Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2252-9063

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika


(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018

Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan


Penentuan Hotel Di Kecamatan Buleleng
Dengan Metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) Dan Technique for Others Reference
By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS)
I Nengah Agus Arimbawa Dwijayadi1,
I Made Agus Wirawan2, Dewa Gede Hendra Divayana3

1, 2, 3
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali

e-mail: arim5293@gmail.com1, imade.aguswirawan@undiksha.ac.id2,


hendra.divayana@undiksha.ac.id3

Abstrak—Sistem pendukung keputusan penentuan decision supporting system by AHP and TOPSIS of hotel
hotel di Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan determination in Buleleng district shows that the
TOPSIS adalah sebuah sistem yang dikembangkan application has run well. The users response on decision
untuk membantu pengunjung dalam menentukan hotel supporting system of determination are in the tiptop range
yang dipilih sesuai dengan kriterianya. Metode with an 89% percentage. Features provided in the app
penelitian yang digunakan dalam penelitian dan include hotel information in Singaraja, Maps, user
pengembangan sistem pendukung keputusan ratings, and comments from visitors.
penentuan hotel ini dirancang dan dikembangkan
sesuai tahap pada metode SDLC dengan model Keyword : Decision supporting system, AHP, TOPSIS,
waterfall. Hasil penelitian ini adalah aplikasi website Hotel, Waterfall
yang diimplementasikan dengan menggunakan Sublime
Text 2 dengan Bahasa pemrograman PHP, HTML dan
Javascrpit. Berdasarkan hasil pengujian dari sistem I. PENDAHULUAN
pendukung keputusan penentuan hotel di Kecamatan
Buleleng dengan metode AHP dan TOPSIS Perkembangan teknologi informasi telah
menunjukkan, aplikasi tersebut sudah berjalan dengan berkembang semakin pesat dari tahun ke tahun.
sangat baik. Respon pengguna terhadap sistem Hampir seluruh daerah terpencil sekarang dapat
pendukung keputusan penentuan hotel masuk dalam merasakan teknologi yang berkembang saat ini.
rentangan sangat baik dengan nilai persentasi 89%..
Teknologi informasi digunakan untuk mengolah
Fitur yang disediakan dalam aplikasi antara lain
informasi tempat hotel di Singaraja, Maps, penilaian data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
pengguna, dan komentar dari pengunjung.
menyimpan, manipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,
yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, AHP,
TOPSIS, Hotel, Waterfall. yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,
pemerintah dan merupakan informasi yang stategis
untuk pengambilan keputusan [1]. Perkembangan
Abstract—Decision supporting system by AHP and
teknologi informasi ini, berdampak besar pada
TOPSIS of hotel determination in Buleleng district is a
developing system which is used to help visitors in berbagai bidang kehidupan masyarakat baik dari segi
determining hotel according to the criteria. Research sosial, ekonomi, pendidikan, pembangunan, maupun
method used in the study and development of decision pariwisata [2].
supporting system of hotel determination is in accordance Kecamatan Buleleng merupakan pusat
with the steps on SLDC method with waterfall model. As pemerintahan Kabupaten Buleleng. Disinilah pusat-
a result of the study is website application which is pusat kantor daerah Kabupaten Buleleng berada.
implemented by using sublime text 2 with PHP, HTML Berdasarkan letaknya, daerah Kecamatan Buleleng
and Javascript programming language. The test of

1
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
sangat stategis, yang berada ditengah-tengah Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada
Kabupaten Buleleng sehingga mempermudah penelitian yang dilakukan oleh Hafsah pada tahun
wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata 2011 dalam judul “Sistem Pendukung Keputusan
sehingga tidak memperlukan waktu yang cukup Penentuan Hotel dengan Menggunakan Metode
lama. Kecamatan Buleleng memiliki beberapa Promethee dan AHP” adapun hasil dari penelitian ini
kekuatan daya tarik, seperti pantai pantai yang indah, adalah sistem mampu menampilkan pilihan-pilihan
kuliner, budaya yang menarik, masyarakat yang alternatif dari setiap hotel yang berada di
ramah, dan masih banyak yang lainnya. Daya Tarik Yogyakarta, setiap alternatif diurutkan berdasarkan
pariwisata disekitarnya yang mudah dicapai antara nilai prioritas yang tertinggi sampai yang terendah.
lain: Air Panas Banjar, Wihara Budha, Air Terjun Kelebihan dari penelitian ini adalah sistem yang
Gitgit, dan desa-desa sekitarnya yang sangat ideal dikembangkan memiliki struktur hierarki yang
untuk mereka yang mencintai alam / ecotourism [3]. terstruktur sehingga proses penentuan prioritas
Perpaduan keindahan alam, seni dan budaya alternatif menjadi lebih mudah. Kekurangan dari
membuat banyak wisatawan baik domestik maupun penelitian ini adalah sistem ini hanya mencakup
mancanegara yang datang ke Buleleng untuk kelas bintang empat dan bintang lima sehingga ruang
keperluan karya wisata, bisnis, dan lain-lain. Dengan lingkup objek hotel masih terbatas dan perlu
semakin bertambah banyaknya fasilitas dan tempat ditambahkan informasi mengenai rute dan saran
wisata yang dikunjungi, hotel merupakan salah satu hotel yang yang sesuai dengan selera dan kriteria
tempat yang dibutuhkan sebagai fasilitas penginapan pengguna [1].
[2]. Sehingga banyak pengusaha yang memanfaatkan Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti
peluang ini dengan membangun hotel untuk tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
pengunjung di Buleleng dengan beragam kelas hotel, “Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
harga, fasilitas, dan layanan.Wisatawan yang akan Penentuan Hotel di Kecamatan Buleleng dengan
menginap di suatu hotel perlu menentukan hotel yang Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
tepat sesuai dengan kriterianya, dengan banyaknya Technique For Other Reference By Similarity To
jumlah hotel yang tersedia sering kali pengunjung Ideal Solution (TOPSIS)”. Fitur yang akan
bingung untuk memilih dan mencari yang sesuai disediakan dalam aplikasi antara lain informasi
dengan kebutuhannya [4]. Wisatawan hanya tempat hotel di Singaraja, Maps, penilaian pengguna,
memanfaatkan internet sebagai cara untuk mencari dan komentar dari pengunjung. Sistem pendukung
informasi tentang hotel. Selama ini pencarian keputusan ini membantu memberikan solusi dan
menggunakan internet hanya berfokus pada kata informasi yang lengkap bagi wisatawan dalam
kunci yang diberikan [5]. pengambilan keputusan pemilihan hotel di
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Kecamatan Buleleng dengan tepat sesuai
digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil kebutuhannya.
keputusan untuk memperluas kapabilitas para
pengambil keputusan, namun tidak untuk II. KAJIAN TEORI
menggantikan penilaian para pengambil keputusan
A. Sistem Pendukung Keputusan
[6]. Dalam sistem pendukung keputusan terdapat
1. Pengertian Sistem
beberapa terdapat beberapa metode yang dapat
Menurut Jogiyanto terdapat dua kelompok
digunakan salah satunya Analytic Hierarchy Process
pendekatan sistem di dalam mendefinisikan sistem,
(AHP). Metode AHP merupakan suatu model
yaitu pendekatan pada prosedur dan pendekatan
pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
pada komponen/elemen [9]. Pendekatan sistem
Thomas L. Saaty. Metode AHP ini dipilih karena
pada prosedurnya mendefenisikan sistem sebagai
metode ini menguraikan masalah multi faktor atau
berikut: “Suatu sistem merupakan suatu jaringan
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.
kerja dari prosedur-prosedur yang saling
Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat
berhubungan, berkumpul bersama - sama untuk
diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki
Sedangkan pendekatan sistem pada komponen atau
sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur
elemennya mendefenisikan sistem sebagai berikut:
dan sistematis [7]. Untuk melakukan perangkingan
“Sistem merupakan bagian-bagian elemen yang
alternatif digunakan metode TOPSIS. Metode
saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk
TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang
mencapai membentuk satu kesatuan”.
terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi
ideal positif dan solusi ideal negatif dari sudut
2. Pengertian Keputusan
pandang geometris dengan menggunakan jarak
Menurut Kendall terdapat tiga macam
Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari
keputusan, yang biasa dibayangkan oleh
suatu alternatif dengan solusi optimal [8].

2
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
masyarakat sebagai keputusan-keputusan yang Karakteristik ini menyatukan kekuatan
sudah ada dalam suatu deretan langkah dari pencarian dan pelaporan data dari PDE dan
terstruktur ke tidak terstruktur [10]. pengembangan disiplin manajemen.
a Keputusan Terstruktur adalah suatu keputusan c Subsistem Dialog merupakan bagian dari SPK
yang dilakukan berulang-ulang secara rutin. yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
b Keputusan semiterstruktur adalah keputusan representasi dan mekanisme kontrol selama
yang memiliki dua sifat yaitu sebagian proses analisa dalam SPK ditentukan dari
keputusan bila ditangani oleh komputer dan kemampuan berinteraksi antara sistem yang
yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil terpasang dengan user. Pemakai terminal dan
keputusan. sistem perangkat lunak merupakan komponen –
c Keputusan tak terstruktur adalah keputusan komponen yang terlibat dalam subsistem dialog
yang penangannya rumit karena tidak terjadi yang mewujudkan komunikasi antara user
berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. dengan sistem tersebut. Komponen dialog
menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan
3. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan menerima masukkan dari pemakai ke dalam
Konsep Sistem Pendukung Keputusan SPK.
pertama kali dikemukakan oleh Michael S.Scott
Morton pada tahun 1970 dengan istilah B. ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Management Decision Sistem [11]. Konsep 1. Pengertian AHP
tersebut ditandai dengan dibuatnya sebuah sistem (AHP) merupakan metode pendukung
komputer yang interaktif dalam mengumpulkan pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh
data dan menggunakan model untuk mendukung Thomas L., Saaty pada tahun 1980. AHP merupakan
keputusan penyelesaian masalah-masalah yang alat pengambil keputusan yang menguraikan suatu
tidak terstruktur. Secara umum SPK dapat diartikan permasalahan kompleks dalam struktur hierarki
sebagai sistem yang dimaksudkan untuk dengan banyak tingkatan yang terdiri dari tujuan,
mendukung para pengambil keputusan manajerial kriteria, dan alternatif. Hierarki didefinisikan sebagai
dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para kompleks dalam suatu struktur multilevel dimana
pengambil keputusan untuk memperluas level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor,
kapabilitas mereka, namun tidak untuk kriteria, subkriteria, dan seterusnya ke bawah hingga
menggantikan penilaian mereka. Sulpan Henry level terakhir dari alternative [13]. Dengan hierarki,
Siregar menyatakan SPK ditujukan untuk suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke
keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan
tidak dapat didukung oleh algoritma [11]. akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

4. Komponen Sistem Pendukung Keputusan 2. Tahap-tahapan AHP


Adapun ketiga komponen tersebut sebagai Adapun langkah-langkah dalam metode AHP
berikut [12]. yang harus dilakukan yaitu [13]:
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi
a Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base yang diinginkan.
Management Subsystem) merupakan subsistem
Dalam tahap ini kita berusaha menentukan
data yang terorganisasi dalam suatu basis data.
masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detil
Data yang merupakan suatu sistem pendukung
dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita
keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam
coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi
lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan
masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin
data yang relevan dengan permasalahan yang
berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya
hendak dipecahkan melalui simulasi.
kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap
b Subsistem Manajemen Basis Model (Model berikutnya.
Base Management Subsystem), salah satu b. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan
keunggulan SPK adalah kemampuan untuk tujuan utama.
mengintegrasikan akses data dan model-model Setelah menyusun tujuan utama sebagai level
keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan teratas akan disusun level hierarki yang berada di
menambahkan model-model keputusan ke bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk
dalam sistem informasi yang menggunakan mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita
database sebagai mekanisme integrasi dan berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
komunikasi diantara model-model. kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda.

3
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Hierarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika konsistensi kurang atau sama dengan 0,1, maka
mungkin diperlukan). hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
c. Membuat matriks perbandingan berpasangan
Matriks yang digunakan bersifat sederhana, C. TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY
memiliki kedudukan kuat untuk kerangka SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)
konsistensi, mendapatkan informasi lain yang TOPSIS adalah salah satu metode
mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan pengambilan keputusan multikriteria yang pertama
yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981).
prioritas secara keseluruhan untuk perubahan TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang
pertimbangan. Pendekatan dengan matriks terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari
mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal
mendominasi dan didominasi. Perbandingan negatif dari sudut pandang geometris dengan
dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi
elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk optimal [8]:
memulai proses perbandingan berpasangan dipilih Langkah-langkah penyelesaian masalah
sebuah kriteria dari level paling atas hierarki MADM dengan TOPSIS [14]:
misalnya C dan kemudian dari level di bawahnya 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi.
diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya 2. Membuat matriks keputusan yang
A1, A2, A3, A4, A5. ternormalisasi terbobot.
d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga 3. Menentukan matriks solusi ideal positif &
diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak matriks solusi ideal negatif.
n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya 4. Menentukan jarak antara nilai setiap
elemen yang dibandingkan. alternative dengan matriks solusi ideal positif
e. Menghitung nilai eigen dan menguji dan matriks solusi ideal negatif.
konsistensinya, jika tidak konsisten maka 5. Menentukan nilai preferensi untuk
pengambilan data diulangi. setiap alternatif.
f. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh
tingkat hirarki. III. METODELOGI
g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks
Pengembangan aplikasi sistem pendukung
perbandingan berpasangan, yang merupakan
keputusan penentuan hotel di Kecamatan Buleleng
bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas
dengan metode AHP dan TOPSIS ini mengunakan
elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah
proses SDLC (System Development Life Cycle).
sampai mencapai tujuan.
Model yang digunakan dalam membangun Aplikasi
h. Memeriksa konsistensi hirarki
ini adalah Model Waterfall. Model Waterfall ini
Yang diukur dalam AHP adalah rasio
merupakan model yang di kembangkan oleh Winston
konsistensi dengan melihat indeks konsistensi.
Royce pada tahun 1970-an. Model waterfall
Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati
merupakan model klasik yang sederhana dengan
sempurna agar menghasilkan keputusan yang
aliran sistem yang linier, masukan pada suatu tahapan
mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai
merupakan keluaran dari tahapan sebelumnya.
yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang
Menurut Sommerville (2003) metode waterfall adalah
dari atau sama dengan 10 %. Berikut adalah cara
suatu proses pengembangan perangkat lunak
menghitung rasio konsistensi.
berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus
1) Menghitung konsistensi indeks (CI)
mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-
(1) fase perencanaan, pemodelan, implementasi
adalah jumlah hasil kali perkalian jumlah (konstruksi), dan pengujian. Terdapat beberapa
kolom dengan eigen faktor utama dan n adalah tahapan dalam pengembangan sistem menggunakan
jumlah kriteria. metode waterfall, antara lain requirments definition,
2) Menghitung rasio konsistensi CR System design, Implementation, Integration and
testing, Maintenance.
(2)
Dengan IR adalah nilai random indeks sesuai
dengan ordo matriks.
3) Memeriksa konsistensi hierarki.
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data
judgment harus diperbaiki, namun jika rasio

4
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
pada sistem. Adapun proses dan prosedur tersebut
adalah:
a. User dapat melihat data hotel beserta data
rincinya yang meliputi data umum, peta,
penilaian pengguna, dan komentar dari akses
pengguna.
b. User dapat memberikan komentar pada setiap
data hotel yang ada pada sistem.
c. User dapat memberikan penilaian terhadap hotel
tersebut sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
d. User dapat mengusulkan hotel untuk data pada
system.
e. User dapat mengubah informasi akun miliknya.
f. Admin dapat memanipulasi data hotel, meliputi
menambah, mengubah, menghapus dan melihat.
g. Admin dapat mengelola data komentar meliputi,
Gambar 1 Model waterfall menurut Sommerville
[15].
menambah dan menghapus komentar.
h. Admin dapat mengelola data penilaian pengguna
A. Requirments Definition meliputi menambah dan mengurangi data.
Tahap requirments definition merupakan i. Admin dapat mengubah username dan password
tahapan yang paling awal. Tahapan ini untuk admin.
mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian j. Admin dapat mengelola data pengguna dan
dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus pengelola.
dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Pada k. Admin dapat mengelola data saran hotel
tahap ini peneliti melakukan analisa terhadap kriteria l. Pengelola dapat mengelola data hotel yang
alternatif yang diperlukan, kebutuhan fungsional, dikelola.
kebutuhan non fungsional , Use Case Diagram, m. Pengelola dapat mengubah informasi akunnya.
Activity Diagram.
b) Kebutuhan Non-Fungsional
B. System and Software Design Kebutuhan non-fungsional dari Aplikasi
Pada tahap ini peneliti melakukan antara lain:
perancangan sistem, konsep desain desain. a. Desain antarmuka Aplikasi dirancang sedemikian
rupa agar memudahkan pengguna aplikasi untuk
C. Implementation and Unit Testing menggunakannya (user friendly).
Implementasi merupakan tahapan selajutnya b. Aplikasi dapat membantu pengguna dengan cepat
setelah tahap perancangan. Pada tahap implementasi, menentukan hotel yang akan dipilih.
desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode
dengan menggunakan bahasa pemrograman yang c) Kriteria Alternatif
sudah ditentukan. Kriteria merupakan acuan yang digunakan
dalam menentukan suatu keputusan dalam sebuah
D. Integration and testing SPK. Pada penelitian ini, kriteria yang digunakan
Tahap ini merupakan tahap dimana rancangan didapat dari hasil studi pustaka beberapa
aplikasi yang telah dibuat, diimplementasikan, untuk penelitian yang sejenis. Berdasarkan hasil analisis
selanjutnya diuji apakah semua komponen dari dari beberapa sumber kajian tersebut maka penulis
aplikasi sudah berjalan sesuai dengan fungsinya. menetapkan kriteria yang digunakan dalam
Pengujian yang akan dilakukan meliputi blackbox penelitian ini antara lain harga, kelas, lokasi,
testing, whitebox testing, uji kesesuaian sistem, uji fasilitas, rating, dan layanan dengan subkriteria
media,dan uji respon pengguna. kebersihan, menarik, kenyamanan, dan keamanan.
d) Contoh Perhitungan Manual dengan Metode
IV. PEMBAHASAN AHP dan TOPSIS
Seorang pengunjung berencana untuk
A. Hasil
menginap di salah satu dari tiga hotel di Kecamatan
1. Hasil tahap requirments definition
Buleleng yang direkomendasikan untuknya.
a) Kebutuhan Fungsional Pengunjung tersebut tidak mengetahui hotel mana
Berdasarkan analisis yang dilakukan terdapat yang benar-benar sesuai dengan seleranya. Berikut
beberapa prosedur dan proses yang harus terdapat

5
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
solusi yang dapat ditawarkan dengan menggunakan
metode AHP dan TOPSIS. Diketahui data dari
alternatif yang ditawarkan sebagai berikut:

Langkah pertama yang dilakukan adalah


mencari nilai bobot per kriteria dengan menggunakan
metode AHP. Data perbandingan kepentingan yang
sudah disusun kedalam matriks perbandingan
berpasangan.

Selanjutnya menggunakan metode TOPSIS


untuk tahap perangkingan. Membuat matriks
keputusan dari data yang ada. Normalisasi matriks
keputusan yang sudah dibentuk. Setelah melakukan
normalisasi, membuat normalisasi terbobot dengan
cara data normalisasi dikali dengan bobot kriteria.
Setelah menyusun nilai perbandingan
kepentingan kriteria, tahapan selanjutnya adalah
mencari nilai eigen matriks dengan cara
mengkuadratkan matriks. Lakukan iterasi pada
tahapan ini sehingga selisih dari satu iterasi dan Selanjutnya mencari nilai Max dan Min dari
iterasi sebelumnya sangat kecil. Pada kasus ini iterasi normalisasi terbobot. Setelah mendapatkan nilai Max
dilakukan sampai empat kali. Selisih yang didapat dan Min, selanjutnya mencari solusi ideal positif dan
sudah sangat kecil yakni kurang dari 1 x 10-5. solusi ideal negatif. Jika kriteria bersifat benefit
(makin besar makin baik) maka Y+ = MAX dan Y- =
MIN, jika kriteria bersifat cost (makin kecil makin
baik) maka Y+ = MIN dan Y- = MAX. Dalam
permasalah ini, yang bersifat benefit terdiri dari
kelas, fasilitas, keamanan, kebersihan, menarik, dan
kenyamanan. Sedangkan yang bersifat cost yaitu
harga dan lokasi.
Selanjutnya, menghitung nilai konsistensi
indeks dari matriks berpasangan dengan rumus:
CI=((λ max-n)) ⁄ n dan didapatkan hasil 0.00990964.
Setelah didapat nilai konsistensi indeks selanjutnya
mencari konsistensi rasio dengan rumus: CR=CI / IR
dan didaptkan hasil 0.007991645. Karena
0.007991645 lebih kecil dari 0.1 maka perbandingan Selanjutnya mencari jarak solusi ideal positif
kepentingan dapat dikatakan konsisten. dan solusi ideal negatif. Dan hasil akhirnya sebagai
Selanjutnya mencari nilai mencari nilai eigen berikut:
pada subkriteria Layanan dengan menggunakan
metode AHP dengan melakukan tahapan yang sama
seperti sebelumnya.

Hotel C memperoleh nilai prioritas yang paling


tinggi.

Sehingga didapatkan semua nilai bobot


kriteria sebagai berikut:

6
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Penunjang Keputusan Penentuan Hotel di Kecamatan
Buleleng sebagai berikut:

c) Rancangan Antar Muka


Rancangan antarmuka merupakan gambaran
dari rencana antarmuka yang akan
diimplementasikan dalam Sistem Penunjang
Keputusan Penentuan Hotel Di Kecamatan Buleleng,
fungsi web disini sebagai fasilitas untuk berinteraksi
antara pengguna dengan sistem.
Berikut ini merupakan beberapa rancangan
antarmuka Sistem Penunjang Keputusan Penentuan
Hotel Di Kecamatan Buleleng
1. Rancangan Antarmuka Admin Data Hotel

Gambar 2 Use Case Diagram


Gambar 3.Rancangan Antarmuka Admin Data Hotel
e) Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan Rancangan antarmuka admin data hotel yang
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. akan menampilkan data hotel. Admin dapat
Menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut melakukan manipulasi data hotel seperti mengubah,
pandang pengguna (user), memfokuskan pada proses menghapus, menambahkan.
komputerisasi (automated process). Berikut ini adalaj
use case diagram dari sistem pendukung keputusan 2. Rancangan Antarmuka Penentuan Hotel
penentuan hotel di Kecamatan Buleleng.

2. Hasil tahap system and software Design


a) Arsitektur sistem
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat
digunakan oleh tiga jenis pengguna yakni admin,
pengelola, dan user. Admin merupakan jenis
pengguna yang bertugas mengelola data-data penting
yang dapat mempengaruhi kinerja sistem. Pengelola
adalah merupakan jenis pengguna yang bertugas
mengelola data-data hotel. User adalah pengguna
Gambar 4. Rancangan Antarmuka Penentuan Hotel
yang memiliki akses untuk menggunakan semua fitur
yang disediakan sistem. Ketiga jenis pengguna
tersebut dihubungkan dengan internet ke database Rancangan antarmuka penentuan hotel akan
untuk dapat mengakses dan mengelola data yang ada menampilkan form tingkat perbandingan
pada sistem. kepentingan dari masing-masing kriteria.

3. Hasil Tahap Implementation and Unit Testing


b) RAT (Rancangan Antar Tabel)
Rancangan Antar Tabel (RAT) merupakan a) Lingkungan Implementasi
hubungan yang yang terjadi pada suatu tabel dengan Aplikasi dikembangkan menggunakan
tabel lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi beberapa perangkat lunak sebagai berikut.
suatu database. Relasi antar tabel dari Sistem 1. Sistem Operasi Windows 10
2. Sublime Text 2
3. XAMPP

7
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
4. Corel Draw X7
Aplikasi dikembangkan menggunakan
beberapa perangkat keras sebagai berikut.
1. Monitor 14 inchi dengan resolusi 1366 x 768
2. Memori 8 GB RAM dan harddisk 500 GB
3. Processor Intel®Core™ i5-3317U @1,70 GHz

b) Implementasi Layar Antarmuka


Implementasi layar antarmuka perangkat
lunak dilakukan berdasarkan rancangan antarmuka
yang telah dilakukan.

a. Implementasi Detail DataHotel User


Gambar 6. Implementasi Tambah Data Hotel Admin

c. Implementasi Penentuan Hotel

Gambar 5.Implementasi Detail DataHotel User

Antarmuka perangkat lunak user detail data Gambar 7. Implementasi Penentuan Hotel
hotel merupakan halaman yang berfungsi
menampilkan keseluruhan informasi tentang hotel. Antarmuka perangkat lunak penentuan hotel
Pada antarmuka tersebut akan ditampilkan informasi merupakan halaman yang berfungsi menampilkan
lengkap, peta, data penilaian pengguna dan komentar antarmuka untuk membandingkan tingkat
pengguna. kepentingan kriteria satu dengan yang lain apabila
tingkat perbandingan konsisten maka akan
b. Implementasi Tambah Data Hotel Admin ditampilkan rekomendasi tempat hotel sesuai dengan
Antarmuka perangkat lunak admin tambah hasil perhitungan.
data hotel merupakan halaman yang berfungsi untuk
menambahkan hotel baru kedalam sistem oleh 4. Hasil Tahap Integration and Testing
admin. Pengujian perangkat lunak dilakukan melalui
beberapa pengujian, yaitu black box testing, white
box testing, uji ahli media, uji respon pengguna dan
uji kesesuaian sistem
Pengujian black box dilaksanakan oleh dua
orang penguji. Pengujian dilakukan sesuai dengan
item uji yang telah dirancang. Dari 59 tahapan
pengetesan didapatkan hasil sebanyak 100% sesuai.
Selanjutnya pada pengujian struktural (white box
testing), hasilnya menyimpulkan bahwa proses kerja
perangkat lunak secara internal bekerja dengan baik
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

8
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Source code program bekerja dengan baik dan benar mengunakan proses SDLC (System Development
sesuai dengan fungsinya. Life Cycle). Model yang digunakan dalam
Pengujian ahli media yang telah dilakukan membangun Aplikasi ini adalah Model Waterfall.
oleh 2 orang ahli, presentase hasil uji ahli media Terdapat beberapa tahapan dalam pengembangan
yaitu 85% berarti hasil respon dalam rentangan sistem menggunakan metode waterfall, antara lain
Sangat Baik. requirments definition, system design,
Pengujian kesesuaian sistem meliputi Implementation and unit testing, Integration and
pengujian kesesuaian hasil dengan membandingkan testing.
hasil perangkingan dengan metode AHP dan TOPSIS Berdasarkan hasil pengujian black box dan
secara manual dengan hasil yang diperoleh dari white box dilakukan didapatkan hasil bahwa aplikasi
sistem. Adapun hasil dari pengujian Sistem sudah sesuai dengan rancangan dan kebutuhan yang
Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di telah disusun. Pada pengujian ahli media pada Sistem
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di
TOPSIS memiliki tingkat kesesuaian sistem sebesar Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan
100%. TOPSIS dengan angket menunjukan bahwa sistem
Pengujian respon pengguna, pengujian ini memperoleh hasil uji media sebesar 85%. Hal ini
melibatkan 30 orang pengguna secara acak. jika dikonversi berdasarkan tabel konversi berarti
Berdasarkan hasil perhitungan respon pengguna sangat baik. Adapun masukan setelah melakukan
secara umum, dapat disimpulkan bahwa sistem pengujian yaitu hasil perhitungan dirasa tidak perlu
pendukung keputusan penentuan hotel di Kecamatan ditampilkan untuk user umum, cukup ditampilkan
Buleleng dengan metode AHP dan TOPSIS sangat prioritas yang tertinggi hingga terendah, warna
sesuai untuk digunakan sebagai rujukan dalam tampilan mungkin bisa divariasikan, perlu dan
menentukan tempat hotel yang sesuai dengan nilai menambahkan link untuk booking hotel.
persentasi sebesar 89 % berarti hasil respon dalam Berdasarkan hasil respon pengguna yang
rentangan Sangat Baik. dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada
30 orang. Dimana setelah menggunakan Sistem
B. Pembahasan Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di
Sesuai dengan paparan hasil pengembangan Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di TOPSIS dengan hasil angket menunjukkan
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan kualifikasi sangat baik dengan nilai persentase 89%.
TOPSIS maka berikut ini diuraikan pembahasan. Adapun tanggapan dari pengguna yaitu sistem dapat
Pembahasan difokuskan pada implementasi dan hasil membantu saya dalam memilih hotel di sekitaran
pengujian serta disampaikan kendala – kendala Kecamatan Buleleng. Selanjutnya pada pengujian
terhadap produk pengembangan Sistem Pendukung kesesuaian sistem menunjukan bahwa Aplikasi
Keputusan Penentuan Hotel di Kecamatan Buleleng memiliki tingkat kesesuaian sistem yang sangat
dengan metode AHP dan TOPSIS. sesuai dengan persentase keseluruhan penilaian yaitu
Berdasarkan hasil pengembangan 100%.
menggunakan metode AHP dan TOPSIS telah Namun tidak terlepas dari beberapa hal yang
memadai untuk digunakan dalam proses pemilihan, masih menjadi kekurangan dari aplikasi Sistem
dalam penelitian ini pemilihan hotel di Kecamatan Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di
Buleleng. Pada kasus ini penentuan bobot kriteria Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan
dilakukan dengan metode AHP dan proses TOPSIS ini, diantaranya jumlah iterasi yang
perankingan alternatif dengan metode TOPSIS. Pada digunakan pada saat mencari nilai eigen matriks pada
penentuan bobot kriteria, penggunaan metode AHP perhitungan terbatas sampai 10 iterasi, sehingga
sangat efektif karena kriteria yang digunakan pada input yang dimasukan pengguna akan dikatakan
sistem ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dan pada tidak konsisten dan pengguna disuruh untuk
proses perangkingan, penggunaan metode TOPSIS menginputkan ulang. Untuk itu penulis
menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih mengharapkan jika kedepannya sistem ini
harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal dikembangkan perlu memerhatikan kelemahan
positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut sistem saat ini sebagai bahan pertimbangan untuk
pandang geometris dengan menggunakan jarak melakukan pengembangan sistem berikutnya.
Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari
suatu alternatif dengan solusi optimal. V. SIMPULAN
Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
Berdasarkan penelitian sistem “Pengembangan
Penentuan Hotel di Kecamatan Buleleng dengan
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di
metode AHP dan TOPSIS yang dikembangkan
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan
sesuai dengan Metode AHP dan TOPSIS ini

9
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
TOPSIS” yang telah dilakukan, maka diperoleh REFERENSI
kesimpulan sebagai berikut. [1] Hafsah, Kodong, F. R., & Julian, A. (2011). Sistem
1. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di Pendukung Keputusan Penentuan Hotel Dengan
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan Menggunakan Metode Promitee dan AHP. Seminar
Nasional Informatika (pp. 43-50). Yogyakarta: UPN
TOPSIS ini, berdasarkan hasil pengembangan Veteran.
menggunakan metode AHP dan TOPSIS telah [2] Hartini, D. C., Ruskan, E. L., & Ibrahim, A. (2013). Sistem
memadai untuk digunakan dalam proses Pendukung Keputusan Pemilihan Hotel Di Kota Palembang
pemilihan hotel, pada kasus ini penentuan bobot Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal
kriteria dilakukan dengan metode AHP dan proses Sistem Informasi (JSI), VOL. 5, NO. 1, 546-565.
perankingan alternatif dengan metode TOPSIS. [3] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng.
(2015). Direktori Hotel, Pondok Wisata, Rumah Makan,
Pada penentuan bobot kriteria, penggunaan Hotel dan Bar Kabupaten Buleleng Tahun 2015. Singaraja:
metode AHP sangat efektif karena kriteria yang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng.
digunakan pada sistem ini bersifat kualitatif dan [4] Deviyanti, G. (2012). Pembangunan Sistem Pendukung
kuantitatif. Dan pada proses perangkingan, Keputusan Pemilihan Hotel Di Yogyakarta dengan Metode
penggunaan metode TOPSIS menggunakan Weighted Product Berbasis Web. Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Teknologi Industri, Teknik
prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus Informatika.
mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif
[5] Budi, R. S., Indriyati, & Endah, S. N. (2012). Sistem
dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Kuliner Di
pandang geometris dengan menggunakan jarak Semarang dengan Metode Simple Additive Weighting.
Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif JOINT, VOL 13, NO 2, 9-16.
dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Dan [6] Efraim Turban, J. E. (2001). Decision Support Systems And
dalam pengembangan sistem ini mengunakan Intelligent Systems. New Jersey: Prentice Hall.Setiawan, S.
1993. Artificial Intelligence. Yogyakarta: Andi Offset.
proses SDLC (System Development Life Cycle).
Model yang digunakan dalam membangun
[7] Gunawan, A. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Perekrutan Karyawan Dengan Menggunakan Metode AHP
Aplikasi ini adalah Model Waterfall. Sistem ini (Analytical Hierarchy Process) Study Kasus Pada
dirancang dengan menggunakan use-case diagram PT.Valprisma Jaya Abadi. UDiNus Repository.
dan activity diagram. Pengimplementasian Sistem [8] Ridaini. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di Lokasi Objek Wisata Di Aceh Tengah Menggunakan
Metode TOPSIS. Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI),
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan Volume : IV, Nomor : 3 , 33-40.
TOPSIS menggunakan Sublime Text 2 dengan [9] Jogiyanto, H. M. (1990). Analisis Dan Desain Sistem
Bahasa pemrograman PHP, HTML dan Informasi Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Andi.
Javascript. [10] Santoso, P. B. (2012, May 10). Keputusan (Decision).
2. Respon pengguna terhadap aplikasi Sistem Retrieved from Budi Akademika:
Pendukung Keputusan Penentuan Hotel di http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/keputusan-decision/
Kecamatan Buleleng dengan metode AHP dan [11] Siregar, S. H. (2013). Sistem Penunjang Keputusan Untuk
TOPSIS dinyatakan sangat baik dengan persentase Menentukan Pelanggan Terbaik Menggunakan Metode
Fuzzy Mamdani (Studi Kasus : PT. Gita Snack Cabang
89%. Medan). Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV,
Berdasarkan hasil penelitian, pengembangan, Nomor: 2, 101-105.
dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, [12] Eniyati, S. (2011). Perancangan Sistem Pendukung
terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa
antara lain: (1) Pengembangan selanjutnya agar dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIK, Volume 16, No 2, 171-
penentuan jumlah iterasi yang digunakan dalam 176.
pencarian nilai eigen pada perhitungan AHP lebih [13] Fitriyani.(2012). Penerapan AHP Sebagai Model Sistem
diperhitungkan agar user lebih leluasa dalam Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Bersalin Contoh
melakukan perbandingan kriteria. (2) Dalam Kasus Kota Pangkalpinang. JSM STMIK Mikroskil, VOL
memecahkan masalah multikriteria metode AHP dan 13, NO 2,103-111.
TOPSIS bukan satu-satunya penggabungan metode [14] Perdana, N. G., & Widodo, T. (2013). Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru
pengambilan keputusan yang dapat digunakan, Menggunakan Metode TOPSIS. Seminar Nasional
alangkah lebih baik dicoba untuk menggunakan Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013
metode penggabungan yang lain untuk mengdukung (SEMANTIK 2013) (pp. 265-272). Semarang: UDiNus
keputusan yang lebih efektif. Repository.
[15] Cristal, Linda Yeti Surya. (2017). Sistem Informasi
Pemilihan Calon Ketua Osis Di Sma Pawyatan Daha, Vol.
01 No. 10 Tahun 2017.
.

10
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018

11

Anda mungkin juga menyukai