Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PADA PASIEN TEMGGELAM DISUNGAI

Kasus korban tenggelam di sungai sering terjadi dengan korban yang


mungkin hanya satu orang sampai yang ratusan orang. Apalagi ditinjau dari
faktor geografis Indonesia yang dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil.
Beberapa penyebab tenggelam di sungai adalah faktor keteledoran manusia.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman,
keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh, atau keadaan fisik dan
mental yang kurang sehat.
Tenggelam adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan
kedalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh kedalam
cairan. Tenggelam adalah orang yang berhenti bernafas hanya mempunyai
waktu 4 menit untuk tetap hidup. (Werner David,1988). Menurut kongres
tenggelam sedunia tahun 2002, tenggelam adalah suatu kejadian berupa
gangguan respirasi akibat tenggelam atau terendam oleh cairan.
Menurut levin,dkk (1993) terdapat banyak penyebab tenggelam antara
lain adalah terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan,
ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera atau kelelaham dan
ketidakmampuan akibat pemyakit akut ketika berenang.
Pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan merupakan pertolongan
secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang
yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Pertolongan ini
menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di tempat
yang dibutuhkan.
Pada korban dengan kasus tenggelam pertolongan pertama merupakan
tindakan wajib yang harus dilakukan segera mengingat pada kondisi
tenggelam seseorang akan kehilangan pola nafas yang adekuat karena dalam
hitungan jam korban tenggelam akan mengalami hipoksemia, yang
selanjutnya akan mengalami anoksia susunan syaraf pusat, hingga terjadi
kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolongan akan
menimbulkan kematian dalam 24 jam setelah kejadian.
Dalam hal ini, maka pertolongan kegawatdaruratan dengan pasien
tenggelam harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari
terjadinya kolaps pada alveolus, lobus atas atau unit paru yang lebih besar.
Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratan ini tentunya harus dilakukan
secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisi korban lebih buruk,
mempertahankan hidup serta untuk peningkatan pemulihan.

Pertolongan pertama saat melihat korban tenggelam


1. Segera minta pertolongan
Anda dapat berteriak untuk menarik perhatian orang lain di sekitar untuk
meminta pertolongan ketika melihat korban tenggelam. Terlepas dari Anda
bisa membantu langsung maupun tidak, tidak ada salahnya meminta
bantuan orang agar lebih mudah menolong korban. Selain itu, Anda juga
bisa meminta bantuan untuk menghubungi layanan darurat, terutama jika
Anda melihat korban sudah dalam keadaan mengambang dengan posisi
tengkurap.
2. Raih ( dengan atau tanpa alat ).
Jangan panik saat melihat korban tenggelam. Lihat sekeliling untuk
mencari alat yang dapat membantu. Jika korban tidak terlalu jauh, cobalah
memanggil dan menenangkannya. Kemudian, jika Anda mampu, cobalah
meraih tangan korban atau pun menggunakan tali dan alat bantu lainnya.
3. Lempar ( alat apung ).
Apabila jarak korban tenggelam tidak tercapai, Anda dapat melemparkan
pelampung atau benda lain yang dapat membantunya tetap mengambang
di permukaan air.
4. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
5. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).
Menyelamatkan korban tenggelam dengan menghampirinya, hanya dapat
dilakukan oleh tenaga terlatih atau pun orang yang memiliki kemampuan
berenang yang mencukupi. Namun, hindari segera mendekati korban
tenggelam di dalam air, karena reaksi alami korban adalah untuk menekan
atau menaiki apa pun yang ada di sekitarnya.

Penanganan Korban
1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi
kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan
untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan
pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan
untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas
sepanjang perjalanan.
4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.

Pernapasan Berhenti
Penyebab berhentinya pernafasan yang sering dijumpai adalah :
1. Tenggorokan tersumbat
2. Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada orang yang
tidak sadar.
3. Tenggelam,tercekik oleh asap, atau karena keracunan.
4. Pukulan yang keras pada kepala atau dada.
5. Serangan jantung
Orang akan meninggal dalam waktu 4 menit jika ia tidak dapat bernafas. Jika
seseorang berhenti bernafas , segera lakukan pernafasan mulut ke mulut.

Pernafasan mulut ke mulut :


Langkah 1 :
Keluarkan setiap benda yang menyumbat di dalam mulut atau tenggorokan.
Tarik lidahnya keluar, jika ada lendir dalam tenggorokan, bersihkanlah dengan
cepat.
Langkah 2 :
Baringkan penderita dengan muka menengadah,donggakan kepala ke
belakang , dan tarik rahangnya ke depan.
Langkah 3 :
Pijitlah hidungnya dengan jari agar lubang hidung tertutup. Buka mulutnya
lebar-lebar dan tutuplah mulutnya dengan mulut anda, lalu hembuskan udara kuat-
kuat kedalam paru-parunya supaya dadanya mengembang. Berhenti sebentar
untuk membiarkan udara keluar, lalu hembuskan kembali. Ulangi perbuatan ini
sebanyak 15 kali per menit.Lakukan terus pernafasan mulut ke mulut sampai
orang tersebut dapat bernafas sendiri, atau sampai kematiannyaa tidak diragukan
lagi. Kadang-kadang ini harus dilakukan selama 1 jam atau lebih.
Penanganan Klinik
Tersedianya sarana bantuan hidup dasar dan lanjutan ditempat kejadian
merupakan hal yang sangat penting karena beratnya cedera pada sistem saraf
pusat tidak dapat dikaji dengan cermat pada saat pertolongan diberikan. Pastikan
keadekuatan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi. Cedera lain juga harus
dipertimbangkan dan perlu tidaknya hospitalisasi ditentukan berdasarkan
keparahan kejadian dan evaluasi klinis. Pasien dengan gejala respiratori,
penurunan saturasi oksigen dan perubahan tingkat kesadaran perlu untuk
dihospitalisasi. perhatian harus difokuskan pada oksigenasi, ventilasi, dan fungsi
jantung. Melindungi sistem saraf pusat dan mengurangi edema serebri merupakan
hal yang sangat penting dan berhubungan langsung dengan hasil akhir.

Penatalaksanaan Medis
1. Pastikan keadekuatan ABC ( Airway, Breathing, Circulation ).
2. Pertimbangkan cedera lain selain pada pernafasan saat tenggelam.
3. Lakukan hospitalisasi jika terdapat; gangguan respiratori, penurunan
saturasi oksigen, serta perubahan tingkat kesadaran.
4. Observasi pemberian oksigenasi, ventilasi, serta fungsi jantung.
5. Pemberian obat-obatan; vekuronium (untuk otot skeletal paralis),
furosemid/ lasix (untuk diuresis, manitol/ manitor (untuk
mengendalikan hipertensi intrakarnial dan untuk sedasi

Anda mungkin juga menyukai