas air. Alat itu mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Apa yang terjadi jika tidak ada cahaya matahari? Jika tidak ada matahari bumi akan gelap gulita.
Dengan cahaya matahari, bumi menjadi terang. Kalian pun dapat melihat benda di sekitarmu. Ayo,
amatilah tumbuhan di sekitarmu. Bagaimanakah tumbuhan dapat membuat makanan? Tumbuhan
membuat makanan menggunakan sinar matahari.
B. Bahaya Panas dan Cahaya Matahari
Kalian telah mengetahui manfaat panas dan cahaya matahari. Tahukah kalian bahaya panas dan
cahaya matahari? Kulitmu akan terbakar jika terkena panas matahari terlalu lama. Ancaman yang
paling berbahaya adalah terkena kanker kulit. Bagaimana jika kalian melihat matahari secara langsung?
Matamu akan merasa silau. Melihat matahari secara langsung dapat menyebabkan kebutaan.
Bagaimana agar kalian terhindar dari bahaya panas matahari? Gunakanlah penutup kepala, seperti
topi. Penggunaan payung lebih aman daripada penggunaan topi. Payung juga dapat melindungi
tubuhmu dari panas matahari. Gunakanlah pelembap kulit. Pelembab kulit menghambat panas matahari
secara langsung. Gunakanlah kacamata gelap. Kacamata gelap melindungi matamu dari cahaya
matahari.